Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN FIELD STUDY

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RS AN-NISA TANGERANG.

Oleh:

Kelompok Patologi Klinik

Amelia Vega Octaviani (2110015027)


Aathifah Nur Fathinah Nisa (2110015028)
Saiful Kamal Rosyadi (2110015029)

FAKULTAS KEDOKTERAN PROF.DR.HAMKA


TANGERANG

2022

1
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan ....................................................................................................................................... 3
II. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3
III. Tujuan .............................................................................................................................................. 4
IV. Pengertian Istilah ............................................................................................................................ 4
V. Lokasi Kegiatan dan Profil Lokasi Kegiatan ................................................................................... 7
VI. Waktu Kegiatan .............................................................................................................................. 9
VII. Hasil Pengamatan ......................................................................................................................... 10
VIII. Kesimpulan dan Saran ............................................................................................................. 18
IX. Penutup .......................................................................................................................................... 18
X. Daftar Pustaka .................................................................................................................................. 18

2
I. Pendahuluan
RS An-Nisa Tangerang berawal dari gagasan dr. Anwar Hasyim, Sp.OG sebagai pendiri dan
pemilik. Awal pembangunannya dimulai pada tahun 1989, dimana untuk pemancangan tiang
pertama dihadiri oleh Direktur RSI Cempaka Putih, Bapak Rahmat Ramli.

Akhirnya pada tahu 1991 berdirilah sebuah bangunan sederhaa dengan status Rumah Bersalin
(RB) dibawah kepemilika Yayasan Permata Bunda. Rumah Bersalin An-Nisa pada waktu itu
hanya memliki kapasitas 15 tempat tidur, dan pada tahun 1992 Rumah Bersalin A-nisa berhasil
meraih prestasi sebagai juara III Rumah Bersali Sayang Ibu.

Pada tahun 2000 terjadi pergantian status dari Rumah Bersali menjadi Rumah SaKIT Ibu &
Anak dibawah kepemilikan PT. An-Nisa Utama dengan kapasitas tempat tidur lebih banyak dari
Rumah Bersalin An-nisa yaitu 47 tempat tidur.

Kepercayaan masyarakat terhadap RSIA An-Nisa semakin meningkat sehingga perlu


ditingkatkan dan dilengkapi dengan berbagai pelayanan kesehatan lainnya, sehigga pada tahun
2008 RSIA berubah status menjadi RSU An-Nisa yang merupakan Rumah Sakit Tipe (C).

Falsafah yang dianut Rumah Sakit An-Nisa adalah sebagai lahan ibdah. Visi dari RS An-Nisa
adalah menjadi Rumah Sakit Berciri Islam Yang Dipercaya dan Dipilih Oleh Masyarakat.
Sedangakan misi RS An-Nisa adalah menyedaikan pelayanan bermutu dan profesional,
mewujudkan citra Isla diseluruh jajaran dalam segala tindakan dan penampilan serta
mengembangkan jiwa melayani secara ihsan dalam setiap karyawan.

II. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada umumnya baik jasmani maupun
rohani. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga dapat diartikan juga sebagai ilmu pengetahuan
dan penerapan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dan sebagainya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki 2 elemen yaitu keselamatan
(safety) dan kesehatan (health). Keselamatan kerja adalah upaya untuk melindungi pekerja atau
orang orang disekitar ruang kerja dengan cara menjaga keselamatan, melindungi peralatan, tempat
kerja, dan bahan produksi serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses
produksi. Kesehatan kerja adalah upaya untuk memperoleh Kesehatan yang setinggi-tingginya

3
dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelaha
kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat menjadi bahaya
potensial baik keselamatan kerja maupun Kesehatan kerja pada RS Annisa Tanggerang,
mengetrahui sumber-sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko kerja di RS Annisa
Tanggerang, dan mengidentifikasi bahaya potensial yang bisa mengganggu berjalannya pekerjaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitas dengan menggunakan survey secara langsung dan
menganalisis apa saja dan berapa banyak baha potensial yang berada di RS Annisa Tangerang
tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada bahaya potensial yang belum teratasi pada RS Annisa
dan berpengaruh terhadap keselamatan serta keselamatan pekerja.

III. Tujuan
Adapun tujuan dari field study yang dilakukan adalah sebagi berikut :

1. Mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat menjadi bahaya potensial baik keselamatan kerja
maupun Kesehatan kerja pada RS Annisa Tanggerang
2. Mengetrahui sumber-sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko kerja di RS Annisa
Tanggerang
3. Mengidentifikasi bahaya potensial yang bisa mengganggu berjalannya pekerjaan

IV. Pengertian Istilah


Identifikasi Bahaya Potensial

Bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di tempat kerja yang dapat melukai pekerja,
baik secara fisik maupun mental. Bahaya merupakan potensi yang dimiliki oleh bahan/ material,
proses atau cara dari pekerja yang dapat menimbulkan kerugian terhadap keselamatan dan
kesehatan jiwa seseorang.

Langkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah identifikasi atau
pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor risiko kesehatan yang
dapat tergolong fisik, kimia, biologi, ergonomik, dan psikologi yang terpajan pada pekerja. Untuk
dapat menemukan faktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan
produksi, bahan baku yang digunakan, bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil samping

4
proses produksi, serta limbah yang terbentuk proses produksi. Pada kasus terkait dengan bahan
kimia, maka diperlukan: pemilikan material safety data sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia
yang digunakan, pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan aktif yang terkandung,
mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, dan bahan inert yang menyertai, termasuk efek
toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat mungkin
berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. Sebagai
contoh, lingkungan kerja yang bising dan secara bersamaan terdapat pajanan toluen, maka ketulian
akibat bising akan lebih mudah terjadi.

Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja,
misalnya melalui : inspeksi / survei tempat kerja rutin, informasi mengenai data keelakaan kerja
dan penyakit, absensi, laporan dari (panitia pengawas Kesehatan dan Keselamatan Kerja) P2K3,
supervisor atau keluhan pekerja, lembar data keselamatan bahan (material safety data sheet) dan
lain sebagainya. Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut
untuk memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada kemungkinan potensi bahaya
tersebut menjadi suatu risiko.

1. Pendaftaran
a) Identifikasi Bahaya: Posisi statis, posisi repetitive saat mengetik, radiasi laptop, tuntutan
pekerjaan.
b) Tindakan Pencegahan: Duduk dengan posisi yang nyaman, lakukan olahraga ringan,
gunakan kacamata antiradiasi, meningkatkan SDM.
c) Persyaratan Pencegahan: Kaca mata antiradiasi
2. Sampling
a) Identifikasi Bahaya: Terpapar tumpahan sampel yang terjatuh, tertusuk jarum untuk
pengambilan sample, terhirup pajanan sample, tuntutan pekerjaan yang tinggi.
b) Tindakan Pencegahan: Kemas sampel dengan baik, berhati-hati saat memegang jarum
suntik, memakai jas lab
c) Persyaratan Pencegahan: Memakai sarung tangan, memakai masker.
3. Pengolahan
a) Identifikasi Bahaya: Terjepit alat laboratorium, terpapar tumpahan sampel yang terjatuh,
tuntutan pekerjaan yang tinggi.

5
b) Tindakan Pencegahan: Membuka dan menutup sampel secara hati-hati, kemas sampel
dengan baik, mencari hiburan
c) Persyaratan Pencegahan: Memakai sarung tangan, memakai sepatu boots, memakai jas lab.
4. Pengeluaran Hasil
a) Identifkasi Bahaya: Radiasi laptop, terdapat tekanan dari pasien.
b) Tindakan Pencegahan: Menjaga jarak aman dengan layar laptop, hindari kesalahan yang
dapat merugikan pasien
c) Persyaratan Pencegahan: Kacamata anti radiasi

Jenis Bahaya Potensial

Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian,


kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan, atau bahkan dapat menyebabkan kematian yang
berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Bahaya potensial sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu:

1. Bahaya keselamatan kerja (Safety Hazard) Bahaya keselamatan kerja merupakan bahaya
yang berdampak pada timbulnya kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan luka (injury),
cacat hingga kematian serta kerusakaan property. Dampak yang ditimbulkan bersifat akut.
Jenis bahaya keselamatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Bahaya mekanis, yaitu bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak baik secara
manual maupun dengan penggerak. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cedera atau
kerusakan seperti tersayat, terpotong, terjatuh, terjepit dan terpeleset
b. Bahaya elektrikal, yaitu bahaya yang berasal dari energy listrik yang dapat mengakibatkan
berbagai bahaya kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat
c. Bahaya kebakaran dan peledakan, yaitu bahaya yang berasal dari bahan kimia yang
bersifat flammable dan explosive.
2. Bahaya kesehatan kerja (Health Hazard) Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya yang
mempunyai dampak terhadap kesehatan manusia dan penyakit akibat kerja. Dampak yang
ditimbulkan bersifat kronis. jenis bahaya kesehatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca,
pencahayaan, getaran, tekanan udara.

6
b. Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai sifat
racun (toxic), iritasi (irritant), sesak napas (asphyxia), mudah terbakar (flammable),
meledak (explosive), berkarat (corrosive).
c. Bahaya biologis (Biological hazard) bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme
khususnya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus.
d. Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh
secara fisik sebagai akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah
e. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Stress) dapat berupa tekanan pekerjaan,
kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang panjang kurang teratur.

V. Lokasi Kegiatan dan Profil Lokasi Kegiatan


a. Gambaran RS Annisa Tangerang

Rumah Sakit Annisa merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Tangerang,
banten yang beralamat di Jl. Gatot Subroto No.KM. 3, RT.003/RW.001, Uwung Jaya, Kec.
Cibodas, Kota Tangerang, Banten 15132.

Rumah sakit Annisa merupakan rumah sakit Tipe yang memiliki layanan lengkap mulai
dari rawat inap, rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), neonatologi. Selain itu dilengkapi
fasilitas penunjang berupa laboratorium terdapat dua ada laboratorium PK dan PA, salain itu juga
terdapat fasilitas radiologi dan fisioterapi.

7
RS AN-NISA Tangerang menyediakan layanan rawat jalan dengan adanya berbagai
poliklinik umum dan spesialis yang tersedia setiap hari . Layanan rawat jalan ini tersedia bagi
pasien umum, jaminan BPJS & Asuransi Swasta lainnya. Sesuai dengan kebutuhan.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS AN-NISA dilengkapi dengan fasilitas serta peralatan
medis dan tenaga medis professional yang siap selama 24 jam untuk menangani kasus gawat
darurat. Selain itu, IGD RS AN-NISA juga menyediakan fasilitas:

1. Penanganan Kasus Kecelakaan Kerja / Trauma Center


2. Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Pada Ibu Hamil / IGD Maternal - Obstetri & Ginekologi
3. Layanan Ambulans Gratis berikut dengan pendampingan tim medis
4. SPGDT ( Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu ) 24 Jam
b. Gambaran Lokasi Rumah Sakit yang Diamati
Pada penelitian bahaya potensial hazard di RS Annisa Tangerang ruangan yang akan
diamati adalah bagian laboratorium PK. Pada bagian laboratorium ini banyak sekali alat – alat
laboratorium yang digunakan, para pekerja pada laboratorium juga harus mengguanakan jas
khusus jika berada di area laboratorium. Terdapat satu jedela sebagai fentilasi, selain itu juga
terdapat rak khusus untuk meletakkan reagen kimia. Pada bagian luar juga terdapat meja
administrasi dan ruangan untuk pengambilan sampel pasien. Pada bagian dalam ruangan terdapat
tempat pengolahan sampel dan tempat pengambilan hasil sampel.
a) Kelebihan Lokasi yang diamati
Laboratorium PK Rumah Sakit Annisa Tangerang memiliki beberapa kelebihan, berdasarkan
hasil observasi alat – alat yang digunakan pada laboratorium sudah terbilang memadai, dari segi
hazard juga terlihat ruangan aman dilengkapi ventilasi dan minimnya barang yang berserakan di
lantai yang dapat menimbulkan cedera. Selain itu dari segi APD para pekerja sudah mengguakan
APD yang sesuai, pada pekerja yang melakukan sampling sudah memakai masker dan hand scoon,
serta alas kaki khusus.

b) Kekurangan Lokasi yang Diamati

8
Berdasarkan hasil observasi di dapatkan masih ada beberapa barang yang diletakkan kurang
rapih atau belum memiliki tempat penyimpanan. Selain itu juga pada bagian meja dan kolong meja
terlihat kabel yang sedikit berantakan dan stopcontact yang dicolok banyak sekali kabel yang
memungkinkan terjadinya setruman bahkan konsleting listrik. Gambaran ruangan yang diamati
sebagai berikut :

VI. Waktu Kegiatan


Lokasi : Rumah Sakit Annisa Tangerang

Hari, Tanggal : Selasa, 19 April 2022

Waktu : 14.00 – 15.00 WIB

9
VII. Hasil Pengamatan
Tabel 1.Bahaya Kesehatan Kerja

Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikososial


Kebisingan dari Asam Bakteri, parasite, Posisi statis Tuntutan
vacuum cleaner sulfosalisilat virus dari berupa pekerjaan
Biasa dilakukan untuk menguji samaple berupa: Duduk terlalu Pasien banyak
1 minggu protein urin lama dan berdiri pekerjaan
biasanya pada menumpuk
hari libur
Pewarnaan BTA Urin pasien Menulis dengan Beban pekerjaan
membungkuk berlebih
Ketika banyak
telepon dari
ruangan lain.
Pewarnaan gram Darah pasien Kegiatan Kekurangan
repetitive berupa sumber daya
mengetik manusia
BCB untuk Sputum ( air Pencahayaan Shift malam
pemeriksaan liur) ruangan yang melebihi batas
retikulosit kurang normal yaitu 8
jam
Na Sitrat untuk Tertusuk jarum Pencahayaan Pekerjaan
pemeriksaan dari computer monoton (tiap
koagulan berupa VDT hari melakukan
(visual display pekerjaan yang
terminal ) sama
Pandy Terhirup pajanan
Eosin untuk Bisa melalui
pemeriksaan kulit dan oral
feses (mulut)

10
Gimsa
GTT
MGT
Rapid I
(methanol)
Rapid II Eosin
Rapid III
Metilinblue
Tabel 1.2 Keselamatan Kerja

Makanik Elektrik Subtance House keeping


Terhimpit alat Kabel tidak teratur Bahan mudah Peletakan barang
laboratorium meledak dan terbakar kurang tertata dapat
mengakibatkan
pekerja terjatuh
Stopcontact yang
menumpuk
Atap bocor dan
dibawahnya terdapat
alat elektronik.

Bukti Foto:

11
Hasil Wawncara

• Nama ruangan kerja : Laboratorium Patologi klinik


• Jumlah pekerja : 40 orang
1. Analis : 36 orang
2. Dikter patologi klinik : 2 orang
3. Dokter patalogi Anatomi : 1 orang
• Jenis Pekerjaan
1. Pendaftaran
2. Sampling
3. Pengelolaan : contohnya CRP (deteksi infeksius)
4. Pengeluaran Hasil
• Shift Kerja
1. Pagi : 7 jam
2. Siang : 7 jam
3. Malam : 10 jam

12
13
14
15
16
17
VIII. Kesimpulan dan Saran
Pada hasil kegiatan tersebut, didapatkan pekerja yang terdiri dari administrasi (1 orang),
tim analisis (36 orang), Dokter Patologi Klinik (2 orang), dan Dokter Patologi Anatomi (1 orang).
Bahaya potensial yang ditemukan di Laboratorium Patologi Klinik berupa fisika, biologi, kimia,
ergonomis, psikososial, substansi mudah terbakar dan meledak, kinetik, dan mekanik. Dari hasil
wawancara, belum ada pekerja yang mengalami sakit kecuali saat pandemic Covid-19. Meskipun
belum ada pekerja yang mengalami sakit akibat kerja, diharapkan pihak RS An-Nisa melakukan
Hierachy of Control yang berupa eliminasi, substitusi, Engineering of Control, Administration of
Control, dan menggunakan APD. \

IX. Penutup
Demikian penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di RS An-Nisa Tangerang.
Semoga RS An-Nisa terhindar dari bahaya potensial yang menyebabkan sakit pada pekerjanya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

X. Daftar Pustaka
- Triyono, Bruri. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Universitas Negeri Yogyakarta.

- Dharma.2017. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan


Hasil Penelitian. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai