Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN PRODUKSI BROKOLI ORGANIK DI P4S

TRANGGULASI, DUSUN SELONGISOR, DESA BATUR, KECAMATAN


GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

Disusun oleh:
Nama
Nim

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN PRODUKSI BROKOLI ORGANIK DI P4S TRANGGULASI,


DUSUN SELONGISOR, DESA BATUR, KECAMATAN GETASAN,
KABUPATEN SEMARANG

Oleh:
Nama
Nim

Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Magang pada tanggal 27 November
2023

Yogyakarta, 27 November 2023

Dosen Pembimbing Magang Dosen Penguji Magang

Nama Dosen Nama Dosen


NIK/NIDN NIK/NIDN

Komisi Magang
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian

Retno Wulandari, S.P, M.Sc.


NIK : 19770307 200104 133 055
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

I. PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Tujuan Magang............................................................................................2

II. PROFIL LOKASI MAGANG.............................................................................3

A. Sejarah..........................................................................................................3

B. Lokasi...........................................................................................................4

C. Visi dan Misi................................................................................................4

D. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Sosial.......................5

E. Strultur Organisasi.......................................................................................5

III. KEGIATAN MAGANG...................................................................................16

A. Kegiatan Pokok..........................................................................................16

B. Kegiatan Tambahan....................................................................................26

VI. PENUTUP.......................................................................................................29

A. Kesimpulan................................................................................................29

B. Saran...........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sturktur Organisasi.................................................................................6


Gambar 2. Pembuatan Bedengan...........................................................................19
Gambar 3. Penyiraman...........................................................................................21
Gambar 4. Pemasangan Mulsa...............................................................................21
Gambar 5. Perlindungan dari Hama dan Penyakit.................................................23
Gambar 6. Pemanenan Brokoli Organik................................................................24
Gambar 7. Pembuatan Fermentasi Pakan Sapi......................................................27
Gambar 8. Pembuatan Pestisida Alami..................................................................28
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tranggulasi adalah nama kelompok tani yang berlokasi di Dusun
Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sedangkan
P4S memiliki singkatan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, telah
diakui sebagai pusat pelatihan pertanian dan menjadi contoh bagi desa-desa lain
dalam menerapkan praktik pertanian organik. Dengan moto "kembali ke alam"
dan fokus pada produksi pangan yang sehat dan tanpa bahan kimia, kelompok tani
ini telah berhasil membawa produk pertani organiknya ke pasar ekspor Malaysia
dan Singapura.
Tren konsumsi produk organik mulai berkembang pada awal tahun 2000-
an, menciptakan potensi pasar yang besar. Kesadaran akan kesehatan lingkungan
semakin menegaskan urgensi pertanian organik. Pendekatan ini tidak hanya
memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas produk
pertanian, mengurangi risiko paparan manusia terhadap residu pestisida, dan
mendukung kesehatan manusia secara keseluruhan.
Meskipun demikian, petani di P4S Tranggulasi menghadapi tantangan
dalam produksi brokoli organik, terutama dalam pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Dalam pertanian organik, menghindari penggunaan insektisida dan
fungisida kimia sintetis, memerlukan strategi pengendalian organik seperti
pemanfaatan predator alami dan perubahan pola tanam.
Kelompok tani P4S 'TRANGGULASI' tidak hanya berfokus pada cara
membuat brokoli organik, tetapi juga peduli dengan alam sekitar. Mereka menjaga
keanekaragaman hayati dan menggunakan cara alami dalam pertanian untuk
melawan hama, memberikan contoh bahwa pertanian dapat dilakukan secara
ramah lingkungan. P4S 'TRANGGULASI' memiliki peran penting sebagai pusat
kegiatan pertanian organik, memberikan panduan dan dukungan kepada petani.
Mereka juga berfungsi sebagai model dalam menerapkan prinsip-prinsip pertanian
organik untuk desa-desa sekitarnya, dengan visi menciptakan pertanian yang lebih
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Potensi keuntungan ekonomi bagi petani di P4S 'TRANGGULASI'
melalui produksi brokoli organik layak dipertimbangkan, terutama dengan
berkembangnya pasar organik. Terlibat dalam produksi brokoli organik tidak
hanya meningkatkan keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan peluang
ekonomi positif bagi petani.

B. Tujuan Magang
Adapun tujuan dari magang ini adalah:
1. Mengetahu dan terlibat langsung dalam proses produksi brokoli organik di
P4S Tranggulasi.
2. Mengetahui perencanaan dan pengendalian proses produksi brokoli
organic dari P4S Tranggulasi.
II. PROFIL LOKASI MAGANG

A. Sejarah
Kelompok Tani P4S Tranggulasi telah mengkhususkan diri dalam kegiatan
agribisnis komoditas sayuran organik sejak tahun 2000-an. Awalnya, ini dipicu
oleh keterbatasan anggota kelompok dalam membeli pupuk dan pestisida,
sehingga mereka mencoba membuat pupuk organik dengan fermentasi urin sapi,
urin kelinci, pupuk bokashi, dan agensia hayati. Keberadaan kelompok ini sangat
strategis karena berfungsi sebagai wahana pembelajaran dan pengajaran antar
anggota kelompok serta menjalin kerjasama dengan pihak lain, seperti Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu
Indonesia (IPPHTI), yang mendukung program sayuran organik.
Pada tahun 2000, masyarakat Dusun Selongisor sepakat membentuk
kelompok tani dengan nama Tranggulasi. Nama ini diambil dari sebuah bukit di
lereng Gunung Merbabu. Kelompok ini awalnya terdiri dari 32 anggota dengan
luas lahan 53 ha, tetapi luas lahan yang digunakan untuk budidaya sayuran
organik hanya sekitar ± 16.5 ha dan kemudian P4S diambil dari singkatan Pusat
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya.
Pada tahun 2004, Kelompok Tani P4S Tranggulasi mulai terlibat dalam
kegiatan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI),
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok. Kelompok ini
juga menjadi tempat kegiatan P4S sejak tahun 2006. P4S Tranggulasi pada
awalnya adalah kegiatan kelompok tani biasa, tetapi sejak melakukan pertanian
ramah lingkungan (organik) pada tahun 2004, kelompok ini menjadi terkenal di
kalangan petani, pemerintah, dan akademisi, sering dikunjungi untuk magang dan
praktek lapangan.
Pada tahun 2006, Kelompok Tani P4S Tranggulasi meraih penghargaan
juara I Sayuran Organik Tingkat Nasional. Pada tahun 2007, mereka menyusun
SOP (Standar Operasional Prosedur) sebanyak 18 item, dan tahun 2008 menjadi
tempat penyusunan SOP tingkat pusat. Pada tanggal 10 Mei 2006, kelompok ini
menganalisis kandungan produk sayuran organiknya di Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Surabaya dan hasilnya menunjukkan negatif dari residu pestisida
berbagai jenis. Pada tahun 2010, anggota kelompok bersama masyarakat sekitar
membentuk KOMPOR (Komunitas Petani Organik) dengan tujuan menerapkan
budidaya sayur organik yang disepakati oleh 4 dusun (Tekelan, Selonduwur,
Madu, Ngringin, dan Taruna Tani).
Dalam upaya pengembangan pengetahuan dan ketrampilan, Kelompok
Tani P4S Tranggulasi mengikuti program SL-PHT Hortikultura dengan
melibatkan 30 petani sayur. Melalui kegiatan ini, pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh dapat ditularkan kepada petani sekitar, mengubah pola pikir
mereka dalam budidaya sayuran, dan meningkatkan mutu produksi serta
pendapatan petani secara keseluruhan.

B. Lokasi
Kelompok Tani P4S Tranggulasi berlokasi di Dusun Selongisor, Desa
Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, dengan ketinggian sekitar ±
1447 m di atas permukaan laut. Sumber air kelompok ini berasal langsung dari
mata air Umbul Songo, sebuah kawasan wisata alam, dan memiliki posisi
strategis, hanya 1 km dari bumi perkemahan dan 2 km dari tempat rekreasi
Kopeng. Jaraknya dari Kota Salatiga sekitar 16 km, dari Ungaran sekitar ± 35 km,
dan dari Magelang sekitar ± 30 km. Lahan yang mereka budidayakan seluas ±16.5
ha dengan status lahan kering dan jenis tanah andosol. Curah hujan rata-rata
berkisar 2000-2500 mm per tahun, dengan hari hujan rata-rata sebanyak 150-190
hari per tahun. Suhu udara di sekitar wilayah tersebut mencapai maksimum 25-29
0 C dan minimum 18- 20 0 C.

C. Visi dan Misi


1. Visi
Menjadikan Desa Batur sebagai Agrowisata Sayuran Organik
Agribisnis yang mampu meningkatkan ekonomi petani.
2. Misi
a. Memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk
meningkatkan pendapatan petani.
b. Menjadikan pertanian berkelanjutan bagi petani yang ramah
lingkungan.
c. Membangun hubungan kerjasama kemitraan untuk pemasaran hasil
sayuran organik.
d. Menumbuh kembangkan sains petani.

D. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Sosial


Demi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani, mereka
mengikuti berbagai pelatihan, termasuk pertemuan bulanan yang diadakan setiap
tanggal 5. Mereka juga mengikuti Pelatihan Koperasi tingkat Jawa Tengah,
Pelatihan Pertanian Organik tingkat Jawa Tengah, serta pelatihan lainnya seperti
Kewirausahaan di Bogor, penangkaran bibit kentang di Bandung, dan Pelatihan
P4S di Ketindan Malang (BBPP). Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan
studi banding di STA Malang dan studi banding tentang tanaman stevia di
Tawangmangu. Para anggota kelompok tani juga melibatkan diri dalam magang
manajemen di BMT Mandiri dan magang di Packing House di MTJ Bandung.
Mereka mengikuti seminar campion sayuran di Serang dan workshop campion
tingkat Jawa Tengah.
Sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), tempat ini
bukan hanya digunakan untuk pelatihan kelompok tani, tetapi juga telah menjadi
tempat magang bagi siswa sekolah pertanian, Praktek Kerja Lapangan (UNS),
studi lapangan BPTP Jateng, one day Tour, serta studi banding dengan Kelompok
Tani Canggalan dari Temanggung, Kelompok Tani Kledung Temanggung,
Kelompok Tani Sri Rejek Sukoharjo, dan kunjungan peserta pelatihan bersama
Direktur Hortikultura dan Bio Farmaka Pusat. Selain itu, tempat ini juga menjadi
tujuan kunjungan Kelompok Prima Tani Kabupaten Magelang, Kelompok Prima
Tani Sumowono, magang dari UNCEN Irian Jaya (Papua), kunjungan dari IPB,
dan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk SMK, termasuk SMK Dharma
Lestari Salatiga, SMK-SPP Muhamadiyah Magelang, SPP H Munadi Ungaran,
SMK Islam Jepara, Pondok Pesantren Agro Ilir-Ilir Karanganyar, SMK N
Pertanian Bawen, dan UNSOED Purwokwerto.
E. Strultur Organisasi
Peran struktur organisasi sangat penting dalam menyusun dan mengelola
sebuah entitas atau perusahaan. Tujuannya adalah menyediakan kerangka kerja
yang terstruktur dan jelas untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan operasional
dan pengambilan keputusan. Keberadaan struktur organisasi memungkinkan
penetapan peran dan tanggung jawab setiap individu atau unit di dalam organisasi
dengan tepat, menghindari kebingungan atau tumpang tindih dalam pelaksanaan
tugas. Hierarki organisasi dan definisi garis wewenang berkontribusi dalam
menjaga kelancaran komunikasi dan proses pengambilan keputusan. Selain itu,
struktur organisasi memudahkan pengelolaan sumber daya, baik manusia maupun
materi, dengan efisien. Dengan menetapkan hubungan antara departemen atau unit
yang berbeda, struktur organisasi mendukung kerjasama dan koordinasi di seluruh
bagian. Keseluruhan, struktur organisasi berperan sebagai dasar untuk mencapai
tujuan organisasi, meningkatkan produktivitas, dan menjaga keteraturan dalam
menjalankan operasional sehari-hari.
Struktur organisasi di P4S Tranggulasi dipimpin oleh ketua 1 yaitu Bapak
Pitoyo Ngatimin, berikut susunan organisasi dari kelompok tani dan P4S
Tranggulasi:

Gambar 1. Sturktur Organisasi.


