Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 SISTEM HUKUM INDONESIA

Nama:Indri Yuliani
Nim :045369262
Upbjj:Samarinda
1.Menurut Saya Keadilan Belum Sepenuhnya terpenuhi dalam kasus ini,dari vonis hakim
lebih berat dari tuntutan jaksa yaitu 5 Bulan,Kemanfaatan hukum dalam kasus ini juga kurang
terpenuhi karena disini ia menanam ganja bukan untuk diperjual belikan dan salah
gunakan,melainkan untuk membantu mengurangi penderitsan sang istri yang terkena
penyakit,Keberadaan Hukum yang melarang penggunaan ganja membuat Fidelis terpaksa
melakukan tindakan melanggar hukum dengan menanam ganja.dan yang membuat saya
kurang dengan kepastian hukum karena vonis dari hakim yang lebih berat dari yang diberikan
jaksa.

2.Putusan Mahkamah Kostitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010: Bahwa Anak luar kawin memiliki
hak yang sana dalam hal waris dengan anak sah Oleh Karena itu,dalam sistem kekerabatan
Patrilineal,anak luar kawin memiliki hak waris yang sama dengan anak sah.Pada sistem
kekerabatan matrilineal dan parental,anak luar kawin memiliki hak waris yang sama dengan
anak sah.Pada Sistem kekerabatan matrilineal dan parental,anak luar kawin memilik hak
waris yang sama dengan anak sah namun,keputusan ini hanya berlaku untik harta yang
diperoleh setelah keputusan ini diterbitkan,sehingga harta yang diperoleh sebelumnya masih
mengikuti aturan hukum adat yang berlaku sebelumnya.

3.1.Setelah isbat nikah dikabulkan,status perkawinan mempunyai kekuatan hukum.juga


dengan anak anaknya mendapatkan pengakuan negara,dan anak-anaknya berhak atas harta
warisan dari ayahnya.Selain itu harta yang diperoleh sejak berlangsungnya perkawinan
merupakan harta bersama.

Implasinya memberikan jaminan lebih konkret secara hukum atas hak anak dan isteri dalam
perkawinan tersebut dan juga apabila pasangan tersebut bercerai.

2.Dasar Hukum Isbat Nikah

- Pasal 2 ayat (5) UU No.22/1946.

- Pasal 49 angka (22) penjelasan UU No.7/1989 tentang Peradilan Agama Jo. UU


No.3/2006 Jo. UU No.50/2009 .

- Pasal 7 ayat (2), (3) dan (4) KHI.


- Pedoman Pelaksanaan Tugas & Administrasi Peradilan Agama, Buku II (Edisi
Revisi), MA-RI Dirjen Badilag, 2013, hal. 143-146.

Pasal 49 angka (22) penjelasan UU No.7/1989 jo. UU No.3/2006 & Pasal 7 ayat (3) huruf (d)
KHI, perkawinan yang disahkan hanya perkawinan yang dilangsungkan sebelum berlaku UU
No.1/1974. Akan tetapi Pasal 7 ayat (3) huruf (a) Kompilasi Hukum Islam memberikan
peluang untuk pengesahan nikah yang tidak dicatat oleh PPN yang dilaksanakan sebelum
atau sesudah berlaku UU No.1/1974 untuk kepentingan perceraian (Pasal 7 ayat (3) huruf (a)
KHI. Itsbat nikah untuk penyelesaian perceraian tidak dibuat tersendiri, tapi jadi satu
kesatuan dalam putusan perceraian.

Anda mungkin juga menyukai