Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL TENTANG TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA

Ragam bahasa orang yang berpendidikan yakni bahasa dunia pendidikan, merupakan
pokok yang sudah sering ditelaah orang. Ragam itu jugalah yang kaidah-kaidahnya sudah
diberikan secara lebih lengkap jika dibandingkan dengan ragam bahasa yang lain. Ragam itu
tidak saja ditelaah dan diperikan, tetapi juga diajarkan di sekolah. Sejarah umum
perkembangan bahasa Indonesia menunjukkan bahwa ragam bahasa Melayu Tinggi pada
awal masa perkembangan bahasa Indonesia memperoleh gengsi dan wibawa yang tinggi
karena ragam itu juga yang dipakai oleh kaum berpendidikan yang kemudian berhasil
menjadi tokoh penting di berbagai bidang kehidupan. Pemuka masyarakat yang
berpendidikan umumnya terlatih dalam ragam sekolah itu. Ragam itulah yang dijadikan tolak
ukur bagi pemakaian bahasa yang benar. Fungsinya sebagai tolak ukur memunculkan nama
bahasa baku atau bahasa standar baginya. Proses tersebut terjadi di dalam banyak masyarakat
bahasa yang terkemuka, seperti Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Italia.

Di Indonesia keadaannya agak berlainan. Para pejabat tinggi dan tokoh masyarakat, yang
telah berjasa memperjuangkan kemerdekaan, tidak semuanya memperoleh kesempatan
memahiri ragam bahasa sekolah secara cukup dan baik. Oleh Karena itu, tidaklah tepat
mengidentifikan bahasa Indonesia baku dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh para
pejabat tinggi dan tokoh masyarakat Indonesia. Masalah itu timbul karena di Indonesia
kemahiran berbahasa yang benar, walaupun dihargai, belum menjadi salah satu prasyarat
untuk mengukur tingkat kelayakan seseorang menempati kedudukan yang terpandang di
dalam masyarakat.

Kenyataan yang tidak menggembirakan itu perlu dikembalikan ke salah satu peran dunia
pendidikan sebagai ajang persemaian para pemimpin masa depan. Ragam bahasa yang
diajarkan dan dikembangkan di dalam lingkungan itulah yang akan menjadi ragam bahasa
calon pemimpin sehingga pada suatu saat bahasa Indonesia yang baku memang dapat
disamakan dengan ragam bahasa para tokoh dan pemimpin yang memancarkan gengsi dan
wibawa kemasyarakatan. Oleh sebab itu, di Indonesia semua pembakuan hendaknya bermula
pada ragam bahasa pendidikan dengan berbagai coraknya dari sudut pandang sikap, bidang,
dan sarananya.

Anda mungkin juga menyukai