Adapun tugas dari tiap-tiap bagian organisasi:
1. Ketua
Sebagai pemimpin, ketua memiliki tanggung jawab yang krusial
dalam mengelola dan mengarahkan keberhasilan kelompok tani atau
organisasi pertanian. Berikut adalah beberapa tugas utama yang dapat
diemban oleh seorang ketua dalam konteks pertanian usahatani organik:
a. Pengelolaan Keseluruhan Operasional:
1) Memimpin perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pertanian
organik.
2) Mengawasi produksi, pemeliharaan tanaman, dan kegiatan lainnya
untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas hasil organik.
b. Pengembangan dan Implementasi Strategi Pertanian Organik:
1) Memimpin perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pertanian
organik.
2) Mengawasi produksi, pemeliharaan tanaman, dan kegiatan lainnya
untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas hasil organik.
c. Pengembangan dan Implementasi Strategi Pertanian Organik:
1) Membantu dalam merancang dan mengimplementasikan strategi
pertanian organik untuk memastikan pemenuhan standar organik
dan prinsip-prinsip keberlanjutan.
2) Menggalang dukungan dan partisipasi anggota kelompok tani
dalam mengadopsi metode pertanian organik.
d. Koordinasi dan Komunikasi:
1) Menjalin koordinasi antaranggota kelompok tani untuk
memastikan kolaborasi yang efektif.
2) Menyediakan saluran komunikasi yang efisien dan terbuka antara
anggota kelompok dan pihak terkait.
e. Pengelolaan Sumber Daya:
1) Mengelola alokasi sumber daya seperti lahan, air, dan pupuk
organik.
2) Memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya untuk
mendukung praktik pertanian organik yang berkelanjutan.
f. Pelatihan dan Pendidikan:
1) Memberikan pelatihan dan pembinaan kepada anggota kelompok
tani terkait praktik pertanian organik.
2) Mendorong pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik tentang
metode pertanian organik.
g. Kepemimpinan dalam Organisasi
1) Mengkoordinasi rapat-rapat dan pertemuan kelompok tani.
2) Menyediakan inspirasi dan arahan untuk meningkatkan semangat
dan kebersamaan dalam kelompok.
2. Sekertaris
Seorang sekretaris dalam kelompok tani memiliki peran yang
penting dalam menjalankan berbagai kegiatan administratif dan organisasi.
Berikut adalah beberapa tugas utama seorang sekretaris dalam kelompok
tani:
a. Mengelola Dokumen
1) Mengelola dan menyimpan dokumen-dokumen penting kelompok
tani seperti akta pendirian, anggaran dasar, dan dokumen lainnya.
2) Membuat salinan dokumen yang diperlukan dan menyimpannya
dengan rapi.
b. Menyusun Rapat
1) Menyiapkan agenda rapat kelompok tani.
2) Membuat notulensi atau catatan rapat untuk mencatat keputusan
dan hasil diskusi.
c. Pendukung Koordinasi Kegiatan
1) Mendukung koordinasi kegiatan-kegiatan kelompok tani, termasuk
pengorganisasian acara atau pertemuan.
2) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk kegiatan kelompok
tani.
d. Pemenuhan Persyaratan Hukum
1) Memastikan kelompok tani memenuhi persyaratan hukum yang
berlaku dan melibatkan diri dalam pembaruan administratif yang
diperlukan.
e. Pelaporan
1) Menyiapkan laporan kegiatan secara berkala, baik itu untuk
anggota kelompok tani atau pihak eksternal yang berkepentingan.
3. Bendahara
Peran bendahara dalam kelompok tani sangat penting dalam
mengelola aspek keuangan dan keuangan organisasi. Berikut adalah
beberapa tugas utama seorang bendahara dalam kelompok tani:
a. Mengelola Keuangan
1) Bertanggung jawab untuk mengelola semua aspek keuangan
kelompok tani, termasuk penerimaan dan pengeluaran dana.
2) Mencatat dengan akurat semua transaksi keuangan yang
melibatkan kelompok tani.
b. Pembukuan
1) Membuat dan memelihara buku kas kelompok tani.
2) Mencatat setiap transaksi keuangan dan membuat laporan
keuangan secara berkala.
c. Pembuatan Laporan Keuangan
1) Menyusun laporan keuangan reguler yang mencakup pemasukan,
pengeluaran, dan saldo keuangan kelompok tani.
2) Melaporkan laporan keuangan kepada anggota kelompok tani dan
pihak-pihak terkait.
d. Pengeluaran Dana
1) Memproses pembayaran untuk pengeluaran kelompok tani, seperti
pembelian input pertanian, biaya operasional, atau pembayaran
utang.
e. Memelihara Dokumen Keuangan
1) Menyimpan dan merawat semua bukti transaksi dan dokumen
keuangan kelompok tani dengan baik.
2) Membuat backup dan arsip dokumen keuangan untuk keperluan
audit dan referensi.
f. Pemeriksaan Keuangan
1) Melakukan pemeriksaan keuangan secara teratur untuk
memastikan bahwa catatan keuangan kelompok tani akurat dan
sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku.
g. Perancangan Anggaran
1) Membantu dalam menyusun anggaran kelompok tani dengan
memberikan informasi keuangan yang diperlukan.
2) Memastikan bahwa anggaran diikuti dan dijalankan dengan baik.
h. Pemantauan Kas
1) Mengelola kas kelompok tani dengan aman dan bertanggung
jawab.
2) Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas
secara akurat.
4. Seksi Produksi
Seorang anggota seksi produksi dalam kelompok tani
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mengelola kegiatan
produksi pertanian. Tugas mereka mencakup berbagai aspek yang
mendukung produksi hasil pertanian yang berkualitas dan efisien. Berikut
adalah beberapa tugas kunci dari seksi produksi dalam kelompok tani:
a. Perencanaan Produksi
1) Merencanakan jenis tanaman yang akan diproduksi berdasarkan
musim, permintaan pasar, dan faktor-faktor lainnya.
2) Menetapkan jadwal penanaman.
b. Pemilihan Variestas
1) Menganalisis dan memilih varietas tanaman yang sesuai dengan
kondisi lingkungan dan permintaan pasar.
2) Berkoordinasi dengan ahli pertanian untuk mendapatkan informasi
terkini mengenai varietas atau jenis ternak yang terbaik.
c. Pembelian Benih dan Bibit
1) Bertanggung jawab atas pengadaan benih dan bibit berkualitas
tinggi.
2) Menyusun rencana pembelian dan memastikan ketersediaan input
produksi.
d. Pemeliharaan
1) Menentukan praktik pemeliharaan yang diperlukan, seperti
penyiraman, pemupukan, atau pengendalian hama.
2) Memastikan bahwa tanaman diberi perawatan yang memadai.
e. Monitoring
1) Memantau pertumbuhan tanaman atau ternak secara teratur.
2) Mengidentifikasi dan menanggapi masalah kesehatan atau
pertumbuhan dengan cepat.
f. Pengelolaan dan Pengendalian Hama
1) Mengelola penggunaan pupuk dan pestisida dengan bijak.
2) Menentukan strategi pengendalian hama yang ramah lingkungan
dan efektif.
g. Pemanenan
1) Menetapkan waktu yang tepat untuk pemanenan berdasarkan
kematangan tanaman.
2) Mengatur dan mengawasi proses panen untuk memastikan hasil
berkualitas.
h. Pemeliharaan Alat dan Peralatan
1) Memastikan alat dan peralatan pertanian dalam kondisi baik.
2) Merencanakan perawatan rutin dan perbaikan jika diperlukan.
5. Seksi Pemberdayaan
Seksi pemberdayaan dalam kelompok tani memiliki peran penting
dalam meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan anggota kelompok.
Fokus utama dari seksi pemberdayaan adalah memberdayakan anggota
kelompok tani agar mampu mengelola sumber daya dan kegiatan pertanian
secara mandiri. Berikut adalah beberapa tugas kunci dari seksi
pemberdayaan dalam kelompok tani:
a. Pelatihan dan Pendidikan
1) Menyusun dan melaksanakan program pelatihan untuk anggota
kelompok tani terkait dengan teknik pertanian terbaru, manajemen
usaha, dan keterampilan lainnya.
2) Memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat meningkatkan
produktivitas dan keberlanjutan pertanian.
b. Pengembangan Keterampilan
1) Mendorong pengembangan keterampilan teknis dan manajerial
anggota kelompok tani.
2) Menyediakan pelatihan dalam penggunaan teknologi pertanian,
manajemen keuangan, dan keterampilan lain yang mendukung
pengembangan usaha pertanian.
c. Pengembangan Kewirausahaan
1) Membantu anggota kelompok tani dalam mengembangkan
kewirausahaan mereka, termasuk bantuan dalam perencanaan
usaha, pemasaran, dan manajemen risiko.
2) Merancang program untuk memotivasi anggota agar memiliki
semangat berwirausaha.
d. Pengembangan Infrastruktur Lokal
1) Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur lokal
yang mendukung kegiatan pertanian, seperti akses air, jalan, dan
sarana penyimpanan hasil pertanian.
2) Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperbaiki atau
membangun infrastruktur yang diperlukan.
e. Pemantauan dan Evaluasi Kesejahteraan Anggota
1) Melakukan pemantauan terhadap dampak program pemberdayaan.
2) Mengevaluasi tingkat kesejahteraan anggota kelompok tani dan
membuat rekomendasi untuk perbaikan.
3) Merancang dan melaksanakan program sosial dan kesejahteraan
yang mendukung anggota kelompok tani, seperti program
kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
6. Seksi Humas
Seksi Humas dalam kelompok tani memiliki peran kunci dalam
membangun dan menjaga hubungan baik antara kelompok tani dengan
anggotanya serta dengan pihak eksternal. Tugas utama seksi Humas
melibatkan komunikasi, informasi, dan mempromosikan citra positif
kelompok tani. Berikut adalah beberapa tugas kunci dari seksi Humas
dalam kelompok tani:
a. Menyebarkan Informasi
1) Menyusun dan menyebarkan informasi ke anggota kelompok tani
terkait dengan kegiatan kelompok, perubahan, atau keputusan yang
perlu diambil.
2) Membangun saluran komunikasi internal yang efektif, seperti
pertemuan rutin atau media komunikasi digital.
3) Mengelola komunikasi dengan pihak eksternal, seperti lembaga
pemerintah, mitra bisnis, atau masyarakat sekitar.
4) Menanggapi pertanyaan atau kebutuhan informasi dari pihak
eksternal.
b. Menjaga dan Membangun Hubungan
1) Membangun dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat
sekitar, termasuk masyarakat lokal, lembaga pemerintah, dan
kelompok-kelompok terkait.
2) Mengorganisir kegiatan atau acara yang melibatkan partisipasi
masyarakat.
c. Publikasi
1) Mengelola akun media sosial atau membuat publikasi reguler
untuk mempromosikan kegiatan dan pencapaian kelompok tani.
2) Menggunakan platform media sosial untuk berkomunikasi dengan
anggota dan pihak eksternal.
7. Seksi Peternakan
Seksi peternakan dalam kelompok tani bertanggung jawab untuk
mengelola dan mengkoordinasikan kegiatan peternakan yang dilakukan
oleh anggota kelompok. Tugas utama seksi peternakan melibatkan aspek-
aspek berikut:
a. Pemilihan dan Perawatan Ternak
1) Memilih jenis ternak yang sesuai dengan tujuan dan kondisi
lingkungan kelompok tani.
2) Merencanakan dan melaksanakan praktik perawatan yang baik
untuk kesehatan dan produktivitas ternak.
b. Pembelian Input Ternak
1) Mengkoordinasikan pembelian input peternakan seperti pakan,
obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.
2) Memastikan ketersediaan input yang dibutuhkan untuk
meningkatkan performa ternak.
c. Pembiakan dan Pemeliharaan Ternak
1) Mengelola program pembiakan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas ternak.
2) Melakukan pemeliharaan ternak secara berkala, seperti vaksinasi
dan tindakan pencegahan penyakit.
d. Pengelolaan Limbah Ternak
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
e. .Pelaporan
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
8. Seksi Usaha
Seksi usaha dalam kelompok tani memiliki peran kunci dalam
mengelola aspek bisnis dan keuangan kelompok. Tugas utama seksi usaha
mencakup berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan keberlanjutan kegiatan ekonomi kelompok tani. Berikut
adalah beberapa tugas kunci dari seksi usaha dalam kelompok tani:
a. Perancangan Bisnis
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
b. Analisis Pasar
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
c. Pemasaran dan Promosi
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
d. Manajemen Penjualan
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
e. Pengembangan Mitra Usaha
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
f. Pelaporan Kinerja Bisnis
1) Merancang sistem pengelolaan limbah ternak yang ramah
lingkungan.
2) Memastikan limbah ternak dikelola dengan baik untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
3)
III. KEGIATAN MAGANG

A. Kegiatan Pokok
Untuk menghasilkan produk brokoli yang organik perlu adanya
penanganan yang tepat, karena produk organik rentan sekali akan adanya hama
dan penyakit yang menyerang. Maka dari itu dalam proses produksi atau
penanamnya harus sesuai dengan standar yang berlaku. Berikut tahapan dalam
proses produksi brokoli organik:
1. Pemilihan Variestas Brokoli
Kelompok tani P4S Tranggulasi memilih variestas Arcadia sebagai
variestas utama dalam penanaman brokoli. Variestas ini dipilih karena
memiliki tingkat toleransi yang baik terhadap hama dan penyakit, hal ini
selarasa karena produk organik tidak menggunakan pestisida kimia dalam
mengusir hama dan penyakit. Selain itu juga, variestas ini cenderung
memiliki waktu panen yang konsisten sehingga mudah dalam
mengoptimalkan hasil dan pengelolaan tanaman yang efisien.
2. Penanaman Bibit Brokoli
Penanaman bibit brokoli organik adalah langkah awal dalam
memastikan kesuksesan panen yang sehat dan berkelanjutan. Sebelum
penanaman, tanah harus dipersiapkan dengan baik, dengan memastikan
kelembaban dan keasaman tanah sesuai dengan kebutuhan brokoli. Setelah
itu, lubang tanam dibuat dengan jarak yang sesuai untuk pertumbuhan
optimal brokoli, dan bibit ditanam dengan hati-hati.
Kedalaman penanaman dan memastikan bahwa akar bibit terkubur
dengan baik. Selama pertumbuhan awal, bibit membutuhkan perawatan
ekstra, termasuk penyiraman teratur dan pemantauan terhadap potensi
serangan hama atau penyakit. Dalam pertanian organik, pupuk organik
atau kompos dapat diberikan untuk memberikan nutrisi tambahan tanaman
tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Keseluruhan proses penanaman
bibit brokoli organik mencerminkan komitmen terhadap praktik pertanian
yang berkelanjutan, memastikan bahwa tanaman tumbuh dalam
lingkungan yang sehat dan memenuhi standar organik yang ketat.

