MIXUE
Disusun Oleh :
Jakarta
2023
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
1.1 Sejarah
Pada Juni 1997, Zhang Hongchao mendirikan mixue di kota Henan Republik
Tiongkok. Fokus bisnis Mixue ke produk es krim berawal dari menjamurnya produk
kerucut es krim sajian lembut di Zhengzhou sejak 2006. Harga es krim yang meningkat
akibat popularitas es krim jenis ini membuat Zhang memformulasikan ulang resep es krim
yang dapat dijual dengan harga tak sampai 20 persen dari produk sejenis.
Mixue telah melakukan ekspansi secara masif di Indonesia seiring dengan permintaan
yang melonjak terhadap es krim dan tehnya yang terjangkau. Perusahaan asal Tiongkok
ini telah memiliki jejak di banyak negara Asia Tenggara.
Saat ini, Mixue Ice Cream & Tea telah memiliki lebih dari 20.000 gerai di Tiongkok dan
lebih dari 500 gerai internasional, termasuk di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di
Zhengzhou, Henan, Tiongkok, ini mulai memperluas jangkauannya ke Asia Tenggara
pada 2018. Selain di Indonesia, gerai-gerai tersebut tersebar di Filipina, Malaysia,
Singapura, dan Vietnam. Di Indonesia, Mixue Ice Cream & Tea mulai mendirikan pada
2020 gerainya di pusat perbelanjaan Cihampelas Walk (Ciwalk) di Bandung, Jawa Barat.
Mixue berencana untuk terus memperluas jangkauannya ke daerah-daerah baru di
Indonesia. Berdasarkan halaman Instagramnya, perusahaan asal Tiongkok ini membuka
peluang kepada investor untuk membuka gerai di Padang, Pangkal Pinang, Binjai, Deli
Serdang, Kampar, dan Bengkalis di Sumatra. Tercatat ada 692 cabang Mixue yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan Jawa Barat sebagai provinsi yang mendominasi
sebanyak 189 unit. Kemudian disusul oleh Jawa Timur sebanyak 114 unit cabang Mixue,
dan Jawa Tengah sebanyak 113 cabang Mixue.
Berdasarkan data laporan revenue Mixue per bulan Juni-Maret 2022, dapat dilihat
bahwa pendapatan Es Krim Mixue hanya mencapai 0,56 persen saja, sedangkan
pendapatan terbesarnya itu berasal dari ingredient (bahan baku) sebesar 72 persen
dan packaging (mesin) sebesar 15 persen. Hal itu membuktikan bahwa pendapatan
terbesar perusahaan Mixue bukanlah berasal dari produk yang dijual, melainkan dari
sistem franchise yang dimiliki, dimana hal ini menjadi salah satu strategi keuangan
yang digunakan oleh perusahaan Mixue.
Jadi, strategi keuangan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan Mixue ini cukup
unik dan juga sangat efektif karena keuntungan utama yang diperoleh oleh
perusahaan Mixue tidak berasal dari produk-produk yang dijual, mengingat bahwa
produk yang dijual memiliki harga yang murah atau terjangkau. Namun, terlepas dari
keuntungan yang diperoleh dari penjualan, keuntungan yang lebih besar yang
diperoleh oleh Mixue berasal dari usaha franchise yang ditawarkan. Hal ini
dikarenakan franchisor atau penerima waralaba bukan hanya membayar ketika ingin
membuka usaha Mixue saja tetapi franchisor atau penerima waralaba juga tetap
harus melakukan transaksi pembelian kepada perusahaan Mixue terkait dengan
kebutuhan bahan baku yang digunakan sebab bahan baku yang disiapkan dan dijual
oleh pihak perusahaan Mixue itu khusus dan pastinya akan mempengaruhi cita rasa
dari produk yang dijual.
BAB II
2.1 Politik
Kondisi politik suatu negara dapat mempengaruhi kinerja operasional dari suatu
perusahaan bahkan industri. Mixue merupakan perusahaan waralaba yang berasal dari
China, sehingga keberlanjutan perusahaan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi
politik antara Indonesia dan China.
Adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan China yang telah dijalin sejak 13
April 1950 sampai sekarang tentu membawa pengaruh positif bagi Mixue Indonesia. Hal
ini dapat dilihat dari waralaba Mixue yang dapat masuk ke Indonesia pada tahun 2020
silam. Di mana pada saat itu pandangan masyarakat global terhadap China sangat buruk,
akibat pandemi Covid-19 yang berakar di Wuhan, China. Namun di tengah terpaan
pandemi Covid-19, hubungan bilateral Indonesia dan China terus mengalami
perkembangan positif. Kedua negara melakukan upaya saling bantu dalam peanganan
pandemi dan membangun komunitas senasib sepenanggungan China-Indonesia. Selain
itu, kedua hubungan perdagangan antara Indonesia dan China juga semakin
berkembang di tengah pandemi. Tercatat adanya peningkatan volume perdagangan
antara kedua negara sebesar 48,9 persen dari periode sebelumnya (2019). Oleh karena
itu, Mixue dapat sukses memasuki pasar Indonesia di tengah maraknya pandemi Covid-
19 dan tetap mendapatkan respon positif dari masyarakat Indonesia.
Menjelang Pemilu 2024, ada beberapa stigma negatif yang menjadi word of mouth
masyarakat Indonesia terhadap China. Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia
telah menjadi salah satu mitra terbaik China. Menurut beberapa pakar, hal tersebut
dikarenakan Presiden Joko Widodo dianggap mampu menyelaraskan dan
“menerjemahkan” berbagai kepentingan Xi Jinping, Presiden Republik Rakyat Tiongkok.
Karakteristik Jokowi tampaknya menjadi acuan bagi China akan sosok dambaan mereka
untuk menjadi presiden Indonesia berikutnya. Sehingga, muncul prediksi bahwa China
akan menunjukkan gelagat intervensi secara bertahap dalam politik tanah air menjelan
Pemilu 2024. Hal ini tentunya akan berdampak pada hubungan politik kedua negara.
Jika stigma buruk tersebut terus berlanjut, usaha Mixue Indonesia dapat terancam
mengingat Mixue merupakan brand yang berasal dari China. Dampak stigma buruk
masyarakat akan suatu negara terhadap produk yang berkaitan dengan negara tersebut
dapat dilihat dari pemboikotan brand-brand seperti McDonalds, KFC, Starbucks, dan lain-
lain di Indonesia. Karena brand-brand tersebut memiliki indikasi hubungan dengan Israel.
Namun sampai saat ini, stigma buruk terhadap China menjelang pandemi belum memiliki
pengaruh signifikan terhadap kegiatan operasional Mixue.
2.2 Ekonomi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami kontraksi
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini menyebabkan
perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau penurunan drastis
karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pergerakan yang kurang stabil
di masa pandemi Covid-19. Pada tahun yang sama, pemerintah Indonesia mengeluarkan
berbagai kebijakan untuk mengurangi rantai penyebaran pandemi Covid-19 yang
menyebabkan penurunan jumlah konsumsi Rumah Tangga (RT) dari 5,04 persen
menjadi -2,63 persen.
Penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2020, tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja operasional Mixue. Ketika banyak bisnis yang beroperasi di industri food
and beverage terpaksa harus tutup di tengan pandemi Covid-19, Mixue justru mengalami
perkembangan pesat di tengah pandemi. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 Mixue mengalami
peningkatan pendapatan dan peningkatan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2021.
Meskipun perekonomian Indonesia dan tingkat konsumsi masyarakat pada tahun 2020
mengalami penurunan yang cukup drastis, tingkat penjualan Mixue justru meningkat. Hal
ini dikarenakan Mixue yang memang menargetkan masyarakat kalangan menengah ke
bawah. Sehingga ketika perekonomian memburuk dan banyak pendapatan masyarakat
yang ikut menurun, Mixue yang menawarkan produk dengan harga murah menarik
perhatian masyarakat.
Sejak tahun 2021 perekonomian Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Sepanjang
tahun 2021 PDB Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,69 persen dan data terakhir
tahun 2023 mencatat bahwa Indonesia saat ini masih mengalami pertumbuhan ekonomi
sebesar 4,94 persen. Penurunan perekonomian Indonesia memang tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja penjualan Mixue. Hal yang sama sebenarnya dapat
dikatakan untuk pertumbuhan ekonomi. Namun, adanya pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dapat memberikan peluang bagi Mixue, karena tingkat pendapatan dan
konsumsi masyarakat yang meningkat, sehingga akan meningkatkan demand atas
produk Mixue.
2.3 Sosial
Sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, minta terhadap es krim dan frozen desserts
mengalami peningkatan di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan
penjualan item makanan tersebut secara retail di Indonesia.
Penjualan es krim dan makanan penutup beku di retail Indonesia (2017 – 2021) | Sumber : DataIndonesia.id
Peningkatan tersebut membawa dampak positif bagi kinerja operasional Mixue yang
memiliki produk utama berupa es krim. Hal ini juga menjadi salah satu faktor kesuksesan
peluncuran Mixue di Indonesia pada tahun 2020 lalu. Selain itu, produk dari Mixue juga
merupakan item makanan yang disukai oleh hampir seluruh kalangan usia, dari anak-
anak sampai orang dewasa.
Berdasarkan data dari Statista, kalangan masyarakat Indonesia yang memiliki minat
terhadap es krim tertinggi adalah masyarakat kalangan menengah ke atas, yaitu sebesar
43 persen. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan pesaing yang lebih dahulu
menargetkan masyarakat kalangan tersebut dan menawarkan harga yang cukup tinggi.
Hal tersebut memberikan peluang bisnis kepada Mixue di Indonesia, mengingat 57
persen sisanya adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah yang juga memiliki
minat terhadap es krim tetapi segmen pasar tersebut belum terlalu banyak ditargetkan
oleh perusahaan-perusahaan pesaing. Oleh karena itu, Mixue lebih fokus menjangkau
masyarakat kelas menengah ke bawah dan menawarkan produk dengan harga yang jauh
lebih murah.
2.4 Teknologi
Mixue yang merupakan brand es krim berasal dari China, dan memasuki Indonesia
pertama kali pada tahun 2020. Sejak awal kemunculannya Mixue mengadopsi aplikasi
teknologi guna meningkatkan efisiensi pada operasional mereka. Aplikasi yang diadopsi
ini bernama POS (Point of sale) yang berpotensi meningkatkan pengalaman pelanggan
juga. Aplikasi POS terintegrasi untuk mengelola penjualan dan inventaris, sehingga
aplikasi ini akan mencatat transaksi dan menyimpan informasi terkait transaksi.
Komponen utama dari POS ini terdiri dari hardware seperti scanner barcode, mesin
kasir, dan printer struk. Selain itu, aplikasi POS juga memiliki software yang sangat
penting untuk memungkinkan pengecekan harga, pemrosesan transaksi, dan pencatatan
inventaris, mengelola stok barang, pembaruan harga, mengelola informasi karyawan,
jadwal kerja, merekam data penjualan, NFC untuk pembayaran non-tunai, keamanan,
dan lain-lain.
Mixue juga memanfaatkan platform seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood sehingga
dengan bekerja sama dengan platform-platform tersebut menjadi potensi untuk dapat
meningkatkan penjual, karena saat ini banyak orang yang lebih suka memesan makanan
dan minuman melalui aplikasi dari pada harus mengantri di gerai secara langsung.
2.5 Lingkungan
Meskipun Mixue memiliki pangsa pasar yang luas, bahkan sempat menjadi trending
topik bahwa Mixue menguasai dunia es krim dan minuman karena menyebar hampir
diseluruh Indonesia, tetapi Mixue tetap memiliki persaingan yang ketat dengan pesaing-
pesaing baik yang sudah ada sebelum Mixue memasuki Indonesia maupun yang baru-
baru ini muncul. Beberapa pesaing Mixue saat ini seperti Haus, Teguk, Menantea, Koi,
Ai-cha, Momoyo, dan masih banyak lagi brand penjual produk serupa dengan Mixue.
Perubahan tren dan selera masyarakat dapat mempengaruhi Mixue sehingga Mixue
harus mengikuti perubahan tersebut agar tetap mampu bersaing dengan brand lain.
Contohnya ketika ada suatu tren minuman dengan varian rasa terbaru, maka Mixue harus
mengikuti tren tersebut dengan menjual minuman dengan varian yang sama sehingga
dapat merebut pasar dengan segera.
Bahan baku yang terjangkau dengan kualitas yang tetap terjaga juga menjadi potensi
bagi Mixue untuk dapat menjual produknya dengan harga yang wajar. Jika pendapatan
mereka didapat dari penjualan bahan baku saja hampir 90 persen, lain halnya dengan
pembuatan bahan baku yang mampu menekan biaya produksi hingga 20 persen. Karena
itu jumlah gerainya merajalela.
Dibalik potensi yang dimiliki Mixue, namun tetap ada risiko yang dimiliki nya seperti
melonjaknya limbah non-organik dari hasil operasi Mixue. Gerai Mixue dibeberapa tempat
kesulitan dalam mengurus perizinan limbah non-organik, dikarenakan kemasan yang
digunakan oleh Mixue berbahan dasar plastik.
2.6 Hukum
Indonesia merupakan negara dengan masyarakat mayoritas beragama Islam,
sehingga pemerintah mewajibkan adanya jaminan kehalalan produk yang beredar di
pasar. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan
Produk Halal yang menyatakan bahwa “produk yang masuk, beredar, dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal”.
Keberadaan aturan tersebut membuat Mixue, yang merupakan brand asal China
harus menjalani proses sertifikasi halal yang tidak mudah dijalani dan melibatkan proses
panjang. Karena bahan-bahan yang digunakan Mixue berasal dari negara luar.
Saat ini, bahan-bahan yang digunakan Mixue telah lolos uji BPOM dan halal oleh
LPPOM MUI, sehingga proses yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan
penyajian sudah sesuai dengan peraturan halal di Indonesia dan pihak Mixue tidak
keberatan bila ada pernyataan atau aduan dari konsumen. Proses sertifikasi halal pihak
Mixue telah benar-benar melaksanakan aturan wajib halal selama hampir 3 tahun dan
baru terbit sertifikat halal pada 17 Februari 2023.
Namun pencantuman label halal pada kemasan produk Mixue dikecualikan
dikarenakan produk Mixue baru dikemas dihadapan pembeli. Sehingga label halal dapat
dicantumkan pada tempat lokasi usaha setelah memperoleh sertifikat halal. Dengan
sertifikat lolos uji BPOM dan Halal ini maka kedua hal ini dapat menjadi potensi dalam
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap Mixue.
BAB III
ANALISIS SWOT
Strengths I
II
Stability Growth
1,94
Threats Opportunities
1,72
III IV
Retenchment Stability / Combination
Weaknesses
Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa Mixue berada dalam tahap
Growth. Beberapa strategi yang dapat diterapkan Mixue dideskripsikan dalam matriks
berikut :
Strengths Weaknesses
Opportunities S-O Strategies : W-O Strategies :
• Meningkatkan produksi Mixue • Memanfaatkan media sosial
untuk memenuhi demand untuk memasarkan produk dan
pasar. juga brand image yang baik di
• Memperluas jaringan distribusi mata masyarakat untuk
Mixue ke area yang belum menutup kelemahan yang ada.
terjangkau. • Menawarkan item baru selain
• Mengembangkan rasa - rasa es krim dan minuman dengan
baru yang inovatif untuk mengikuti tren yang ada.
menarik perhatian pelanggan.
Threats S-T Strategies : W-T Strategies
• Meningkatkan kualitas Mixue • Meningkatkan kualitas dan
untuk bisa bersaing dengan pelayanan untuk mengurangi
pesaing dengan harga serupa. risiko kehilangan pelanggan.
• Menciptakan varian es krim dan • Mengoptimalkan pemasaran
minuman dengan bahan-bahan dan promosi untuk
yang menyehatkan, seperti meningkatkan brand awareness
varian low-cal. akan produk Mixue.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mixue merupakan merek es krim asal China yang mulai masih memperluas bisnisnya
di Indonesia. Diketahui bahwa Mixue sendiri merupakan franchise yang menawarkan
minuman teh, es krim, bubble tea, milkshake, dan smoothies. Mixue sendiri mulai terkenal
di Indonesia sejak tahun 2020 dan dalam kurun waktu 3 tahun saja Mixue sudah berhasil
membuka sebanyak 2.000 lebih gerai di seluruh Indonesia.
Sebagai perusahaan yang telah berdiri selama kurang lebih 3 tahun, tentunya Mixue
memiliki kekuatan dan kelemahan, serta menghadapi peluang dan ancaman tertentu.
Setelah dilakukan analisis SWOT yang mengevaluasi faktor internal dan eksternal Mixue,
diperoleh kesimpulan bahwa bobot kekuatan dan peluang yang dimiliki Mixue lebih besar
daripada bobot kelemahan dan ancaman yang dimilikinya. Oleh karena itu, strategi yang
cocok diterapkan oleh Mixue adalah Growth Strategy.
Growth strategy ini dapat dilakukan untuk meningkatkan profit perusahaan. Mixue
memiliki reputasi yang sangat baik dimata masyarakat, ditambah dengan jaringan luas
yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk memperluas pemasaran sampai ke
masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tentunya memiliki penghasilan
yang lebih kecil dibandingkan masyarakat di kota. Sehingga dengan harga es krim dan
minumannya yang murah dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah
kebawah.
5.2 Saran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap
perusahaan Mixue. diperoleh kesimpulan bahwa strategi yang cocok diterapkan oleh
Mixue adalah growth strategy. Growth strategy sendiri terdiri atas 2 strategi dasar, yaitu
concentration dan diversifcation.
Growth strategy yang lebih baik diterapkan oleh Mixue adalah concentration strategy,
yaitu horizontal concentration. Horizontal concentration adalah strategi perusahaan
mengembangkan usahanya melalui pembukaan cabang ke lokasi geografis lain dan/atau
meningkatkan range produk yang ditawarkan.
Salah satu kelemahan yang dimiliki Mixue adalah produknya yang terbatas pada es
krim dan minuman. Sebagai perusahaan yang beroperasi di industri Food and Beverage
yang memiliki pabrik produksi sendiri, Mixue dapat memperluas range produk yang
ditawarkan. Contohnya menambah menu dessert lain, seperti cookies dan kue-kue lain
yang menarik perhatian pelanggan.
Selain itu, Mixue yang memang sudah terkenal sebagai salah satu franchise yang
terus membuka cabang di tempat-tempat baru, dapat melanjutkan upaya tersebut hingga
ke daerah-daerah terpencil yang belum dijangkau oleh pesaing.