Disusun oleh:
Nama
Nim
LAPORAN MAGANG
Oleh:
Nama
Nim
Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Magang pada tanggal 27 November
2023
Komisi Magang
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
HALAMAN COVER................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Magang............................................................................................2
A. Sejarah..........................................................................................................3
B. Lokasi...........................................................................................................4
E. Strultur Organisasi.......................................................................................5
A. Kegiatan Pokok..........................................................................................16
B. Kegiatan Tambahan....................................................................................26
VI. PENUTUP.......................................................................................................29
A. Kesimpulan................................................................................................29
B. Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Tranggulasi adalah nama kelompok tani yang berlokasi di Dusun
Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sedangkan
P4S memiliki singkatan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, telah
diakui sebagai pusat pelatihan pertanian dan menjadi contoh bagi desa-desa lain
dalam menerapkan praktik pertanian organik. Dengan moto "kembali ke alam"
dan fokus pada produksi pangan yang sehat dan tanpa bahan kimia, kelompok tani
ini telah berhasil membawa produk pertani organiknya ke pasar ekspor Malaysia
dan Singapura.
Tren konsumsi produk organik mulai berkembang pada awal tahun 2000-
an, menciptakan potensi pasar yang besar. Kesadaran akan kesehatan lingkungan
semakin menegaskan urgensi pertanian organik. Pendekatan ini tidak hanya
memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas produk
pertanian, mengurangi risiko paparan manusia terhadap residu pestisida, dan
mendukung kesehatan manusia secara keseluruhan.
Meskipun demikian, petani di P4S Tranggulasi menghadapi tantangan
dalam produksi brokoli organik, terutama dalam pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Dalam pertanian organik, menghindari penggunaan insektisida dan
fungisida kimia sintetis, memerlukan strategi pengendalian organik seperti
pemanfaatan predator alami dan perubahan pola tanam.
Kelompok tani P4S 'TRANGGULASI' tidak hanya berfokus pada cara
membuat brokoli organik, tetapi juga peduli dengan alam sekitar. Mereka menjaga
keanekaragaman hayati dan menggunakan cara alami dalam pertanian untuk
melawan hama, memberikan contoh bahwa pertanian dapat dilakukan secara
ramah lingkungan. P4S 'TRANGGULASI' memiliki peran penting sebagai pusat
kegiatan pertanian organik, memberikan panduan dan dukungan kepada petani.
Mereka juga berfungsi sebagai model dalam menerapkan prinsip-prinsip pertanian
organik untuk desa-desa sekitarnya, dengan visi menciptakan pertanian yang lebih
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Potensi keuntungan ekonomi bagi petani di P4S 'TRANGGULASI'
melalui produksi brokoli organik layak dipertimbangkan, terutama dengan
berkembangnya pasar organik. Terlibat dalam produksi brokoli organik tidak
hanya meningkatkan keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan peluang
ekonomi positif bagi petani.
B. Tujuan Magang
Adapun tujuan dari magang ini adalah:
1. Mengetahu dan terlibat langsung dalam proses produksi brokoli organik di
P4S Tranggulasi.
2. Mengetahui perencanaan dan pengendalian proses produksi brokoli
organic dari P4S Tranggulasi.
II. PROFIL LOKASI MAGANG
A. Sejarah
Kelompok Tani P4S Tranggulasi telah mengkhususkan diri dalam kegiatan
agribisnis komoditas sayuran organik sejak tahun 2000-an. Awalnya, ini dipicu
oleh keterbatasan anggota kelompok dalam membeli pupuk dan pestisida,
sehingga mereka mencoba membuat pupuk organik dengan fermentasi urin sapi,
urin kelinci, pupuk bokashi, dan agensia hayati. Keberadaan kelompok ini sangat
strategis karena berfungsi sebagai wahana pembelajaran dan pengajaran antar
anggota kelompok serta menjalin kerjasama dengan pihak lain, seperti Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu
Indonesia (IPPHTI), yang mendukung program sayuran organik.
Pada tahun 2000, masyarakat Dusun Selongisor sepakat membentuk
kelompok tani dengan nama Tranggulasi. Nama ini diambil dari sebuah bukit di
lereng Gunung Merbabu. Kelompok ini awalnya terdiri dari 32 anggota dengan
luas lahan 53 ha, tetapi luas lahan yang digunakan untuk budidaya sayuran
organik hanya sekitar ± 16.5 ha dan kemudian P4S diambil dari singkatan Pusat
Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya.
