Anda di halaman 1dari 47

1

PENGARUH PROMOSI, BRAND IMAGE, DAN KUALITAS


PELAYANANTERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI BANK
SYARIAH DENGAN MINAT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI BANK SYARIAH INDONESIA CABANG PASURUAN)

SEMINAR USULAN TESIS

OLEH
AYU MUSFITA SARI
NIM 20187103007

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI

2021
2

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................7
1.5 Sistematika Penelitian.............................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Hasil Penelitian Yang Relevan.............................................................................10


B. Kajian Teori...................................................................................................................12
1. Keputusan Konsumen................................................................................................12
2. Minat..........................................................................................................................14
3. Promosi .....................................................................................................................15
4. Brand Image...............................................................................................................18
5. Kualitas Pelayanan.....................................................................................................22
C. Kerangka Pikir...............................................................................................................29
D. Hipotesis .......................................................................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...........................................................................................................36
B. Lokasi Penelitian........................................................................................................35
C. Populasi dan Sampel..................................................................................................37
D. Teknik Pengumpulan data..........................................................................................38
E. Skala Pengukuran.......................................................................................................39
F. Definisi Konsep dan Operasional..............................................................................40
G. Instrumen Penelitian..................................................................................................41
H. Uji Instrumen Penelitian ...........................................................................................42
I. Uji Statistik ...............................................................................................................43

DAFTAR RUJUKAN
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang baik

dan memberikan pengaruh pada lingkungan perbankan nasional, walaupun pangsa pasar bank

syariah relatif masih kecil. Fungsi perbankan di Indonesia baik untuk masyarakat industri

besar, menengah, dan kecil mempunyai pengaruh yang signifikan dalam perkembangan

ekonomi di Indonesia. Bank syariah hadir karena kebutuhan akan bank baik untuk penguatan

modal atau penyimpanan uang dan penitipan uang oleh masyarakat sudah menjadi hal yang

biasa. Dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat serta memberikan rasa aman, nyaman

dalam transaksi perbankan, kehadiran bank syariah merupakan salah satu solusi untuk

menambah kepercayaan terhadap kegiatan perbankan khususnya di Indonesia yang mayoritas

penduduknya muslim. Penduduk Indonesia sebagian besar adalah beragama islam, namun

kalau dikaitkan dengan perkembangan bank syariah di Indonesia sangat tidak seimbang bila

dibandingkan dengan perkembangan negara lain.

Umat islam diharapkan dapat memahami pelaksanaan bank syariah, agar menjadi

tempat transaksi yang amanah sesuai dengan syariat islam. Pengelola bank syariah harus

cermat dalam mengenali dan mengidentifikasi semua mitra kerja yang sudah ada maupun

yang potensial untuk pengembangan bank syariah. Untuk itu, peran IAEI (Ikatan Ahli

Ekonomi Islam) dalam mempelopori dan mendorong keterpaduan langkah untuk menjawab

berbagai tantangan tersebut sangat diperlukan sehingga industri keuangan syariah nasional

semakin berkualitas, berkembang secara berkelanjutan dan mampu bersaing dalam

persaingan global, khususnya dalam menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
4

Dalam menunjukkan produk yang dimiliki, bank juga harus memberikan informasi

kepada masyarakat. Promosi yang dapat dilakukan bank harus memberikan informasi yang

tepat dimana komunikasi berperan penting, dalam hal ini promosi menjadi suatu yang

berharga. Dengan diadakan promosi maka masyarakat mengetahui apa saja yang diberikan

oleh bank keinginan masyarakat untuk menabung (Indriyanto, 2000:235). Namun tindakan

promosi oleh bank juga bisa mengurangi niat masyarakat bila dilakukan dengan tujuan yang

tidak tepat atau berlebihan oleh karena itu bank harus dapat memanfaatkan dengan benar

media promosi seperti iklan media cetak atau elektronik, promosi langsung atau mengadakan

even/ acara yang tersedia (Astuti,2013:5).

Selain strategi yang digunakan perusahaan melalui promosi untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan nasabah, perbankan tersebut juga harus meningkatkan kualitas

pelayanan. Karena konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu

produk atau jasa, salah satunya berdasarkan kualitas jasa yang baik. Kualitas layanan

merupakan salah satu unsur penilaian konsumen terhadap perusahaan yang bergerak dalam

bidang jasa. Layanan yang diterima nasabah akan dipersepsikan sebagai baik, standar,

atau buruk. Persepsi nasabah ini merupakan bentuk akhir pembentukan citra kualitas jasa.

Persepsi nasabah terhadap kualitas layanan inilah yang merupakan penilaian menyeluruh

atas keunggulan suatu jasa.

Bank dalam memberikan pelayanan kepada nasabah tidak hanya memperhatikan

kualitas pelayanan yang dberikan tetapi juga citra merek. Citra merek (brand image) adalah

sekumpulan asosiasi merk yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen (Rangkuto, 2004:

244). Melalui citra merek yang kuat, maka pelanggan akan memiliki asumsi positif terhadap

merek dari produk yang ditawarkan oleh bank. Brand image menjadi hal yang sangat penting

diperhatikan bank, melalui brand image yang baik maka dapat menimbulkan perasaan positif

pada saat membeli atau menggunakan merek tertentu. Citra merek (brand image) memiliki
5

posisi strategis dalam persaingan yang tidak dapat diabaikan oleh perusahaan dalam rangka

menarik minat nasabah untuk menggunakan produk yang ditawarkan.

Image yang diyakini oleh konsumen mengenai sebuah merek sangat bervariasi dari

persepsi masing-masing individu. Nasabah memandang produk tabungan pada Bank Syariah

Indonesia sebagai tabungan yang sangat berkualitas dapat dipercaya dan memberikan

keuntungan yang sangat menarik bagi nasabah. Kualitas sebuah merek memberikan alasan

yang sangat penting bagi nasabah untuk memilih produk. Apabila image yang tertanam

dalam suatu produk baik, maka konsumen akan membeli produk itu, sebaliknya apabila

image yang tertanam dalam produk buruk maka konsumen tidak akan memilih produk

tersebut. Image yang positif tentu menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan produk

tersebut.

Keputusan nasabah adalah elemen yang sangat penting untuk menentukan

pertumbuhan bank agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan. Keputusan merupakan

seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, seorang konsumen

harus memiliki pemilihan antara melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian

(Schiffman dan Kanuk, 2008: 485).

Akan tetapi, masyarakat yang memutuskan untuk menjadi nasabah tentunya

didasarkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.

Sangadji dan Sopiah (2013: 24) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen. Salah satunya adalah faktor

psikologis yang mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian. Dalam

hal ini kepribadian meliputi opini, minat dan prakarsa. Minat sebagai salah satu faktor

yang mendorong keputusan seseorang merupakan kecenderungan dalam diri individu

untuk tertarik atau menyenangi suatu objek (Slameto, 1987: 180). Objek yang digunakan

untuk menarik minat seseorang dapat berasal dari berbagai media, salah satunya adalah
6

media promosi. Masyarakat biasanya melakukan pencarian informasi sebelum ia melakukan

suatu pembelian, baik melalui orang disekitar maupun melalui media iklan. Oleh sebab itu,

kegiatan promosi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh bank. Promosi atau

pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk

yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2000:19).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul ”Pengaruh Promosi, Brand Image, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan

Nasabah Menabung Di Bank Syariah Dengan Minat Sebagai Variabel Intervening” (Studi

Bank Indonesia Syariah Cabang Pasuruan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Promosi terhadap keputusan nasabah menabung di bank

syariah Indonesia cabang Pasuruan?

2. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap keputusan nasabah menabung di bank

syariah Indonesia cabang Pasuruan?

3. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap keputusan nasabah menabung di

bank syariah Indonesia cabang Pasuruan?

4. Bagaimana pengaruh Promosi terhadap minat nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan?

5. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap minat nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan?


7

6. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap minat nasabah menabung di

bank syariah Indonesia cabang Pasuruan?

7. Bagaimana pengaruh Minat terhadap Keputusan nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan?

8. Bagaimana pengaruh Promosi terhadap keputusan dengan Minat sebagai variabel

intervening?

9. Bagaimana pengaruh Brand Image terhadap keputusan dengan Minat sebagai

variabel intervening?

10. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap keputusan dengan Minat sebagai

variabel intervening?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Promosi berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan.

2. Brand Image berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan.

3. Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung di bank

syariah Indonesia cabang Pasuruan.

4. Promosi berpengaruh terhadap minat nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan.

5. Brand Image berpengaruh terhadap minat nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan.


8

6. Kualitas Pelayananberpengartuh terhadap minat nasabah menabung di bank

syariah Indonesia cabang Pasuruan.

7. Minat berpengaruh Kerhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah

Indonesia cabang Pasuruan.

8. Promosi terhadap keputusan dengan Minat sebagai variabel intervening.

9. Brand Image terhadap keputusan dengan Minat sebagai variabel intervening.

10. Kualitas Pelayanan terhadap keputusan dengan Minat sebagai variabel

intervening.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan maupun

bagi pihak yang terlibat didalamnya, diantaranya adalah :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi masyarakat

mengenai brand image, promosi, serta kualitas pelayanan pada perbankan syariah dan

juga sebagai sumbangan pemikiran mengenai pengembangan penelitian yang sudah ada.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perbankan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perbankan dimasa

yang akan datang.

b. Bagi mahasiswa

Menambah pengetahuan dan masukan agar penelitiannya dapat lebih difokuskan dan

lebih baik lagi.


9

c. Bagi Peneliti dan Akademis

Penelitan ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya

bagi yang berminat untuk memperdalam masalah pengetahuan masyarakat terhadap

Bank Syariah, kualitas pelayanan yang diterapkan pada Bank Syariah, dan juga

bauran pemasaran yang digunakan pada Bank Syariah.

E. Sistematika Penulisan

1) BAB I Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang

mendasari diadakannya penelitian. Rumusan masalah merupakan pertanyaan

mengenai keadaan yang memerlukan jawaban penelitian. Tujuan penelitian berisi

tentang hal yang ingin dilakukan. Kegunaan penelitian merupakan hal yang

diharapkan dapat dicapai dalam penelitian. Sistematika penulisan mencakup uraian

singkat pembahasan materi tiap bab.

2) BAB II Landasan Teori. Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan dan

penjelasan dari pengertian Promosi, Brand Image, Kualitas Pelayanan, Minat,

Keputusan Nasabah dan berisi tentang perbedaan beberapa penelitian terdahulu,

telaah pustaka serta kerangka teori.

3) BAB III Metode Penelitian. Bab ini menguraikan mengenai objek yang akan

dibahas, jenis dan sumber data yang merupakan penguraian jenis data dari variabel

variabel penelitian serta dari mana sumber data berasal, penelitian sampel berisi

tentang jumlah populasi dan sampel yang digunakan berserta metode yang dipakai

dalam pengambilan sampel, variabel penelitian dan defenisi operasional berupa

variabel yang dipakai dalam penelitian berserta penjabaran secara operasional, teknik

pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk megambil data. Metode
10

analisis data berupa alat analisis yang digunakan dalam penelitian.

4) BAB IV Analisis Data. Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian yang membahas

mengenai gambaran penelitian. Analisis data berupa penyebaran data agar lebih

mudah dibaca. Pembahasan bertujuan untuk mencari makna yang lebih mendalam dan

penerapan dari hasil analisis.

5) BAB V Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan agar

dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan perbankan syariah untuk

meningkatkan kinerjanya. Kesimpulan merupakan sajian singkat dari analisis yang

dilakukan. Saran berupa anjuran kepada pihak yang berkepentingan terhadap analisis

penelitian.
11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Hasil Penelitian Yang Relevan

Pada dasarnya penelitian tidak akan berjalan dengan murni, pada umumnya telah

ada acuan yang mendasar atau peneliti yang sejenis. Oleh karena itu berikut ini adalah hasil

hasil penelitian yang relevan:

Dalam peneltian yang dilakukan oleh Sarita (2017), hasilnya variabel promosi

berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan nasabah menabung. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Nurlaeli (2017) dalam penelitiannya. Sementara penelitian yang

dilakukan Ali (2017), hasilnya variabel promosi berpengaruh positif signifikan terhadapa

keputusan nasabah. Lailiya (2017) dalam penelitiannya bahwa faktor promosi tidak

berpengaruh terhadap keputusan nasabah Bank Syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2013), hasilnya variabel Brand Image

berpengaruh positif dan signifikan. Hasil yang sama dikemukakan oleh Saputra (2018) dalam

penelitiannya menerangkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung pada Bank Syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Istiana (2015)

Brand Image berpengaruh terhadap keputusan menabung di Bank Syariah. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Setya (2015), hasilnya variabel Brand Image tidak

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menabung di Bank Syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2017) menyimpulkan bahwa Kualitas

layanan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung di bank syariah. Hal yang sama

juga di kemukakan oleh Putri (2016) dan Nurlatifah (2018) dalam penelitiannya. Namun hal
12

yang berbeda dikemukakan oleh Ari dkk (2015) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan

tidak berpengaruh terhadap keputusan menabung pada bank syariah.

Peneliti yang meneliti tentang Brand Image terhadap minat menabung adalah Said

(2016) menyimpulkan bahwa Brand Image memiliki pengaruh terhadap minat menabung di

BMT Se-Kabupaten Demak, dan penelitian yang dillakukan oleh Tarwiyatun Niza (2016)

menyimpulkan bahwa Brand Image berpengaruh positif terhadap minat menabung.

Sedangkan penelitia yang dilakukan oleh Prasuhanda (2016) menyimpulkan bahwa Brand

Image berpengaruh negatif terhadap minat menabung.

