PERILAKU ORGANISASI
Oleh :
Kelompok : 3
Ketua : Sherly Ayuningtyas / 202010160311090
Anggota : 1. Intan Callista Putri Waskito / 202010160311399
2. Tasya Nur Rahmah / 202010160311392
3. Yusri’ Izzan Irawan / 202010160311427
4. Arief Nur Rahman / 202010160311341
5. Laila Munira / 2020101603273
LABORATORIUM MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
2
Lembar Kerja I
A. Deskripsikan Hasil Diagnosis ke-tiga Profil Calon Manajer Umum, yaitu Kusuma, Ainur
dan Beta.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Perusahaan Analisis Manjemen
(PAM) tehadap calon manajer umum dengan menggunakan studi tentang variable
lingkungan dan gaya kepemimpinannya sekarang Kusuma, Ayu, dan Beta memiliki
orientasi tugas yang tinggi dan orientasi hubungan yang rendah, yang mana tidak
konsisten dengan harapan perusahaan dan karakteristik yang potensial untuk posisi
manajer umum.
B. Analisislah apakah Profil diagnosis dan hasil yang telah disiapkan oleh Perusahaan
Konsultan Manajemen (PAM) merupakan langkah yang diperlukan dalam proses
menemukan manajer umum yang secara potensial akan sukses.
Dalam pandangan kami, analisis profil oleh perusahaan konsultan manajemen (PAM)
adalah langkah yang tepat dalam menemukan direktur pelaksana yang berpotensi
berhasil. Wawancara evaluasi perusahaan berdasarkan kinerja karyawan. Analisis yang
digunakan untuk mengevaluasi Kusuma, Ainur, dan Beta adalah studi variabel
lingkungan dan gaya kepemimpinan saat ini.
C. Analisislah bagaimana gaya kepemimpinan yang tepat yang harus dilakukan Kusuma
agar efektif menduduki posisi Manajer Umum (disesuaikan dengan kepemimpinan yang
telah ditentukan pada saat technical meeting.)
Menurut Bass (2003,p.56) Kepemimpinan Transaksional didefinisikan sebagai
kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran yang menyebabkan bawahan
mendapat imbalan serta membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang
baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya
produksi.
Kusuma merupakan salah seorang calon yang telah di temukan oleh perusahaan
konsultan/PAM, dengan menggunakan analisis variable lingkungan dan gaya
kepemimpinan yang dimilikinya sekarang. Berdasarkan hasil analisisnya, yakni
orientasinya cenderung lebih tinggi ke tugas daripada ke hubungan. Sehingga kelompok
1
kami menyarankan Kusuma harus melakukan gaya kepemimpinan transaksional agar
lebih efektif dalam menduduki posisi sebagai manajer umum. Karena terdapat 2
karakteristik utama dalam model gaya kepemimpinan ini yaitu Contingent Reward, dan
Management by Exception. Dimana kedua karakteristik ini saling berkesinambungan
dan saling mendorong proses kinerja bawahan.
D. Permasalahan apa yang timbul seandainya Kusuma dan kawan-kawan diangkat menjadi
Manajer Umum
Masalah yang mungkin muncul ketika Kusuma dan kawan-kawan menjadi CEO
adalah kurangnya hubungan dan komunikasi antara atasan dan bawahan, yang dapat
mengakibatkan kinerja perusahaan kurang optimal, dapat menimbulkan berbagai
masalah seperti perbedaan pendapat, keputusan yang bias, dan kesulitan. Kurangnya
komunikasi dengan bawahan, mengakibatkan kepemimpinan tidak efektif meskipun
bekerja sama.
2
Lembar Kerja II
Buatlah Laporan Resmi atas Analisis yang sudah dilakukan sebagaimana langkah-langkah
berikut:
1. Identifikasi Masalah
Perusahaan Surabaya Elektronik baru saja membentuk 3 jabatan baru untuk
manajer umum yang sudah terlatih dalam aspek operasi produksinya dan telah
bekerja di perusahaan selama kurang lebih 15 tahun.
Perusahaan Surabaya Elektronik meminta bantuan pada Perusahaan Konsultan
(PAM) untuk mencarikan calon intern yang sesuai dengan kriteria Perusahaan
Surabaya Elektronik.
Dari semua calon manajer umum, mereka mempunyai gaya kepemimpinan yang
sama yakni tinggi akan orientasi tugas tetapi rendah pada orientasi hubungan.
2. Sebab Masalah
Terdapat 3 calon manajer umum yang tidak memperoleh pelatihan dan wawasan
terkait permasalahan-permasalahan perusahaan.
PAM telah menemukan 3 calon manajer umum, tetapi semuanya belum
mempunyai kualifikasi yang diinginkan dari perusahaan.
Jika semua calon menerima tugas sebagai manajer umum, mereka dapat
meningkatkan orientasi hubungan yang baik di perusahaan.
3. Akibat Masalah
Dari 3 calon manajer perusahaan yang ada belum memiliki calon manajer yang
kompeten yang paham dalam menangani permasalahaan yang terjadi di
perusahan.
3 manajer yang telah ditemukan apabila belum mempunyai kualifikasi yang
diinginkan dari perusahaan yang ada, maka akan mengalami kesalahpahaman dan
kemungkinan akan gagal dalam menjalankan tugas sebagai manajer umum di
perusahaan.
Semua calon menerima tugas sebagai manajer umum untuk memenuhi tuntutan di
posisi baru, calon manajer umum tersebut harus dapat mengubah gaya
kepemimpinan mereka.
3
4. Landasan Teori
Kepemimpinan Transaksional berbasis pada social learning theory (Bandura, 1977)
dan social exchange theory (Hollander, 1979). Teori kepemimpinan transaksional
mengakui adanya sifat leadership dengan hubungan deterministik timbal balik
(reciprocal) (Bass, 1985; Burns, 1978; Hollander, 1978; Tichy & Devanna, 1986).
Pemimpin dan bawahan dipandang sebagai agen-agen yang membuat kesepakatan, dan
mengatur kekuatan-kekuatan relatif dalam sebuah proses pertukaran yang saling
menguntungkan. Bass (1985) menyatakan ada dua karakteristik yang membentuk
kepemimpinan transaksional, yaitu (a) contingent reward yang menggambarkan bahwa
sistem pembayaran sudah lazim dipakai sebagai aransemen untuk memengaruhi, yang
mana ada kesepakatan secara eksplisit atau implisit atas tujuan yang akan dicapai dalam
rangka untuk mendapatkan reward yang diinginkan. (b) management-by-exception, yang
dicirikan bagaimana pemimpin memonitor penyimpangan negatif yang dilakukan oleh
bawahan dan mengambil tindakan koreksi hanya jika bawahan gagal untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Teori Kepemimpinan Transaksional menyatakan, bahwa leader dan/atau bawahan
dapat saling melaksanakan power dan pengaruh, yang dilaksanakan dalam suatu proses
pertukaran yang saling menguntungkan. Sebagai contoh, seorang leader memiliki
informasi vital (Pettigrew, 1972) atau di pihak lain seorang bawahan memiliki keahlian
khusus dalam memecahkan masalah-masalah penting organisasional (Mechanic, 1962),
kondisi ini mendorong kedua belah pihak untuk bernegosiasi yang saling
menguntungkan, jadi ada transaksi di antara mereka.
Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang selalu ‘bertransaksi’ dengan bawahan.
Jika ia memberi, apa yang ia dapatkan, atau jika ia memerintah, ada sesuatu yang ia
janjikan. Misalnya, Ia mengatakan “Jika gaji kalian ingin dinaikkan, maka naikkan dulu
produktivitas kalian”.
Seorang pemimpin, apalagi yang dikenal dengan pemimpin formal sebagai lawan dari
pemimpin informal dapat terjebak untuk menjadi pemimpin transaksional. Pemimpin
yang bersifat transaksional menghubungkan diri dengan orang-orang yang dipimpinnya,
atasannya, serta dirinya sebagai pemain-pemain dalam suatu proses transaksi. Ia ini lebih
cocok disebut sebagai seorang manajer yang selalu berusaha melakukan pekerjaan dan
fungsinya dengan benar (do things right). Ciri khas seorang pemimpin transaksional
4
adalah hubungannya dengan bawahan didasarkan pada azas mutually beneficial (Ruky,
1997).
Bahkan, ada yang berpikir untuk lebih menguntungkan dirinya sendiri. Keputusan
yang diambilnya merupakan keputusan yang menguntungkan baginya dalam hubungan
dirinya dengan berbagai pihak. Masalah benar atau salahnya keputusan tadi tidak jadi
perhatian utamanya, tetapi masalah untung atau rugi terutama bagi kepentingannya
sering menjadi dasar pertimbangan. Kepemimpinan transaksional cenderung tidak
membuat organisasinya atau pihak-pihak yang terkai dengannya berkembang apalagi
orang-orang yang dipimpinnya. Kecenderungannya ialah memanfaatkan berbagai pihak
bagi dirinya.
5
Pelatihan di sini tidak harus selalu dibuat untuk ketiga calon manajer tersebut.
Ada beberapa pelatihan yang bahkan dibuat hanya untuk per individu dari mereka,
dengan tujuan untuk memfokuskan diri para calon manajer sesuai dengan
kapasitas yang diri mereka miliki, agar optimal
Ketiga calon manajer ini harus dioptimalkan sesuai dengan kapasitas yang sesuai
dengan diri mereka sendiri. Ada manajer yang harus fokus pada tugas, ada juga
yang harus fokus untuk menjaga keharmonisan internal perusahaan. Agar
bawahan tidak merasa bahwa mereka hanya diperas tenaganya agar perusahaan
dapat mencapai tujuannya.
7. Pemecahan Masalah
Perusahaan memberikan kegiatan workshop dan pelatihan terkhusus pada manajer
umum yang nantinya lolos seleksi. Meskipun membutuhkan waktu yang tidak instan,
perusahaan harus mengusahakan pelaksanaan workshop itu terjalankan demi peningkatan
kualitas nantinya.
6
Lembar Kerja III
7
…………………………………………………………………………………….....……
……………………………………………………………………………………….....…
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
D. Tunjukkan faktor yang paling penting dalam melakukan pekerjaan tersebut secara ideal!
…………………………………………………………………………………….....……
……………………………………………………………………………………….....…
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….....
8
Lampiran
Pertanyaan Tipe Kepribadian
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Tipe Kepribadian pada ....
I. Data Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Lama Bekerja :
Tingkat Pendidikan :
Pekerjaan :
(boleh tambahkan pertanyaan lain yang sesuai untuk analisa karakteristik responden)
II. Kuesioner Tipe Kepribadian
Isi salah satu yang paling sesuai dengan diri anda dengan memberi ceklist di setiap
barisnya.
Tabel 1. Ekstrovert atau Introvert
E I
___ (E) Suka gaya dan Variasi ___ (I) Suka diam dan
mempertimbangkan Waktu
___ (E) Berpikir positif ketika berbicara ___ (I) Suka Berpikir sesuatu sebelum
dengan orang berbicara
___ (E) Cepat mengambil tindakan, ___ (I) Tidak ingin mencoba sesuatu
kadang-kadang tanpa berpikir tanpa mengerti pertamanya
___ (E) Suka menyelesaikan pekerjaan, ___ (I) Lebih suka pekerjaan dikerjakan
untuk melihat hasilnya, dan melihat secara diam-diam, dalam benaknya
bagaimana orang lain melakukannya sendiri
___ (E) Ingin mengetahui apa yang ___ (I) Lebih suka bekerja sendiri atau
diharapkan orang lain dengan sedikit orang dan memakai
standartnya sendiri
9
Total Skor E ___ Total Skor I ___
10
tanpa mengetahuinya.
___ (T) Memberikan perhatian lebih ___(F) Merasa terganggu oleh
untuk ide-ide atau pemikiran dari pada argument dan konflik; untuk nilai-
hubungan manusia. nilai harmoni.
___ (T) Tidak membutuhkan harmoni. ___ (F) Dapat memperkirakan
bagaimana perasaan orang lain.
Total Skor T ____ Total Skor F ____
11