Pada tahun 2004, Kelompok Tani P4S Tranggulasi mulai terlibat dalam
kegiatan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI),
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok. Kelompok ini
juga menjadi tempat kegiatan P4S sejak tahun 2006. P4S Tranggulasi pada
awalnya adalah kegiatan kelompok tani biasa, tetapi sejak melakukan pertanian
ramah lingkungan (organik) pada tahun 2004, kelompok ini menjadi terkenal di
kalangan petani, pemerintah, dan akademisi, sering dikunjungi untuk magang dan
praktek lapangan.
Pada tahun 2006, Kelompok Tani P4S Tranggulasi meraih penghargaan
juara I Sayuran Organik Tingkat Nasional. Pada tahun 2007, mereka menyusun
SOP (Standar Operasional Prosedur) sebanyak 18 item, dan tahun 2008 menjadi
tempat penyusunan SOP tingkat pusat. Pada tanggal 10 Mei 2006, kelompok ini
menganalisis kandungan produk sayuran organiknya di Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Surabaya dan hasilnya menunjukkan negatif dari residu pestisida
berbagai jenis. Pada tahun 2010, anggota kelompok bersama masyarakat sekitar
membentuk KOMPOR (Komunitas Petani Organik) dengan tujuan menerapkan
budidaya sayur organik yang disepakati oleh 4 dusun (Tekelan, Selonduwur,
Madu, Ngringin, dan Taruna Tani).
Dalam upaya pengembangan pengetahuan dan ketrampilan, Kelompok
Tani P4S Tranggulasi mengikuti program SL-PHT Hortikultura dengan
melibatkan 30 petani sayur. Melalui kegiatan ini, pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh dapat ditularkan kepada petani sekitar, mengubah pola pikir
mereka dalam budidaya sayuran, dan meningkatkan mutu produksi serta
pendapatan petani secara keseluruhan.
B. Lokasi
Kelompok Tani P4S Tranggulasi berlokasi di Dusun Selongisor, Desa
Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, dengan ketinggian sekitar ±
1447 m di atas permukaan laut. Sumber air kelompok ini berasal langsung dari
mata air Umbul Songo, sebuah kawasan wisata alam, dan memiliki posisi
strategis, hanya 1 km dari bumi perkemahan dan 2 km dari tempat rekreasi
Kopeng. Jaraknya dari Kota Salatiga sekitar 16 km, dari Ungaran sekitar ± 35 km,
dan dari Magelang sekitar ± 30 km. Lahan yang mereka budidayakan seluas ±16.5
ha dengan status lahan kering dan jenis tanah andosol. Curah hujan rata-rata
berkisar 2000-2500 mm per tahun, dengan hari hujan rata-rata sebanyak 150-190
hari per tahun. Suhu udara di sekitar wilayah tersebut mencapai maksimum 25-29
0 C dan minimum 18- 20 0 C.
A. Kegiatan Pokok
Untuk menghasilkan produk brokoli yang organik perlu adanya
penanganan yang tepat, karena produk organik rentan sekali akan adanya hama
dan penyakit yang menyerang. Maka dari itu dalam proses produksi atau
penanamnya harus sesuai dengan standar yang berlaku. Berikut tahapan dalam
proses produksi brokoli organik:
1. Pemilihan Variestas Brokoli
Kelompok tani P4S Tranggulasi memilih variestas Arcadia sebagai
variestas utama dalam penanaman brokoli. Variestas ini dipilih karena
memiliki tingkat toleransi yang baik terhadap hama dan penyakit, hal ini
selarasa karena produk organik tidak menggunakan pestisida kimia dalam
mengusir hama dan penyakit. Selain itu juga, variestas ini cenderung
memiliki waktu panen yang konsisten sehingga mudah dalam
mengoptimalkan hasil dan pengelolaan tanaman yang efisien.
2. Penanaman Bibit Brokoli
Penanaman bibit brokoli organik adalah langkah awal dalam
memastikan kesuksesan panen yang sehat dan berkelanjutan. Sebelum
penanaman, tanah harus dipersiapkan dengan baik, dengan memastikan
kelembaban dan keasaman tanah sesuai dengan kebutuhan brokoli. Setelah
itu, lubang tanam dibuat dengan jarak yang sesuai untuk pertumbuhan
optimal brokoli, dan bibit ditanam dengan hati-hati.
Kedalaman penanaman dan memastikan bahwa akar bibit terkubur
dengan baik. Selama pertumbuhan awal, bibit membutuhkan perawatan
ekstra, termasuk penyiraman teratur dan pemantauan terhadap potensi
serangan hama atau penyakit. Dalam pertanian organik, pupuk organik
atau kompos dapat diberikan untuk memberikan nutrisi tambahan tanaman
tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Keseluruhan proses penanaman
bibit brokoli organik mencerminkan komitmen terhadap praktik pertanian
yang berkelanjutan, memastikan bahwa tanaman tumbuh dalam
lingkungan yang sehat dan memenuhi standar organik yang ketat.
3. Persiapan Tanah
a. Uji pH Tanah
Uji pH tanah untuk menanam brokoli dilakukan dengan
menggunakan kit uji pH tanah yang tersedia secara komersial. Untuk
mengetauhi pH, perlu mengambil tanah yang akan digunakan saat
menanam. Hindari adanya pupuk atau pestisida alami yang menempel
pada tanah. Hal ini dilakukan agar hasil uji pH akurat.
Kemudian, campurkan tanah dengan larutan pengidratasi yang
biasanya disertakan dalam kit uji pH, lalu baca hasilnya berdasarkan
petunjuk kit. Brokoli umumnya tumbuh optimal dalam tanah dengan
pH antara 6.0 hingga 7.0. Jika pH terlalu rendah, pertimbangkan untuk
menambahkan kapur pertanian untuk menaikkan nilai pH. Jika terlalu
tinggi, mungkin diperlukan bahan pengasam organik. Uji pH tanah
yang baik memberikan informasi penting untuk menyesuaikan kondisi
tanah agar sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan brokoli.
b. Pembersihan Tanah
Pembersihan tanah untuk menanam brokoli merupakan langkah
penting dalam memastikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan
tanaman. Dimulai dengan membersihkan area dari sisa-sisa tanaman
sebelumnya dan gulma yang dapat menjadi tempat berkembang
biaknya penyakit dan hama. Memastikan untuk menghilangkan akar
dan sisa-sisa tanaman dengan teliti. Selanjutnya, memeriksa tanah dari
bebatuan besar dan debris, kemudian membersihkan secara
menyeluruh.
Tanah yang bersih membantu mencegah hama dan penyakit
yang tidak diinginkan dan memastikan bahwa tanaman brokoli
memiliki akses yang optimal ke nutrisi tanah. Pembersihan tanah yang
baik wajib mengikuti langkah proaktif agar meminimalkan risiko
penyakit dan memberikan kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan brokoli yang sehat dan produktif.
c. Penggalian Tanah
Penggalian tanah yang baik adalah langkah kunci dalam
persiapan tanah untuk menanam brokoli. Pertama-tama dengan
menggali tanah hingga kedalaman sekitar 8-10 inci (20-25 cm)
menggunakan cangkul. Proses penggalian tanah membantu memecah
gumpalan tanah dan meningkatkan struktur tanah, memungkinkan akar
brokoli untuk menembus dengan lebih baik dan memperoleh nutrisi
yang diperlukan. Menggali tanah harus hati-hati agar tidak merusak
struktur tanah yang sehat dan menyediakan lingkungan yang kondusif
bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Penggalian tanah yang
baik juga membantu meningkatkan drainase dan pertukaran gas di
dalam tanah, yang penting untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Seiring dengan penggalian, pastikan untuk membersihkan tanah dari
akar-akar sisa tanaman sebelumnya dan bahan organik lainnya yang
mungkin menghalangi pertumbuhan brokoli.
d. Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan yang baik merupakan langkah kunci
dalam menyiapkan tanah untuk menanam brokoli. Pertama, membuat
jarak yang sesuai antar-bedengan berdasarkan rekomendasi tanam
brokoli dan pastikan lebar bedengan cukup untuk memberikan ruang
bagi pertumbuhan tanaman. Membuat bedeng dengan menggunakan
sekop atau cangkul, mengumpulkan tanah dari lorong di antara
bedengan dan menumpuknya ke atas, membentuk struktur tinggi dan
longgar. Permukaan bedengan harus dibuat rata dan tanah padat,
namun tetap mudah ditembus oleh akar tanaman.
Untuk memudahkan drainase, bedengan dibentuk sedikit
cembung di bagian atas. Setelah pembuatan bedengan selesai,
kemudian bedengan harus disiram dengan baik agar mencapai tingkat
kelembaban yang optimal sebelum penanaman brokoli. Pembuatan
bedengan yang baik menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal
bagi tanaman brokoli dengan memaksimalkan akses ke air dan nutrisi
tanah.
e. Pengapuran
Pengapuran merupakan hal opsional, dilakukan hanya jika pH
asam. Kapur pertanian dapat berikan dengan meratakan sejumlah yang
diperlukan di permukaan tanah dan kemudian menggali atau menyiram
tanah untuk mendistribusikan kapur. Pilih jenis kapur yang sesuai
dengan kebutuhan tanah, seperti kapur dolomit untuk meningkatkan
pH dan menyediakan magnesium. Pengapuran yang baik dilakukan
sebelum penanaman, memberikan waktu bagi kapur untuk bereaksi
dengan tanah. Memahami kebutuhan pH tanah dan menerapkan
pengapuran yang tepat membantu menciptakan lingkungan tanah yang
optimal bagi pertumbuhan brokoli dan penyerapan nutrisi yang efisien.
f. Pemberian Pupuk
Dalam menanam brokoli organic menggunakan dua jenis
pupuk yang alami, pertama pupuk kendang dan pupuk kompos. Pupuk
kandang, yang berasal dari limbah hewan yang terurai alami,
memberikan nutrisi penting tanaman secara organik. Sebelum
penanaman brokoli, pupuk kandang disebar di permukaan tanah dan
dicampurkan dengan tanah menggunakan sekop atau cangkul.
Pupuk kandang memberikan sumber nutrisi organik, seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman yang sehat. Kuantitas pupuk kandang yang diterapkan
diberikan beberapa minggu sebelum penanaman untuk memberikan
waktu bagi bahan organik dalam pupuk untuk terurai dan memberikan
nutrisi yang tersedia secara optimal untuk tanaman brokoli.
Sama halnya dengan pupuk kompos, dapat meningkatkan
retensi air tanah, meningkatkan struktur tanah, dan memberikan nutrisi
yang tersedia secara bertahap selama periode pertumbuhan brokoli.
Pupuk kompos diberikan setiap 2 minggu sekali dengan kuantitas tidak
terlalu banyak.
g. Penyiraman
Penyiraman yang baik adalah kunci dalam menjaga
kelembaban tanah dan mendukung pertumbuhan brokoli. Penyiraman
dilakukan secara teratur, penyiraman dilakukan untuk memastikan
tanah selalu lembab, tetapi tidak tergenang. Penggunaan irigasi tetes
atau selang yang memberikan air langsung ke pangkal tanaman dapat
membantu menghindari basahnya daun, yang dapat menyebabkan
penyakit.
Penyiraman tanaman dilakukan saat pagi atau sore hari untuk
menghindari penguapan yang cepat di bawah sinar matahari langsung.
Periksa kelembaban tanah secara berkala dengan menyentuh atau
menggunakan alat pengukur kelembaban tanah. Saat cuaca panas atau
kering penyiraman lebih sering dilakukan dan kurangi penyiraman jika
tanah terlalu basah. Dengan menjaga konsistensi kelembaban tanah,
dapat menciptakan lingkungan optimal bagi pertumbuhan brokoli dan
meminimalkan risiko masalah kelembaban yang dapat memengaruhi
hasil panen.
Gambar 3. Penyiraman.
h. Pemasangan Mulsa
Pemasangan mulsa dilakukan setelah pengolahan dan bedeng
telah dibuat. Mulsa yang digunakan berbahan dasar plastic yang
dilubangi dengan jarak lubang sekitar 30-40cm. Mulsa ini tidak hanya
efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma dan mempertahankan
kelembaban tanah, tetapi juga berperan dalam mempertahankan suhu
tanah yang stabil. Lubang diberikan pada mulsa untuk menanam bibit
brokoli sesuai dengan pola tanam yang direkomendasikan.
Gambar 4. Pemasangan Mulsa.
4. Penanaman
Penanaman brokoli yang baik membutuhkan perhatian yang detail,
mulai dari pemilihan bibit hingga tata letak di kebun. Memilih bibit
brokoli yang sehat dan berkualitas dari biji yang telah direndam
sebelumnya. Tanamlah bibit atau biji pada bedengan yang telah disiapkan
dengan jarak tanam yang sesuai, umumnya sekitar 45-60 cm antar
tanaman. Setelah menanam, siram tanaman secara merata dan hindari
membanjiri area penanaman. Kemudian berikan penutup tanah atau mulsa
organik untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi pertumbuhan
gulma, dan menyediakan perlindungan tambahan. Selain itu, memastikan
tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup, setidaknya 6-8 jam per
hari. Praktek-praktek penanaman yang baik akan membantu memastikan
pertumbuhan brokoli yang sehat dan produktif selama musim tumbuhnya
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang baik merupakan kunci mencapai hasil panen
brokoli yang optimal. Setelah penanaman, selalu mengawasi kondisi
tanaman secara teratur. Dengan memberikan air secara konsisten, terutama
pada saat-saat kering, dan selalu memastikan tanah tetap lembab, namun
tidak tergenang. Memberikan pupuk organik atau kompos tambahan
selama musim tumbuh mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Jaga kebersihan area penanaman dengan secara teratur
membersihkan gulma dan menyingkirkan sisa-sisa tanaman yang tidak
diperlukan.
Jika ditemukan tanda-tanda penyakit atau serangan hama, akan
dengan cepat menggunakan metode pengendalian organik. Tautkan
tanaman yang mulai membentuk kepala bunga untuk mendukung
pertumbuhan yang lebih baik dan hindari penanaman terlalu rapat untuk
mengurangi risiko penyakit. Praktikkan rotasi tanaman untuk mencegah
masalah tanah dan pertahankan lingkungan pertanian organik dengan
menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Dengan pemeliharaan
yang baik, brokoli dapat tumbuh dengan kuat dan memberikan hasil yang
memuaskan.
6. Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Pertama, melakukan rotasi tanaman secara teratur untuk
mengurangi risiko penyakit tanah yang dapat menyerang brokoli. Selalu
mengawasi tanaman secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal
serangan hama atau penyakit, seperti daun yang menguning, bercak-
bercak, atau adanya hama. Kemudian menggunakan metode pengendalian
organik, seperti aplikasi larva parasitoid, pelet kering insektisida organik,
atau minyak neem untuk mengatasi hama tanaman seperti ulat, kutu daun,
atau trips.
Untuk penyakit, praktikkan sanitasi yang baik, seperti
membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dan menghindari
kelembaban berlebih di sekitar tanaman. Penerapan mulsa organik dapat
membantu mengurangi penyebaran penyakit dan menekan pertumbuhan
gulma yang dapat menjadi tempat berkembang biak hama. Jika diperlukan,
pertimbangkan penggunaan tanaman penutup tanah untuk meningkatkan
keseimbangan ekosistem di sekitar tanaman brokoli. Dengan pendekatan
yang berkelanjutan dan proaktif terhadap perlindungan tanaman, Anda
dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit serta memastikan
pertumbuhan dan hasil panen brokoli yang sehat.
Gambar 5. Perlindungan dari Hama dan Penyakit.
7. Panen
Pemanenan brokoli organik melibatkan serangkaian langkah yang
hati-hati untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan hasil panen. Saat
waktu pemanenan tiba, penting memilih waktu yang tepat, biasanya ketika
kepala bunga brokoli masih padat dan sebelum bunga-bunga kecil mulai
muncul. Alat pemotong yang bersih dan tajam, seperti pisau atau gunting,
digunakan untuk memotong batang brokoli sekitar 15-20 cm di atas tanah.
Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada daun dan cabang. Setelah dipanen, brokoli segera ditangani agar
tidak mengalami kerusakan fisik yang dapat mempengaruhi kualitas dan
nilai gizi. Produk hasil panen kemudian dikemas dengan bahan organik
atau bahan ramah lingkungan sebelum disimpan dalam kondisi dingin
untuk mempertahankan kesegarannya.
