Anak dengan tingkah laku yang sangat nakal dan susah di atur sering sekali membuat guru/orangtua marah dan stres. Tetapi pada beberapa kasus anak yang suah diatur dan nakal dapat berubah dengan pola bimbingan oleh guru dan orangtua. Guru profesional harusnya memahami bagaimana cara mengatasi tingkah laku setiap anak yang berbeda-beda. Pada film ini menceritakan bagaimana seorang guru yang bernama Lin dapat mengubah sikap/tingkah laku anak yang bernama zi-jie. 1. Pendekatan Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam menerima materi serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Di dalam perasaan rohaniah tercakup perasaan intelektual, perasaan sosial, dan perasaan harga diri. Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Untuk itu, pendekatan emosional perlu dijadikan salah satu pendekatan atau metode. Dalam film ini guru Lin sangat sabar dan selalu memberikan pengertian kepada anak didiknya terutama kepada zi-jie yang notaben nya murid yang emosianal dan agresif. Guru Lin menunjukkan bahwa seorang guru tidak boleh melabeli bahwa anak ini nakal,anak ini susah diatur,dsb, tetapi seorang guru harus bisa mendekati anak didik dan menanyakan apa yang menjadi kesulitanya, kemudian memberikan ruang untuk anak didik berinteraksi secara efektif yang bertujuan dapat mendorong perkembangan emosional setiap anak didik tersebut. 2. Teori Belajar Menurut saya pada film ini menggunakan teori Behavioristik yaitu salah satu teori belajar dengan fokus mengedepankan adanya perubahan perilaku dari peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang dilakukan. Adanya perubahan dari tingkah laku ini karena munculnya interaksi antara dua elemen, yakni stimulus dan respons karena itu teori ini orientasinya ada pada perilaku lebih baik. Jika siswa dan siswi tidak menunjukkan perubahan setelah adanya pembelajaran yang dilakukan, maka teori belajar ini dapat dikatakan tidak berjalan dengan baik. Dalam teori ini semua tingkah laku manusia bisa dilihat dan ditelusuri menggunakan bentuk refleks. Dilihat dari psikologi, teori ini juga dikenal sebagai teori pembelajaran yang didasarkan pada pengkondisian lingkungan. 3. Peran Guru Guru memiliki peran yang dikatakan sangat penting dalam memaksimalkan perkembangan sosial emosional anak. Berhasil atau tidaknya pembelajaran di sekolah berada ditangan guru. Tentunya hal ini harus mendapatkan sorotan lebih terhadap kualitas maupun kuantitas guru sebagai guru profesional. Guru memiliki peran yang sangat penting guna membentuk peserta didik membangun sikap positif dalam belajar, meningkatkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan dalam logika intelektual, serta menciptakan pembelajaran yang tepat untuk peserta didik. Pada film ini guru Lin termasuk guru yang profesional dalam mendidik, cara beliau memanjemen kelas, cara memimpin kelas, cara menciptakan pembelajaran di kelas yang menarik pada siswa, cara beliau memberikan bimbingan konseling kepada zi-jie dan orangtua nya dan cara beliau bertanggungjawab sepenuhnya dalam membimbing zi-jie sampai tingkah laku nya berubah menjadi lebih baik. 4. Kolaborasi Antara Guru, Siswa dan Orangtua Kolaborasi guru dan orangtua dalam membentuk karakter anak itu sangat penting. Karena guru dan orang tua sama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak. Orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anaknya di rumah, sedangkan guru bertanggung jawab untuk mendidik di sekolah. Untuk itu sangat diperlukan jalinan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua agar terbina hubungan timbal balik dalam rangka membentuk karakter anak didik sesuai dengan harapan bersama yaitu menciptakan generasi yang berkarakter. 5. Gaya Belajar Gaya belajar yang dimiliki oleh seseorang ada 3 yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok dengan gaya itu, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Pada dasarnya semua gaya belajar tersebut dimiliki oleh setiap manusia. Hanya saja kemampuan tersebut tidak berkembang secara optimal. Kemampuan gaya belajar seseorang lebih sering hanya 1 saja yang bisa benar benar optimal karena orang tersebut sudah merasa cocok dengan gaya belajarnya. Dan pada film ini menggunakan gaya belajar kinestetik, yaitu proses pembelajaran yang mengandalkan sentuhan atau rasa untuk menerima informasi dan pengetahuan. Seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung suka melakukan, menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami secara langsung dibandingkan pembelajaran di kelas yang kebanyakan menulis.