DISUSUN OLEH :
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Matematika Ekonomi dan Bisnis
dengan Ibu Irvia Eriza, M.Pd. selaku dosen pangampu . Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang etika dalam bisnis bagi teman – teman dan kami tentunya
dari kelompok 5.
Kami selaku penulis makalah meminta maaf jika masih ada salah dalam penulisan
makalah , oleh karena itu jika berkenan selaku dosen pengampu memberi saran dan kritik
agar kami bisa memperbaiki dan menjadi lebih baik kedepannya.
Penulis ,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu tentang logika mengenai bentuk, besaran,susanan, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang
yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika memiliki fungsi mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur dan menggunaka rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Matematik sebagai salah satu ilmu dasar merupakan mata
pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan, baik sekolah dasar,
sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Matematika merupakan ilmu yang memiliki
beberapa unit yang saling berkesinambungan satu sama lain. Yang terpenting dalam
mempelajari ilmu ini adalah bagaimana cara seseorang menerapkan konsep matematika
dalam pemecahan masalah. Pembahasan materi tentang barisan dan deret aritmatika, pasti
akan dipelajari beriringan dengan materi barisan deret geometri. Meskipun terlihat sama,
tetapi dua materi tersebut memiliki karakteristik dan rumus tersendiri.
Hal pembeda antara barisan dan deret aritmatika dengan barisan dan deret geometri
adalah polanya. Jika pada aritmatika menggunakan pola penambahan, maka pada
geometri menggunakan pola perkalian.
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman
pembaca untuk menentukan suku ke-n barisan aritmatika dan geometri, menentukan
jumlah n suku pertama, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan
deret.
1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan geometri?
2. Apakah yang dimaksud dengan barisan dan deret geometri?
3. Apakah perbedaan antara baris dan deret aritmatika dengan geometri?
4. Bagaimana cara menghitung baris dan deret geometri?
5. Bagaimana penerapan baris dan deret geometri dalam ekonomi dan bisnis?
Contoh soal :
1. Ada 10 orang tamu + 1 tuan rumah berapa banyak jabat tangan yang mungkin
terjadi ?
Banyak jabat tangan = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 55 kali jabat
tangan.
Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan – bilangan yang memiliki aturan tertentu dan di
pisahkan dengan koma.
Contoh soal :
3, 5, 7, 9, 11,.... → Barisan bilangan loncat 2
11, 8, 5, 2, -1,... → Barisan bilangan loncat -3
Tentukan tiga suku pertama pada barisan yang suku umumnya di rumuskan
dengan U n =2n+ 9 !
Jawab :
U n =2n+ 9
U 1=2.1+ 9=11
U 2=2.2+ 9=13
U 3=2.3+9=15
U n =U 1 ,U 2 , U 3 , …
Deret Bilangan
Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Bentuk umumnya adalah sebagai
berikut.
n
U 1 +U 2 +U 3 +… +U n=∑ U i
i=1
Contoh :
Deret bilangan genap : 2 + 4 + 6 + 8 + ....
Deret bilangan persegi panjang : 2 + 6 + 12 + 20 +....
Deret bilangan kubik : 13 +23 +33 +4 3 +¿....
PENGERTIAN GEOMETRI
Geometri menjadi salah satu ilmu matematika yang diterapkan dalam dunia arsip
tekstur dan merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan bentuk
maupun komposisi dan porsi. (Novelisa Sondang)
Geometri ini merupakan pengertian dasar dari sebuah cabang ilmu yang akan
mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi.
(Muhammad Fakhri Aulia)
Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik,
garis bidang dan benda-benda ruang serta sifatnya, ukuran dan hubungan antara
satu dengan yang lain. (Alders-1961)
Geometri membangun konsep dimulai dengan mengidentifikasi bentuk dan
menyelidiki bangunan sehingga bisa memisahkan gambar-gambar, seperti
segiempat, segitiga, dan lingkaran.
Barisan Geometri
Barisan geometri adalah pola bilangan atau urutan bilangan yang memiliki perbandingan
atau rasio tetap antarsukunya. Contohnya seperti pada pembelahan amoeba, di mana satu
amoeba akan membelah diri menjadi dua, dua amoeba akan membelah diri menjadi
empat, dan seterusnya.
Misalkan suatu barisan bilangan adalah U1, U2, U3, U4, …, Un-1, Un
Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan geometri, jika nilai perbandingan untuk setiap
suku ke – n ( Un ) dengan suku sebelumnya ( Un-1) adalah tetap. Nilai perbandingan itu
disebut rasio ( r ), ditulis :
Un
r=
U n−1
Dimana r ≠ 0 atau r ≠ 1
Misalkan suku pertama sama dengan a, rasio sama dengan r, maka :
U1, U2, U3, ..., Un
Un = arn-1
Ciri barisan geometri yang membedakannya dengan barisan aritmatika atau barisan lain
adalah perbandingan antar sukunya selalu tetap. Artinya, suku-suku pada barisan ini
merupakan kelipatan dari suku-suku sebelumnya. Kelipatan itu sesuai dengan rasionya,
bisa lebih besar dari 1 atau lebih kecil dari 1. Barisan geometri dibagi lagi menjadi yang
polanya tanpa batas atau tak hingga . Itulah mengapa, barisannya disebut barisan geometri
tak hingga. Barisan ini dibagi menjadi dua, yaitu barisan geometri tak hingga konvergen
dan divergen. Ciri barisan geometri tak hingga konvergen adalah rasionya berada di
antara -1 dan 1 (-1 < r < 1) dan nilainya akan terus mengecil. Sementara itu, ciri barisan
geometri tak hingga divergen ini adalah r > 1 dan nilainya akan terus membesar tanpa ada
batas tertentu.
Semakin lama nilainya semakin mengecil dan ujungnya akan mendekati angka 0. Hal ini
membuat deret geometri tak hingga konvergen dapat dihitung jika ditanyakan jumlah
seluruhnya.
Dengan ketentuan:
Un = suku ke-n;
a = suku ke-1 atau U1;
n = letak suku yang dicari; dan
r = rasio atau perbandingan antara Un+1 dan Un
DERET GEOMETRI
Deret geometri adalah yang bentuknya seperti barisan geometri, tetapi ditulis dalam
bentuk penjumlahan. Rasio pada deret geometri tersebut disimbolkan dengan r. Contoh
sederhana dari deret geometri adalah: 1 + 4 + 16 + 64 + 256,….
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ……………
Kalau ditanya berapa sih, jumlah seluruhnya? Jumlah seluruhnya tidak bisa dihitung
karena nilainya semakin besar.
Sn = a.n
Keterangan:
Sn = Jumlah suku ke – n dari deretan geometri
a = Suku pertama
⇔ Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + … + Un
⇔ = a + ar + ar2 + ar3 + …+ arn-1 ……………………… (1)
Dari persamaan (1) tersebut, semua suku akan dikalikan dengan r, maka menjadi:
⇔ r.Sn = r (U1 + U2 + U3 + U4 + … + Un )
Nah, dari persamaan (1) tersebut, semua suku akan dikalikan dengan r, maka
menjadi:
⇔ r.Sn = r (U1 + U2 + U3 + U4 + … + Un )
Sn – r.Sn = a + (-arn )
(1-r) Sn = a – arn
Hal yang membedakan antara barisan geometri dengan deret geometri adalah cara
penulisan susunannya. Jika pada barisan geometri, angka-angka dipisahkan
menggunakan tanda koma (,), maka pada deret geometri menggunakan tanda
penambahan (+). Itulah mengapa, definisi dari deret geometri adalah penjumlahan
dari masing-masing suku dari suatu barisan geometri.
Perhatikan penulisan pola susunan baku barisan geometri dan deret geometri
berikut ini!
Contoh Kasus 1
Sebuah perusahaan Genteng “GENTENGKU" menghasilkan 3.000 genteng pada
bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan
produktivitas, perusahaan mampu meningkatkan produksinya sebanyak 500
genteng setiap bulan. Jika perkembangan produksinya tetap, berapa genteng yang
dihasilkannya pada bulan kelima? Berapa genteng yang telah dihasilkan sampai
dengan bulan tersebut?
Diketahui:
a = 3.000
b = 500
n=5
S5 = 3.000 + (5 - 1)500 = 5.000
J5 = 5/2 (3.000 + 5.000) = 20.000
Jumlah produksi pada bulan kelima adalah 5.000 buah, sedangkan jumlah seluruh
jamu yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut 20.000 buah.
Contoh Kasus 2
Besarnya penerimaan PT "Cemerlang" dari hasil penjualan barangnya Rp 720 Juta
pada tahun ke lima dan Rp 980 Juta pada tahun ke tujuh. Apabila perkembangan
penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung, berapa perkembangan
penerimaan pertahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada
tahun keberapa penerimaan sebesar Rp 460 jt
Dalam Jutaan :
S7 = 980 => a + 6b = 980
S5 = 720 => a + 4b = 720
2b = 260
b = 130
Perkembangan penerimaan per tahun sebesar Rp 130 Juta
a + 4b = 720
a = 720 - 4b
= 720 - 4 (130)
= 200
Sn = a + (n - 1)b
460 = 200 + (n - 1) 130
460 = 200 + 130n - 130
390 = 130n
n=3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kelompok kami menyimpulkan bawa definisi barisan dan
deret dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti kita dapat mengetahui
seberapa banyak jabat tangan yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan
mengetahui banyaknya orang ditempat tersebut dsb banyak kita temui aplikasi
mengenai barisan dan deret di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ngapiningsih, Anna Yuni Astuti. 2007. Matematika Realistik Kelas IX untuk SMP dan MTs.
Klaten: Intan Pariwira
Sukino dan Wilson Simangunsong. 2007. Matematika untuk SMP kelas IX. Jakarta : Erlangga
Sartono Wirodikromo. 2004. Matematika SMA kelas XII IPA. Jakarta: Erlangga
Suwah Sembiring. Cucun Cunayah. Ahmad Zaelani.2008. Pelajaran Matematika