Penelitian yang meneliti tentang kualitas layanan terhadap minat menabung adalah

Prassetyo (2017) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap minat menabung.hal yang sama di kemukakan oleh Yani (2018) dalam

penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2016) menyimpulkan bahwa

kualitas layanan memiliki pengaruh positif tehadap minat nasabah untuk menabung.

Sedangkan dalam penelitian Asih, Saryadi, dan Sendhang (2013) menyimpulkan bahwa

kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap minat Menabung.

B. Kajian Teori

1. Keputusan Konsumen

a. Definisi Keputusan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengambil sebuah keputusan.

Menurut pemahaman yang paling umum, keputusan merupakan seleksi terhadap dua

pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, seorang konsumen harus memiliki

pemilihan antara melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian (Schiffman

dan Kanuk, 2008:485).

b. Faktor-Faktor Utama Penentu Keputusan Pembelian Konsumen


13

Terdapat tiga faktor yang mempengruhi konsumen untuk mengambil

keputusan yaitu (Sangadji dan Sopiah, 2013:24):

1. Faktor Psikologis

Faktor ini mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian.

Sikap dan minat merupakan faktor psikologis yang memengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk

beraksi terhadap penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara

konsisten. Kepribadian adalah faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku

konsumen. Kepribadian adalah pola individu merespon stimulus yang muncul dari

lingkungannya. Kepribadian meliputi opini, minat dan prakarsa.

2. Faktor Situasional

Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat belanja,

waktu belanja, penggunaan produk dan kondisi saat melakukan pembelian.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial mencakup undang-undang atau peraturan, keluarga, kelompok

referensi, kelas sosial, dan budaya.

c. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan rasional digunakan dalam pemecahan masalah dalam

perilaku konsumen. Dalam mengambil keputusan pembelian, kegiatan konsumen

yang bersifat mental maupun fisik akan melalui beberapa tahap dalam pembelian

produk di antaranya pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

proses pembelian dan perilaku pasca pembelian (Alfansi, 2012:31).

1) Pencarian Informasi

Sebelum melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa konsumen


14

dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Konsumen dapat melakukan

percobaan pembelian barang, mengamati karakteristik dan kualitas produk atau jasa.

Dalam hal ini nasabah akan mencari informasi tentang jasa perbankan baik itu melalui

orang di sekitar atau melalui media iklan.

2) Evaluasi Alternatif dan Konsumsi

Informasi yang terkumpul dapat dikembangkan menjadi daftar-daftar pilihan

yakni sejumlah kecil nama produk untuk membuat keputusan pembelian. Dalam hal

ini nasabah akan menjatuhkan beberapa pilihan bank. Kemudian nasabah

mengevaluasi tiap bank yang dilanjutkan pada proses pengambilan keputusan dengan

berbagai pertimbangan.

3) Perilaku Pasca Pembelian

Tahapan ini diperlukan oleh konsumen sebagai bagian dalam membangun

pengalaman dan pengetahuan tentang produk. Konsumen mengevaluasi apakah

produk tersebut telah sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Perilaku konsumen

perbankan pasca pembelian dapat dilihat dari tingkat kepuasan nasabah, minat pada

merek, perilaku keluhan, perilaku perpindahan merek dan kesetiaan nasabah.

2. Minat

a. Pengertian Minat

Minat adalah aspek kejiwaan dan bukan hanya mewarnai perilaku seseorang

untuk dapat melakukan aktifitas yang menyebabkan seseorang merasa tertarik kepada

sesuatu. Selain itu minat memiliki makna yang luas, karena dengan minat akan

mampu merubah sesuatu yang belum jelas menjadi lebih jelas (Ibrahim dan

Rusdiyanto, 2016: 49-50). Selain itu, Slameto (1987: 180) mendefinisikan minat

sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik atau menyenangi suatu
15

objek. Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

merupakan keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan

terkait dalam hal ini adalah kegiatan menggunakan produk bank syariah.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Sudarsono (dalam Puspitarini, 2016: 43) menyebutkan bahwa faktor-

faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang

berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari dalam diri seseorang dapat

didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,

penghargaan dari lingkungan di mana ia berada.

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam

menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.

3. Promosi

a. Pengertian Promosi

Menurut Cannon (2009: 69) promosi diartikan dengan mengkomunikasikan

informasi antara penjual dan pembeli yang potensial atau orang lain dalam saluran

untuk memengaruhi sikap dan perilaku. Promosi juga melibatkan pemberitahuan yang

ditujukan kepada pelanggan bahwa produk tersedia di tempat dan harga yang tepat.

Menurut Sunyoto (2015: 161) promosi adalah semua kegiatan yang

dimaksudkan untuk meningkatkan produk dari produsen sampai pada penjualan

akhirnya, misalnya dengan spanduk maupun brosur. Promosi penjualan dapat

diberikan kepada konsumen, perantara, maupun tenaga penjualan.


16

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah

kegiatan yang dilakukan guna memberikan informasi mengenai suatu produk kepada

calon konsumen agar konsumen tersebut memiliki keinginan terkait menggunakan

produk bank syariah.

Kegiatan promosi/pemasaran selalu ada dalam setiap kegiatan, baik kegiatan

mencari keuntungan atau kegiatan sosial. Promosi juga dilakukan dalam rangka untuk

menghadapi persaingan yang terus meningkat dari waktu ke waktu (Kasmir,

2004:168). Dalam praktiknya sebuah perusahaan memiliki beberapa tujuan dalam

melakukan kegiatan promosi, antara lain:

a. Untuk memenuhi kebutuhan akan suatu produk

b. Untuk memenuhi keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa

c. Untuk memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya

d. Untuk meningkatkan penjualan dan laba

e. Untuk menguasai pasar dan menghadapi pesaing

Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit,

kegiatan pemasaran merupakan kegiatan utama. Tanpa kegiatan promosi kebutuhan

dan keinginan pelanggan tidak akan terpenuhi secara maksimal. Oleh sebab itu, bank

harus mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan dikelola secara

profesional agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah secara maksimal baik terhadap

produk maupun jasanya.

Dalam merencakan kegiatan promosi, bank juga perlu memperhatikan

lingkungan promosi. Lingkungan promosi bank dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan

mikro dan lingkungan makro (Kasmir, 2004: 174). Komponen-komponen

lingkungan mikro adalah sebagai berikut:

1) Manajemen itu sendiri


17

Maksudnya adalah kemampuan dari masing-masing fungsi manajemen yang ada di

dalam bank untuk bekerja sama. Kerjasama yang baik akan sangat berpengaruh

terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2) Pemasok

Merupakan perusahaan penyedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan.

3) Perantara Pemasaran Bank

Merupakan perusahaan yang membantu perusahaan mempromosikan, menjual dan

mendistribusikan barang kepada konsumen.

4) Nasabah

Merupakan konsumen yang membeli atau menggunakan produk yang dijual atau

ditawarkan oleh bank.

5) Pesaing Bank

Merupakan lawan bank yang memproduksi atau menjual barang yang sejenis di

wilayah tertentu.

6) Publik

Merupakan kelompok yang memiliki minat nyata atau potensial atau dampak

terhadap kemampuan sebuah organisasi mencapai sasarannya.

4. Brand Image (Citra Merek)

a. Pengertian Citra Merek

Menurut American Marketing Association, definisi merek (brand) adalah

nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut.

Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang di

hasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing

(Freddy,2013).
18

Pengertian image secara umum merupakan sekumpulan keyakinan, ide,

kesan, dan sekumpulan persepsi dari seorang atau masyarakat terhadap suatu produk,

merek, figure, organisasi, perusahan bahkan Negara yang dibentuk melalui berbagai

sumber. Menurut kotler, image yang positif memiliki 3 fungsi, yaitu:

1. Membentuk karakter produk atau perusahaan.

2. Image membentuk karakter tersebut dengan cara tersendiri,

sehingga tidak keliru dengaan pesaing.

3. Image menyalurkan kekuatan emosional

Brand Image juga merupakan hasil dari pandangan atau penelitian konsumen

terhadap suatu brand baik atau buruk. Hal itu berdasarkan pertimbangan atau

menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa brand,

sehingga brand penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih. Image yang

kuat dan positif akan menjadi salah satu hal yang penting. Tanpa image yang kuat dan

positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan

mempertahankan yang sudah ada. Dengan menciptakan brand image yang tepat dari

suatu produk tentu akan sangat berguna bagi para konsumen, karena brang image

akan mempengaruhi penilaian atas alternative brand yang dihadapinya (Freddy,2013).

Dalam brand image terkandung beberapa hal yang yang menjelaskan merek

sebagai produk, merek sebagai organisasi dan merek sebagai symbol. Brand image

bisa juga tercipta dari faktor-faktor lainnya. Band image tercipta bisa dengan waktu

yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang sangat singkat.hal ini tergantung

dengan perusahaan itu sendiri bagaimana membangun brand image dan

memeliharanya. Brand image menurut Freddy Rangkuti adalah sekumpulan ingatan,

kesan, dan persepsi dari seseorang, satu komunitas atau masyarakat tentang suatu

merekyang terbentuk dibenak konsumen. Sedangkan menurut Philip Kotler brand


19

image merupakan sejumlah keyakinan tentang merek.

b. Variabel Brand Image

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih dan Didit Darmawan variabel

Brand Image adalah:

1) Citra pembuat (corporate image), citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri.

Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain

agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai

apa yang akan dilakukan oleh perusahaan.

2) Citra pemakai (user image), dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak

dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang

diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan tersebut.

3) Citra produk (product image), citra konsumen terhadap produk yang dapat berdampak

positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan,dan harapan dari

konsumen.

Sedangkan menurut Sutisna brand image memiliki tiga variabel pendukung, yaitu:

1) Citra pembuat (corporate image), merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau

jasa.

2) Citra pemakai (user image),merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

3) Citra produk (product image), merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan seorang konsumen terhadap suatu produk.

Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk mendongkrak penjualan produknya, salah

satunya dengan membangun brand image yang positif.


20

c. Manfaat Brand Image

Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal yang sangat penting

dalam strategi pemasaran. Suatu image akan membantu perusahaan untuk

memnegtahui apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum.

Menurut Sutisna, ada beberapa manfaat dari brand image yang positif yaitu:

1) Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih memungkinkan

untuk melakukan pembelian.

2) Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan image

positif yang telah terbentuk terhadap brand produk lama.

3) Kebijakan family branding dan lavrage branding dapat dilakukan jika brand

produk yang telah ada positif.

d. Brand Image dalam Perspektif Islam

Dalam pandangan marketing syariah, brand adalah nama baik yang menjadi

identitas seseorang atau perusahaan. Misalnya Nabi Muhammad sa, memiliki reputasi

sebagai seseorang yang terpercaya sehingga dijuluki al-amin. Membangun brand

yang kuat adalah penting, tetapi dengan jalan yang tidak bertentangan dengan

ketentuan prinsip-prinsip syariah marketing.

Salah satu hal penting yang membedakan produk islam dengan prduk lainyya

adalah karakter brand yang memiliki alue indicator bagi konsumen. Brand yang baik

adalah brand yang mempunyai karakter yang kuat, dan bagi perusahaan atau produk

yang menerapkan syariah marketing, suatu brand juga harus mencerminkan karkter-

karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah atau nilai spiritual.

Sebenarnya pada masa rosulullah saw ada kajian mengenai Brand equity, yaitu
21

dicontohkan pada sat beliau sedang berdagang. Beliau selalu memerhatikan

penampilan, dengan cara tidak membohongi pelanggan baik yang menyangkut

kualitas maupun kuantitas.

Surat Asy-Syu’araa’ ayat 181-183 memberikan pedoman kepada kita bahwa

pentingnya menjaga kualitas produk yang kita jual yaitu dengan tidak memanipulasi

atau merugikan pembeli dengan kecurangan yang kita buat. Jadi, dalam pemasaran

harus memberikan yang terbaik untuk konsumen dengan jujur menjual sehingga

kepercayaan diri konsumen semakinmeningkat apabila menggunakan produk tersebut

(Yusuf, hal 293).

5. Kualitas Pelayanan

a. Pengertian Kualitas Pelayanan

Pelayanan dalam teori keputusan pembelian Kotler (2008: 178) masuk

kedalam faktor Psikologis, salah satu diantara yang mempengaruhi faktor tersebut

adalah motivasi. Dimana Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

beberapa kebutuhan diantaranya bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal

dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa

keanggotaan kelompok.

Kualitas pelayanan memainkan peran penting dalam pemasaran semua

produk, dan terutama menjadi hal penting dalam banyak industri karena merupakan

pembeda yang paling efektif bagi sejumlah produk. Perusahaan yang pernah menjadi

pemimpin pasar berdasarkan teknologi atau harga rendah, kini harus bersaing

berdasarkan kualitas dan jasa pelanggan (wijaya, 2011: 1).

Kualitas layanan (service quality) sebagai ukuran seberapa bagus tingkat

layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan


22

definisi tersebut, kualitas layanan bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2005: 121).

Menurut Kotler (2008: 117) kualitas adalah seluruh ciri serta sifat suatu

produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kualitas sering dianggap sebagai

ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri dari kulitas desain dan

kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifik produk, sedangakan

kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu

memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Pelayanan adalah kegiatan kegiatan yanag dapat didefinisikan secara

tersendiri yang pada hakekatnya bersifat takteraba (intangible), yang merupakan

pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat penjual produk atau jasa lain.

Pelayanan merupakan tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik)

dan tidak menghasilkan sesuatu (Stanton, 2001: 220).

Pelayanan (service) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan

tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak

dikaitkan pada satu produk fisik (Kotler dan Keller, 2009 : 42). Menurut Tjiptono

(2012: 4) pelayanan (service) bisa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas

dua komponen utama, yakni service operations yang kerap kali tidak tampak atau

tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan (back office atau backstage) dan

service delivery yang biasanya tampak (visible) atau diketahui pelanggan (sering

disebut pula front office atau frontstage).


