Anda di halaman 1dari 5

FALSAFAH ILMU (PHILOSOPHY OF SCIENCE)

Dosen pengampu : Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH

MUQADIMAH NUR INDAH WULANDARI

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEMESTER 1

UNIVERSITAS ANNUR PURWODADI

2023
1. Pengertian falsafah ilmu
Falsafah sendiri yang memiliki arti dari sudut istilah sesuatu ilmu yang mendasar
kepada makna sebenarnya suatu perkara sehingga jelas akan makna tujuannya.
Dengan begitu Falsafah ilmu adalah pemikiran relektif terhadap berbagai persoalan
mengenai segala perkara yang berkaitan dengan landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala perkara dalam kehidupan manusia.

Pemikiran dan makna falsafah ilmu menurut 4 pakar:


>Lewis White Beck : Falsafah ilmu membahas dan menilai kaedah dan metode
pemikiran ilmiah sebagai keseluruhan.

>Cornelius Benjamin : Cabang pengetahuan falsafah merupakan telaah sistemmatik


mengenai ilmu ,khususnya metode-metodenya ,konsep-konsepnya dan
praanggapan – praanggapannya ,serta letaknya dalam kerangka umum cabang-ca-
bang pengetahuaan intelektual.

>Michael V.Berry : Penelaahan tentang logi dalaman dari teori-teori ilmiah dan
hubungan-hubungan antara eksperimen dan teori ,yaitu tentang metode ilmiah

>May Brodbeck : Analisis yang neutral secara etika dan falsafah, pelukisan dan pen-
jelasan mengenai-mengenai landasan ilmu.

Manfaat mempelajari falsafah ilmu :

>Melatih diri agar bersifatkritik dalam aktiviti ilmiah.


>Menambahkan kemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan
ilmu tersebut.
>Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis rasional.
>Mecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan sah.

Fungsi mempelajari falsafah ilmu :

>Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.


>Memberikan pengertian tentang cara hidup ,pandangan hidup dan pandangan
dunia.
>Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek ke-
hidupan itu sendiri ,seperti ekonomi ,politik ,perundangan dan sebagainya

1
2. Berpikir logis (dekduktif ,induktif)
Berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan
kata lain menurut logika tertentu.

A. Berpikir Induktif
Induktif merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari beberapa kasus yang bersifat individual.
Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pertanyaan-per-
tanyaan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:


>Jika dipanaskan, besi memuai.
>Jika dipanaskan, tembaga memuai.
>Jika ada udara, manusia akan hidup.
>Jika ada udara, hewan akan hidup.

B. Metode Deduktif
Deduktif berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti penarikan kesimpu-
lan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang
umum, lawannya induktif.
Deduktif adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum di-
tarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif bi-
asanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.

Metode berpikir deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu un-
tuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh :Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya peruba-


han arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-
media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai pertasi sosial
dan penanda status social.

2
3. Aspek Falsafah Ilmu
A. Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut.
Ilmu biasanya mempelajari tentang aspek kehidupan manusia, hubungan manu-
sia dan anatr manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Ciri-ciri ilmu yaitu :


>Mempunyai teori atau konsep tertentu yang boleh diterangkan secara rasional.
>Mempunyai kaedah untuk mendapatkannya secara empirical.
>Mempunyai pokok persoalan dan kandungan permasalahan secara sistematik.
>Kandungan permasalahan sentiasa dalam proses pertambahan, permantapan,
dan peryempurnaan.

B. Ontology
Ontology berasaldari bahasa yunani yang artinya ilmu tentang yang ada.
Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah
Ada. Dalam aspek ontology diperlukan landasan-landasan itu biasanya kita se-
but dengan Metafisika.

Dalam asumsi juga terdapat beberapa paham yang berfungsi mengatasi per-
masalahan tertentu, yaitu :
>Determinisme.
>Probablistrik.
>Fatalisme.
>Paham pilihan bebas.

C. Epitemologi
Aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas
bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa ngetahuan tersebut.
Dalam aspek epitelogi terdapat beberapa logika, yaitu : Analogi, Silogisme,
Premis mayor, dan Premis minor.

D. Metologi
Metodologi berasal dari bahasa yunani yaitu methode yang artinya metode dan logos
yang artinya ilmu jadi metodologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas ten-
tang kumpulan beberapa metode.

3
DAFTAR PUSTAKA

Harianto, Budi, 2023. Diklat filsafat ilmu.Medan.


(kamus umum bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwardarminta. Balai Pustaka 2006)
(Filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S. Suriasumantri Pustaka Sinar harapan. 2005)
https://coggle.it/diagram/WMOTCjH_YQABZNYw/t/bab-1-definisi-dan-konsep-falsafah-
ilmu
https://www.academia.edu/5086030/Filsafat_Ilmu_Berfikir_Induktif_deduktif
https://saranghaeindonesia.wordpress.com/2012/03/29/filsafat-aspek-ontologi-
epistemologi-dan-aksiologi-ilmu/ (dikutip : pada march 29,2012. 6:55 am)
https://www.kompasiana.com/rizkyamalia06/5df64ffe097f3626ce7f4a93/filsafat-ilmu-
metodologi-ilmu-pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai