Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

SEMINAR LITERASI MAJEMUK (MULTIPLE LITERACIES)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd.

Disusun Oleh :

Alifia Putri Adindra (23081324172)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


ILMU EKONOMI

S1 EKONOMI
Ringkasan Materi

1. Benny Arnas, S.P. (Penulis dan Pendiri Benny Institute)


Literasi sastra adalah aspek dari literasi yang mencakup pemberdayaan masyarakat untuk
mengembangkan cinta terhadap sastra, sehingga nilai-nilai etika, estetika, dan moral yang terkandung
dalam sastra dapat meresap dan dipahami oleh banyak orang

Pengertian Lingkungan:

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997


Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, sumber daya, energi, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk juga manusia dan perilakunya yang memengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Munadjat Danusaputro
Lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada
dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad jasad hidup lainnya.

Bagi sastrawan menuliskan perkara lingkungan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Menuliskan
lingkungan adalah semacam otomatisasi.
Struktur paling umum yaitu tiga babak drama:

Perkenalan (mulai muncul adanya tokoh)


konflik (adanya pertengkaran antar tokoh)
Koda (penyelesaian konflik dan terdapat moral yang bisa kita ambil dari cerita)

Bagaimana Memeriksa Lingkungan vs Modernitas dalam Cerita. Cek premisnya?

Rumah-rumah Menghadap Jalan


Penggergaji kayu berdarah Minang yang berkerja di tengah hutan Kalimantan yang besar di bawah
asuhan sang kakek, laki-laki yang menganggap rumah-rumah menghadap jalan adalah muasal
kepergian anak-anaknya, memiliki keinginan untuk membangun rumah di atas pohon sebagaimana
sang kakek.

Menjual Trenggiling
Aku (8) yang, setelah kematian ibunya dan kepergian sang ayah, tinggal dengan Ujang, adiknya yang
memiliki trenggiling peliharaan di tengah hutan sawit dan pipa minyak bumi sebuah perusahaan,
sangat ingin mengisi perut mereka yang dua hari belum makan, dengan mengadang truk-truk
Perusahaan. yang selalu mengabaikannya.

Sampan Zulaiha
Zulaiha (15), gadis berkaki cacat yang sangat dibenci sang ayah yang menganggap hanya anak laki-
laki yang bisa membantunya melaut, begitu terobsesi untuk melaut, meskipun itu artinya sang ayah
malah makin membencinya.

2. Prof. Dr. Wahyu Sukartininingsih, M.Pd.(Guru Besar FIP Unesa)


Pengertian Literasi

Deklarasi Praha (Unesco, 2003) mencanangkan pentingnya literasi informasi (information literacy),
yaitu kemampuan untuk mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi
menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadi dan sosialnya
Deklarasi Alexandria pada tahun 2005 (sebagaimana dirilis dalam www.unesco.org) literasi informasi
adalah kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan saat informasi diperlukan,
mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan, mengevaluasi informasi secara
kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada,
memanfaatkan serta mengomunikasi-kannya secara efektif, legal, dan etis.

Pengertian Literasi Majemuk


Literasi majemuk (multiliteracy) adalah kemampuan atau keterampilan untuk memahami dan
berkomunikasi secara efektif melalui berbagai bentuk literasi yang tidak sekadar membaca dan menulis
secara tradisional.
Terdiri dari:

Literasi Dini: Upaya orang tua supaya anak-anak bisa membaca


Literasi Dasar: Terdiri dari berbagai jenis yaitu membaca,menulis,literasi budaya
Literasi Perpustakaan: Harus cerdas dalam memilih pustaka-pustaka yang bermanfaat
Literasi Media: Mencakup data-data dan informasi dan bisa menyikapi sosial media dengan cerdas
Literasi Teknologi: Merupakan tuntutan yang mau tidak mau harus terjun ke dalam era teknologi
dan digitalisasi
Literasi Visual: Penting untuk hemat kata-kata dan digantikan oleh visualisasi yang lebih menarik
contohnya: poster,iklan

Literasi Majemuk dalam Bahasa


Yaitu kemampuan memahami dan berkomunikasi secara efektif dan menghargai karya sastra yang
meliputi literasi:

Literasi Bahasa: Keterampilan berbahasa dan menggunakan struktur bahasa dan kosakata.
Literasi Media: Kemampuan untuk memahami secara kritis pesan media, seperti berita, iklan, dan
konten media lainnya.
Literasi Digital: Kemampuan untuk menggunakan perangkat digital, seperti internet, media sosial,
aplikasi, dan lain-lain.
Literasi Budaya: Kemampuan berinteraksi secara efektif dalam masyarakat multikultural.
Literasi Sastra: Kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, dan mengapresiasi karya
sastra, baik dari struktur maupun maknamya.
Literasi Visual: Kemampuan untuk memahami dan menggunakan media-media visual untuk
mendukung komunikasi efektif.
Literasi Lingkungan: Kemampuan memahami dan menggunakan Bahasa secara kritis isu-isu
lingkungan, keberlanjutan, dan dampak perilaku manusia pada lingkungan alam.

3. Andik Yuliyanto, M.Pd. (Dosen FBS Unesa)

Pandangan Interaksional
bahasa berfungsi dalam kegiatan interaksi atau hubungan antarmanusia. Tidak saja memberikan
informasi, tetapi bahasa berfungsi untuk mengungkapkan pengalaman- pengalaman para pelibatnya.
Contoh: ungkapan cinta seorang kekasih baik lisan maupun melalui tulisan, ucapan-ucapan terima
kasih kepada orang lain. Singkatnya, bahasa digunakan untuk memelihara hubungan-hubungan
sosial antar pelibatnya.

Bahasa dan Semiotik


Halliday berpendapat bahwa ilmu bahasa merupakan suatu jenis semiotik. Makna tidak hanya
diungkapkan lewat bahasa, tetapi dapat diungkapkan selain dengan bahasa. Cara-cara
pengungkapan tersebut dapat berupa bentuk- bentuk seni seperti lukisan, ukiran, bunyi-bunyian,
tarian, dan lain-lainnya, maupun bentuk-bentuk tingkah laku budaya lainnya yang tidak termasuk
dalam ruang lingkup seni, misalnya ragamzoom pertukaran, pakaian, susunan
keluarga, dan seterusnya.

Implikatur (implicature)
Implikatur ialah apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur tetapi
berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Maksud ujaran dapat dimengerti setelah penutur dan
petutur terjadi kesepahaman. Oleh sebab itu Grice membedakan implikatur konvensional dan
implikatur percakapan.

3 tindak bahasa Austin

1. Tindak lokusi adalah tindak bahasa jika kita menyampaikan suatu makna tertentu.

2. Tindak ilokusi adalah tindak bahasa dalam mengatakan sesuatu atau tindakan bahasa yang membuat si
pembicara bertindak, berlaku, sebagai akibat atau karena yang dikatakan.

3. Tindak perlokusi adalah tindakan dengan mengatakan sesuatu atau tindakan si pembicara
menimbulkan efek atau pengaruh pada si pendengar, entah aktif maupun

5 tindak ilokusi Austin

1. Verdictives

(tindakan bahasa dengan adanya suatu keputusan, seperti wasit, juri) Misalnya: memerintah (rule),
membebaskan (acquit), menghukum (convict).

2. Exercitives

(tindakan bahasa yang merupakan akibat adanya kekuasaan, hak, atau pengaruh. Misalnya: menasehati
(advising), memerintahkan (ordering), menamai (name), mengarahkan (direct).

3. Commisives

(tindakan bahasa dengan adanya perjanjian atau perbuatan. Misalnya: berjanji (promise), bersumpah bers
(swear), menyetujui (agree), melawan (oppose), mengumumkan (declare for).

4. Behabitives

(tindakan bahasa dengan sikap (attitude) dan tingkah laku sosial (social behaviour).

5. Expositive

Tindakan bahasa yang sulit didefinisikan karena tindakan bahasa ini menyederhanakan ucapan maupun
kata-kata agar selaras dengan suatu argumentasi atau percakapan.

Pertanyaan
Bagaimana pentingnya pendidikan karakter dalam membangun bangsa yang kuat dan bagaimana
pemerintah dan masyarakat dapat bertindak untuk meningkatkan budaya membaca dan tingkat
literasi?

Tanggapan

1. Kemenarikan dan Urgensi Topik


Seminar ini membahas mengenai literasi sastra dan lingkungan hidup yang memiliki kemenarikan dan
urgensi yang setara. Dalam era modern ini, di mana teknologi semakin berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari, literasi sastra menjadi semakin penting untuk mempertahankan nilai-nilai etika, estetika, dan
moral yang terkandung dalam karya sastra. Melalui literasi sastra, masyarakat dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan manusia.

Selain itu, lingkungan hidup juga menjadi isu yang sangat kritis dalam konteks saat ini. Dengan
perubahan iklim yang semakin nyata dan dampak negatif yang ditimbulkannya, penting bagi masyarakat
untuk memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan dan pentingnya menjaga kelestariannya.
Dalam hal ini, sastra dapat berperan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan lingkungan yang
penting, mengajak masyarakat untuk peduli terhadap alam, dan menginspirasi tindakan nyata untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kedua topik ini juga memiliki urgensi yang kuat dalam konteks pendidikan. Dalam dunia yang semakin
kompleks dan global, literasi menjadi keterampilan yang sangat diperlukan. Literasi sastra dan literasi
lingkungan dapat membantu mengembangkan pemikiran kritis, imajinasi, dan empati pada siswa.
Mereka dapat belajar tentang berbagai isu sosial, lingkungan, dan budaya melalui membaca dan
memahami karya sastra yang relevan. Selain itu, pemahaman tentang lingkungan hidup juga penting bagi
generasi mendatang agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab dalam menjaga
kelestarian alam.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam meningkatkan
literasi sastra dan literasi lingkungan. Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan yang
mendukung pendidikan karakter dan literasi di sekolah-sekolah, serta memfasilitasi akses yang lebih baik
ke bahan bacaan dan perpustakaan. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dengan mendukung
dan mengedukasi anak-anak dan generasi muda dalam membaca, serta mengorganisir acara dan kegiatan
yang mempromosikan literasi.

Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang literasi sastra dan lingkungan hidup, kita
dapat membangun masyarakat yang lebih sadar, beretika, dan peduli terhadap dunia di sekitar mereka.
Hal ini akan berkontribusi pada pembangunan bangsa yang kuat, berkelanjutan, dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan.

2. Relevansi Materi
Menurut saya seminar ini sangat relevan dengan pengembangan masyarakat menuju yang lebih baik.
Pemahaman tentang berbagai jenis literasi, seperti literasi awal, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi
media, literasi teknologi, dan literasi visual, juga penting. Namun, penting untuk memberikan prioritas
pada multiliterasi dan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang literasi dan lingkungan untuk
membangun masyarakat yang sadar, etis, dan peduli yang berkontribusi pada pembangunan negara yang
kuat, berkelanjutan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

3. Efektifitas Pelaksanaan
Sangat efektif dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang ikut dalam seminar tersebut dan aktifnya
peserta dalam sesi tanya jawab apalagi seminar ini mendatangkan pemateri pemateri yang luar biasa dan
para peserta banyak mendapat ilmu-ilmu dari beliau. Sedikit kurang efektif dalam pelaksanaannya karena
keterlambatan waktu dimulai seminar tersebut.

4. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam seminar tersebut menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Ppt dan
penjelasan para materi singkat dan padat membuat mahasiswa mudah mengikuti seminar tersebut dengan
baik. Bahasa yang digunakan juga menghindari penggunaan kata-kata yang rumit yang mungkin sulit
dipahami oleh mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai