Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah yang pada dasarnya mengarah pada aktualisasi
diri. Aktualisasi diri adalah ketika semua kebutuhan anda terpenuhi.
Guru yang memanfaatkan pembelajaran humanistik percaya bahwa sangat penting bagi siswa untuk
menemukan motivasi dan keterlibatan dalam pembelajaran mereka, dan itu lebih mungkin terjadi
ketika siswa memilih untuk belajar tentang sesuatu yang benar-benar ingin mereka ketahui.
1. Kurikulum 1984
Kurikulum ini dikenal dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dengan pendekatan
keterampilan proses (skill approach), guru menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum
memberikan latihan kepada peserta didik.
Anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah, dan meneliti
lingkungannya. Pada kurikulum ini posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA)
Pendekatan pembelajaran aktif dan berkelompok atau yang dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
Aspek kognitif lebih menekankan pada pemahaman (C2). Target kurikulum lebih banyak pada
pemahaman konsep, belum menyasar kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 bersifat populis. Artinya, satu kurikulum diberlakukan secara merata untuk semua
siswa di seluruh Indonesia.
Kurikulum 1994 berorinetasi pada teori kognitif Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas.
Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan agar siswa mengusai materi pelajaran dengan
baik.
Kaitan kurikulum 1994 pada teori pembelajaran konstruktivisme :
Menekankan pada pendekatan proses selain konten / keterampilan proses pengetahuan sains.
Membentuk proses kepribadian yang berkaitan dengan kondisi ideal pertumbuhan kepribadian
integritas dan otonomi.
3. Kurikulum 2004
Kurikulum yang diluncurkan pada 2006 ini memberikan otoritas kepada guru dalam
mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan
di sekolahnya.
Pengembangan dari Science Technology and Society (STS). Menurut Yager (1992:7) pendekatan STS
dikembangkan sesuai dengan tuntutan National Science Teachers Association (NSTA) di Amerika
Serikat agar sekolah menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.
Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan afektif,
sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih dominan adalah
afektif, psikomotor, baru kognitif
5. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah dicetuskan pada masa kepemimpinan
Mendikbud M Nuh untuk menggantikan KTSP. Ia menekankan pemahaman, skill, dan pendidikan
berkarakter. Pada kurikulum 2013, siswa dituntut untuk memahami materi, aktif dalam berdiskusi
dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Dalam kurikulum 2013 teoribelajar humanistik diterapkan, yaitu siswa diwajibkan memahami dirinya
sendiri dan juga kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran yang Secara lebih spesifik, kegiatan seperti mengamati, menanya, menalar dan
mencoba dalam pendekatan saintifik.
Penerapan pemebelajaran kognitif pada kurikulum 2013, domain kognitif lebih dominan berpikir
tingkat tinggi.
Cenderung pada proses dan perilaku peserta didik, hal ini sangat sejalan dengan teori belajar
behaviorisme. Behaviorisme mamandang belajar sebagai perubahan tingkah laku yang dapat diamati
dan terukur.
Membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru
tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk
membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang peserta didik dalam belajar.
Tentang dunia melalui pengalaman melihat, mendengar, menggapai dan juga menyentuh
Mencapai tujuan pembelajaran seorang pengajar harus mengkondisikan lingkungan sedemikian rupa
agar pelajar atau siswa dapat berperilaku sesuai dengan tujuan tersebut. Guru yang menggunakan
perspektif behaviorisme akan memberikan penguatan kepada para siswa.