Tokoh Utama
Tokoh Tambahan
Nadhifa Anatasya
Gantara Imanuel
Java Raharja
sinopsis
Ocha merupakan gadis yang sangat cantik dan berhati lembut seperti bidadari.
Sifatnya yang baik itu banyak orang yang ingin berteman dengan dia. Selain
baik, ia juga friendly kepada siapapun itu.
Pada suatu hari ocha bertemu dengan lelaki yang bernama william. Mereka
berdua di kenalkan oleh sahabatnya ocha yaitu nadhifa. Lama-kelamaan ocha
cukup dekat dengan william dan akhirnya mereka jadian. Selang 3 tahun mereka
jadian, william mulai menghilang tanpa kabar, ntah kemana ia pergi. Ternyata ia
menghilang karena mantannya kembali menemui William. William lebih
memilih mantannya di bandingkan Ocha sang kekasihnya itu. Ocha mengatahui
hal itu, ia hanya bisa menangis dan ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Wiliam tidak sadar dengan itu, ia lebih memilih mantannya alias cinta pertama
yang hilang dan kini telah kembali. Wiliam dan Ocha berakhir lost contact dan
tidak lama dari itu mereka mengakhiri kisah cinta mereka yang mereka bangun
selama 3 tahun itu. Setelah putus Ocha menghilang tidak ada kabar dan William
menyesal meninggalkan Ocha karena ia di tinggal sang mantan untuk menikah.
Apakah itu karma untuk William?
1. Him
Ocha yang sedang bersantai di atas kasurnya yang nyaman itu dia ingin sekali
keluar rumah tapi ia tidak tau ingin pergi dengan siapa tiba-tiba ia mendapatkan
chat dari sahabatnya yaitu Nadhifa. “Pas banget ni anak ngechat.” Ucap Nadhifa
dalam hati.
Nadhifa cabatku
Oyy cha
Main yu
Bosen ni malam minggu di rumah mulu
Ayooo mau main kemana kita?
Sama gue juga bosen
Ke caffe yang baru itu yu
Pengen nyoba suasana baru
Gaslah kesana kita
Jam beraa kita kumpul?
Jam 8 lah ya
Nanti gua bawa temen gua ye
Sip jam 8 ya
Siapa tuh
Iya
Siapa aja boleh awokawok
Parah si, sahabatnya sendiri kaga dikasih tau
Setelah mendapat kabar dari sahabatnya itu Ocha melihat ke arah jam dinding,
jam tersebut menunjukan jam 7 malam. Ocha segera bersiap-siap untuk pergi ke
tempat yang sudah di janjikan oleh tadi. Saat bersiap- siap ia berpikir siapa
teman yang akan dibawa oleh Nadhifa nanti. “Hmm, siapa ya kira-kira yang
bakalan Nadhifa ajak? Cewe apa cowo ya?” Batin Ocha.
“Haishhh, kenapa gue mikirin itu sih mending gue sekarang lanjut siap-siap buat
berangkat.” Ocha pergi ke Caffe menggunakan ojol. Nama Caffe yang dituju
adalah Caffe Mewatu. Perjalanan dari rumah ke caffe hana 15 menit.
Setelah sampai, Ocha langsung masuk dan segera memesan menu di caffe,
lalu ia mencari meja yang kosong untuk mereka duduki. Selang 10 menit
Nadhifa datang tapi ia tidak sendiri melainkan berdua. Nadhifa datang dengan
laki-laki yang sangat tampan. Nadhifa menyapa Ocha “ Hei Ocha, udah lama
nunggu?” tanya Nadhifa. Ocha menjawab sembari tersenyum “Belum kok
Nadh, gue aja baru nyampe kok.” ucap Ocha. Nadhifa mendengar hal itu
langsung memesan makanan yang ada disana. Ocha dari tadi sibuk memainkan
hp terkejut dengan deheman Nadhifa “Ekhemmm, sibuk amat neng dari tadi
diem-diem aja.”
“Ya maaf, lagian gue juga lagi balesin chat dari nyokap Nadh”
“ Iya dah iya. Oh iya kenalin ini William sepupu gue Cha.” William langsung
mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ocha. Ocha melihat itu
langsung meraih tangan William lalu berkata, “Oh hai William, gue Ocha
sahabat Nadhifa dari SD. Salam kenal ya” William mendengar itu tersenyum
lalu menjawab “Hi juga Ocha, iya gue tau itu soalnya Nadhifa pernah cerita
tentang lu ke gue. Btw salam kenal juga ya.”
“Gue ga bisa lama-lama disini Cha, Ibun nelfon katanya ada urusan mendadak.”
“Ehh, iya gapapa kok Nadh. Santai aja lain kali kita bisa ngumpul lagi.”
“ Iya Ocha cantik, makasih ya udah mau ngertiin gue. Oh iya gue pulang dulu
ya.”
“Lu pulang naik apaa Nadh?” tanya Ocha.
“Gua udah di jemput sama Ibun Cha, tuh Ibun udah di depan. Gua duluan ya
Cha, Will”
Kondisi sekarang sedang canggung karena mereka berdua kehabisan topik. Tapi
William tidak tinggal diam, kini ia mencari topik tentang kesibukkan Ocha
sekarang.
“ Lho? Di Undip juga? Kok gue ga pernah liat ya? ” tanya Ocha penasaran.
“Ish bukan gitu, meskipun beda gedung gue aja ga pernah lo liat main sama
Nadhifa.”
“Hahaha, gue abis jadi Mahasiswa pertukaran pelajar Cha di Singapur selama 2
bulan, jadi maklum ajalah.”
“Jangan iri, lo bisa kok kalau mau kaya gitu asalkan ada usahanya. Kalo lo mau
nanti gue bantu deh.” Ucap William memberitahu Ocha dengan lembut.
“ Boleh-boleh, nanti lo bantuin gua ya? Sampai selesai oke?” Pinta Ocha kepada
William.
“ Aman Cha, nanti gue bantu sampai beres.” Balas William dengan senyuman
manisnya.
Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 dimana waktunya untuk pulang. Saat
ingin pulang Ocha berpamitan dengan William.
“ Eh udah jam sepuluh aja, Will gue izin pamit duluan ya? Udah malem
soalnya.”
“ Iya gue juga mau pulang kok Cha. Oh iya lu pulang naik apa?” tanya Willam
kepada Ocha.
“ Anjirlah, jangan naik ojol udah malem. Sama gue aja. Gue anter lo sampai
pintu gerbang rumah lo biar aman.”
“ Engga sama sekali, dari pada lo nanti kenapa-napaa kan bahaya.” Ucap
Willam.
“ Yaudah deh kalau gitu, gue pulang bareng lo ya Will. Sebelumnya makasih
banyak lo udah mau nganterin gua. Padahal gua gapapa kok naik ojol.”
“ Udah jangan ngomel mulu, buru naik keburu malem. Nanti lo diomelin sama
nyokap lo.”
“ Eh, iya-iya ini naik. Hati-hati ya bawa motornya.” Pinta Ocha kepada William.
William mendengar itu hanyak menggangguk untuk merespon ucapan Ocha.
William segera melajukan motornya, selang 15 menit mereka pun tiba didepan
rumah Ocha. Ocha berpamitan kepada William sembari mengucapkan terima
kasih karena telah menggantarkan Ocha pulang dengan selamat.
“Will, makasih banyak ya udah mau repot-repot nganter gue pulang, padahal
gua bisa kok pulang sendiri.”
“ Apaan dah, santai aja sama gue. Ini juga kan kemauan gua nganter lo pulang
Cha.”
“ Iya sama-sama. Oh iya Cha sorry nih, gue boleh minta nomor lo? Buat
nambah-nambah kontak aja si. ”
“ Boleh kok Will, sini hp lo gue add nomor gua.” William memberikan hp nya
kepada Ocha lalu Ocha menambahkan nomornya di hp William.
“ Nih Will, udah ntar lo contact gua duluan ya.” Ucap ocha sembari
memberikan hpnya kembali kepada William.
“Iya Ocha, nanti gua contact lo duluan deh. Oh iya gue pulang dulu ya Cha
udah malem juga. Lo masuk gih anak cewe ga baik di luar malem-malem.”
“ Iya Will, ini mau masuk. Lo pulangnya hati-hati ya? Jangan ngebut-ngebut
bahaya.”
“ Iya Ocha. Gue duluan ya Cha, gue pamit. Selamat malam Cha.”
Dan ya benar saja itu nomor milik William. Ocha segera membalas pesan
tersebut.
08xxx
Hai cha
Ini gue william
Oh hi will
Gue pikir siapa tadii
Ocha pun langsung menyimpan nomor William, yang awalnya nomor tidak
diketahui menjadi “William Antro”. Kepenapa Ocha menyimpan dengan nama
tersebut, karena Ocha menyimpan sesuai dengan jurusannya.
William Antro’20
“ Mending gue tidur dari pada salting ga jelas kaya gini. Padahal juga gue baru
kenal sama William tapi kenapa gue bisa se-salting ini?” monolog Ocha dalam
hati.
Senin pagi yang indah ini sangat nyaman untuk beraktivitas seperti biasa.
Ocha yang sudah bersiap - siap untuk ke kampus karena ia ada kelas pagi. Saat
ingin berangkat ke kampus ia menggechek kembali barang yang akan dibawa ke
kampus. Ingin berangkat ke kampus tiba –tiba posel Ocha berdering, ia
mendapat telepon dari sahabatnya itu yaitu Nadhifa.
Setelah kelas selesai, Ocha dan Nadhifa bersiap - siap untuk pulang. Saat
perjalanan ke parkiran Ocha melihat William yang sedang berjalan ke arah
mereka berdua. Ocha yang melihat itu menyenggol tangan Nadhifa.
“ Bibir lo ga usah gitu bisa? Mirip bebek lo kaya gitu.” Ejk Nadhifa.
“ IHHHHHHHH NGESELIN!”
Tak lama kemudian William tiba di hadapan mereka berdua dan menyapa
mereka.
“ Hi Cha, Nadh.”
“ Kita berdua sebagai anak kuliahan yang ingin hemat mau banget gila
HAHAHA.”canda Ocha yang di ikuti ketawa oleh Nadhifa dan William.
“ Iya nih demen hhahaha.” Ucap William, mendengar itu muka Ocha memerah
karena malu, berakhir Ocha digoda terus-terusan dengan Nadhifa.
“ Udah Nadh, jangan digituin Ochanya, kasian calon pacar gue.” Goda William.
“ Ayo makan siang bareng gue udah laper banget nih.” Ajak Nadhifa kepada
Ocha dan William. Mendengar hal itu mereka menggangukkan kepala yang
berati menyetujui ajakan tersebut.
Mereka bertiga pun berangkat menuju warmindo untuk makan siang disana.
Sesuai janji diawal, William yang akan mentraktir mereka berdua.
Saat mereka bertiga ingin makan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil
Ocha.
“ Permisi, ini Ocha bukan ya?!” ucap pria itu kepada Ocha.
“ Iya mas, saya Ocha. Masnya siapa ya?” tanya Ocha yang sebenarnya tidak
asing dengan muka pria tersebut.
“ Awak gantara Cha, lah lupo Ocha jo awak tu?” Jawab gantara menggunakan
bahasa Minang.
„ Maaf cha awak ganti nomor. Nomor Ocha hilang Cha indak tau mau chat
Ocha kemano.”
“ Iya deh iya, oh iya kenalin ini gantara temen masa kecil Ocha di Padang.”
Iya benar sekali, sebelum pindah ke Semarang, Ocha dulu tinggal di Padang.
Kedua orang tua Ocha merupakan asli Padang. Ocha ke Semarang merantau
ikut kedua orang tuanya.
Saat mendengar itu William dan Nadhifa berkenalan satu sama lain. Dan
Gantara pun ikut makan siang bersama dengan William dan Nadhifa di
Warmindo itu. Mereka makan siang sambil bercerita banyak hal. Setelah makan
siang mereka pulang kerumah masing-masing dan tak lupa saling berpamitan.
“ Bro makasih banyak juga traktirannya. Nanti kapan- kapan lo ikut gua nongki
deh biar gantian gua traktir.” Ajak Gantara kepada William.
“ Atur aja waktunya Bro, ntar calling gue ya kalo mau nongki.”
“ Makasih ya adik maniez traktirannya sering-sering kaya gini biar gue hemat
HAHAHAH.” Mendengar ucapan Nadhifa mereka semua tertawa karena hal
tersebut lucu.
“ Oh iya gue duluan ya, gue masi ada kelas tambahan.” Pamit William kepada
mereka semua.
“ Iya sok atuh Will, hati-hati ya.” ucap Ocha kepada William. William
mendengar itu menggngguk lalu berpamitan dengan mereka.