3. Persiapan Tanah
a. Uji pH Tanah
Uji pH tanah untuk menanam brokoli dilakukan dengan
menggunakan kit uji pH tanah yang tersedia secara komersial. Untuk
mengetauhi pH, perlu mengambil tanah yang akan digunakan saat
menanam. Hindari adanya pupuk atau pestisida alami yang menempel
pada tanah. Hal ini dilakukan agar hasil uji pH akurat.
Kemudian, campurkan tanah dengan larutan pengidratasi yang
biasanya disertakan dalam kit uji pH, lalu baca hasilnya berdasarkan
petunjuk kit. Brokoli umumnya tumbuh optimal dalam tanah dengan
pH antara 6.0 hingga 7.0. Jika pH terlalu rendah, pertimbangkan untuk
menambahkan kapur pertanian untuk menaikkan nilai pH. Jika terlalu
tinggi, mungkin diperlukan bahan pengasam organik. Uji pH tanah
yang baik memberikan informasi penting untuk menyesuaikan kondisi
tanah agar sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan brokoli.
b. Pembersihan Tanah
Pembersihan tanah untuk menanam brokoli merupakan langkah
penting dalam memastikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan
tanaman. Dimulai dengan membersihkan area dari sisa-sisa tanaman
sebelumnya dan gulma yang dapat menjadi tempat berkembang
biaknya penyakit dan hama. Memastikan untuk menghilangkan akar
dan sisa-sisa tanaman dengan teliti. Selanjutnya, memeriksa tanah dari
bebatuan besar dan debris, kemudian membersihkan secara
menyeluruh.
Tanah yang bersih membantu mencegah hama dan penyakit
yang tidak diinginkan dan memastikan bahwa tanaman brokoli
memiliki akses yang optimal ke nutrisi tanah. Pembersihan tanah yang
baik wajib mengikuti langkah proaktif agar meminimalkan risiko
penyakit dan memberikan kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan brokoli yang sehat dan produktif.
c. Penggalian Tanah
Penggalian tanah yang baik adalah langkah kunci dalam
persiapan tanah untuk menanam brokoli. Pertama-tama dengan
menggali tanah hingga kedalaman sekitar 8-10 inci (20-25 cm)
menggunakan cangkul. Proses penggalian tanah membantu memecah
gumpalan tanah dan meningkatkan struktur tanah, memungkinkan akar
brokoli untuk menembus dengan lebih baik dan memperoleh nutrisi
yang diperlukan. Menggali tanah harus hati-hati agar tidak merusak
struktur tanah yang sehat dan menyediakan lingkungan yang kondusif
bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Penggalian tanah yang
baik juga membantu meningkatkan drainase dan pertukaran gas di
dalam tanah, yang penting untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Seiring dengan penggalian, pastikan untuk membersihkan tanah dari
akar-akar sisa tanaman sebelumnya dan bahan organik lainnya yang
mungkin menghalangi pertumbuhan brokoli.
d. Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan yang baik merupakan langkah kunci
dalam menyiapkan tanah untuk menanam brokoli. Pertama, membuat
jarak yang sesuai antar-bedengan berdasarkan rekomendasi tanam
brokoli dan pastikan lebar bedengan cukup untuk memberikan ruang
bagi pertumbuhan tanaman. Membuat bedeng dengan menggunakan
sekop atau cangkul, mengumpulkan tanah dari lorong di antara
bedengan dan menumpuknya ke atas, membentuk struktur tinggi dan
longgar. Permukaan bedengan harus dibuat rata dan tanah padat,
namun tetap mudah ditembus oleh akar tanaman.
Untuk memudahkan drainase, bedengan dibentuk sedikit
cembung di bagian atas. Setelah pembuatan bedengan selesai,
kemudian bedengan harus disiram dengan baik agar mencapai tingkat
kelembaban yang optimal sebelum penanaman brokoli. Pembuatan
bedengan yang baik menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal
bagi tanaman brokoli dengan memaksimalkan akses ke air dan nutrisi
tanah.

Gambar 2. Pembuatan Bedengan.

e. Pengapuran
Pengapuran merupakan hal opsional, dilakukan hanya jika pH
asam. Kapur pertanian dapat berikan dengan meratakan sejumlah yang
diperlukan di permukaan tanah dan kemudian menggali atau menyiram
tanah untuk mendistribusikan kapur. Pilih jenis kapur yang sesuai
dengan kebutuhan tanah, seperti kapur dolomit untuk meningkatkan
pH dan menyediakan magnesium. Pengapuran yang baik dilakukan
sebelum penanaman, memberikan waktu bagi kapur untuk bereaksi
dengan tanah. Memahami kebutuhan pH tanah dan menerapkan
pengapuran yang tepat membantu menciptakan lingkungan tanah yang
optimal bagi pertumbuhan brokoli dan penyerapan nutrisi yang efisien.
f. Pemberian Pupuk
Dalam menanam brokoli organic menggunakan dua jenis
pupuk yang alami, pertama pupuk kendang dan pupuk kompos. Pupuk
kandang, yang berasal dari limbah hewan yang terurai alami,
memberikan nutrisi penting tanaman secara organik. Sebelum
penanaman brokoli, pupuk kandang disebar di permukaan tanah dan
dicampurkan dengan tanah menggunakan sekop atau cangkul.
Pupuk kandang memberikan sumber nutrisi organik, seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman yang sehat. Kuantitas pupuk kandang yang diterapkan
diberikan beberapa minggu sebelum penanaman untuk memberikan
waktu bagi bahan organik dalam pupuk untuk terurai dan memberikan
nutrisi yang tersedia secara optimal untuk tanaman brokoli.
Sama halnya dengan pupuk kompos, dapat meningkatkan
retensi air tanah, meningkatkan struktur tanah, dan memberikan nutrisi
yang tersedia secara bertahap selama periode pertumbuhan brokoli.
Pupuk kompos diberikan setiap 2 minggu sekali dengan kuantitas tidak
terlalu banyak.
g. Penyiraman
Penyiraman yang baik adalah kunci dalam menjaga
kelembaban tanah dan mendukung pertumbuhan brokoli. Penyiraman
dilakukan secara teratur, penyiraman dilakukan untuk memastikan
tanah selalu lembab, tetapi tidak tergenang. Penggunaan irigasi tetes
atau selang yang memberikan air langsung ke pangkal tanaman dapat
membantu menghindari basahnya daun, yang dapat menyebabkan
penyakit.
Penyiraman tanaman dilakukan saat pagi atau sore hari untuk
menghindari penguapan yang cepat di bawah sinar matahari langsung.
Periksa kelembaban tanah secara berkala dengan menyentuh atau
menggunakan alat pengukur kelembaban tanah. Saat cuaca panas atau
kering penyiraman lebih sering dilakukan dan kurangi penyiraman jika
tanah terlalu basah. Dengan menjaga konsistensi kelembaban tanah,
dapat menciptakan lingkungan optimal bagi pertumbuhan brokoli dan
meminimalkan risiko masalah kelembaban yang dapat memengaruhi
hasil panen.

Gambar 3. Penyiraman.

