Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan Umum

Frequently Asked Questions - FAQ

1. Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan No. 66 Tahun 2023 mengenai Perlakuan Pajak
Penghasilan atas Penggantian atau Imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa yang
Diterima atau Diperoleh Dalam Bentuk Natura dan/atau Kenikmatan (“PMK 66/2023”),
bagaimana sikap perusahaan terhadap hal ini?
Secara prinsip, wajib pajak harus melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Terkait dengan PMK 66/2023, perusahaan memutuskan untuk memberikan dukungan khusus
yaitu pajak atas natura dan/atau kenikmatan yang diterima oleh karyawan pada masa transisi dari
tanggal 1 Januari 2023 – 31 Desember 2024, akan ditanggung oleh perusahaan. Untuk pajak atas
natura dan/atau kenikmatan pada tahun 2025 akan dikomunikasikan lebih lanjut oleh perusahaan
pada tahun 2024.

2. Apa saja komponen benefit yang terdampak pajak natura dan/atau kenikmatan?
Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
yang dimaksud dengan "imbalan dalam bentuk natura" adalah imbalan dalam bentuk barang
selain uang, sedangkan "imbalan dalam bentuk kenikmatan" adalah imbalan dalam bentuk hak
atas pemanfaatan suatu fasilitas dan/atau pelayanan.
Berikut adalah pemetaan natura dan/atau kenikmatan yang saat ini kita terima sebagai karyawan:
 Natura dan/atau kenikmatan yang akan menjadi subjek pajak penghasilan, termasuk
namun tidak terbatas pada: flexi benefit, klaim rawat jalan, klaim rawat inap keluarga,
MCU pasangan, tunjangan biaya pendidikan anak relokasi domestik, tunjangan tempat
tinggal sementara rekolasi domestik, pemindahan barang rumah tangga relokasi
domestik, fasilitas mobil, bensin & tol/parkir, peniti emas & penghargaan masa kerja (non-
monetary), asuransi jiwa.
 Natura dan/atau kenikmatan yang dikecualikan dari subjek pajak penghasilan,
termasuk namun tidak terbatas pada: makanan kantin, MCU karyawan, peralatan dan
fasilitas kerja yang menunjang pekerjaan karyawan (misalnya, perangkat seluler, laptop,
mobil operasional), dana pensiun.

3. Apakah conference/gathering perusahaan termasuk komponen yang terkena pajak natura


dan/atau kenikmatan?
Conference/gathering tidak termasuk dalam subjek pajak natura dan/atau kenikmatan.

4. Nilai Flexible Benefit termasuk komponen yang terkena dampak pajak natura dan/atau
kenikmatan. Bagaimana jika karyawan memindahkan flex point ke dana pensiun apakah akan
terkena pajak natura dan/atau kenikmatan?
Flex Point yang dipindahkan ke dana pensiun tidak dikenakan Pajak Natura dan/atau Kenikmatan.
Namun pada saat pencairan, dana pensiun tersebut akan dikenakan pajak penghasilan.
5. Untuk tunjangan makan, on the spot award, ABCD award, yang selama ini sudah dibayarkan dalam
bentuk uang melalui payroll apakah termasuk dalam natura dan/atau kenikmatan?
Komponen penghasilan dalam bentuk uang yang dibayarkan melalui payroll sudah dipotong pajak
penghasilan, sehingga tidak lagi dikenakan pajak natura/kenikmatan.

6. Bagaimana cara menghitung pajak natura dan/atau kenikmatan?


Proses perhitungan pajak atas natura dan/atau kenikmatan sama dengan perhitungan pajak atas
komponen penghasilan lain yang selama ini sudah dikenakan pajak. Nilai atas natura dan/atau
kenikmatan akan digabungkan dengan seluruh penghasilan lainnya dan dikenakan pajak sesuai
dengan tarif PPh 21.
Contoh:

7. Bagaimana cara menghitung natura dan/atau kenikmatan yang berbasis limit (seperti tunjangan
kesehatan rawat jalan, atau flexbile benefit) yang kemudian karyawan melakukan klaim, nominal
mana yang akan dikenakan pajak?
Basis yang digunakan untuk menghitung pajak adalah nominal klaim. Contohnya apabila
karyawan mendapatkan batasan untuk klaim medical benefit senilai 10 juta sedangkan karyawan
hanya menggunakan manfaat tersebut dalam 1 tahun hanya 6 juta, maka basis yang digunakan
untuk menghitung adalah senilai 6 juta.

8. Bagaimana cara melakukan pelaporan pajak natura dan/atau kenikmatan?


Sesuai dengan PMK 66/2023, proses pelaporan pajak atas natura dan/atau kenikmatan adalah
sebagai kesatuan dari laporan pajak penghasilan tahunan. Untuk nilai natura dan/atau
kenikmatan selama setahun tercantum dalam bukti potong pajak tahunan 1721 A1 baris ke 6 pada
bagian “Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya yang dikenakan
pemotongan PPh Pasal 21”.
9. Apakah Perusahaan akan memperhitungkan pajak natura dan/atau kenikmatan mulai bulan Juli
2023?
Perusahaan memutuskan memberikan dukungan khusus pada masa transisi, yaitu pajak atas
natura dan/atau kenikmatan yang diterima oleh karyawan dari tanggal 1 Januari 2023 – 31
Desember 2024 akan ditanggung oleh perusahaan. Sehingga untuk pajak atas natura dan/atau
kenikmatan yang diterima dari 1 Januari 2023 – 31 Desember 2024 perusahaan akan menghitung
dan membayarkan, dan akan terefleksi pada bukti potong 1721 A1 karyawan.

10. Dikarenakan adanya pajak atas natura dan/atau kenikmatan dimana akan mengurangi nilai
benefit yang diterima oleh karyawan, apakah perusahaan akan meninjau kembali benefit yang
terdampak pajak natura dan/atau kenikmatan?
Fokus perusahaan saat ini adalah kepatuhan terhadap peraturan pemerintah dalam implementasi
pajak natura dan/atau kenikmatan. Tentunya karyawan juga hal penting bagi perusahaan.
Perusahaan akan terus memantau praktik pasar dan memastikan daya saing bisnis.

11. Bagaimana cara menentukan batasan nilai 100 juta penghasilan karyawan sebagai syarat
dikenakan Pajak Natura atas fasilitas kendaraan?
Fasilitas kendaraan dari perusahaan tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) atas natura
apabila diterima oleh karyawan yang memiliki rata-rata penghasilan bruto dalam 12 (dua belas)
bulan terakhir sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) tiap bulan dari perusahaan.
Contoh penilaian fasilitas kendaraan (car benefit) tidak dikenakan PPh 21 untuk :
 Bulan Januari 2023, nilai rata-rata penghasilan Rp. 100.000.000 akan dijumlahkan mulai
Februari 2022 sampai dengan Januari 2023 kemudian dibagi 12.
 Bulan Februari 2023, nilai rata-rata penghasilan Rp. 100.000.000 akan dijumlahkan mulai
Maret 2022 sampai dengan Februari 2023 kemudian dibagi 12 dan seterusnya.
Penghasilan yang dimaksud termasuk seluruh penghasilan yang diterima dalam bentuk uang (gaji,
bonus, THR, allowance dll) dan natura/kenikmatan termasuk fasilitas kendaraan (car benefit) itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai