Karil PGSD Ipa Neeww 11
Karil PGSD Ipa Neeww 11
1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara. Di
dalam proses pendidikan, pembelajaran memegang peranan yang krusial dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA memiliki peran yang signifikan dalam
membantu siswa memahami alam dan fenomena di sekitarnya.
Namun, seringkali siswa mengalami tantangan dalam memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep IPA. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang rendah
dapat menghambat minat siswa terhadap pembelajaran IPA dan mengurangi efektivitas
proses belajar mengajar.
Dalam era digital saat ini, media pembelajaran interaktif telah menjadi salah satu solusi
yang menarik perhatian dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Media
pembelajaran interaktif mencakup berbagai jenis perangkat lunak dan aplikasi yang
dirancang khusus untuk membantu proses pembelajaran dengan menggunakan elemen-
elemen interaktif seperti gambar, suara, animasi, dan video. Media ini dapat memperkaya
pengalaman belajar siswa dengan menawarkan konten yang menarik dan
interaktif.(Auliya et al., 2023)
Penggunaan media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar
memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Media ini dapat memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan, menjadikan pembelajaran lebih menarik, dan
memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, media
interaktif juga dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep IPA yang abstrak
dan kompleks dengan lebih baik.
Namun, meskipun ada potensi yang besar dalam penggunaan media pembelajaran
interaktif, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan
adalah ketersediaan dan aksesibilitas media pembelajaran interaktif yang terbatas di
sekolah dasar. Tidak semua sekolah memiliki infrastruktur yang memadai dan perangkat
yang diperlukan untuk mendukung penggunaan media interaktif dalam pembelajaran IPA.
Selain itu, peran guru juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan penggunaan
media pembelajaran interaktif. Guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai dalam penggunaan media tersebut, serta mampu mengintegrasikannya dengan
baik dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan pemahaman guru terkait
dengan penggunaan media interaktif dapat menjadi hambatan dalam implementasi yang
efektif.(Setyaningsih et al., 2020)
Dalam konteks tersebut, penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran
interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar
menjadi relevan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang manfaat dan tantangan dalam penggunaan media pembelajaran interaktif, serta
memberikan rekomendasi bagi para pendidik, pengambil kebijakan, dan pengembang
media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA
di sekolah dasar. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan pembelajaran
yang lebih bermakna dan memotivasi siswa untuk belajar dengan antusias.
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
2. Apa implikasi penggunaan media pembelajaran interaktif dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran interaktif
dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pengaruh penggunaan media
pembelajaran interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA
di Sekolah Dasar
2. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan implikasi penggunaan media
pembelajaran interaktif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
3. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan cara mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
d. Manfaat
1. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa: Penelitian ini akan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh penggunaan media
pembelajaran interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA
di sekolah dasar. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat media
interaktif, guru dan pengembang kurikulum dapat mengimplementasikan metode
pembelajaran yang lebih efektif dan menarik untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Media pembelajaran interaktif yang menarik dan interaktif dapat
memancing minat siswa, membuat mereka lebih tertarik dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran, serta memperkuat keinginan mereka untuk belajar dan
memahami konsep-konsep IPA dengan lebih baik.
2. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA: Penelitian ini juga akan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar.
Dengan mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif, guru
dapat merancang dan mengintegrasikan media tersebut ke dalam pembelajaran,
yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Media interaktif dapat
membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep IPA yang abstrak dan
kompleks dengan lebih baik, sehingga mereka dapat memahaminya dengan lebih
mendalam. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA, diharapkan siswa
akan lebih termotivasi untuk belajar, mencapai hasil belajar yang lebih baik, dan
mengembangkan minat yang lebih kuat terhadap sains dan pengetahuan alam.
3. Memberikan Rekomendasi bagi Pendidik dan Pengembang Media Pembelajaran:
Penelitian ini akan memberikan rekomendasi praktis bagi pendidik dan
pengembang media pembelajaran dalam mengimplementasikan dan
mengembangkan media pembelajaran interaktif yang efektif. Rekomendasi ini
dapat mencakup pedoman terkait dengan desain, konten, dan penggunaan media
pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain
itu, penelitian ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
tantangan dan faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media interaktif,
seperti infrastruktur teknologi yang memadai dan pelatihan yang tepat bagi guru.
Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan penerapan media pembelajaran
interaktif dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat menjadi lebih efektif dan
berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.
E. Landasan Teori
1. Teori Motivasi Instrinsik: Teori ini menyatakan bahwa motivasi berasal dari keinginan
internal untuk belajar dan memperoleh pemahaman baru. Dalam konteks penggunaan
media pembelajaran interaktif, fitur-fitur yang menarik seperti visualisasi yang
menarik, simulasi, dan permainan edukatif dapat memicu rasa ingin tahu dan minat
siswa terhadap pembelajaran IPA, sehingga meningkatkan motivasi intrinsik mereka.
2. Teori Motivasi Ekstrinsik: Teori ini menjelaskan bahwa motivasi berasal dari faktor
eksternal seperti penghargaan, pujian, atau pengakuan. Dalam penggunaan media
pembelajaran interaktif, siswa dapat mendapatkan penghargaan atau reward dalam
bentuk misi, level, atau skor yang meningkatkan motivasi ekstrinsik mereka untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan prestasi.
3. Teori Konstruktivisme: Teori ini mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi melalui
konstruksi pengetahuan oleh individu melalui interaksi dengan lingkungan. Media
pembelajaran interaktif memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan konten
pembelajaran melalui visualisasi, simulasi, dan eksperimen virtual. Interaksi ini
memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri secara aktif, yang
dapat meningkatkan motivasi belajar.
4. Teori Kognitif Sosial: Teori ini menekankan pentingnya pengamatan, imitasi, dan
penguatan dalam pembelajaran. Dalam penggunaan media pembelajaran interaktif,
siswa dapat mengamati dan meniru aksi atau strategi yang ditunjukkan dalam konten
interaktif. Ketika mereka berhasil menyelesaikan tugas atau mencapai hasil yang
positif, mereka menerima penguatan dalam bentuk umpan balik positif, yang dapat
meningkatkan motivasi belajar.
5. Teori Flow: Teori ini menggambarkan pengalaman yang mendalam dan terfokus ketika
seseorang terlibat dalam aktivitas yang menantang namun sesuai dengan kemampuan
mereka. Dalam penggunaan media pembelajaran interaktif, siswa dapat merasakan
pengalaman flow ketika mereka terlibat dalam tugas-tugas yang menarik dan
menantang, seperti menyelesaikan misi atau mencapai level tertentu. Pengalaman flow
ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian kepustakaan digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dan menganalisis literatur yang telah ada tentang pengaruh
penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Metode ini melibatkan pencarian, pengumpulan,
pemilihan, dan analisis kritis terhadap sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan topik
penelitian.(Rahmadi, 2011)
Langkah pertama dalam metode penelitian kepustakaan adalah melakukan pencarian
literatur yang relevan. Pencarian dilakukan melalui basis data akademik, jurnal ilmiah,
buku, dan sumber-sumber informasi lain yang terkait. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian mencakup istilah-istilah seperti "penggunaan media pembelajaran interaktif,"
"motivasi belajar siswa," "pembelajaran IPA," dan "sekolah dasar." Pencarian dilakukan
untuk memastikan bahwa sumber-sumber yang ditemukan relevan dengan topik penelitian.
Setelah sumber-sumber literatur yang relevan terkumpul, langkah berikutnya adalah
melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi artikel jurnal, buku,
laporan penelitian, dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan pengaruh
penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Data ini kemudian dianalisis dengan cermat untuk
mengidentifikasi temuan-temuan yang berkaitan dengan topik penelitian.
Pemilihan literatur dilakukan berdasarkan relevansi dengan topik penelitian dan
kualitas sumber tersebut. Sumber-sumber yang dipilih harus memiliki metodologi yang
valid, hasil yang dapat dipercaya, dan relevansi yang tinggi dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Dalam pemilihan literatur, juga diperhatikan keragaman pendekatan dan sudut
pandang yang dihadirkan dalam literatur yang terpilih.
Setelah literatur terpilih, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kritis terhadap
literatur tersebut. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi temuan-temuan utama,
argumen-argumen yang disajikan, dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
literatur tersebut. Analisis juga melibatkan pembandingan dan sintesis informasi dari
berbagai sumber literatur untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang
pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar.
Hasil penelitian kepustakaan ini kemudian digunakan untuk menyajikan informasi
faktual dan informatif dalam penulisan abstrak, seperti temuan-temuan yang signifikan,
pendekatan yang efektif, dan implikasi yang relevan. Metode penelitian kepustakaan
memberikan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang topik
penelitian dengan mengandalkan penelitian sebelumnya dan kontribusi ilmiah yang telah
ada.
Andri, N. A., Ruswan, A., & Nurmahanani, I. (2023). Pengaruh penggunaan media
pembelajaran powerpoint interaktif terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Dasar pada
pembelajaran IPA. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education),
6(1), 167–175. https://doi.org/10.22460/collase.v1i1.16481
Auliya, A. F., Fitriasari, E., Nurunnisa, M., & Marini, A. (2023). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. 2(8), 953–968.
Khofifah Indra Sukma, & Trisni Handayani. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Interaktif
Berbasis Wordwall Quiz Terhadap Hasil Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala
Pendas, 8(4), 1020–1028. https://doi.org/10.31949/jcp.v8i4.2767
Rihani, A. L., Maksum, A., & Nurhasanah, N. (2022). Studi Literatur : Media Interaktif
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar. JKPD (Jurnal Kajian
Pendidikan Dasar), 7(2), 123–131. https://doi.org/10.26618/jkpd.v7i2.7702
Setyaningsih, S., Rusijono, R., & Wahyudi, A. (2020). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis Articulate Storyline Terhadap Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Didaktis: Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2), 144–156.
https://doi.org/10.30651/didaktis.v20i2.4772
Tim Dosen. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Interaktif dengan Media Pembelajaran
dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.
Tahta Media. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.