h. Pemasangan Mulsa
Pemasangan mulsa dilakukan setelah pengolahan dan bedeng
telah dibuat. Mulsa yang digunakan berbahan dasar plastic yang
dilubangi dengan jarak lubang sekitar 30-40cm. Mulsa ini tidak hanya
efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma dan mempertahankan
kelembaban tanah, tetapi juga berperan dalam mempertahankan suhu
tanah yang stabil. Lubang diberikan pada mulsa untuk menanam bibit
brokoli sesuai dengan pola tanam yang direkomendasikan.
Gambar 4. Pemasangan Mulsa.
4. Penanaman
Penanaman brokoli yang baik membutuhkan perhatian yang detail,
mulai dari pemilihan bibit hingga tata letak di kebun. Memilih bibit
brokoli yang sehat dan berkualitas dari biji yang telah direndam
sebelumnya. Tanamlah bibit atau biji pada bedengan yang telah disiapkan
dengan jarak tanam yang sesuai, umumnya sekitar 45-60 cm antar
tanaman. Setelah menanam, siram tanaman secara merata dan hindari
membanjiri area penanaman. Kemudian berikan penutup tanah atau mulsa
organik untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi pertumbuhan
gulma, dan menyediakan perlindungan tambahan. Selain itu, memastikan
tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup, setidaknya 6-8 jam per
hari. Praktek-praktek penanaman yang baik akan membantu memastikan
pertumbuhan brokoli yang sehat dan produktif selama musim tumbuhnya
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik merupakan kunci mencapai hasil panen
brokoli yang optimal. Setelah penanaman, selalu mengawasi kondisi
tanaman secara teratur. Dengan memberikan air secara konsisten, terutama
pada saat-saat kering, dan selalu memastikan tanah tetap lembab, namun
tidak tergenang. Memberikan pupuk organik atau kompos tambahan
selama musim tumbuh mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Jaga kebersihan area penanaman dengan secara teratur
membersihkan gulma dan menyingkirkan sisa-sisa tanaman yang tidak
diperlukan.
Jika ditemukan tanda-tanda penyakit atau serangan hama, akan
dengan cepat menggunakan metode pengendalian organik. Tautkan
tanaman yang mulai membentuk kepala bunga untuk mendukung
pertumbuhan yang lebih baik dan hindari penanaman terlalu rapat untuk
mengurangi risiko penyakit. Praktikkan rotasi tanaman untuk mencegah
masalah tanah dan pertahankan lingkungan pertanian organik dengan
menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Dengan pemeliharaan
yang baik, brokoli dapat tumbuh dengan kuat dan memberikan hasil yang
memuaskan.
6. Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Pertama, melakukan rotasi tanaman secara teratur untuk
mengurangi risiko penyakit tanah yang dapat menyerang brokoli. Selalu
mengawasi tanaman secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal
serangan hama atau penyakit, seperti daun yang menguning, bercak-
bercak, atau adanya hama. Kemudian menggunakan metode pengendalian
organik, seperti aplikasi larva parasitoid, pelet kering insektisida organik,
atau minyak neem untuk mengatasi hama tanaman seperti ulat, kutu daun,
atau trips.
Untuk penyakit, praktikkan sanitasi yang baik, seperti
membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan menghindari
kelembaban berlebih di sekitar tanaman. Penerapan mulsa organik dapat
membantu mengurangi penyebaran penyakit dan menekan pertumbuhan
gulma yang dapat menjadi tempat berkembang biak hama. Jika diperlukan,
pertimbangkan penggunaan tanaman penutup tanah untuk meningkatkan
keseimbangan ekosistem di sekitar tanaman brokoli. Dengan pendekatan
yang berkelanjutan dan proaktif terhadap perlindungan tanaman, Anda
dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit serta memastikan
pertumbuhan dan hasil panen brokoli yang sehat.
Gambar 5. Perlindungan dari Hama dan Penyakit.

7. Panen
Pemanenan brokoli organik melibatkan serangkaian langkah yang
hati-hati untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan hasil panen. Saat
waktu pemanenan tiba, penting memilih waktu yang tepat, biasanya ketika
kepala bunga brokoli masih padat dan sebelum bunga-bunga kecil mulai
muncul. Alat pemotong yang bersih dan tajam, seperti pisau atau gunting,
digunakan untuk memotong batang brokoli sekitar 15-20 cm di atas tanah.
Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada daun dan cabang. Setelah dipanen, brokoli segera ditangani agar
tidak mengalami kerusakan fisik yang dapat mempengaruhi kualitas dan
nilai gizi. Produk hasil panen kemudian dikemas dengan bahan organik
atau bahan ramah lingkungan sebelum disimpan dalam kondisi dingin
untuk mempertahankan kesegarannya.
Pemrosesan lanjutan, seperti pencucian atau pengepakan untuk
dijual, dapat dilakukan jika diperlukan, tetapi selalu mematuhi standar
organik yang berlaku. Selain itu, tanaman brokoli organik harus terus
dirawat setelah pemanenan dengan pemupukan organik, irigasi yang tepat,
dan pengendalian hama yang ramah lingkungan untuk memastikan
kesuksesan panen pada musim berikutnya. Semua langkah ini mendukung
praktik pertanian organik yang berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan
ekosistem pertanian.
Gambar 6. Pemanenan Brokoli Organik.

8. Packing Produk
Packing atau pengemasan brokoli organik merupakan tahapan
penting dalam rantai pasok makanan organik untuk memastikan bahwa
produk tetap mempertahankan kualitas dan keberlanjutan. Setelah brokoli
dipanen dengan hati-hati, langkah selanjutnya adalah memilih bahan
kemasan yang sesuai dengan prinsip organik. Idealnya, kemasan yang
digunakan harus terbuat dari bahan ramah lingkungan atau dapat didaur
ulang untuk mengurangi dampak lingkungan.
Proses ini dilakukan dengan kehati-hatian untuk mencegah
kerusakan fisik pada brokoli dan mempertahankan kebersihan produk.
Pemilihan kemasan yang sesuai juga membantu melindungi brokoli dari
paparan udara dan cahaya yang dapat mempengaruhi kesegaran dan nilai
gizi. Setelah dikemas, brokoli organik yang baru saja dipanen ini disimpan
dalam kondisi dingin atau dikirimkan ke pasar atau konsumen dengan
mempertimbangkan praktik transportasi yang berkelanjutan. Dengan
demikian, pengemasan brokoli organik tidak hanya memastikan kualitas
produk tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan yang diperlukan dalam
pertanian organik.
9. Pembuangan Sisa Hasil Panen
Pembuangan sisa hasil panen brokoli organik adalah tahap
terpenting dalam siklus pertanian organik yang menekankan pada prinsip-
prinsip keberlanjutan. Setelah panen brokoli organik selesai, sisa-sisa
tanaman seperti daun, batang, dan bagian tanaman lainnya harus dikelola
dengan bijak. Salah satu pengelolaan sisa hasil panen yang umum
digunakan adalah kompos, sisa hasil panen dicacah dan ditambahkan ke
tumpukan kompos untuk menghasilkan pupuk organik yang kaya akan
nutrisi.
Proses komposisi membantu mengurangi limbah dan memperkaya
tanah, menciptakan lingkungan pertanian yang berkelanjutan. Selain itu,
sisa hasil panen juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau
mengintegrasikannya ke dalam sistem pertanian berkelanjutan lainnya.
Praktik pembuangan sisa hasil panen ini mencerminkan komitmen petani
organik terhadap praktik pertanian yang berkelanjutan, mengurangi
dampak negatif pada lingkungan, dan memanfaatkan kembali sisa-sisa
tanaman untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Dengan
demikian, pembuangan sisa hasil panen dalam konteks pertanian brokoli
organik menjadi salah satu aspek yang mendukung integritas dan
keberlanjutan praktik pertanian organik secara keseluruhan.

B. Kegiatan Tambahan
1. Persiapan Tanah untuk Tanaman
Persiapan tanah untuk tanaman hortikultura organik dengan
menggunakan tai ayam sebagai pupuk adalah cara pertanian berkelanjutan
yang mengandalkan sumber daya alami. Proses ini dimulai dengan
pengumpulan tai ayam yang kemudian diuraikan menjadi pupuk organik.
Tai ayam mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Sebelum penanaman, pupuk tai ayam dapat dicampur dengan tanah
untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan kelembaban. Namun,
penggunaan pupuk ini dikelola dengan hati-hati agar tidak menyebabkan
overdosis nutrisi atau masalah sanitasi. Pengolahan tanah ini mendukung
siklus daur ulang alami, mengurangi limbah peternakan, dan memberikan
alternatif organik terhadap pupuk kimia.
Selain itu, tai ayam juga dapat meningkatkan keberlanjutan tanah
dengan memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi
bagi tanaman. Dengan menggunakan tai ayam sebagai pupuk organik,
pertanian organik dapat merangkul pendekatan ramah lingkungan dan
memperkaya tanah secara alami, menciptakan lingkungan tanam yang
sehat dan berkelanjutan.
2. Pembuatan Fermentasi Pakan Sapi
Pembuatan fermentasi pakan sapi organik melibatkan proses yang
cermat dan hati-hati untuk menghasilkan pakan berkualitas tinggi yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik. Langkah pertama adalah
mengumpulkan bahan-bahan organik berkualitas tinggi, seperti jerami,
rumput, atau limbah tanaman organik. Bahan ini kemudian dicampur
dengan pupuk organik berupa tai ayam yang kaya akan nutrisi, termasuk
nitrogen dan mikroorganisme yang bermanfaat.
Setelah pencampuran, campuran bahan pakan dan tai ayam
ditempatkan dalam wadah atau tumpukan yang memungkinkan untuk
fermentasi alami. Proses fermentasi ini melibatkan aktivitas
mikroorganisme yang menguraikan bahan organik, menghasilkan asam
organik dan enzim yang meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam pakan.
Fermentasi juga membantu mengurangi kadar bahan anti nutrisi dan
meningkatkan kecernaan pakan.
Selama proses fermentasi, perlu memantau suhu dan kelembaban
untuk memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan
mikroorganisme yang menguntungkan. Setelah periode fermentasi yang
cukup, pakan yang telah difermentasi ini siap untuk diberikan kepada sapi
organik. Pemilihan bahan organik yang berkualitas tinggi, penggunaan
pupuk organik, dan proses fermentasi yang tepat adalah kunci dalam
menghasilkan pakan sapi organik yang sehat, bernutrisi, dan sesuai dengan
prinsip-prinsip keberlanjutan pertanian organik.
Gambar 7. Pembuatan Fermentasi Pakan Sapi.

3. Pembuatan Pestisida
Pembuatan pestisida organik melibatkan proses yang dirancang
untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara alami dan
berkelanjutan. Sebagai alternatif dari pestisida kimia yang dapat merusak
lingkungan, pestisida organik umumnya terbuat dari bahan-bahan alami
yang ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada
tanaman atau tanah.
Langkah pertama dalam pembuatan pestisida organik adalah
pemilihan bahan aktif yang bersumber dari alam, seperti, ekstrak bawang
putih, tai ayam, glepeng (empon empon), kulit kina, rumput bau, sriwiti,
dan suren atau sisa panen tanaman. Bahan-bahan tersebut dipotong kecil-
kecil kemudian dihancurkan, bahan tersebut memiliki sifat anti-insektisida
atau anti-fungisida. Selanjutnya, bahan aktif tersebut diolah atau diekstrak
dengan metode ekstraksi alami untuk menghasilkan larutan atau campuran
yang efektif melawan hama dan penyakit tanaman.
Setelah bahan aktif berhasil diekstrak, dapat ditambahkan bahan
tambahan pendukung seperti minyak hortikultura atau bahan organik
lainnya untuk meningkatkan daya rekat dan daya tahan larutan pestisida.
Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa semua bahan yang
digunakan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik dan tidak
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pestisida organik yang dihasilkan kemudian dapat disemprotkan
pada tanaman sebagai langkah pencegahan atau intervensi ketika hama
atau penyakit mulai muncul. Dengan mengadopsi pestisida organik,
pertanian dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis,
mendukung keberlanjutan lingkungan, dan meminimalkan risiko residu
berbahaya pada hasil pertanian.

Gambar 8. Pembuatan Pestisida Alami.


VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam proses produksi brokoli organik di kelompok tani P4S
Tranggulasi dimulai dari pemilihan varietas brokoli, penanaman bibit brokoli,
persiapan tanah, (uji pH tanah, pembersihan tanah, penggalian tanah,
pembuatan bedengan, pengapuran pemberian pupuk, penyiraman), penanaman
brokoli, pemeliharaan atau pengawasan terhadap tanaman, perlindungan hama
dari penyakit, panen, paking produk dan terakhir yaitu pembuangan sisa hasil
panen.

B. Saran
1. Sebaiknya perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan proses pengolahan
2. khususnya pada
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai