Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH PRAKTIKUM

(PERILAKU ORGANISASI)
ANALISIS KASUS PERUSAHAAN SURABAYA ELEKRONIK
Dosen Pengampun :
Dra. Siti Nurhasanah, Msi.

Kelompok 6 :

Ketua : Ainul Kufyati (201810160311080) 2018


Anggota : Titania Dita Hernamas (201810160311059) 2018
Winny Ayudia Mei H. (201810160311072) 2018
U’udhatul Khoiroh (201810160311083) 2018
Putri Alifia Ananda (201810160311100) 2018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan akal pikiran, dan
hati nurani kepada manusia. Dengan akal, pikiran, dan hati manusia mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk
dapat bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan. Atas kehendakNya pula, modul
“Perilaku Organisasi” Semester Ganjil tahun akademik 2020/2021 untuk angkatan 2018
ini dapat diselesaikan, dan akan menjadi pegangan bagi mahasiswa dan instruktur pada
pelaksanaan praktikum di Laboratorium Manajemen FEB – UMM.

Modul Perilaku Organisasi ini berisi berbagai kasus dan fenomena yang aktual
dan menarik, yang diangkat berdasarkan pada sajian materi dari mata kuliah Perilaku
Keorganisasi. Metode pembelajaran yang digunakan pada praktikum ini adalah analisis
kasus, self assesment tipe kepribadian - job fit, serta pelatihan dan peningkatan
communication skill untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan kerjasama tim
sehingga mempermudah praktikan dalam mengambil keputusan manajerial ataupun
fungsional. Modul ini sebagai panduan praktis yang memudahkan praktikan maupun
instruktur melaksanakan kegiatan praktikum di Laboratorium Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada penerbitan modul ini, kami mengucapkan terima kasih Dr. Aniek Rumijati,
M.M, selaku pencetus ide atau gagasan dan penulis modul ini serta terimakasih kepada;
Dr. Nurul Asfiyah,MM; Dr. A. Mohyi, M.M; dan Dra. Sandra Irawati, M.M yang telah
berkenan melengkapi ide atau gagasan itu sehingga menjadi sebuah modul yang
representatif. Kami sampaiakan ucapan terima kasih juga kepada berbagai pihak yang
secara langsung telah menghadiri diskusi perancangan modul, dan mengkritisi modul ini
yaitu Dra. Uci Yuliati,MM; Dra. Siti Nurhasanah, MM; Dra. Titiek Ambarwati, MM;
Dr. Iqbal Robbie, MM; Khusnul Rofida N. S.Pd, MM dan Imanuel Muammal, SE.,MM.
Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada staf dan parttime di Laboratorium
Manajemen Novitrilia Ayu Irawati, S.E, Tsiqatun Nasyiah, S.E, yang telah mendukung
penyelesaian modul ini.
Kami sadar bahwa tidak ada satupun yang sempurna di bumi ini, kecuali Allah
SWT. Tiada gading yang tak retak, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
masukannya untuk perbaikan modul ini selanjutnya. Akhirnya, kami mengajak seluruh
peserta praktikum (praktikan) untuk menyiapkan diri dengan mempelajari kembali
konsep-konsep teori Perilaku Organisasi agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan
dengan lancar.

Malang, Juli 2020

Kepala Lab. Manajemen

FEB-UMM

Dra. Titiek Ambarwati, M.M.

Lembar Kerja 1
A. Deskripsikan Hasil Diagnosis ke-tiga Profit Calon Manajer Umum, yaitu
Kusuma, Ainur dan Beta.

Jawab : Dari hasil diagnosis yang dilakukan oleh pihak konsultan yang akan
diperoleh jika ke-tiga Calon Manajer Umum terpilih, sebelumya diketahui bahwa pihak-
pihak yang akan dicalon tersebut pernah berkerja di perusahaan asing sedikit 15 tahun.
Mereka semuanya terlatih dalam aspek-aspek operasi produk. Jelaslah disini pihak
perusahaan pasti akan mendapatkan keuntunggan jika mereka dijadikan manajer di
perusahaan tersebut karen sudah memiliki pengalama berkerja Pihak dari Konsultan pun
yang di utus oleh Perusahaan Analisis Manajemen (PAM) menguji dan mencari tahu
biografi para calon siapa yang patut dijadikan pemimpin yaitu dengan adanya pencarian
internal bagi setiap individu yang berkualifikasi seperti melakukan wawancara,
pengujia, dan tinjauan ulang catatan kepegawaian perusahaan yang perna mereka
jadikan tempat kerja.

B. Analisislah apakah profit diagnosis dan hasil yang telah disiapkan oleh
Perusahaan Konsultan Manajemen (PAM) merupakan langkah yang
diperlukan dalam proses menemukan manajer umum yang secara potensial
akan sukses.

Jawab :Dilihat dari sudut pandang Studi OHIO State dan Kepemimpinan
Managerial Grid untuk menemukan manajer umum baru jika dilihat dari Studi OHIO
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi beberapa perilaku pemimpin yang dapat
diamati daripada melihat ciri khas masing-masing pemimpin.

Disini Konsultan melakukan survei untuk melihat bagaimana perilaku dari


setiapcalonpemimpin. Hasilnya menunjukkan bahwa dua perilaku utama dari calon
pemimpin yang diamati adalah pertimbangan dan perilaku awal. Pertimbangannya
bagaimana calon pemimpin menunjukkan kepeduliannya terhadap anggota kelompok.
Para calon pemimpin ini memperlakukan semua orang atau karyawan dengan setara,
ramah, serta tidak membuat batasan antara pimpinan dan karyawan.

Bukan hanya dari sudut studi OHIO pada kepemimpinan Managerial Grid juga
pihak Konsultanpun menseleksi para calon yang memiliki kepedulian terhadap orang
saat dimana seorang pemimpin mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan bidang
peningkatan tim untuk memutuskan cara terbaik penyelesaian tugas. Sedangkan,
kepedulian terhadap hasil adalah saat pemimpin menunjukkan kesiapan, tujuan khusus,
dan memperkuat produksi untuk penyelesaian tugas. Jika profit yang akan didapatkan
dari calon pemimpin dirasa menguntungkan maka akan semakin mudah pihak
perusahaan membangkitkan usaha.
C. Analislah bagaimana gaya kepemimpinan yang tepat yang harus dilakukan
kusuma agar efektif menduduki posisi Manajer Umum (disesuaikan dengan
kepemimpinan yang telah ditentukan pada saat techlikal meeting.)

Jawab :Jadi gaya kepemimpinan perlu diterapkan yakni lebih berfokus pada
apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang pimpinan daripada melihat siapa yang
memimpin. Alih-alih melihat kualitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin atau
keterampilan yang mereka peroleh, teori gaya kepemimpinan cenderung melihat apa
yang sebenarnya dilakukan oleh para pemimpin.Hal ini mengacu pada perilaku dan
kecenderungan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang mengarah pada
gaya kepemimpinannya masing-masing dan bagaimana hal tersebut memiliki pengaruh
di lingkungannya.

D. Permasalahan apa yang timbul seandainya Kusuma dan Kawan-kawan


diangkat menjadi Manajer Umum

Jawab : Permasalahan yang diperdepatkan oleh beberapa kalagan terhadap


kepemimpinan Kusuma yakni tingginya orientasi tugas dan rendahnya orientasi
hubungan, yang dimana hal ini serupa dengan gaya kepemimpina calon yang lain.
Sandainya Kusuma dan kawan-kawan terpilih dan diangkat menjadi Manajer Umum
dan tidak menyeimbangkan antara orientasi tugas dengan orientasi hubungan maka yang
akan terjadi sebagai berikut :

a. Impoverished Management
Impoverished Management adalah ketika pemimpin merasa acuh terhadap hal di
sekitarnya. Pemimpin yang seperti ini menaruh sedikit minat untuk menciptakan
lingkungan kerja yang bisa menyelesaikan pekerjaan sehingga hasil kerja menjadi
buruk.
b. Produce or Perish Management
Tipe pemimpin satu ini memiliki aturan, kebijakan, dan prosedur yang ketat, serta
memberlakukan hukuman untuk memotivasi tim. Hal baiknya adalah hasil produksi bisa
tinggi. Namun, disisi lain semangat dan motivasi tim akan menurun.
c. Middle of the Road Management
Gaya kepemimpinan Middle of the Road Management mencoba menyeimbangkan
antara hasil dan orang. Kedengarannya sangat ideal, namun pada kenyataannya malah
menimbulkan kekecewaan pada tim dan menurunkan produksi.

Lembar Kerja 2
Buatlah Laporan Resmi atas Analisis yang sudah dilakukan sebagaimana
langkah-langkah berikut :

1. Identifikasi Masalah
Jawab :Identifikasi masalah yang ditemukan yaitu tidak adanya rasa saling
mempercayai satu sama lain yang dimana yang bernama Risky, wakil direktur utama
merasa tidak ada seorangpun dari calon tersebut yang memperoleh pelatihan atau
berwawasan menyeluruh tentang permasalahan-permasalahan perusahaan yang
memungkin mereka untuk dijadikan calon manajer walaupun pada kenyataannya para
calon tersebut pernah bekerja pada perusahaan asing sedikit 15 tahun dan terlebih dalam
hal aspek-aspek operasi produksi.

2. Sebab Masalah
Jawab :Terlepas dari mengidentifikasih masalah disinipun ada sebab masalah
yang dtemukan setalah diteliti oleh pihak konsultan yakni tidak seimbangnya orientasi
tugas dengan orientasi hubungan dengan pihak lain.

3. Akibat Masalah
Jawab : Dalam menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap
kurangnya keseimbangan antara orientasi tugas dengan orientasi hubungan yang dimana
disini pemimpin yang menerapkan perilaku structuring tidak berpengaruh signifikan
terhadap self-efficacy/kemampuan diri individu. Misumi (dalam Bass, 1990)
memandang kepemimpinan berorientasi tugas sebagai kepemimpinan kinerja, yaitu
perilaku kepemimpinan yang mendorong dan memotivasi kelompok untuk mencapai
tujuan (misalnya ketika harus memenuhi deadline, pemimpin menetapkan kapan
deadline itu tiba dan memahami sejauh mana pekerjaan telah dilakukan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa persepsi bawahan terhadap atasan langsung pada indikator
ganjaran kontingen, manajemen perkecualian aktif maupun manajemen perkecualian
pasif cenderung baik. Bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa para atasan langsung
menerapkan perilaku kepemimpinan yang ber-orientasi tugas, namun tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan diri bawahan.Adapun akibat yang
akan dihadapi yaitu :
a. Impoverished Management
b. Produce or Perish Management
c. Middle of the Road Management

4. Landasan Teori :
Jawab :
A. Studi dari OHIO State University
Di antara beberapa program besar penelitian kepemimpinan yang terbentuk
setelah Perang Dunia II, satu yang paling signifikan adalah penelitian yang dipimpin
oleh Fleishman dan rekan-rekannya di OHIO State University (dikutip dari buku
Organisasi).20 Program ini menghasilkan perkembangan teori dua faktor dari
kepemimpinan. Suatu seri penelitian mengisolasikan dua faktor kepemimpinan, disebut
sebagai membentuk struktur dan konsiclerasi.
1. Membentuk struktur, melibatkan perilaku di mana pemimpin mengorganisasikan
dan mendefinisikan hubungan-hubungan di dalam kelompok, cenderung
membangun pola clan saluran komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara
mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan
membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
2. Konsiderasi, melibatkan perilaku yang menunjukkan persahabatan, saling
percaya, menghargai, kehangatan, dan komunikasi antara pemimpin dan
pengikutnya. Pemimpin yang memiliki konsiderasi tinggi menekankan pentingnya
komunikasi yang terbuka dan partisipasi.Di akhir tahun 1940-an para peneliti
mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana seseorang berperilaku
menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Daripada berusaha
menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan
dari pengikut-pengikutnya.

B. Studi dari University of Michigan


Telah kepemimpinan yang dilakukan pada Pusat Riset dan Survei Universitas
Michigan, mempunyai sasaran: melokasi karakteristik perilaku kepemimpinan yang
tampaknya dikaitkan dengan ukuran keefektifan kinerja. Melalui wawancara dengan
pemimpin clan pengikutnya, para peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan
yang berbecla, disebut sebagai job-centered / berorientasi pacla pekerjaan dan
employee-centered / berorientasi pada karyawan.
1. Pemimpin yang job-centered (berorientasi pada tugas) menerapkan pengawasan
ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang
telah ditentukan. Pemimpin ini mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan, dan
hukuman untuk mempengaruhi sifat-sifat dan prestasi pengikutnya. Perhatian
pada orang dilihat sebagai suatu hal mewah yang tidak dapat selalu dipenuhi oleh
pemimpin.
2. Pemimpin yang berorientasi karyawan percaya dalam mendelegasikan
pengambilan keputusan dan membantu pengikutnya clalam memuaskan
kebutuhannya clengan cara membentuk suatu lingkungan kerja yang suportif.
Pemimpin yang berpusat pacla karyawan memiliki perhatian terhaclap kemajuan,
pertumbuhan clan prestasi pribadi pengikutnya. Tindakan-tinclakan ini
diasumsikan clapat memajukan pembentukan clan perkembangan kelompok.
Model perilaku manajerial (Managerial Grid) pertama muncul awal tahun 1960
dan telah diperbaiki disempurnakan (Blake & McCanse, 1991; Blake & Mounton, 1964,
1978, 1985). Managerial grid didesain untuk menjelaskan bagaimana pemimpin mampu
membantu organisasi atau team mencapai tujuan, melalui dua faktor yaitu perhatian
pada produksi atau tugas; dan perhatian pada orang atau hubungan antar anggota dalam
team (Northouse, 2013).
Perhatian pada produksi atau kerja (tugas) mengacu pada bagaimana pemimpin
peduli dengan pencapaian tugas. Hal ini melibatkan banyak aktivitas termasuk perhatian
pada kebijakan., masalah, proses, beban kerja. (Blake & Mounton, 1964).
Perhatian pada orang (hubungan) mengacu kepada bagaimana pemimpin
menghadapi orang orang atau anggota team dalam organisasi secara bersamaan untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Perhatian ini mencakup membangun kepercayaan
(trust), membangun nilai diri, memberi kondisi kerja yang kondusif dan meningkatkan
hubungan personal dengan baik (Northouse, 2013). Berusaha menciptakan suasana
saling harga-menghargai; Simpati terhadap perasaan bawahan atau rekan kerja;
Memiliki sikap bersahabat; Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan
keputusan dan kegiatan lain; Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplin diri,
mengontrol diri.

5. Alternatif Pemecahan Masalah

Jawab :Pendekatan perilaku yang perlu dilakukan untuk memecahkan masalah


diantaranya membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertama pendekatan
perilaku kepemimpinan menekankan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-
fungsi yang dilakukan pemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan
pemimpin dalam kelompoknya :

a. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah


b. Fungsih-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial.

Fungsi pertama ini menyangkut pemberian saran penyelesain, informasi dan


pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membatu kelompok
berjalan lancar, persetujuan kelompok lain, penegahan perbedaan pendapat dan
sebagainya.

Selanjutnya pangan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkan perilau


kepemimpinan memustkan pada gaya pemimpin dalam hubungan dengan bawahan.
Para peneliti telah mengidentifikasihkan dua gaya kepemimpinan yaitu :

a. Gaya dengan orientasi tugas


b. Gaya dengan orientasi karyawan (Hubungan)
Pemimoin yang berorentasi tugas mengarah dan mengawasi bawahan secara
tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan
daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan.

Sedangkan pemimpin yang berorientasi karyawan mencoba untuk lebih


memotivasi bawahan dibandingkan dengan mengawasi mereka. Mereka mendorong
para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan
kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan
suasan persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati
dengan anggota kelompoknya.

6. Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah

Jawab : Dilihat dari gaya kepemimpinan kusuma yang sangat jauh dari keinginan
perusahaan yang dimana sudah jelas bahwa kusuma dan teman-temannya tidak bisa
menyeimbangkan antara orientasi tugas dengan orientasi hubungan. Akan tetapi,disisi
lain kusuma dan teman-temannya memiliki pengalaman bekerja pada perusahaan asing
selama 15 th dan mereka semua berlatih dalam aspek-aspek operasi produksi.

Kami sebagai konsultan,disini memberikan peluang dan menyetujui mereka untuk


menjadi calon manajer di perusahaan Surabaya Elektronik.

7. Pemecahan Masalah

Jawab :Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk pemecahan masalah


diantaranya ada tiga variabel kritis yang dapat diterapkan dalam gaya kepemimpinan
yaitu :

1) Pemimpin
2) Pengikut atau bawahan dan,
3) Situasi.

Untuk mengatasi masalah ketiganya harus saling berhubungan dan berinteraksi.


Jika para pemimpin berorientasi pada kelompok dan bukan pada kekuasaan semata
maka akan terjalin hubungan kerja yang baik antara manajer dengan karyawan
dikarenakan menjadi Manajemen haruslah seimbang antara orientasi tugas dengan
orientasi hubungan.

8. Rekomendasi yang diberikan

Jawab : Berbicara tentang kepemimpinan yang dilandaskan pada teori OHIO


State dan Kepemimpinan Managerial Grid dari hasil kasus yang telah kita analisis.
Sebagai konsultan kami disini sudah mempertimbangkan dengan baik keenamcalon
manajer yang ditunjuk oleh perusahaan untuk menjadi calon manajer di perusahaan
kami, dan kami telah menggunakan analisis untuk memutuskan mana yang pantas untuk
kami calonkan sebagai manajer di perusahaan kami.

Pilihan kami jatuh kepada ketiga orang calon manajer : Kusuma,Ainur dan beta.
Dengan alasan mereka memiliki pengalaman kerja yang lebih bagus dibandingkan
dengan ketiga calon manajemen yang lainnya. Dan mereka juga memiliki bakat dalam
hal aspek-aspek operasi produksi.

Anda mungkin juga menyukai