Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSELING GIZI
“JANTUNG, STROKE, DISLIPIDEMIA, HIPERTENSI, DAN GINJAL”

Dosen Pengampu: Dewi Marfu’ah Kurniawati, S.Gz., M.Gizi


Fillah Fithra Dieny, S.Gz., M.Si.
Deny Yudi Fitrianti, S.Gz., M.Si.

Disusun oleh :
Velicia 22030120120006
Risa Indriyanti 22030120120014
Clara Alverina Putri Tari 22030120120024

DEPARTEMEN ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KASUS 1. PASIEN JANTUNG DAN STROKE

Formulir 1 Pengamatan Tahapan Konseling


Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari
Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :7

Nama Konselor : Seto Iman Swastono


No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
1. Involving phase/Tahap awal: Baik - Konselor telah
1. Memberi salam memberikan salam
A. Salam verbal v verbal dengan
B. Berjabat tangan x mengucapkan
2. Memperkenalkan diri v selamat siang kepada
3. Small talk v klien.
4. Membangun tujuan konseling - Konselor tidak
A. Pertanyaan pembuka v melakukan jabat

B. Menjelaskan proses v tangan karena proses

konseling simulasi konseling

C. Mengukur antropometri x dilakukan secara

(bila ada) online


- Konselor telah
memperkenalkan
dirinya kepada klien
dan mempersilahkan
klien untuk
memperkenalkan
dirinya sendiri.
- Konselor telah
melakukan small
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
talk dengan
menanyakan
bagaimana
perjalanan klien saat
menuju ke tempat
konseling
- Konselor telah
memberikan
pertanyaan terbuka
kepada klien berupa
kalimat “apakah ada
yang bisa saya
bantu? Apakah ada
keluhan?
- Konselor telah
menjelaskan tujuan
dan proses konseling
berupa menemukan
masalah dan
mendiskusikan
pemecahan masalah
klien bersama-sama
serta menjelaskan
bahwa proses
konseling akan
berjalan 20 menit..
- Konselor tidak
melakukan
pengukuran
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
antropometri karena
klien telah
melakukan
pemeriksaan ke
dokter, jadi hanya
menganalisis hasil
peleriksaan tersebut
saja.
2. Exploration-education phase/Menggali Baik - Konselor telah
permasalahan atau pengkajian gizi: melakukan
1. Melakukan assessment atau v assessment
pengkajian gizi secara lengkap pengkajian gizi
sesuai masalah gizi meliputi kebiasaan
2. Kesimpulan (diagnosis gizi): v makan (frekuensi
identifikasi masalah dan dan jenis), makanan
penyebab-penyebab kesukaan, kebiasaan
3. Identifikasi v konsumsi sayur dan
keyakinan/kesiapan klien buah, asupan garam
untuk berubah dan cairan, dan
aktivitas fisik/
olahraga. Namun,
konselor
memberikan
tanggapan yang
berbeda dengan
klien seperti porsi
dengan centong.
- Konselor telah
menyimpulkan
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
permasalahan klien
berdasarkan hasil
pengkajian gizi.
- Konselor telah
mengidentifikasi
kesediaan klien
dalam melakukan
kesepakatan
alternatif solusi dari
permasalahan gizi
klien.
3. Resolving phase/Melakukan intervensi gizi: Baik - Konselor berdiskusi
1. Memilih rencana: bekerja v secara dua arah
sama dengan klien untuk dengan baik dengan
memilih alternative upaya klien dalam memilih
pemecahan masalah kesepakatan
2. Memperoleh komitmen klien : v alternative solusi
komitmen melaksanakan diet untuk permasalahan
serta membuat rencana yang dialami klien.
realistis yang dapat diterapkan - Konselor telah
klien memperoleh
3. Menggunakan media v komitmen klien
konseling dengan tepat dalam menjalankan
hasil kesepakatan
alternatif solusi
pemecahan masalah
klien dengan
menanyakan apakah
bersedia
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
melaksanakan hasil
kesepakatan.
- Konselor
menggunakan media
berupa leaflet untuk
menjelaskan
definisi, faktor
resiko, tanda gejala,
aktivitas fisik,
rekomendasi
makanan, makanan
yang harus
dihindari, dan
rekomendasi menu.
Namun, di leaflet
tidak dicantumkan
dengan jelas batasan
dari garam dan
kurang
mencantumkan
contact person.
4. Closing phase/Merencanakan monitoring Baik - Konselor telah
evaluasi atau tindak lanjut meminta klien untuk
menyebutkan
kembali kesepakatan
alternatif solusi
sebagai bentuk
penilaian komitmen
klien.
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
- Konselor sudah
memberikan
dukungan kepada
klien berupa ucapan
semangat untuk
menjalani hidup
yang lebih sehat.
- Konselor telah
menjelaskan bahwa
konseling
selanjutnya akan
dilaksanakan 2
minggu lagi.
Konselor juga
menanyakan
kesediaan klien
untuk melakukan
kunjungan
selanjutnya di waktu
tersebut.
- Konselor telah
memberikan salam
perpisahan kepada
klien berupa kalimat
“sampai bertemu
kembali di konseling
selanjutnya,
terimakasih”
- Konselor tidak
No Langkah-Langkah Konseling Checklist Hasil Keterangan
. Pengamatan
melakukan jabat
tangan namun
melakukan gerakan
tangan menyatukan
tangan di depan
dada sebagai bentuk
non verbal dari
sebuah dalam dan
menunjukkan rasa
hormat.
- Konselor juga sudah
memperlihatkan
ekspresi apresiasi
kepada klien dengan
senyuman.

Formulir 2 Pengamatan Perilaku Attending dan Teknik Konseling


Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari

Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Seto Iman Swastono


Kelompok :7

No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran


.
I Perilaku Attending
1. Wajah Pada awal konseling, konselor sempat
a. Ekspresi a. Baik menunjukkan ekspresi yang gelisah dan tegang.
b. Mata b. Sangat baik Akan tetapi semakin berjalannya konseling,
konselor telah mampu mengontrol ekspresinya
dan telah menunjukkan ekspresi yang ramah.
Selain itu, mata konselor juga sudah berfokus
pada klien dan tidak terlihat tertuju ke arah
layar monitor. Tidak ada kritik dan saran.
2. Kepala Selama konseling, posisi kepala konselor tegap
a. Posisi a. Sangat baik menghadap klien dan sesekali menunduk saat
b. Anggukan/gelengan b. Sangat baik mencatat ataupun membaca data klien.
Konselor juga sudah sangat baik dalam
menanggapi pernyataan klien dengan anggukan
kepala. Tidak ada kritik dan saran
3. Tubuh Selama proses konseling, posisi duduk konselor
a. Posisi a. Sangat baik dinilai sangat baik, dimana konselor berdiri
b. Jarak b. Sangat baik tegap menghadap klien. Selain itu, jarak antara
c. Gerakan c. Sangat baik konselor dengan layar laptop juga sudah sangat
d. Duduk d. Sangat baik baik dimana tubuh konselor sudah terlihat
setengah badan sehingga setiap gerakan tubuh
yang dilakukan dapat terlihat dengan jelas.
4. Tangan Posisi tangan konselor dinilai sangat baik,
a. Posisi a. Sangat baik dimana variasi gerakan dan isyarat tangan yang
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
b. Variasi gerakan b. Sangat baik dilakukan oleh konselor dapat dilihat dengan
c. Sentuhan c. Sangat baik jelas di layar. Sedangkan sentuhan yang
d. Isyarat d. Sangat baik dilakukan antara konselor dan klien tidak dapat
dinilai karena proses konseling berlangsung
secara online. Tidak ada kritik dan saran.
5. Mendengarkan Selama proses konseling, konselor telah
a. Sabar a. Sangat baik menunjukkan sikap mendengarkan yang sangat
b. Diam b. Sangat baik baik. Hal ini dapat dilihat dari konselor yang
c. Perhatian c. Sangat baik terlihat sabar mendengarkan pernyataan klien
serta mengambil sikap diam dengan tetap
menaruh perhatian penuh pada klien. Selain itu
saat klien sedang berbicara, konselor juga
terlihat mengangguk untuk menanggapi
pernyataan klien. Konselor terlihat tidak
memotong pembicaraan klien. Tidak ada kritik
dan saran
II Praktek teknik konseling
1. Refleksi atau parafrasing Sangat baik Selama proses konseling, konselor mampu
untuk menunjukkan empati melakukan paraphrase dengan menggunakan
bahasa konselor sendiri. Selain itu, konselor
juga mampu menunjukkan rasa empati dengan
mengungkapkan kata-kata empati seperti “Saya
mengerti apa yang ibu rasakan”.
2. Dorongan minimal Sangat baik Konselor telah mampu memberikan dorongan
minimal atau encouragement kepada klien.
Dorongan ini diberikan konselor dalam bentuk
angukan maupun ucapan seperti “Oh, baik
seperti itu ya Bu”. Selain itu, konselor juga
telah memberikan dorongan berupa pertanyaan
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
terbuka kepada klien agar klien lebih
bereksplorasi dalam menceritakan apa yang
dialami. Tidak ada kritik dan saran.
3. Bertanya/eksplorasi Baik Selama proses konseling, konselor telah
mampu bertanya mengenai data klien yang
berhubungan dengan keluhan yang dirasakan,
kebiasaan makan, dan aktivitas fisik.
Pertanyaan yang diberikan oleh konselor juga
tidak menyinggung klien. Akan tetapi,
pertanyaan yang diberikan oleh konselor belum
lengkap karena konselor belum menanyakan
terkait makanan yang tidak disukai atau alergi
terhadap makanan tertentu. Pertanyaan ini
dapat ditanyakan karena dapat membantu
konselor dalam merancang menu rekomendasi.
4. Mendengarkan aktif Sangat baik Konselor telah menunjukkan sikap
mendengarkan aktif, dimana klien
mendengarkan penuturan klien namun tetap
menaruh perhatian kepada klien. Selain itu,
konselor juga tidak memotong pembicaraan
klien.
5. Memimpin Sangat baik Konselor telah mampu memimpin sesi
konseling dengan sangat baik sehingga topik
pembicaraan tetap berfokus pada masalah yang
dialami klien. Selain itu, proses konseling juga
sudah berjalan dua arah, dimana tidak hanya
konselor yang bertanya dan menjelaskan tetapi
klien juga mengambil bagian saat pembicaraan
berlangsung. Tidak ada kritik dan saran.
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
6. Memfokuskan Sangat baik Konselor sudah fokus selama proses konseling.
Hal ini dapat terlihat dari topik pembicaraan
selama konseling yang tidak melenceng dari
masalah kesehatan anak klien. Tidak ada kritik
dan saran.
7. Support: ekspresi keinginan Sangat baik Konselor mampu menunjukkan ekspresi
untuk membantu klien keinginannya untuk membantu klien. Saat
konseling berlangsung, konselor mengatakan
bahwa dirinya dan klien akan bersama-sama
mengkaji serta mencari alternatif penyelesaian
masalah yang dialami oleh klien. Selain itu,
terdapat beberapa intervensi yang kurang dapat
diterima oleh klien. Dalam mengatasi hal ini,
konselor tetap menunjukkan ekspresi untuk
membantu klien seperti mengatakan “Mungkin
aktivitas fisiknya dapat dimulai selama 20
menit Ibu apabila selama 40 menit keberatan”
dan “Mungkin Ibu dapat mengurangi konsumsi
makanan bersantan yang awalnya 3 menjadi 2
kali seminggu apabila menghindari konsumsi
secara perlahan-lahan. Tidak ada kritik dan
saran.
8. Diam Sangat baik Selama konseling berlangsung, konselor telah
memiliki sikap diam, memperhatikan, serta
tidak memotong pembicaraan dari klien. Tidak
ada kritik dan saran.
9. Directing Sangat baik Konselor telah mampu mengajak dan
mengarahkan klien untuk mengingat. Konselor
telah mengajukan pertanyaan yang dapat
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
memancing klien untuk bercerita mengenai
kondisinya seperti terkait kebiasaan makan dan
aktivitas sehari-hari.
10. Summarizing Sangat baik Konselor telah memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengulang kesepakatan yang telah
ditentukan pada sesi akhir konseling. Konselor
juga memberikan feedback terhadap jawaban
klien berupa apresiasi atas kesiapan dan
semangat klien.
Simpulan Konseling
1. Saran yang diberikan :
- Meningkatkan aktivitas fisik
- Mengonsumsi makanan sumber vitamin C seperti jambu merah dan jeruk
- Mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan oat meal
- Mengonsumsi protein rendah lemak seperti ikan
- Mengonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah
- Mengurangi konsumsi makanan yang bersantan
- Menghindari hidangan dengan tambahan gula
- Menghindari makanan tinggi lemak
- Menghindari makanan tinggi garam
- Menggunakan canola oil atau minyak zaitun apabila ingin memasak makanan yang
berminyak
2. Kesepakatan solusi :
- Mengurangi konsumsi makanan bersantan
- Mengganti kebiasaan mengonsumsi sayur yang bersantan
- Mengubah cara pengolahan makanan yang tadinya digoreng menjadi direbus,
dipanggang, atau dikukus
- Menggunakan creamer apabila tetap ingin mengonsumsi makanan yang bersantan
- Meningkatkan aktivitas fisik dengan intensitas sedang dengan durasi 20 menit selama 2
kali/minggu
- Meningkatkan asupan sayur dan buah
3. Pertemuan selanjutnya : 2 minggu kedepan
Deskripsi Singkat Jalannya Proses Konseling Gizi
Proses konseling yang telah berlangsung berjalan dengan cukup baik. Sesi awal konseling
diawali dengan perkenalan baik dari pihak konselor maupun klien. Selain itu, konselor telah
melakukan small talk yang betujuan untuk membangun suasana konseling menjadi lebih
nyaman, dimana konselor menanyakan terkait keadaan klien dan juga bagaimana perjalanan
klien untuk dapat sampai ke tempat konseling. Sebelum memulai proses konseling, konselor juga
menjelaskan terkait mekanisme konseling dan menanyakan terkait kesediaan klien untuk
mengikutinya. Konselor juga menanykan terkait keluhan yang dialami oleh klien dan konselor
merespon berupa anggukan kepala dan juga rasa empati. Konselor juga mampu menjelaskan
terkait hasil laboratorium yang dimiliki oleh klien dengan baik. Assesmen yang dilakukan oleh
konselor meliputi assesmen terhadap asupan makan, konsumsi sayur dan buah beserta porsi,
konsumsi garam dan cairan serta aktifitas fisik. Saat konselor melakukan assesmen, konselor
sesekali menyelipkan kalimat apreasiasi atas kebiasaan baik yang telah klien lakukan serta
menunjukkan keinginan untuk membantu klien dalam perubahan pola hidup ke arah yang lebih
sehat. Konselor menggunakan leaflet sebagai media dalam penyampaian informasi terkait
penyakit yang dialami klien serta anjuran kebiasaan hidup sehat. Konselor sudah cukup baik
dalam menyampaikan materi leaflet tersebut. Konselor juga telah memberikan beberapa solusi
alternatif pemecahan masalah dalam menangani masalah kesehatan yang dialami oleh klien
seperti penggunaan creamer renah lemak serta negosiasi dalam melakukan aktivitas fisik yang
disarankan. Konselor juga mampu meyakinkan klien untuk merubah pola hidupnya kearah yang
lebih sehat dengan menjelaskan manfaat mengenai penerapan hidup sehat. Hal tersebut dapat
memotivasi klien untuk merubah pola hidupnya dan melaksanakan saran-saran yang telah
disepakati. Di akhir sesi konseling, konselor juga menanyakan kesediaan klien untuk melaksakan
saran yang telah disepakati serta memberikan kesempatan kepada klien untuk menyimpulkan
saran yang telah disepakati tersebut. Konselor juga meyakinkan dan memberi semangat kepada
klien untuk dapat tetap konsisten dalam melakukan terapi hipertensi yang sedang dijalani. Selain
itu, konselor juga menjelaskan mengenai pertemuan konseling selanjutnya dan menyampaikan
kalimat apresiasi kepada klien karena sudah mengikuti proses konseling ini dengan sangat baik.
Secara keseluruhan, proses konseling berjalan dengan baik dan lancer dimana konselor
dapat memimpin dan memfokuskan proses konseling. Posisi konselor juga sangat baik, dimana
posisi konselor yang terlihat di layar mencapai setengah badan. Konselor juga telah
menggunakan gerakan tangan dalam menjelaskan sesuatu kepada klien. Namun, terdapat
beberapa masukan dan saran dari pelaksanaan konseling tersebut. Dalam melakukan assesmen,
konselor menanyakan frekuensi makan, konselor menanyakan dalam bentuk porsi. Hal ini dinilai
kurang sesuai, sebaiknya konselor dapat menanyakan dalam bentuk centong atau menggunakan
ukuran rumah tangga lainnya. Dalam proses konseling, konselor mengucapkan beberapa kalimat
yang mungkin sulit dipahami oleh klien seperti lipid. Sebaiknya kata tersebut dapat diganti
menjadi lemak atau hal lainnya yang lebih umum bagi klien. Saat perkenalan, konselor
menggunakan kalimat yang kurang efektif yaitu “konselor ahli gizi”. Kalimat tersebut dapat
dirubah menjadi konselor gizi atau ahli gizi. Pemilihan warna leaflet juga dinilai kurang tepat,
dimana terdapat beberapa bagian dimana kata-kata dalam leaflet sulit untuk dibaca. Sebaiknya,
pemilihan warna dalam leaflet dapat lebih diperhatikan kembali. Selama proses assessment,
konselor tidak menggali terkait makanan yang dihindari oleh klien padahal hal tersebut
tercantum dalam buku panduan praktikum. Di dalam leaflet juga tidak mencantumkan nilai
normal dari hasil laboratorium yang berhubungan dengan penyakit klien.
DATA KLIEN

A. Identitas Klien
1. Nama : Ny.Emy
2. Alamat :-
3. Usia : 67 tahun
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Agama :-
6. Status perkawinan : Sudah menikah
7. Pendidikan terakhir :-

B. Data Antropometri
1. Berat badan : 64 kg
2. Tinggi badan : 152 cm
3. Indeks massa tubuh : 27,7 kg/m2
4. Perubahan berat badan :-

C. Riwayat Klien
1. Keluhan yang dirasakan :-
2. Riwayat penyakit klien : Hipertensi
3. Riwayat penyakit keluarga :-
4. Riwayat asupan makan
a. Pola makan : Pola makan klien yaitu mengonsumsi 3 kali makan
utama dengan 3-4 kali selingan setiap hari

b. Frekuensi makan : Setiap hari mengonsumsi sumber karbohidrat dari


nasi 3P (300 gr) saat sarapan, makan siang dan
makan malam dalam sehari. Mengonsumsi ketela
atau singkong sebagai cemilan 4-5 kali seminggu
dengan porsi 1 potong (40 gr). Selain itu, klien
juga mengonsumsi cemilan biscuit 3-4 kali
seminggu dengan porsi 4 keping (40 gr) setiap
makan
Klien juga menyukai lauk yang digoreng 1-2 kali
sehari, lauk hewani yang disukai adalah telur dan
ikan yaitu seminggu 3-4 kali sebanyak 1P (50 gr)
setiap sekali makan. Lauk nabati yang disukai
adalah tahu (100 gr) dan tempe (50 gr) dan
dikonsumsi 4-5 kali seminggu. Klien mengonsumsi
sayur 1-2 kali dalam sehari sebanyak 1P (100
gram). Klien mengonsumsi sambal kecap hampir
setiap hari. Buah yang sering dikonsumsi adalah
jeruk, pir, papaya, dan pisang sebanyak 2 hari
sekali (110 gr)

c. Kesukaan : Klien menyukai umbi-umbian seperti ketela dan


singkong sebagai cemilan. Klien menyukai
makanan yang diolah menggunakan santan atau
digoreng. Lauk hewani yang disukai adalah ikan
dan telur sedangkan lauk nabati adalah tahu dan
tempe. Klien menyukai sayur yang bersantan dan
sambal kecap

d. Makanan yang dihindari : Daging kambing dan ayam


e. Alergi : Tidak ada
f. Riwayat diet :-
g. Konsumsi alkohol :-
h. Akses terhadap makanan :-
i. Daya terima terhadap makanan : Baik, klien tidak mempunyai kesulitan menelan
5. Riwayat Konseling :-
6. Aktivitas fisik
a. Kebiasaan sehari-hari : Sebagai ibu rumah tangga
b. Olahraga : Klien jarang berolahraga
7. Kebiasaan merokok :-
KASUS 2. HIPERTENSI DAN GAGAL GINJAL KRONIS
Formulir 1 Pengamatan Tahapan Konseling
Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari
Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Elisabeth Kristanti Mareta Girsang


No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
1. Involving phase/Tahap awal: Baik - Konselor telah memberikan
1. Memberi salam salam verbal berupa ucapan
A. Salam verbal v selamat siang kepada klien.
B. Berjabat tangan x - Konselor tidak melakukan
2. Memperkenalkan diri v jabat tangan namun
3. Small talk v menggantikannya dengan
4. Membangun tujuan ekpresi non verbal berupa
konseling menyatukan tangan di
A. Pertanyaan pembuka v depan dada.

B. Menjelaskan proses v - Konseolr telah

konseling memperkenalkan dirinya

C. Mengukur v sendiri dan mempersilahkan

antropometri (bila klien untuk

ada) memperkenalkan diri.


- Konselor telah melakukan
small talk dengan
menanyakan klien
mendapatkan informasi
mengenai konsling gizi ini
dari mana.
- Konselor telah memberikan
pertanyaan terbuka kepada
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
klien berupa “apa ada yang
bisa saya bantu?”
- Konselor menjelaskan
tujuan dari proses konseling
ini yaitu bersama-sama
membahas permasalahan
klien dan berdiskusi
mencari alternatif solusi
bersama untuk menangani
masalah klien terseut serta
menjelaskan bahwa proses
konseling ini dilakukan
selama 15-20 menit.
- Konselor juga menanyakan
kesediaan klien untuk
melakukan perubahan atau
pemecahan masalah.
- Konselor tidak melakukan
pengukuran anthropometri
karena klien tela melakukan
pemeriksaan di rumah sakit
sehingga hanya
menganalisis hasil
pemeriksaan tersebut.
2. Exploration-education phase/Menggali Kurang - Konselor telah melakukan
permasalahan atau pengkajian gizi: assessment dan pengkajian
1. Melakukan assessment v gizi kepada klien meliputi
atau pengkajian gizi riwayat hipertensi, aktivitas
secara lengkap sesuai fisik, kebiasaan makan, dan
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
masalah gizi konsumsi cairan.
2. Kesimpulan (diagnosis x - Konselor tidak merangkum
gizi): identifikasi masalah kembali atau
dan penyebab-penyebab menyampaikan kesimpulan
3. Identifikasi x dari hasil pengkajian gizi
keyakinan/kesiapan klien yang telah dilakukan
untuk berubah sebelumnya.
- Konselor tidak menanyakan
terkait kesediaan atau
kesiapan klien dalam
menjalankan pola hidup
sehat sebelum penjelasan
dilakukan lebih lanjut.
3. Resolving phase/Melakukan intervensi Baik - Konselor dank lien telah
gizi: melakukan diskusi 2 arah
1. Memilih rencana: v dan melakukan kerjasama
bekerja sama dengan untuk mencapai
klien untuk memilih kesepakatan alternatif solusi
alternative upaya pemecahan masalah klien
pemecahan masalah dengan memperhatikan
2. Memperoleh komitmen v kondisi(kemampuan) dan
klien: komitmen kebiasaan klien.
melaksanakan diet serta - Konselor telah menanyakan
membuat rencana komitmen klien untuk
realistis yang dapat melaksanakan kesepakatan
diterapkan klien alternatif solusi dari
3. Menggunakan media v permasalahan klien.
konseling dengan tepat - Konselor telah
menggunakan media leaflet
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
yang menarik dan memiliki
informasi yang lengkap.
4. Closing phase/Merencanakan Baik - Konselor menanyakan
monitoring evaluasi atau tindak lanjut kembali kesepakatan
alternative penyelesaian
masalah yang telah
diberikan konselor tadi
sehingga bisa mengetahui
apakah klien dapat mengerti
dengan baik atau tidak.
- Konselor telah memberikan
dukungan berupa akan
mendoakan yang terbaik
untuk klien. Namun, kurang
begitu terlihat memberikan
dukungan dan dorongan
keyakinan kepada klien
dalam melakukan
perubahan untuk anak klien
dalam bentuk verbal
- Konselor juga sudah
menjadwalkan konsultasi
berikutnya yaitu 2 minggu
berikutnya untuk
mengevaluasi tekanan darah
dan progres dari
pelaksanaan keseakatan
solusi.
- Konselor telah memberikan
No. Langkah-Langkah Checklist Hasil Keterangan
Konseling Pengamatan
salam perpisahan kepada
klien dengan mengucapkan
“sampai jumpa, sampai
bertemu kembali di
konseling berikutny”
- Konselor juga telah
menunjukkan ekspresi yang
tersenyum ramah dan
menunjukkan rasa apresiasi
karena klien telah datang
untuk melakukan konseling.

Formulir 2 Pengamatan Perilaku Attending dan Teknik Konseling


Nama Pengamat : Clara Alverina Putri Tari

Risa Indriyanti
Velicia
Kelompok :8

Nama Konselor : Elisabeth Maretta Kristanti Girsang


Kelompok : 11

No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran


.
I Perilaku Attending
1. Wajah Saat awal konseling, konselor terlihat
a. Ekspresi a. Baik menunjukkan ekspresi yang cukup tegang dan
b. Mata b. Sangat baik kurang tersenyum. Akan tetapi, seiring
berjalannya proses konseling, konselor terlihat
mulai dapat mengontrol ekspresinya dan sering
melemparkan senyum kepada klien. Selain itu,
lirikan mata konselor juga telah terfokus pada
klien dan tidak terpaku pada teks yang ada pada
layar monitor.
2. Kepala Selama konseling, posisi kepala konselor tegap
a. Posisi a. Sangat baik menghadap klien dan menunduk saat membaca
b. Anggukan/gelengan b. Sangat baik data pemeriksaan klien. Konselor juga sudah
sangat baik dalam menanggapi pernyataan
klien dengan anggukan kepala. Tidak ada kritik
dan saran.
3. Tubuh Selama proses konseling, posisi duduk konselor
a. Posisi a. Sangat baik dinilai sangat baik, dimana konselor berdiri
b. Jarak b. Sangat baik tegap menghadap klien. Selain itu, jarak antara
c. Gerakan c. Sangat baik konselor dengan layar laptop juga sudah sangat
d. Duduk d. Sangat baik baik dimana tubuh konselor sudah terlihat
setengah badan sehingga setiap gerakan tubuh
yang dilakukan dapat terlihat dengan jelas.
4. Tangan Posisi tangan konselor dinilai sangat baik,
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
a. Posisi a. Sangat baik dimana variasi gerakan dan isyarat tangan yang
b. Variasi gerakan b. Sangat baik dilakukan oleh konselor dapat dilihat dengan
c. Sentuhan c. Sangat baik jelas di layar. Sedangkan sentuhan yang
d. Isyarat d. Sangat baik dilakukan antara konselor dan klien tidak dapat
dinilai karena proses konseling berlangsung
secara online. Tidak ada kritik dan saran.
5. Mendengarkan Selama proses konseling, konselor telah
a. Sabar a. Sangat baik menunjukkan sikap mendengarkan yang sangat
b. Diam b. Sangat baik baik. Hal ini dapat dilihat dari konselor yang
c. Perhatian c. Sangat baik terlihat sabar mendengarkan pernyataan klien
serta mengambil sikap diam dengan tetap
menaruh perhatian penuh pada klien saat klien
sedang berbicara, dimana konselor terlihat
mengangguk menanggapi pernyataan klien.
Konselor terlihat tidak memotong pembicaraan
klien. Tidak ada kritik dan saran.
II Praktek teknik konseling
1. Refleksi atau parafrasing Sangat baik Selama proses konseling, konselor mampu
untuk menunjukkan empati melakukan paraphrase dengan menggunakan
bahasa konselor sendiri. Selain itu, konselor
juga mampu menunjukkan rasa empati dengan
mengungkapkan kata-kata empati seperti “Saya
paham perasaan mba Anna” dan “Saya
mengerti kesibukan Ibu”. Tidak ada kritik dan
saran.
2. Dorongan minimal Sangat baik Konselor telah mampu memberikan dorongan
minimal atau encouragement kepada klien.
Dorongan ini diberikan konselor dalam bentuk
angukan maupun ucapan seperti “Oh begitu ya
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
saya mengerti”. Selain itu, konselor juga telah
memberikan dorongan berupa pertanyaan
terbuka kepada klien agar klien lebih
bereksplorasi dalam menceritakan apa yang
dialami. Tidak ada kritik dan saran.
3. Bertanya/eksplorasi Baik Konselor mampu mengeksplorasi terkait
kebiasaan makan, konsumsi cairan, serta
aktivitas sehari-hari dari klien. Pertanyaan yang
diberikan oleh konselor juga tidak
menyinggung klien. Akan tetapi, pertanyaan
yang diberikan oleh konselor belum lengkap
karena konselor belum menanyakan terkait
makanan yang tidak disukai atau alergi
terhadap makanan tertentu. Pertanyaan ini
dapat ditanyakan karena dapat membantu
konselor dalam merancang menu rekomendasi.
4. Mendengarkan aktif Sangat baik Konselor terlihat mendengarkan aktif dengan
memperhatikan klien saat berbicara. Konselor
juga menunggu klien bercerita hingga selesai
dan tidak memotong pembicaraan klien.
5. Memimpin Sangat baik Konselor telah mampu memimpin sesi
konseling dengan sangat baik sehingga topik
pembicaraan tetap berfokus pada masalah
hipertensi dan penyakit ginjal yang dialami
klien. Selain itu, proses konseling juga sudah
berjalan dua arah, dimana tidak hanya konselor
yang bertanya dan menjelaskan tetapi klien
juga mengambil bagian saat pembicaraan
berlangsung. Tidak ada kritik dan saran.
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
6. Memfokuskan Sangat baik Konselor sudah fokus selama proses konseling.
Hal ini dapat terlihat dari topik pembicaraan
selama konseling yang tidak melenceng dari
masalah kesehatan anak klien. Tidak ada kritik
dan saran.
7. Support: ekspresi keinginan Sangat baik Konselor mampu menunjukkan ekspresi
untuk membantu klien keinginannya untuk membantu klien. Saat
konseling berlangsung, konselor mengatakan
bahwa dirinya dan klien akan bersama-sama
mengkaji serta mencari alternatif penyelesaian
masalah yang dialami oleh klien. Selain itu,
terdapat beberapa intervensi yang kurang dapat
diterima oleh klien. Dalam mengatasi hal ini,
konselor tetap menunjukkan ekspresi untuk
membantu klien seperti mengatakan “Mungkin
Ibu tetap dapat mengonsumsi kafein sebanyak
3 kali/minggu apabila menghindari kafein
dirasa memberatkan. Tidak ada kritik dan
saran.
8. Diam Sangat baik Saat klien sedang menceritakan keadaannya,
konselor mengambil sikap diam dengan tetap
menaruh perhatian kepada klien. Hal ini dapat
membuat klien menjadi lebih dihargai sehingga
merasa nyaman selama proses konseling
berlangsung.
9. Directing Sangat baik Konselor telah mampu mengarahkan proses
konseling untuk berfokus pada masalah
kesehatan klien. Konselor telah mampu
menanyakan pertanyaan yang berhubungan
No Aspek yang Dinilai Penilaian Kritik/Saran
.
dengan kesehatan klien dan membantu klien
untuk mengingat kebiasannya.
10. Summarizing Sangat baik Konselor telah memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengulang kesepakatan yang telah
ditentukan pada sesi akhir konseling. Konselor
juga memberikan feedback terhadap jawaban
klien berupa apresiasi atas kesiapan dan
semangat klien.
Simpulan Konseling
1. Saran yang diberikan :
- Berolahraga 15-30 menit selama 3-5 kali/minggu
- Istirahat yang cukup dengan tidur selama 6-8 jam/hari
- Mengontrol berat badan
- Mengonsumsi air yang cukup
- Menghindari rokok dan alkohol
- Tidak mengalami stress yang berlebihan
- Menghindari makanan tinggi natrium seperti junk food, makanan kaleng, penyedap rasa,
minuman berenergi olahan saos, dan makanan instan
- Meghindari kafein
- Membatasi asupan garam
- Mengonsumsi makanan dengan porsi sedikit tetapi sering
- Konsumsi protein dan cairan tidak berlebih karena dapat memperparah kondisi ginjal
2. Kesepakatan solusi :
- Mengurangi konsumsi alkohol dan menggantinya dengan jus buah atau air putih
- Mengurangi konsumsi kafein dari yang awalnya setiap hari menjadi 3 kali/minggu
- Tidak langsung mengonsumsi kafein setelah makan, melainkan menjedanya selama 30-
60 menit setelah makan
- Menyiapkan dan membawa bekal dari rumah
- Tidak mengon
- Membawa bekal dari rumah
- Mulai mengonsumsi dan menambahkan sayur dan buah saat makan utama
- Mengendalikan stres
- Menu makan yang dibuat sebaiknya mengikuti diet dash
3. Pertemuan selanjutnya : 2 minggu kedepan
Deskripsi Singkat Jalannya Proses Konseling Gizi
Proses konseling yang telah berlangsung berjalan dengan baik dan lancar, dimana diawali
dengan perkenalan antara pihak konselor dank lien serta adanya small talk. Selama proses
konseling juga terlihat bahwa konselor selalu melemparkan senyum kepada klien sehingga
membuat klien merasa nyaman selama proses konseling. Konselor juga melakukan gerakan
tangan saat menjelaskan sesuatu kepada klien. Konselor menyakan terkait keluhan yang dialami
klien serta memberikan respon berupa anggukan kepala dan rasa empati. Sebelum memulai proes
konseling, konselor menjelaskan mengenai mekanisme konseling yang akan berlangsung serta
menyakan kesediaan klien untuk mengikuti konseling ini. Assesmen yang dilakukan konselor
cukup baik dimana konselor menggali terkait riwayat hipertensi klien, asupan makan, konsumsi
sayur dan buah, aktivitas fisik serta asupan cairan klien. Konselor juga menjelaskan terkait
hubungan sebab akibat antara pola hidup klien dengan masalah kesehatan yang dialaminya.
Selama proses konseling berlangsung, terjadi negosiasi antara klien dan konselor terkait
alternatif pemecahan masalah yang nantinya akan dilaksanakan oleh klien. Konselor juga
menjukkan keinginan untuk membantu klien serta memberikan dukungan dan memotivasi klien
agar klien mampu untuk merubah pola hidupnya ke arah yang lebih baik. Media konseling yang
digunakan oleh konselor adalah leaflet yang mencakup informasi terkait penyakit yang dialami
oleh klien serta saran pola hidup sehat yang dapat dilaksanakan. Pada akhir sesi konseling,
konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk menyimpulkan saran yang telah disepakati
antara klien dan konselor. Konselor jug menyampaikan apresiasi kepada klien karena sudah
berpartisipasi dalam kegiatan konseling serta memberikan dukungan kepada klien untuk dapat
melaksanakan saran yang telah disepakati tersebut.
Secara garis besar, proses konseling sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, terdapat
beberapa masukan dan saran yang dapat diberikan dari proses konseling ini. Saat melakukan
assesmen, konselor tidak mencatat pernyataan klien serta tidak menyimpulkan hasil assesmen
yang telah dilakukan. Sebaiknya hasil assesmen dapat disampaikan agar tidak ada informasi dari
klien yang tertinggal. Selain itu, dalam leaflet yang digunakan, belum mencantumkan terkait
aktivitas fisik yang dianjurkan serta rekomendasi asupan cairan dalam sehari.
DATA KLIEN

A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. Ilene
2. Alamat :-
3. Usia : 53 tahun
4. Pekerjaan : Tidak disebutkan jenis pekerjaan Ny. Ilene
5. Agama :-
6. Status perkawinan : Sudah menikah
7. Pendidikan terakhir : -
8. Data Antropometri
1. Berat badan : 70 kg
2. Tinggi badan : 160 cm
3. Indeks massa tubuh : 27,34 kg/m2
4. Perubahan berat badan :-

5. Riwayat Klien
1. Keluhan yang dirasakan : Nyeri di bagian perut yang telah berlangsung lama,
mual muntah, badan terasa lemas, nasfu makan
berkurang
2. Riwayat penyakit klien : Hipertensi sejak 15 tahun terakhir dan gagal ginjal
3. Riwayat penyakit keluarga :-
4. Riwayat asupan makan
a. Pola makan : Pola makan sebelum sakit tidak tearur karena
kesibukannya. Ny. Ilene makan 2x sehari yakni 1x
di kantor dan 1x di rumah. Namun, saat kegiatan
sedang padat, Ny. Ilene melewatkan sarapan
b. Frekuensi makan : Ny. Ilene lebih sering mengonsumsi kopi
dibandingkan air mineral. Asupan makanan yang
sering dikonsumsi adalah protein hewani terutama
daging kambing sebanyak 2 kali sehari sedangkan
protein nabati berupa tahu dan tempe goreng. Ny.
Ilene pemilih dalam konsumsi sayur dan buah.
c. Kesukaan : Daging kambing, tahu dan tempe
d. Makanan yang dihindari :-
e. Alergi :-
f. Riwayat diet :-
g. Konsumsi alkohol : Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkhol bersama
teman-temannya
h. Akses terhadap makanan :-
i. Daya terima terhadap makanan : Pemilih dalam konsumsi sayur dan buah
5. Riwayat Konseling :-
6. Aktivitas fisik :
a. Kebiasaan sehari-hari : Bekerja dari Senin-Jum’at dan terkadang
mengambil jam lembur. Pada hari libur, Ny. Ilene
biasanya menghabiskan waktu bersama anak-
anaknya untuk menonton film atau berburu kuliner
b. Olahraga : Jarang berolahraga
7. Kebiasaan merokok :-

Anda mungkin juga menyukai