Pemrosesan lanjutan, seperti pencucian atau pengepakan untuk
dijual, dapat dilakukan jika diperlukan, tetapi selalu mematuhi standar
organik yang berlaku. Selain itu, tanaman brokoli organik harus terus
dirawat setelah pemanenan dengan pemupukan organik, irigasi yang tepat,
dan pengendalian hama yang ramah lingkungan untuk memastikan
kesuksesan panen pada musim berikutnya. Semua langkah ini mendukung
praktik pertanian organik yang berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan
ekosistem pertanian.
Gambar 6. Pemanenan Brokoli Organik.
8. Packing Produk
Packing atau pengemasan brokoli organik merupakan tahapan
penting dalam rantai pasok makanan organik untuk memastikan bahwa
produk tetap mempertahankan kualitas dan keberlanjutan. Setelah brokoli
dipanen dengan hati-hati, langkah selanjutnya adalah memilih bahan
kemasan yang sesuai dengan prinsip organik. Idealnya, kemasan yang
digunakan harus terbuat dari bahan ramah lingkungan atau dapat didaur
ulang untuk mengurangi dampak lingkungan.
Proses ini dilakukan dengan kehati-hatian untuk mencegah
kerusakan fisik pada brokoli dan mempertahankan kebersihan produk.
Pemilihan kemasan yang sesuai juga membantu melindungi brokoli dari
paparan udara dan cahaya yang dapat mempengaruhi kesegaran dan nilai
gizi. Setelah dikemas, brokoli organik yang baru saja dipanen ini disimpan
dalam kondisi dingin atau dikirimkan ke pasar atau konsumen dengan
mempertimbangkan praktik transportasi yang berkelanjutan. Dengan
demikian, pengemasan brokoli organik tidak hanya memastikan kualitas
produk tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan yang diperlukan dalam
pertanian organik.
9. Pembuangan Sisa Hasil Panen
Pembuangan sisa hasil panen brokoli organik adalah tahap
terpenting dalam siklus pertanian organik yang menekankan pada prinsip-
prinsip keberlanjutan. Setelah panen brokoli organik selesai, sisa-sisa
tanaman seperti daun, batang, dan bagian tanaman lainnya harus dikelola
dengan bijak. Salah satu pengelolaan sisa hasil panen yang umum
digunakan adalah kompos, sisa hasil panen dicacah dan ditambahkan ke
tumpukan kompos untuk menghasilkan pupuk organik yang kaya akan
nutrisi.
Proses komposisi membantu mengurangi limbah dan memperkaya
tanah, menciptakan lingkungan pertanian yang berkelanjutan. Selain itu,
sisa hasil panen juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau
mengintegrasikannya ke dalam sistem pertanian berkelanjutan lainnya.
Praktik pembuangan sisa hasil panen ini mencerminkan komitmen petani
organik terhadap praktik pertanian yang berkelanjutan, mengurangi
dampak negatif pada lingkungan, dan memanfaatkan kembali sisa-sisa
tanaman untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Dengan
demikian, pembuangan sisa hasil panen dalam konteks pertanian brokoli
organik menjadi salah satu aspek yang mendukung integritas dan
keberlanjutan praktik pertanian organik secara keseluruhan.
B. Kegiatan Tambahan
1. Persiapan Tanah untuk Tanaman
Persiapan tanah untuk tanaman hortikultura organik dengan
menggunakan tai ayam sebagai pupuk adalah cara pertanian berkelanjutan
yang mengandalkan sumber daya alami. Proses ini dimulai dengan
pengumpulan tai ayam yang kemudian diuraikan menjadi pupuk organik.
Tai ayam mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Sebelum penanaman, pupuk tai ayam dapat dicampur dengan tanah
untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan kelembaban. Namun,
penggunaan pupuk ini dikelola dengan hati-hati agar tidak menyebabkan
overdosis nutrisi atau masalah sanitasi. Pengolahan tanah ini mendukung
siklus daur ulang alami, mengurangi limbah peternakan, dan memberikan
alternatif organik terhadap pupuk kimia.