23

Memberikan kualitas dan pelayanan pelanggan yang superior secara

konsisten akan memungkinkan perusahaan membangun sejumlah kekuatan penting

seperti rintangan yang masuk pesaing, loyalitas pelanggan, produk yang terbedakan,

biaya pemasaran yang lebih rendah, dan harga yang lebih tinggi (Wijaya, 2011: 24).

Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan pelanggan

(Tjiptono,2006: 59). Sedangkan Locvelock dalam Tjiptono (2002: 58)

mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik

buruknya sajian yang diberikan perusahaan jasa dalam rangka memuaskan

konsumen, dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang melebihi harapan

konsumen. Jadi penilaian konsumen terhadap pelayanan merupakanrefleksi persepsi

evaluasi terhadap pelayanan yang diterima pada waktu tertentu.

b. Dimensi Kualitas Pelayanan

Dimensi kualitas jasa atau pelayanan dibagi menjadi lima yaitu (Lupiyoadi, 2009:

182):

1) Berwujud (Tangible)

Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada

pihak eksternal. Penampilan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan yang dapat di andalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Bukti fisik

adalah aspek-aspek nyata yang bisa dilihat dan juga bisa diraba atau

kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepadapihak

eksternal.

2) Kehandalan (Reliability)
24

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan

yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan

harapan pelanggan yang berarti ketetapan waktu, pelayanan yang sama untuk

semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi

yang tinggi.

3) Ketanggapan (Responsiveness)

Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

(responsif)dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yng

jelas.

4) Jaminan (Assurance)

Yaitu pengetahuan, kesopan santunan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini

meliputi komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan

(security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtensy).

5) Empati (Emphaty)

Empati adalah kemampuan perusahaan dalam memberiran perhatian yang

tulus dan bersifat individual atau pribadi kepada para konsumen untuk

memahami keinginan konsumen. Setiap perusahaan jasa akan lebih baik jika

memperhatikan kebutuhan pelanggan setiap pelanggan.

c. Kualitas pelayanan dalam Perspektif Islam

Hafiduddin (2003: 72) dan Kertajaya (2006: 120) bahwa nilai-nilai

islami yang harus diterapkan dalam memberikan pelayanan yang maksimal

adalah :

1) Professional (Fatanah)
25

Menurut Hafiduddin (2003: 63) menyatakan bahwa professional

adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan.

2) Jujur

Jujur yaitu tidak pernah berdusta atau berbohong dalam melakukan

transaksi. Sedangkan definisi jujur menurut Kertajaya (2006: 98) adalah

kesesuaian antara berita yang disampaikan dan fakta, antara fenomena dan

yang diberikan, serta bentuk dan substansi.

Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan dalam bentuk

kesungguhan dan ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, mengakui

kelemahan dan kekurangan untuk kemudian diperbaiki secara terus menerus

serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu.

3) Amanah

Amanah berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap

tugas dan kewajiban.

4) Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)

Islam mengajarkan untuk menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan

dalam hidup semua insannya, oleh karena itu salah satu syarat untuk

kemampuan individu adalah mampu melayani orang banyak.

d. Faktor-faktor Hambatan dalam Pelayanan

Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh

perusahaan maupun instansi pelayanan umum merupakandasar usaha peningkatan

kualitas pelayanan. Penelitian terhadap berbagai pihak yang berkepentingan

dengan jasa pelayanan menghasilkan berbagai faktor yang menjadi penghambat

peningkatan kualitas pelayanan (Zulian Yamit, 2002: 32). Faktor-faktor tersebut


26

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Kurang otoritas yang diberikan kepada bawahannya.

2) Terlalu birikrasi sehingga lambat dalam menanggapi keluhan konsumen.

3) Bawahan tidak berani mengambil keputusan sebelum ada izin dari atasan.

4) Petugas sering bertindak kaku dan tidak jalan keluar yang baik.

5) Petugas sering tidak ada di tempat pada waktu jam kerja sehingga sulit untuk

dihubungi.

6) Banyak interest pribadi.

7) Aturan main yang tidak terbuka dan tidak jelas.

8) Kurang profesional (kurang terampil dalam menguasai bidangnya).

9) Banyak instansi atau bagian yang terlibat.

10) Disiplin kerja sangat kurang dan tidak tepat waktu.

11) Tidak ada keselarasan antara bagian dalam memberikan layanan.

12) Kurang control

13) Ada diskriminasi dalam memberikan layanan.

Tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan kepuasan para pelanggan

yang merasa puas, salah satuya melalui kualitas pelayanan. Terciptanya kepusan

pelanggan terhadap kualitas pelayanan dapat memberikan manfaat diantaranya

hubungn antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang

baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan(Tjiptono,

Rambat, dan Hamdani 2008: 181)


27

C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu maka dapat disusun model riset

dalam penelitian ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut:

Kerangka penelitian di atas menjelaskan bahwa Promosi (X1), Brand Image (X2), dan

Kualitas Pelayanan (X3)berpengaruh terhadap Keputusan (Y) dengan Minat (Z) sebagai

variabel intervening.

D. Hipotesis

1) Apakah Pengaruh Media Promosi terhadap Keputusan Nasabah Menabung di

Bank Syariah.

Menurut Alfansi (2012: 31) keputusan pembelian berawal dari pencarian informasi

yang dilakukan seseorang baik melalui orang disekitar maupun melalui media iklan

atau promosi.

Dalam peneltian yang dilakukan oleh Sarwita (2017), hasilnya variabel promosi

berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan nasabah menabung. Hal yang sama

juga dikemukakan oleh Nurlaeli (2017) dalam penelitiannya. Hal ini membuktikan

bahwa dengan promosi dapat mempengaruhi seorang konsumen. Dalam penelitian ini
28

diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah

menabung pada Bank Syariah.

2) Apakah Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Nasabah Menabung di

Bank Syariah.

Merek dari suatu produk yang kuat akan membuat konsumennya merasa lebih

yakin,nyaman, dan aman ketika mereka ingin membeli ataupun menggunakan produk

tersebut (Kotler, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Dennis eka saputra (2018) dalam penelitiannya

menerangkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung pada Bank Syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Istiana

(2015) Brand Image berpengaruh terhadap keputusan menabung di Bank Syariah.

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Brand Image berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah menabung pada

Bank Syariah.

3) Apakah Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah Menabung

di Bank Syariah.

Kualitas layanan yang baik itu meliputi barang ataupun jasa yang diberikan oleh

pihak Bank tentunya harus mampu memenuhi keinginan dan selera para nasabah

bank tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2017) menyimpulkan bahwa Kualitas

layanan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung di bank syariah. Hal yang

sama juga di kemukakan oleh Putri (2016) dan Nurlatifah (2018) dalam penelitiannya.

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan


29

nasabah menabung pada Bank Syariah.

4) Apakah Pengaruh Media Promosi terhadap Minat Nasabah Menabung di Bank

Syariah.

Ortega dan Akhifni (2017) dalam penelitiannya bahwa media promosi berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap minat untuk menabung di Bank Syariah. Hal

yang sama juga dikemukakan oleh Yuliati dan Kurniawan (2017) dalam

penelitiannya. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Media Promosi berpengaruh positif dan signikan terhadap minat menabung pada

Bank Syariah.

5) Apakah Pengaruh Brand Image terhadap Minat Nasabah Menabung di Bank

Syariah

Kekuatan dari asosiasi merek tergantung dari banyaknya jumlah atau kuantitas dan

kualitas informasi yang diterima oleh konsumen. Semakin dalam konsumen

menerima informasi merek, semakin kuat asosiasi merek yang dimilikinya (Kotler,

2002).

Peneliti yang meneliti tentang Brand Image terhadap minat menabung adalah Said

(2016) menyimpulkan bahwa Brand Image memiliki pengaruh terhadap minat

menabung di BMT Se-Kabupaten Demak. Sedangkan penelitia yang dilakukan oleh

Heri Prasuhanda (2016) menyimpulkan bahwa Brand Image berpengaruh negatif

terhadap minat menabung.Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H5: Brand Image berpengaruh positif dan signikan terhadap minat menabung pada

Bank Syariah.

6) Apakah Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Nasabah Menabung di

Bank Syariah.

Kualitas layanan merupakan keseluruhan ciri dan karakteristik dari suatu produk/jasa
30

dalam memenuhi kebutuhan dan selera pelanggan/nasabah (Lupiyoadi dalam Astuti

dan Mustikawati 2013:7).

Penelitian yang meneliti tentang kualitas layanan terhadap minat menabung adalah

Prassetyo (2017) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap minat menabung. Hal yang sama di kemukakan oleh

Yani (2018) dalam penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2016)

menyimpulkan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh positif tehadap minat

nasabah untuk menabung. Sedangkan dalam penelitian Asih, Saryadi, dan Sendhang

(2013) menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap minat

Menabung. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H6: Brand Image berpengaruh positif terhadap minat menabung pada Bank Syariah.

7) Apakah Pengaruh Keputusan terhadap Minat Nasabah Menabung pada Bank

Syariah.

Shaleh dan Muhbib (2004:263), mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan

untuk memberikan perhatian kepada orang dan bertindak terhadap orang, aktivitas

atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai dengan perasaan

senang.

Aprilia dkk. (2015) mengungkapkan bahwa, ketika seseorang memutuskan sesuatu

dengan didasari oleh minat, maka keinginan untuk memutuskan dalam hal ini

menggunakan produk bank syariah akan tinggi, karena telah memilih sesuai dengan

minatnya. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini

diajukan hipotesis sebagai berikut:

H7: Minat berpengaruh positif terhadap keputusan menabung pada Bank Syariah.

8) Apakah Pengaruh Promosi terhadap Keputusan dengan Minat sebagai Variabel

Intervening.
31

Ortega dan Akhifni (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa media promosi

berpengaruh terhadap minat menggunakan produk bank syariah. Minat dari dalam

diri seseorang mendorong untuk melakukan keputusan. Berdasarkan kajian teori dan

penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

H8: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan minat

sebagai variabel intervening.

9) Apakah Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan dengan Minat sebagai

Variabel Intervening.

Menurut Temporal dan Lee, 2002:38 dalam (Rendra dkk 2013) mengatakan bahwa

citra merek adalah persepsi tertentu yang muncul dibenak konsumen untuk mengingat

sebuah merek produk tertentu. Beberapa perusahaan yang berhasil juga yakin

bahwa reputasi atau citra adalah jauh lebih penting dalam menjual produk daripada

sekedar ciri-ciri produk yang spesifik. Dalam membentuk image merek, kita

memasuki dunia persepsi. Image adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka

panjang (enduring perception). Tidak mudah membentuk image, tetapi sekali

terbentuk tidak mudah pula mengubahnya (Bilson Simamora, 2002 : 21).

Rendra dkk (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa brand image mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan dengan minat sebagai variabel

intervening. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini

diajukan hipotesis sebagai berikut:

H9: Brand Image berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan minat

sebagai variabel intervening.

10) Apakah Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan dengan Minat

sebagai Variabel Intervening.


32

Bank Syariah sebagai lembaga dalam bidang jasa tentunya harus meningkatkan dan

mengoptimalkan kualitas layanan untuk membangun loyalitas nasabah. Nasabah

yang merasa nyaman, aman, diperhatikan kebutuhannya dan kesesuaian bank dengan

prinsip- prinsip yang merupakan bagian dari kualitas layanan, akan merasakan

kepuasan yang berujung pada loyalitas. Robbins & Judge (2013). Dalam penelitian ini

menggunakan Minat sebagai variabel mediasi untuk melihat apakah ada pengaruh

tidak langsung antara variabel kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah.

Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

H10: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung dengan

minat sebagai variabel intervening.


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Metode

kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan- penemuan yang

dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur- prosedur statistik atau cara-

cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) (Sujarweni, 2015:12). Peneliti ingin

menjawab serta mengkonfirmasi konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan dilapangan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel promosi, Brand Image, dan

kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah menabung di bank syariah. Dalam

penelitian ini terdapat 1 variabel dependen yaitu keputusan nasabah menabung di

bank syariah, 3 variabel independen yaitu promosi, brand image , dan kualitas

pelayanan.. Penelitian ini menambahkan variabel intervening yaitu minat.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia Syariah Cabang Pasuruan yang

beralamatkan di Jl. Panglima Sudirman No. 14 C Kota Pasuruan Jawa Timur, Telp:

(0343)431588, Kode Pos 431589.

C. Populasi dan Sampel


34

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130), populasi merupakan keseluruhan dari subjek

penelitian. Populasi juga diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terjadi atas

subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteistik yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini

adalah nasabah Bank Syariah Indonesia Cabang Pasuruan.

2. Sampel

Menurut Supardi (2005) adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil

sebagian anggota populasi untuk mewakili seluruh anggota populasi. Dikarenakan

dalam penelitian ini tidak dketahui jumlah populasinya, maka dalam penelitian ini

menggunakan rumus penghitungan sampel yang dilandaskan pada rumus yang

disebut dengan rumus unknown population (Wibisono dalam Ridwan dan Akdon,

2013), sebagai berikut:

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
35

Bawono (2006: 29) data primer adalah data yang secara langsung diperoleh peneliti

dari lapangan.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode angket. Metode angket (Questionare) adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan

pengguna (Bawono, 2006: 29). Metode ini adalah metode pokok yang digunakan

untuk memperoleh informasi atau data tentang keputusan nasabah terhadap

pengambilan produk Bank Syariah Indonesia Cabang Pasuruan.

E. Skala Pengukuran

Skala pengukuran adalah suatu proses hal dimana suatu angka atau simbol diletakan

pada karakteristik atau properti suatu stimulu sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah

ditetapkan. Skala pengukuran yang digunakan penelitian ini adalah skala interval, dimana

responden diberi 10 angka untuk merespon beberapa pertanyaan yang diajukan. Penulis

menggunakan skala interval 1-10 guna memberikan kesempatan kepada responden untuk

memilih secara lebih luas angka yang akan dipilih sesuai dengan apa yang dialami oleh

responden. Semakin rendah jawaban yang diberikan responden maka semakin mendekati

angka 1. Artinya responden tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan. Begitupun

sebaliknya, semakin tinggi nilai dan mendekati angka 10 maka responden semakin setuju

dengan pertanyaan yang diajukan (Ghozali, 2013: 4). Berikut ini merupakan penelitian dalam

skala interval.

Tabel 3.1

Pembobotan Nilai untuk Jawaban Responden terhadap Kueisoner


36

Sangat tidak stuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

Keterangan :

a. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot skor 1-2


b. Jawaban tidak setuju diberi bobot skor 3-4
c. Jawaban netral diberi bobot skor 5-6
d. Jawaban setuju diberi bobot skor 7-8
e. Jawaban sangat setuju diberi bobot skor 9-10

F. Definisi Konsep dan Operasional

Menurut Sujarweni (2015: 77) definisi operasional adalah variabel penelitian

dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,

instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana (Sujarweni, 2015: 77). Definisi

operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (Independent Variables)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhiatau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sujarweni, 2015: 75). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah promosi (X1), brand image

(X2) dan kualitas layanan (X3).

b. Variabel Antara (Intervening Variables)

Variabel intervening adalah variabel antara atau variabel mediasi yang

digunakan untuk memediasi hubungan antara variabel independen dan dependen

(Sujarweni, 2015: 76). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah minat.
37

c. Variabel Terikat (Dependent Variables)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena

adanya variabel bebas (Sujarweni, 2015: 75). Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah keputusan pembelian (Y). Menurut Kotler (2000: 181), keputusan

pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya (Sujarweni, 2015: 97). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen

penelitian berupa angket atau kuesioner. Angket dibuat dengan memperhatikan konsep yang

sudah ada dan sudah disesuaikan dengan kondisi kasus tersebut. Kuesioner yang berupa

pernyataan tersebut kemudian diberi tanggapan oleh nasabah Bank Syariah Indonesia Cabang

Pasuruan. Kuesioner terdiri dari dua bagian:

1. Bagian pertama berisi tentang karakteristik responden yang meliputi, nama, jenis

kelamin, usia, dan pekerjaan,

2. Bagian kedua berisi tentang pernyataan, kerangka pernyataan tersaji dalam tabel

berikut:

Tabel 3.2
Indikator Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Skala


38

1. Promosi (X1) (Philip Kotler dan Gary Interval


Armstrong, 2012 )
a. Periklanan
b. Promosi Penjualan
c. Penjualan Pribadi
d. Hubungan Masyarakat
e. Penjualan Langsung

2. Brand Image (Philip Kotler dalam Aulia Interval


(X2) Fajriyah 2018)
a. Strengh (kekuatan)
b. Uniqueness (Keunikan)
c. Favourable (Baik)
3. Kualitas (Philip Kotler Interval
Pelayanan (X3) dan LaneKeller
dalam Putri Andriyani 2018)
a. Tangibles (Bukti Fisik)
b. Reliabbility (Kehandalan)
c. Responsiveness (Daya
Tanggap)
d. Assurance (Jaminan)
e. Emphaty (Empati)

4. Minat (Z) (Winkel dalam Siti rohana. Interval


2019)
a. Attention (Perhatian)
b. Interest (Ketertarikan)
c. Desire (Minat)
d. Action (Tindakan)
5. Keputusan (Y) (Philip Kotler dan Kevin Lane Interval
Keller, 2009)
a. Perhatian (Attention)
b. Ketertarikan (Interest)
c. Keinginan (Desire)
d. Tindakan (Action)
39

H. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian adalah uji yang digunakan untuk menguji instrumen

penelitian dengan harapan akan mendapatkan data atau informasi yang akurat. Dan uji yang

digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas berfungsi untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner. Kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018: 51).

b. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan

realibel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2018: 45).

2. Uji Statistik

a. Kooefisien Determinasi

Koefieisn determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara

variabel dependen dengan variabel indeoenden, atau sejauh mana kontribusi variabel

mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006 : 92).

b. Uji Ttest (Uji Secara Individu)


40

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Uji ini

dilakukan secara parsial maupun secara individu, dengan menggunakan uji t statistik

untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono,

2006: 89).

b. Uji F test

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen (bebas) yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2013: 98).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicollinearity

Multicollinearity atau multikolenieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi tiap variabel bebas (independen). Regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi pada setiap variabel independen (Ghozali, 2018:

107).

b. Uji Heteroscedasticity

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau data

tersebut bersifat homoskesdatisitas (Ghozali, 2018: 137).

c. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

(residual) memiliki distribusI normal. Pada prinsipnya normalitas dapat diketahui


41

dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2018: 163)

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Untuk menguji pengaruh variabel intervening maka digunakan Analisis jalur adalah

penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah

ditetapkan sebelumnya (Ghozali, 2018: 254).

5. Alat Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product for Service

Sollution) 18.0 for Windows. SPSS 18.0 merupakan sebuah program komputer statistik yang

berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta

menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas

atau menyajikan data, kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu,

dan menginterprestasikan hasil dari analisis tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Alfansi, Lizar. 2012. Pemasaran Jasa Finansia. Jakarta:


Salemba Empat. Ali, Karnila. 2017. Pengaruh Promosi
Dan Atribut Produk Terhadap
42

Keputusan Nasabah Dalam Memilih Tabungan


Ekasave Pada Bank Eka Kantor Pusat Metro. Jurnal
Dinamik.
Andriyani, Putri.2018. Analisis Pengaruh Promosi dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Minat
Calon Nasabah. Skripsi. UIN Raden Intan Lampung.
Ari, Dwi dkk. Pengaruh Produk Tabungan Dan Kualitas
Pelayanan TerhadapKeputusan Menabung Pada
Kjks Bmt Binna Ummat SejahteraKec. Lasem.
Jurnal Ilmu Admiistrasi Bisnis.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.
Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Aryanti, Widhi Diyah. 2015. Pengaruh Kualitas Layanan,
Kepercayaan dan Promosi Terhadap Minat
menabung Nasabah pada Bank CIMB Niaga
Syariah di Surabaya. Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Asih dkk.2013. Pengaruh Persepsi Bunga Bank dan
Kualitas Pelayanan Terhadap MInat Menabung Pada
Bank BNI Syariah di Kota Semaran. Diponegoro
Journal of Social and Politic .
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysisdengan SPSS.
Salatiga : STAIN Salatiga Press.
Bilson, Simamora. (2002). Aura Merek: 7 Langkah
Membagun Merek yang Kuat. Jakarta :PT.
Gramedia Pustaka Utama
Cannon, Joseph P, William D.Perreault dan E. Jerome
McCarthy. 2009. Pemasaran Dasar Edisi 16
Pendekatan Manajerial Global Buku 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Chotima, Chusnul. 2014. Pengaruh Produk Pelayanan,
Promosi , dan Lokasi Terhadap Masyarakat Memilih
Bank Syariag di Surakarta. Skripsi IAIN Surakarta.
43

Damayanti, Sisca. 2016. Pengaruh Pandangan Islam,


Pelayanan Dan Keamanan Terhadap Minat Nasabah
Untuk Menabung Di Bank Syariah Indonesia. Jurnal
Managemen dan Pemasaran Jasa. Vol.9 No.1.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program IBM SPSS 21 Edisi 7. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarso, Karyawan. 2017. Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Harga Dan Kesadaran Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Beras Premium Dengan Minat
Beli Sebagai Variabel Intervening.Program Studi
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tanjungpura.
Haryanto, Wawan Tri.2013. Pengaruh Marketing Mix
dengan Minat Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Win Mild di
Surakarta. Skripsi Tesis, UMS Surakarta.
Ibrahim, Chanafi dan Hutomo Rusdianto. 2016. Pengaruh
Produk Bank Syariah Terhadap Minat Menabung
dengan Persepsi Masyarakat Sebagai variabel
Moderating di Pati. Jurnal Equilibrium, Vol. 4 No.
1.
Indratama, Aditya Bagus dan Yessy Artanti. 2014.
Pengaruh Citra Merk dan Promosi Penjualan
Terhadap Kepuasan Minat Nasabah Memilih
Tabungan Bank Syariah Indonesia. Jurnal Ekonomi
Managemen. Vol.2 No.4.
Istiana, Nur. 2015. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
44

dan Brand ImageTerhadap Keputusan Menabung


Pada Bank Syariah Indonesia Salatiga. Skripsi IAIN
Salatiag.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kotler, P., & Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran.
Jakarta: Indeks. Kotler, Philip. 2000. Manajamen
Pemasaran, Jilid 1&2. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2002. Manajamen Pemasaran. Jakarta: PT
Prenhallindo. Kotler, Philip. 2008. Manajamen
Pemasaran, Jilid 1. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Layaman dan Nilamsari, Pritha. 2018. Analisis Pengaruh
Margin Dan Personal Selling Terhadap Minat
Nasabah. Jurnal Al-Amwal. Vol. 10 No. 1
Lailiya, Miftakhudzikril. 2017. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumen dalam Mengambil
Keputusan untuk Menjadi Nasabah Bank Syariah”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 5 No.2
Lupiyoadi, Rambat dan A. hamdani. 2006. Manajemen
pemasaran jasa, edisi 2. Jakarta : Salemba
Empat.
Manurung, Heri 2016. Pengaruh Promosi, Lokasi, dan Citra
Merek Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian Sepatu Boenot UMKM
Kisaran. Tesis Universitas Sumatera Utara Medan.
Niza, Tarwiyatun. 2016. Pengaruh Persepsi, Citra Merek,
Dan Periklanan Terhadap Minat Nasabah Menabung
Di Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang
Pembantu Ngunut Tulungagung. Skripsi, IAIN
Tulungagung.
Novenda, Rendra Dkk. 2013 Pengaruh Citra Merek dan
45

Kualitas Pelayanan dengan MinatMemakai Jasa


sebagai Variabel Intervening Terhadap Keputusan
Pemakaian Jasa Pengiriman Paket Pt Pos Indonesia
Diponegoro Journal Of Social And Politic Tahun
2013.
Nurlaeli, Ida. 2017. “Pengaruh Faktor Budaya, Psikologi,
Pelayanan, Promosi dan Pengetahuan Tentang
Produk Terhadap Keputusan.
Nasabah Memilih BPRS Di Banyumas”. Jurnal Pemikiran
Islam, Vol. XVIII No. 2
Nurlatifah, Ulfa.2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Religiusitas dan Lokasi Terhadap Keputusan
Menjadi Anggota BMT Mardhatillah Berkah
Purwakarta. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Ortega, Daniel dan Anas Alhifni. 2017. Pengaruh Media
Promosi Perbankan Syariah Terhadap Minat
Menabung Masyarakat Di Bank Syariah.
EQUILIBRIUM, Jurnal Ekonomi Syariah. Vol. 5
No. 1, 2017.
Pratama, Harri. 2013. Analisis Pengaruh Deferensiasi
Produk, Kualitas Pelayanan dan Citra merek
Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah
Indonesia Kota Semarang).
Putri, Asti dwi. 2016. Pengaruh Promosi dan kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Menabung pada
Produk Tabungan BSM Cabang Simpang Patal
Palembang. Skripsi UIN Raden Fatah Palembang.
Rahmawati, Dina 2016. Pengaruh Faktor Promosi, Lokasi,
Religiusitas, Pelayanan, Dan Reputasi Terhadap
Keputusan Anggota Menyimpan Dana Di Bmt Hira
Cabang Tanon. Skripsi IAIN Surakarta.
Rahmawati, Sari. 2013. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif,
46

Kontrol Perilaku Persepsi, Persepsi Resiko, {erse[si


Kebermanfaatan, terhadap nulai Kartu Kredit.
Jurnal Universitas Brawijaya Malang.
Said, Abu. 2016. Pengaruh Brand Image, Word Of Mouth,
dan Iklan Terhadap Minat Menabung Di BMT Se
Kabupaten Demak. Jurnal Ekonomi Syariah. Vol. 9
No.2 2016, 318 – 33.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku
Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan
jurnal Penelitian. Yogtakarta: Andi Offset.

Saputra, Eka Dennis. 2018. Pengaruh Citra Merek (Brand


Image) Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Di
Bank Syariah Indonesia Depok. Skripsi, UIN Syahid
Hidayatuallah.
Sarwita, Ade. 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk
Menabung (Studi Kasus Pada Perumda BPR
Majalengka). Jurnal Ilmiah Manajemen &
Akuntansi, 4(1)
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2008.
Consumer Behaviour, Seventh Edition. Indonesia:
PT Macanan Jaya Cemerlang.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono.2015.Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D.
Cetakan Ke-22.Bandung:ALFABETA
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Batupress.
Sunyoto, Danang. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran
dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Center Of
Academic Publishing Service.
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UII Press.
47

Wulandari, Frida 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan


dan Citra Merek terhadap keputusan pemilihan
produk tabungan BNI Syariah Jogjakarta. Skripsi
UIN Sunan Kalijaga.
Yulianti, & Ignatius Soni Kurniawan.2017. pengaruh
Periklanan, Kualitas Pelayanan, Jaminan Rasa
Aman, dan Hubungan Masyarakat Terhadap Minat
Menabung Pada Nasabah BMT AL IKHWAN
Cabang Condong Catur. Jurnal Manajemen Vol 7,
No 1 (2017).
Yusuf Al-Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.
Zulian Yamit. 2002 managemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta.
Ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai