Literasi Baca Pertemuan 2 - 1
Literasi Baca Pertemuan 2 - 1
Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau
mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau
kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Kata inklusif sendiri sering disematkan pada kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan.
Sebenarnya apa itu inklusif? Berikut penjelasan lengkap beserta contoh sikap dan
perilakunya.
Kata inklusif sendiri sering disematkan pada kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan.
Sebenarnya apa itu inklusif? Berikut penjelasan lengkap beserta contoh sikap dan
perilakunya. Perbedaan latar belakang tersebut mencakup karakteristik, kemampuan, status,
kondisi, etnik, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Inklusif berarti membuka kesempatan yang
sama bagi semua orang tersebut untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban secara
setara.
Dalam dunia pendidikan, istilah pendidikan inklusif merujuk pada penyatuan anak-anak
penyandang jenis hambatan tertentu atau berkelainan dalam program pendidikan formal.
Tujuannya agar anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang sama
seperti anak-anak normal.
Sementara itu, inklusivitas adalah sebuah pengakuan dan penghargaan atas keberadaan
atau eksistensi keberbedaan dan keberagaman. Sebagai contoh penyandang disabilitas atau
orang berkebutuhan khusus harus diperlakukan secara setara, tidak diskriminatif dan
semena-mena, serta mendapatkan penghormatan dan penghargaan.
Manfaat Sikap Perilaku Inklusif dalam Masyarakat
Perilaku inklusif dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, sikap perilaku ini
menimbulkan berbagai manfaat. Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud, berikut manfaat dari
sikap perilaku inklusif dalam bermasyarakat.
❖ Menghargai perbedaan, sehingga memupuk persaudaraan
❖ Memperkuat modal sosial dan pengembangan jaringan
❖ Memupuk masyarakat yang terbuka dan saling menghargai
❖ Mengedepankan budaya musyawarah dalam memecahkan persoalan
❖ Terciptanya ketentraman dan kedamaian
❖ Terhindar dari pertikaian atau perpecahan
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, inklusif merupakan serapan kata bahasa Inggris
'inclusion' yang memiliki arti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Kata ini
menggambarkan tindakan di mana keberagaman dan keberbedaan diterima secara setara
dan diperlakukan sama.
Sementara itu, mengutip situs Dinas Sosial Riau, lawan katanya adalah eksklusif yang berasal
dari kata 'exclusion' yang berarti sikap memisahkan atau mengeluarkan. Kata ini biasanya
menggambarkan suatu golongan atau kelompok dengan ciri-ciri khusus yang sama dan
memisahkan diri dari kelompok dengan ciri-ciri berbeda.
1. Berkomitmen
Pemimpin inklusif memiliki komitmen terhadap keberbedaan dan keberagaman. Ia
memperlakukan semua yang dipimpinnya secara adil dan hormat, memahami bahwa setiap
individu memiliki keunikan tersendiri, dan memastikan semuanya terlibat dalam memecahkan
persoalan.
2. Sadar Bias
Pemimpin inklusif menyadari bahwa dirinya sendiri memiliki bias dalam berpikir. Kesadaran
itu membuatnya terbuka pada berbagai saran dan umpan balik yang disampaikan berbagai
pihak untuk melengkapi kelemahannya. Pemimpin inklusif juga tidak segan mengakui
kesalahan dan memperbaikinya.
3. Rasa Ingin Tahu Tinggi
Pemimpin inklusif memiliki keingintahuan yang tinggi dan terbuka pada berbagai ide dan sudut
pandang yang berbeda. Pemimpin dengan sifat ini mampu mendengarkan opini pihak lain
tanpa cepat-cepat menghakimi.
4. Berani
Perbedaan sering kali menimbulkan konflik. Namun, pemimpin inklusif berani untuk
menghadapi perbedaan tersebut, bahkan mewadahinya agar justru dapat berkolaborasi
menghasilkan sesuatu yang positif. Ia menciptakan ruang seluas-luasnya agar setiap
kelompok dapat berkontribusi secara aktif.
5. Berkolaborasi
Menyambung sikap sebelumnya, pemimpin inklusif mengedepankan kolaborasi dalam setiap
pengambilan keputusan dan kerjanya. Dia tidak bekerja sendiri atau mengambil semua kredit
untuk dirinya sendiri, tetapi juga melibatkan pihak lain. Pemimpin inklusif mengutamakan
soliditas tim.
6. Kecerdasan Budaya
Pemimpin inklusif pasti memiliki kecerdasan budaya, atau menyadari dan memperhatikan
perbedaan budaya orang lain kemudian beradaptasi dengannya.
Mengutip Olifia Rombot dalam jurnal Pendidikan Inklusif PGSD Binus, pendidikan inklusif
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik dengan kelainan dan memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang sama dengan peserta didik pada umumnya.
Pendidikan inklusif diselenggarakan dengan dasar dari UUD 1945 Pasal 32 ayat (1) yang
menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Sumber: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6210092/pengertian-pendidikan-inklusif-adalah-ini-
sikap-perilaku-dan-contohnya