Selain itu, tai ayam juga dapat meningkatkan keberlanjutan tanah
dengan memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi
bagi tanaman. Dengan menggunakan tai ayam sebagai pupuk organik,
pertanian organik dapat merangkul pendekatan ramah lingkungan dan
memperkaya tanah secara alami, menciptakan lingkungan tanam yang
sehat dan berkelanjutan.
2. Pembuatan Fermentasi Pakan Sapi
Pembuatan fermentasi pakan sapi organik melibatkan proses yang
cermat dan hati-hati untuk menghasilkan pakan berkualitas tinggi yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik. Langkah pertama adalah
mengumpulkan bahan-bahan organik berkualitas tinggi, seperti jerami,
rumput, atau limbah tanaman organik. Bahan ini kemudian dicampur
dengan pupuk organik berupa tai ayam yang kaya akan nutrisi, termasuk
nitrogen dan mikroorganisme yang bermanfaat.
Setelah pencampuran, campuran bahan pakan dan tai ayam
ditempatkan dalam wadah atau tumpukan yang memungkinkan untuk
fermentasi alami. Proses fermentasi ini melibatkan aktivitas
mikroorganisme yang menguraikan bahan organik, menghasilkan asam
organik dan enzim yang meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam pakan.
Fermentasi juga membantu mengurangi kadar bahan anti nutrisi dan
meningkatkan kecernaan pakan.
Selama proses fermentasi, perlu memantau suhu dan kelembaban
untuk memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan
mikroorganisme yang menguntungkan. Setelah periode fermentasi yang
cukup, pakan yang telah difermentasi ini siap untuk diberikan kepada sapi
organik. Pemilihan bahan organik yang berkualitas tinggi, penggunaan
pupuk organik, dan proses fermentasi yang tepat adalah kunci dalam
menghasilkan pakan sapi organik yang sehat, bernutrisi, dan sesuai dengan
prinsip-prinsip keberlanjutan pertanian organik.
Gambar 7. Pembuatan Fermentasi Pakan Sapi.
3. Pembuatan Pestisida
Pembuatan pestisida organik melibatkan proses yang dirancang
untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara alami dan
berkelanjutan. Sebagai alternatif dari pestisida kimia yang dapat merusak
lingkungan, pestisida organik umumnya terbuat dari bahan-bahan alami
yang ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu berbahaya pada
tanaman atau tanah.
Langkah pertama dalam pembuatan pestisida organik adalah
pemilihan bahan aktif yang bersumber dari alam, seperti, ekstrak bawang
putih, tai ayam, glepeng (empon empon), kulit kina, rumput bau, sriwiti,
dan suren atau sisa panen tanaman. Bahan-bahan tersebut dipotong kecil-
kecil kemudian dihancurkan, bahan tersebut memiliki sifat anti-insektisida
atau anti-fungisida. Selanjutnya, bahan aktif tersebut diolah atau diekstrak
dengan metode ekstraksi alami untuk menghasilkan larutan atau campuran
yang efektif melawan hama dan penyakit tanaman.
Setelah bahan aktif berhasil diekstrak, dapat ditambahkan bahan
tambahan pendukung seperti minyak hortikultura atau bahan organik
lainnya untuk meningkatkan daya rekat dan daya tahan larutan pestisida.
Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa semua bahan yang
digunakan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian organik dan tidak
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pestisida organik yang dihasilkan kemudian dapat disemprotkan
pada tanaman sebagai langkah pencegahan atau intervensi ketika hama
atau penyakit mulai muncul. Dengan mengadopsi pestisida organik,
pertanian dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis,
mendukung keberlanjutan lingkungan, dan meminimalkan risiko residu
berbahaya pada hasil pertanian.
A. Kesimpulan
Dalam proses produksi brokoli organik di kelompok tani P4S
Tranggulasi dimulai dari pemilihan varietas brokoli, penanaman bibit brokoli,
persiapan tanah, (uji pH tanah, pembersihan tanah, penggalian tanah,
pembuatan bedengan, pengapuran pemberian pupuk, penyiraman), penanaman
brokoli, pemeliharaan atau pengawasan terhadap tanaman, perlindungan hama
dari penyakit, panen, paking produk dan terakhir yaitu pembuangan sisa hasil
panen.
B. Saran
1. Sebaiknya perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan proses pengolahan
2. khususnya pada
DAFTAR PUSTAKA