Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSELING GIZI
“TUMBUH KEMBANG ANAK”

Dosen Pengampu: Dewi Marfu’ah Kurniawati, S.Gz., M.Gizi


Fillah Fithra Dieny, S.Gz., M.Si.
Deny Yudi Fitrianti, S.Gz., M.Si.

Disusun oleh :
Velicia 22030120120006
Risa Indriyanti 22030120120014
Clara Alverina Putri Tari 22030120120024

DEPARTEMEN ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KASUS 1. TUMBUH KEMBANG ANAK

Formulir 1 Pengamatan Tahapan Konseling Tumbuh Kembang Anak 1


Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari
Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Nadira Tri Finuziva

Kelompok :1
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
1. Involving phase/Tahap awal: Baik - Konselor telah
1. Memberi salam memberikan salam
A. Salam verbal v kepada klien pada
B. Berjabat tangan x awal konseling,
2. Memperkenalkan diri v namun tidak berjabat
3. Small talk v tangan karena
4. Membangun tujuan konseling konseling dilakukan
A. Pertanyaan pembuka v secara online.

B. Menjelaskan proses v - Konselor telah

konseling memperkenalkan

C. Mengukur antropometri x dirinya juga di awal

(bila ada) konseling, namun


kurang dalam
menanyakan/
menggali data klien
- Konselor telah
melakukan small
talk dengan
menanyakan kabar
klien.
- Konselor telah
memberikan
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
pertanyaan terbuka
kepada klien berupa
pertanyaan mengenai
keluhan apa yang
dirasakan oleh anak
klien. Mungkin
sebaiknya bisa
diganti dengan
bahasa “Ada yang
bisa saya bantu?”
- Konselor
menjelaskan tujuan
dan proses konseling
berupa menemukan
masalah dan
memecahkan
bersama-sama
masalah tersebut.
Namun, konselor
tidak menyebutkan
berapa lama
konseling tersebut
akan dilakukan.
- Konselor tidak
melakukan
pengukuran
antropometri dan
hanya menjelaskan
data pada buku KMS
karena anak klien
telah melakukan
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
pengukuran dengan
bidan
2. Exploration-education phase/Menggali Cukup - Konselor telah
permasalahan atau pengkajian gizi: melakukan
1. Melakukan assessment atau v assessment terhadap
pengkajian gizi secara lengkap asupan makan anak
sesuai masalah gizi klien termasuk
2. Kesimpulan (diagnosis gizi): x kebiasaan makan,
identifikasi masalah dan pemberian ASI.
penyebab-penyebab Konselor juga telah
3. Identifikasi v menjawab
keyakinan/kesiapan klien pertanyaan klien
untuk berubah dengan baik, namun
mungkin bisa
diperbaiki kata-
katanya seperti “ASI
Eksklusif” padahal
anak klien sudah 8
bulan, kurangnya
penjelasan lebih
lanjut terkait tekstur
dan jenis makanan
yang baik bagi anak
usia 8 bulan, kurang
memperagakan cara
menggendong yang
baik.
- Konselor tidak
mengutarakan
kesimpulan masalah
yang dialami anak
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
klien.
- Konselor telah
mengidentifikasi
kesiapan klien
dalam melakukan
perubahan dengan
baik yang disertai
pemberian motivasi
dan semangat
kepada klien.
3. Resolving phase/Melakukan intervensi gizi: Sangat Baik - Konselor telah
1. Memilih rencana: bekerja v melakukan kerja
sama dengan klien untuk sama dengan klien
memilih alternative upaya untuk memilih
pemecahan masalah alternatif upaya
2. Memperoleh komitmen klien : v pemecahan masalah
komitmen melaksanakan diet yang telah
serta membuat rencana disesuaikan dengan
realistis yang dapat diterapkan kesukaan anak klien
klien dan kondisi klien.
3. Menggunakan media v - Konselor
konseling dengan tepat menggunakan media
berupa leaflet untuk
menjelaskan sebab
akibat dari
permasalahan yang
dialami anak klien
dan beberapa upaya
pemecahan
masalahnya
termasuk jenis
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
makanan yang baik
dan kurang baik
untuk dikonsumsi,
langkah pencegahan,
dan rekomendasi
menu
4. Closing phase/Merencanakan monitoring Baik - Konselor telah
evaluasi atau tindak lanjut menanyakan
1. Mengulang/menanyakan v kembali komitmen
komitmen dan tujuan yang dan tujuan bersama
disepakati bersama kepada klien, namun
2. Memberi dukungan kepada x konselor kurang
klien menjelaskan
3. Kunjungan berikutnya, lihat v kembali komitmen
proses dan dampaknya yang belum
4. Salam perpisahan v disebutkan oleh
5. Berjabat tangan x klien.
6. Ekspresi apresiasi kepada v - Konselor sudah
klien karena sudah memberikan
berpartisipasi dukungan kepada
klien namun di awal
saja, saat di akhir
konseling tidak
memberikan
dukungan kembali
kepada klien untuk
melakukan beberapa
upaya pemecahan
masalah.
- Konselor telah
menjelaskan bahwa
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
konseling
selanjutnya akan
dilaksanakan 2
minggu lagi (11
April 2022).
Konselor juga
menanyakan
kesediaan klien
untuk melakukan
kunjungan
selanjutnya di waktu
tersebut.
- Konselor telah
memberikan salam
perpisahan dan
ekspresi apresiasi
kepada klien, tetapi
konselor tidak
berjabat tangan
dengan klien karena
konseling dilakukan
secara online
- Konselor juga sudah
memperlihatkan
ekspresi apresiasi
kepada klien, namun
sempat ngefreeze
kamera dari
konselor sehingga
sedikit sulit diamati.
Formulir 2 Pengamatan Tahapan Konseling Tumbuh Kembang Anak 1

Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari

Risa Indriyanti

Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Nadira Tri Finuziva


Kelompok :1

No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran


.
I Perilaku Attending
1. Wajah Selama proses konseling, konselor
a. Ekspresi a. Sangat baik bersikap ramah terhadap klien dengan
b. Mata b. Baik cara tersenyum sehingga hal ini dapat
membuat klien terasa nyaman. Konselor
juga terlihat ekspresif sehingga suasana
konseling yang sedang berlangsung
terjalin dengan sangat baik. Sementara
itu, terdapat beberapa kondisi dimana
mata konselor tidak tertuju pada klien,
melainkan tertuju ke arah layar monitor.
Sebaiknya, saat melakukan konseling,
arah pandangan konselor tertuju kepada
klien agar klien merasa diperhatikan dan
dapat memercayai ucapan konselor.
2. Kepala Posisi kepala konselor tegak menghadap
a. Posisi a. Sangat baik klien. Selain itu, sesekali konselor juga
b. Anggukan/gelengan b. Sangat baik menganggapi ucapan klien berupa
anggukan kepala. Tidak ada saran dan
kritik.
3. Tubuh Posisi tubuh konselor kurang naik karena
a. Posisi a. Kurang pada layar monitor, hanya bagian kepala
b. Jarak b. Tidak dapat konselor yang terlihat. Akibat hal ini,
dinilai gerakan tubuh dan posisi duduk dari
c. Gerakan c. Kurang konselor juga tidak terlihat. Sebaiknya,
d. Duduk d. Kurang konselor memposisikan tubuhnya lebih
jauh dari kamera agar tubuhnya terlihat
hingga ke bagian dada serta gerakan
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
tubuh dan posisi duduknya juga dapat
terlihat dengan jelas. Selain itu, penilaian
jarak tubuh konselor terhadap klien tidak
dapat dilakukan karena konseling
berlangsung secara online.
4. Tangan Posisi tangan konselor tidak terlihat
a. Posisi a. Kurang karena posisi kamera konselor terlalu
b. Variasi gerakan b. Kurang dekat dengan tubuhnya. Selain posisi
c. Sentuhan c. Tidak dapat tangan, variasi gerakan dan isyarat dari
dinilai tangan konselor juga tidak terlihat sama
d. Isyarat d. Kurang sekali. Sebaiknya, konselor
memposisikan tubuhnya lebih jauh dari
kamera dan apabila memungkinkan,
konselor tidak perlu menggunakan
virtual background agar posisi, variasi
gerakan, serta isyarat tangan dapat
terlihat jelas. Selama konseling
berlangsung, konselor telah melakukan
beberapa variasi gerakan dan isyarat
yang ditujukan kepada klien. Akan
tetapi, gerakan tangan yang diberikan
cenderung seperti dipaksakan atau
berlebihan. Sebaiknya, konselor lebih
menyesuaikan gerakan tangannya saat
melakukan proses konseling. Selain itu,
penilaian mengenai sentuhan tangan
tidak dapat dilakukan karena proses
konseling ini berjalan secara online.
5. Mendengarkan Selama konseling, konselor terlihat sabar
a. Sabar a. Sangat baik dalam mendengarkan klien dan tidak
b. Diam b. Sangat baik memotong pembicaraan klien. Konselor
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
c. Perhatian c. Cukup diam saat mendengarkan klien dengan
tetap menatap klien saat berbicara.
Secara keseluruhan, konselor telah
mampu memusatkan perhatian pada
klien. Saat konseling berlangsung,
terlihat bahwa konselor cenderung
menatap layar monitor daripada
memusatkan perhatian terhadap klien.
Sebaiknya, konselor lebih berusaha
dalam memberikan perhatian kepada
klien agar klien merasa dihargai.
II Praktek teknik
konseling
1. Refleksi atau Baik Konselor telah dapat menunjukkan
parafrasing untuk empatinya dengan mampu mengulang
menunjukkan empati pernyataan penting dari apa yang
disampaikan oleh klien serta dapat
memahami perasaan klien seperti
melontarkan kalimat parafrasing “tekstur
makanan yang diberikan sudah bagus”
dan “ohh, jadi anaknya tetap menolak
makan ya”. Akan tetapi saat
mendapatkan data KMS dari anak klien,
konselor tidak memberikan pujian
kepada klien yang telah melakukan
penimbangan secara rutin. Sebaiknya,
konselor memberikan pujian seperti
“wah bagus sekali ibu sudah rutin untuk
menimbang anaknya setiap bulan” agar
klien merasa dirinya telah melakukan
suatu hal yang benar.
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
2. Dorongan minimal Sangat baik Konselor sudah dapat memancing klien
untuk bercerita dengan melontarkan
berbagai pertanyaan. Tidak ada kritik
dan saran.
3. Bertanya/eksplorasi Baik Konselor mampu mengeksplorasi
riwayat anak klien yang berhubungan
dengan kesehatan seperti pola makan,
penolakan makan, teknik pengolahan
makan, dan pemberian ASI. Akapn
tetapi, konselor kurang mengeksplorasi
mengenai jenis makanan yang sering
dikonsumsi anak klien. Konselor hanya
mengacu kepada frekuensi saja.
Sebaiknya konselor dapat menanyakan
asupan makan anak klien dari segi
kualitatif dan kuantitatif.
4. Mendengarkan aktif Sangat baik Konselor terlihat mendengarkan aktif
dengan memperhatikan klien saat
berbicara. Konselor juga menunggu klien
bercerita hingga selesai dan tidak
memotong pembicaraan klien.
5. Memimpin Sangat baik Proses konseling sudah berjalan dua
arah, dimana tidak hanya konselor yang
bertanya dan menjelaskan namun klien
juga mengambil bagian saat pembicaraan
berlangsung.
6. Memfokuskan Sangat baik Konselor sudah fokus selama proses
konseling. Hal ini dapat terlihat dari
topik pembicaraan selama konseling
yang tidak melenceng dari masalah
kesehatan anak klien. Tidak ada kritik
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
dan saran.
7. Support: ekspresi Sangat baik Konselor sudah dapat memotivasi klien
keinginan untuk untuk merubah perilakunya. Hal ini
membantu klien dapat terlihat dimana konselor
mendukung klien dengan memberikan
beberapa saran yang sesuai. Tidak ada
kritik dan saran.
8. Diam Sangat baik Konselor telah memiliki sikap diam serta
memperhatikan dan tidak memotong
pembicaraan klien selama konseling
berlangsung. Tidak ada kritik dan saran.
9. Directing Baik Konselor mampu mengarahkan
pembicaraan klien. Namun terdapat
kondisi dimana konselor memberikan
saran dengan menggunakan bahasa yang
kurang dapat dipahami oleh klien seperti
pada saat menjelaskan mengenai cara
menggendong anak dengan posisi tegak.
Sebaiknya, konselor memberikan
pemahaman dengan bahasa yang lebih
mudah dimengerti serta dapat
menampilkan gambar terkait posisi
mengendong yang dimaksud agar klien
lebih paham.
10. Summarizing Baik Konselor sudah menyimpulkan
sementara berdasarkan hasil wawancara
bersama klien serta memberikan
kesempatan kepada klien untuk
mengulang atau menyampaikan hasil
diskusi. Namun, konselor kurang dapat
melengkapi pernyataan yang
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
dikemukakan oleh klien dimana terdapat
informasi penting yang belum
tersampaikan. Selain itu, konselor juga
tidak memberikan penjelasan lebih lanjut
terkait leaflet yang ia tunjukkan dan
terkesan menyuruh klien untuk membaca
sendiri leaflet tersebut.

Simpulan Konseling
1. Saran yang diberikan :
- Memvariasikan asupan protein
- Pola asupan makan lebih diperhatikan
- Memperhatikan teknik pengolahan makanan
- Mengubah pola pemberian ASI apabila tidak memungkinkan diberikan secara
langsung
- Hindari susu formula
- Hnidari madu
- Hindari susu sapi
- Hindari kacang utuh
- Hindari sayur atau buah yang bertekstur keras
- Hindari konsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi
2. Kesepakatan solusi :
- Memvariasikan asupan protein dengan memperkenalkan lauk hewani berupa daging
ayam.
- Mengubah pola pemberian ASI akibat ibu sibuk bekerja dengan cara memberikan ASI
perah. Pemberian ASI perah dapat dilakukan dengan cara memompa ASI ibu sebelum
berangkat kerja dan meletakkannya pada lemari pendingin.
- Menyediakan food finger seperti tahu kukus, kentang rebus, atau buah dengan tekstur
lunak untuk merangsang gerak motorik anak.
- Menggendong anak dengan posisi kepala yang tegak (anak digendong menggunakan
kain, kepala dihadapkan ke dada dan ditopang oleh tangan ibu) untuk memperbaiki
posisi kepala anak.
- Jenis makanan yang dianjurkan berupa ikan kukus, tahu kukus yang telah dipotong
kecil, sayur matang seperti wortel dan brokoli, serta buah dengan tekstur lunak seperti
pisang dan mangga.
3. Pertemuan selanjutnya : 2 minggu kedepan

Deskripsi Singkat Jalannya Proses Konseling Gizi

Proses konseling berlangsung secara online. Proses konseling diawali dengan proses
attending dan small talk yang dilakukan oleh konselor. Klien melakukan konseling
didampingi oleh neneknya. Klien mengeluhkan kondisi tumbuh kembang anaknya yang
dilihat tidak sesuai dengan anak-anak lain di umur seusianya. Pada awal proses konseling,
konselor dank lien tidak melakukan jabat tangan. Hal ini disebabkan karena proses konseling
berlangsung secara online. Konselor mampu membangun tujuan konseling dengan
menjelaskan proses konseling dan memberikan pertanyaan terbuka kepada klien. Selama
proses konseling, tidak ada pengukuran antropometri secara langsung, melainkan
menggunakan data sekunder dari KMS anak. Selama pengkajian masalah gizi, konselor telah
mampu melakukan assessment atau pengkajian gizi lengkap dengan bertanya mengenai pola
kebiasaan makan anak, pemberian ASI dan MPASI serta aktivitas fisiknya. Selain itu
konselorjuga mampu meyakinkan klien untuk dapat merubah pola asuh kepada anaknya.
Namun, konselor belum dapat menrik kesimpulan mengenai identifikasi masalah dan
penyebab masalah yang dialami oleh An.X. Setelah proses pengkajian selesai, konselor
mampu untuk mendiskusikan alternatif pemecahan masalah bersama klien serta
menggunakan media konseling yang tepat seperti leaflet mengenai tumbuh kembang anak
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta penampilan yang menarik. Dalam
tahap monitoring atau evaluasi tindak lanjut, konselor memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengulang komitemen yang telah disepakati bersama, memberitahu mengenai
kunjungan konseling berikutnya, memberikan salam perpisahan serta memberikan ekspersi
aspresiasi kepada klien karna sudah berpartisipasi dalam konseling ini. Namun, konselor
belum menunjukkan dukungan kepada klien. Selama proses konseling, konselor terlihat sabar
dalam mendengarkan penuturan klien. Hal ini dapat dilihat dari konselor tidak memotong
pembicaran klien dan memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara hingga selesai.
Konselor juga mampu memfokuskan pembicaraan selama konseling. Hal ini dapat dilihat dari
topik pembicaraan konseling yang terfokus pada masalah gizi pada An.X

Secara keseluruhan, proses konseling antara konselor, ibu An.X dan nenek An.X sudah
berjalan cukup baik. Konselor dilaksanakan secara sistematis serta konselor yang terlihat
ramah. Namun, terdapat beberapa masukan dan kritikan selama konseling yaitu terdapat
beberapa mata koselor tidak fokus menatap klien, konselor tidak menggunakan ilustrasi
gambar untuk menjelaskan posisi yang benar antara ibu dan anak serta konselor kurang dapat
melengkapi kesimpulan yang telah diutarakan oleh klien. Sebaiknya, selama proses
konseling, perhatian konselor sepenuhnya tertuju kepada klien agar klien merasa dihargai.
Penggunaan ilustrasi gambar juga diperlukan agar tidak terjadi kesalahan persepsi antara
klien dan konselor serta melengkapi kesimpulan yang diutarakan klien diperlukan agar klien
dapat mengerti dengan benar hasil konseling yang telah disepakati bersama.

DATA KLIEN

A. Identitas Klien
1. Nama : An.X
2. Alamat :-
3. Usia : 8 bulan
4. Pekerjaan :-
5. Agama :-
6. Status perkawinan : Belum menikah
7. Pendidikan terakhir :-

B. Data Antropometri
1. Berat badan : 6,4 kg
2. Tinggi badan : 65 cm
3. Indeks massa tubuh :-
4. Perubahan berat badan :-

C. Riwayat Klien
1. Keluhan yang dirasakan : Berdasarkan hasil skrinng tumbuh kembang
usia 6 bulan, An.X belum bisa
mempertahankan posisi kepala tetap tegak
dan stabil serta belum dapat menggenggam
pensil.
2. Riwayat penyakit klien :-
3. Riwayat penyakit keluarga :-
4. Riwayat asupan makan
a. Pola makan : Pada usia 0-2 bulan, An.X mengonsumsi susu
formula sebagai pendamping ASI, namun saat
berusia 3 bulan An.X hanya mengonsumsi
susu formula saja. Memasukin usia 6 bulan,
An.X mengonsumsi MPASI dengan frekuensi
3x sebanyak 3-4 sendok dalam sekali makan.
Cemilan yang sering dikonsumsi An.X adalah
puree buah, bubur kacang hijau atau 2 keping
biscuit bayi.

b. Frekuensi makan : Frekuensi makan An.X sebanyak 3 kali/hari


dengan 3-4 sendok sekali makan. Selain itu
An.X mengonsumsi susu formula sebanyak 2
kali dengan masing-masingnya 100 ml yaitu
saat setelah bangun tidur dan malam hari
sebelum tidur.
c. Kesukaan : Biskuit dan buah
d. Makanan yang dihindari : Ikan, telur, tahu, tempe
e. Alergi :-
f. Riwayat diet :-
g. Konsumsi alkohol :-
h. Akses terhadap makanan :-
i. Daya terima terhadap makanan : Sejak umur 3 bulan, An.X menolak dan
menangis saat diberikan ASI. An.X menolak
saat diberikan lauk seperti ikan, telur, tahu
dan tempe.

5. Riwayat Konseling :-
6. Aktivitas fisik
a. Kebiasaan sehari-hari :-
b. Olahraga :-
7. Kebiasaan merokok :-

KASUS 2. TUMBUH KEMBANG ANAK


Formulir 1 Pengamatan Tahapan Konseling Tumbuh Kembang Anak 2
Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari
Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Clara Cecilia Nababan

Kelompok :5
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
1. Involving phase/Tahap awal: Baik - Konselor telah memberikan
1. Memberi salam salam verbal, namun tidak
A. Salam verbal v melakukan jabat tangan
B. Berjabat tangan x karena konseling dilakukan
2. Memperkenalkan diri v secara online,
3. Small talk v memperkenalkan dirinya
4. Membangun tujuan kepada klien dan
konseling menanyakan nama klien.
A. Pertanyaan pembuka v - Konselor telah melakukan

B. Menjelaskan proses v small talk dengan

konseling menanyakan kabar dan

C. Mengukur v situasi covid-19 di daerah

antropometri (bila klien.

ada) - Konselor telah menanyakan


pertanyaan terbuka berupa
“apa yang bisa saya bantu?”
- Konselor menjelaskan
tujuan yaitu permasalahan
klien dan mencari jalan
keluar bersama serta
konselor menjelaskan
proses konseling yang
berupa diskusi yang
dilakukan selama 20 menit.
- Konselor juga menanyakan
kesiapan klien untuk
melakukan perubahan atau
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
pemecahan masalah.
- Konselor tidak melakukan
pengukuran anthropometri
dan hanya menggali data
pengukuran anak klien dari
posyandu
2. Exploration-education phase/Menggali Sangat baik - Konselor telah melakukan
permasalahan atau pengkajian gizi: assessment terhadap anak
1. Melakukan assessment v klien dengan menggali data
atau pengkajian gizi proses kelahiran, paparan
secara lengkap sesuai informasi/ pengetahuan
masalah gizi klien.
2. Kesimpulan (diagnosis v - Konselor mengidentifikasi
gizi): identifikasi masalah masalah gizi pada anak
dan penyebab-penyebab klien melalui z-score TB/U.
3. Identifikasi v Namun terdapat
keyakinan/kesiapan klien ketidakonsistensian diamna
untuk berubah di awal konselor
mengatakan bahwa status
gizi anak normal menurut
TB/U lalu yang kedua
mengatakan pendek
menurut TB/U.
- Konselor juga melakukan
penggalian data anak klien
berupa riwayat konsumsi
ASI dan susu formula,
riwayat makan anak klien
sehari-hari (frekuensi
makan, jenis makanan, cara
pengolahan, ukuran
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
makanan, kesukaan makan,
riwayat alergi)
- Konselor juga mengulangi
lagi data makan yang telah
diutarakan nenek klien dan
menanyakan kebenarannya.
- Konselor juga
mengidentifikasi masalah
anak klien kembali berupa
BB kurang sejak lahir,
MPASI kurang bervariasi,
konsumsi sayur, buah, lauk
masih kurang, kurang
asupan gizi dalam waku
yang cukup lama, anak
mengalami stunting.
- Konselor menanyakan
kesediaan kerjasama dalam
melakukan upaya
perubahan.
3. Resolving phase/Melakukan intervensi Baik - Konselor memilih rencana
gizi: bekerja sama dengan klien
1. Memilih rencana: v berupa perubahan pola
bekerja sama dengan makan dengan 3 kali makan
klien untuk memilih utama, 3 kali selingan.
alternative upaya Harus ada karbohidrat, lauk
pemecahan masalah hewani dan nabati, sayur,
2. Memperoleh komitmen v dan buah, serta memberikan
klien: komitmen contoh menu. Konselor
melaksanakan diet serta bahkan juga memberikan
membuat rencana alternative penyelesaian
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
realistis yang dapat masalah ketersediaan air
diterapkan klien bersih klien berupa
3. Menggunakan media v menggunakan air galon.
konseling dengan tepat Namun, dalam rekomendasi
menu, konselor masih
menyertakan makanan yang
menyebabkan alergi pada
klien seperti ikan dan telur.
- Konselor telah
menggunakan media leaflet
yang menarik dan memiliki
informasi yang lengkap
- Konselor telah menanyakan
kesediaan dari klien dalam
menjalankan saran konselor
4. Closing phase/Merencanakan Baik - Konselor menanyakan
monitoring evaluasi atau tindak lanjut kembali kesepakatan
1. Mengulang/menanyakan v alternative penyelesaian
komitmen dan tujuan masalah yang telah
yang disepakati bersama diberikan konselor tadi
2. Memberi dukungan v - Konselor juga telah
kepada klien memberikan dukungan dan
3. Kunjungan berikutnya, v dorongan keyakinan kepada
lihat proses dan klien dalam melakukan
dampaknya perubahan untuk anak klien
4. Salam perpisahan v - Konselor juga sudah
5. Berjabat tangan x menjadwalkan konsultasi
6. Ekspresi apresiasi v berikutnya yaitu 1 bulan
kepada klien karena setelah konseling pertama
sudah berpartisipasi untuk memantau status gizi
anak klien
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
- Konselor telah memberikan
salam perpisahan kepada
klien dan menunjukkan
ekspresi apresiasi karena
telah melakukan konseling
bersamanya.

Formulir 2 Pengamatan Tahap Konseling Tumbuh Kembang Anak 2

Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari

Risa Indriyanti

Velicia
Kelompok :8
Nama Konselor : Clara Cecilia Nababan
Kelompok :5

No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran


.
I Perilaku Attending
1. Wajah Selama proses konseling, konselor
a. Ekspresi a. Baik tersenyum dan bersikap ramah terhadap
b. Mata b. Baik klien yang dapat membuat klien merasa
nyaman. Akan tetapi, konselor terlihat
cenderung kurang ekspresif saat proses
konseling berlangsung. Sebaiknya,
konselor lebih ekspresif lagi agar suasana
proses konseling dapat terjalin dengan
lebih baik lagi. Selain itu terdapat kondisi
dimana arah mata konselor tidak tertuju
kepada klien, terutama saat konselor
sedang berpikir. Saat berpikir, arah mata
konselor melihat ke layer monitor dan
keatas. Sebaiknya, saat melakukan
konseling, arah pandangan konselor
tertuju kepada klien agar klien merasa
diperhatikan dan dapat memercayai
ucapan konselor.
2. Kepala Posisi kepala konselor tegak menghadap
a. Posisi a. Sangat klien dan sesekali menunduk saat sedang
b. Anggukan/gelengan baik mencatat ucapan klien yang dianggap
b. Sangat penting. Selain itu, sesekali konselor juga
baik menganggapi ucapan klien berupa
anggukan kepala. Tidak ada saran dan
kritik.
3. Tubuh Posisi tubuh konselor sudah baik karena
a. Posisi a. Sangat posisinya telah terlihat hingga bagian
b. Jarak baik dada. Penilaian jarak tubuh konselor
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
b. Tidak terhadap klien tidak dapat dilakukan
c. Gerakan dapat karena konseling berlangsung secara
d. Duduk dinilai online. Selain itu, gerakan tubuh konselor
c. Sangat sudah sesuai dan tidak terlalu berlebihan.
baik Meskipun tubuh konselor hanya terlihat
d. Sangat sampai bagian dada, posisi dari konselor
baik sudah terlihat duduk dalam posisi yang
tegap.
4. Tangan Posisi tangan konselor tidak terlihat
a. Posisi a. Kurang karena posisi kamera konselor terlalu
b. Variasi gerakan b. Baik dekat dengan tubuhnya. Sebaiknya,
c. Sentuhan c. Tidak konselor memposisikan tubuhnya lebih
dapat jauh dari kamera dan apabila
d. Isyarat dinilai memungkinkan, konselor tidak perlu
d. Baik menggunakan virtual background agar
posisi tangannya dapat terlihat lebih jelas.
Selama konseling berlangsung, konselor
telah melakukan beberapa variasi gerakan
dan isyarat yang ditujukan kepada klien.
Akan tetapi, gerakan tangan yang
diberikan cenderung seperti dipaksakan
atau berlebihan. Sebaiknya, konselor
lebih menyesuaikan gerakan tangannya
saat melakukan proses konseling. Selain
itu, penilaian mengenai sentuhan tangan
tidak dapat dilakukan karena proses
konseling ini berjalan secara online.
5. Mendengarkan Selama konseling, konselor terlihat sabar
a. Sabar a. Sangat dalam mendengarkan klien dan tidak
b. Diam baik memotong pembicaraan klien. Konselor
c. Perhatian b. Sangat diam saat mendengarkan klien dengan
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
baik tetap menatap klien saat berbicara. Secara
c. Baik keseluruhan, konselor telah mampu
memusatkan perhatian pada klien. Akan
tetapi saat melakukan pencatatan,
perhatian konselor pada klien cenderung
berkurang. Sebaiknya saat mencatat pun
konselor tetap berusaha untuk memberi
perhatian kepada klien.
II Praktek teknik
konseling
1. Refleksi atau Sangat baik Konselor telah dapat menunjukkan
parafrasing untuk empatinya dengan mampu mengulang
menunjukkan empati pernyataan penting dari apa yang
disampaikan oleh klien serta dapat
memahami perasaan klien seperti
melontarkan kalimat “Saya memahami
perasaan ibu”. Selain itu, konselor juga
telah menunjukkan rasa empatinya
dengan melontarkan kalimat “Puji
Tuhan” ketika klien mengatakan bahwa
anaknya lahir dengan normal. Tidak ada
kritik dan saran.
2. Dorongan minimal Sangat baik Konselor telah dapat memancing klien
untuk bercerita dengan melontarkan
berbagai pertanyaan. Tidak ada kritik dan
saran.
3. Bertanya/eksplorasi Sangat Baik Konselor mampu mengeksplorasi riwayat
anak klien yang berhubungan dengan
kesehatan seperti pemberian ASI dan
kebiasaan makan baik dalam segi
kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu,
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
konselor juga telah menanyakan kepada
klien terkait pennyuluhan gizi apa yang
pernah ia ikuti. Tidak ada kritik dan
saran.
4. Mendengarkan aktif Baik Konselor telah mendengarkan dan
memperhatikan klien saat berbicara.
Konselor juga menugnggu klien bercerita
hingga selesai dan tidak memotong
pembicaraan klien. Akan tetapi,
sebaiknya saat mencatat pernyataan dari
klien, konselor tetap memberikan
perhatian terhadap klien akan dirinya
merasa dihargai. Selain itu berdasarkan
rekomendasi menu yang telah dibuat,
diketahui bahwa konselor
merekomendasikan menu yang terdiri
dari telur dan ikan padahal anak klien
memiliki alergi terhadap jenis makanan
tersebut. Sebaiknya, konselor lebih
mendengarkan dan memperhatikan
kembali terkait pernyataan yang telah
disampaikan oleh klien.
5. Memimpin Baik Proses konseling sudah berjalan dua arah,
dimana tidak hanya konselor yang
bertanya dan menjelaskan namun klien
juga mengambil bagian saat pembicaraan
berlangsung. Akan tetapi, nenek sebagai
klien kedua belum terlalu berperan aktif
ketika proses konseling berlangsung.
Sebaiknya, kedua klien berperan aktif
agar informasi yang diproleh konselor
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
semakin jelas.
6. Memfokuskan Sangat baik Konselor sudah fokus selama proses
konseling berlangsung. Hal ini dapat
dibuktikan melalui topik pembicaraan
selama konseling yang tidak melenceng
dari masalah kesehatan anak klien. Tidak
ada kritik dan saran.
7. Support: ekspresi Sangat baik Konselor sudah dapat memotivasi klien
keinginan untuk untuk merubah perilaku terhadap
membantu klien anaknya. Hal ini dapat terlihat dari
konselor yang mendukung klien dengan
cara memberikan beberapa saran dan
solusi yang sesuai dengan permasalahan
yang sedang dialami oleh anak klien.
Tidak ada kritik dan saran.
8. Diam Sangat baik Konselor telah memiliki sikap diam serta
memperhatikan dan tidak memotong
pembicaraan klien selama konseling
berlangsung. Tidak ada kritik dan saran.
9. Directing Baik Konselor telah mengarahkan
pembicaraan dengan klien dengan baik.
Akan tetapi, konselor terkadang
menggunakan istilah yang kurang dapat
dipahami oleh klien. Sebaiknya, konselor
dapat lebih memperhatikan bahasa yang
digunakan agar maksud dan tujuan yang
ingin disampaikan mampu diterima oleh
klien dengan baik.
10. Summarizing Baik Konselor telah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan hasil wawancara
bersama klien serta telah memberikan
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
kesempatan kepada klien untuk
mengulang atau menyampaikan hasil
diskusi. Akan tetapi, konselor sebaiknya
menambahkan kembali terkait pernyataan
hasil diskusi yang telah dipaparkan klien
agar informasi yang diterima lebih jelas.

Simpulan Konseling
1. Saran yang diberikan :
- Memperbaiki frekuensi asupan makan
- Menu makan yang dibuat harus mengandung asupan gizi yang lengkap
- Memperbaiki jenis makanan yang digunakan untuk selingan
- Hindari memberikan makanan manis atau gurih
- Hindari memberikan makanan cepat saji
- Hindari memberikan snack chiki
- Hindari memberikan minuman softdrink
- Memenuhi kebutuhan air bersih
2. Kesepakatan solusi :
- Frekuensi asupan makan terdiri dari 3 kali makanan utama dan 3 kali selingan
- Dalam 1 kali makan, asupan harus terdiri atas karbohidrat, protein berupa lauk
hewani dan lauk nabati, serta sayuran.
- Selingan yang diberikan berasal dari makanan yang sehat seperti buah, bubur kacang
hijau, dan pudding buah.
- Menggunakan sumber air dan sanitasi yang bersih dengan membedakan sumber air
yang digunakan untuk minum, mencuci, dan mandi. Selain itu, dapat menggunakan
air galon agar air yang dikonsumsi terjaga kebersihannya.
3. Pertemuan selanjutnya : 1 bulan kedepan

Deskripsi Singkat Jalannya Proses Konseling Gizi


Proses konseling berlangsung secara online antara konselor, ibu An.N serta nenek
An.N. proses konseling diawali dengan attending dan small talk yang dilakukan oleh
konselor. Konselor mampu untuk membangun tujuan konseling dengan menjelaskan proses
konseling serta memberikan pertanyaan terbuka kepada klien. Selama menggali permasalah
gizi An.N, konselor mampu melakukan assessment secara lengkap dengan menanyakan pola
kebiasaan makan, pantangan serta aktivitas fisik An.N. Konselor juga memberikan
kesimpulan diagnosis kepada klien yaitu stunting. Selain itu, konselor juga mampu
mengidentifikasi kesiapan klien untuk berubah. Dalam melakukan intervensi, konselor serta
klien mampu untuk bekerjasama dalam menentukan alternatif pemecahan masalah yang tepat
untuk masalah gizi An.N. selama proses konseling, konselor menggunakan media konseling
seperti leaflet yang memuat permasalahan gizi An.N yaitu stunting. Pada tahap penutup,
konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk mengulang hasil diskusi yang telah
disepakati bersama serta mampu memberikan dukungan kepada klien serta memberikan
apresiasi kepada klien karna sudah berpartisipasi dalam konseling. Konselor juga
menginformasikan mengenai kunjungan konseling berikutnya kepada klien.
Secara keseluruhan, proses konseling sudah berjalan cukup baik serta sistematis.
Namun terdapat beberapa kritikan dan masukan kepada konselor. Selama proses konseling,
konselor cenderung kurang ekspresif sehingga suasana konseling menjadi tegang. Sebaiknya
konselor mampu lebih ekspresif lagi agar suasana yang dibangun selama proses konseling
menjadi lebih menyenangkan. Pada beberapa kesempatan, arah pandangan konselor tidak
tertuju kepada klien. Sebaiknya selama proses konseling, konselor dapat menaruh perhatian
lebih pada klien.

DATA KLIEN

A. Identitas Klien
1. Nama : An.N
2. Alamat :-
3. Usia : 4 tahun
4. Pekerjaan :-
5. Agama :-
6. Status perkawinan : Belum menikah
7. Pendidikan terakhir : -

B. Data Antropometri
1. Berat badan : 15 kg
2. Tinggi badan : 92 cm
3. Indeks massa tubuh :-
4. Perubahan berat badan :-

C. Riwayat Klien
1. Keluhan yang dirasakan : Peningkatan tinggi badan An.N pada
KMS tidak meningkat sesuai dengan
usianya
2. Riwayat penyakit klien :-
3. Riwayat penyakit keluarga :-

4. Riwayat asupan makan


a. Pola makan : Peningkatan tinggi badan An.N pada KMS
tidak meningkat sesuai dengan usianya
An.N biasa mengonsumsi susu UHT
sebanyak 125 ml satu kali/ hari. Untuk
menu makan siang An.N mengonsumsi 1
centong nasi, tahu dan tempe goreng
masing-masing sebanyak 1 buah. Menu
makan malam yang sering dikonsumsi
b. Frekuensi makan : An.N mengonsumsi susu UHT 1 kali,
makan sebanyak 2 kali yaitu makan siang
dan makan malam serta selingan.

c. Kesukaan :-
d. Makanan yang dihindari : Ikan dan telur
e. Alergi : Alergi terhadap makanan yang
mengandung protein tinggi seperti ikan dan
telur.
f. Riwayat diet :-
g. Konsumsi alkohol :-

h. Akses terhadap makanan : Akses terhadap makanan kurang karena


keluarga An.N memiliki status ekonomi
menengah kebawah.
i. Daya terima terhadap makanan :
Normal
5. Riwayat Konseling :-
6. Aktivitas fisik
c. Kebiasaan sehari-hari : Bermain, menggambar
d. Olahraga :-
7. Kebiasaan merokok :-

Anda mungkin juga menyukai