Anda di halaman 1dari 39

日本現代史

第3週

Reformasi dan Peran Agama di Jepang


Agama pada Era Pra-Modern
• Masyarakat pada umumnya tidak beragama tetapi mempraktekkan ajaran
Buddha (仏教) dan Shinto (神道)

• Berdasarkan survey, 60 juta orang memeluk lebih dari 1 agama dalam waktu
yang sama.

• Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6, kepercayaan pada dewa-dewi


Buddha, beserta ajaran dan ritualnnya berasimilasi dengan dewa-dewi lokal
(Shinto)

Page 2
Agama pada Era Pra-Modern
• Menjelang modernisasi (Era Tokugawa, 1600-1868), penguasa mewajibkan
seluruh rakyat untuk berafiliasi pada salah satu kuil Buddha.

• Semua rakyat diwajibkan memperoleh surat bukti beragama Budha dari salah
satu kuil.

• Agama Kristen dilarang karena dianggap mewakili kekuatan asing yang


berpotensi menjajah Jepang.

• Agama dan dewa-dewi mulai dikontrol Negara dan diwajibkan untuk memberi
manfaat duniawi kepada negara

Page 3
Modernisasi: Bencana bagi Dewa-dewi Buddha

Shinto agama Buddha agama


asli Jepang asing

Pemerintah mengeluarkan UU pemisahan Shinto dengan Buddha

Tindakan anarkis:
Penghancuran kuil dan patung-patung Buddha

Page 4
Patung Buddha yang dihancurkan di Nagasaki

Page 5
• Shinto dipaksa menjadi agama ‘asli’ Jepang
• Jinja yang masih menggunakan nama ala Budha diperintahkan untuk ganti
nama, perlengkapan ibadah & dekorasi ala Buddha dihilangkan, altar Buddha
untuk ritual kematian di istana kekaisaran disingkirkan
• Kaisar beralih status menjadi pemimpin tertinggi agama Shinto
• Berdirinya Negara modern membawa dampak destruktif bagi Buddha, tetapi
membawa angina segar bagi Shinto.
• 1870-an Kristen muncul di Jepang, berusaha membuktikan diri bermanfaat
bagi Jepang modern

Page 6
Reformasi & Rekayasa Buddha Jepang

1550-1600 an misionaris Portugis


datang ke Jepang menyebarkan
agama Katolik

Page 7
Penyebaran Agama Katolik

Awalnya berhasil Terjadi konflik dengan para


penguasa
diusir

Akhirnya dilarang karena agama Katolik


berpontensi menghasut rakyat untuk
membangkang terhadap pemerintah

Pemerintah memberi wewenang kepada


para biksu untuk mengawasi warga

Page 8
Kemunduran Agama Buddha

Biksu tidak perlu lagi menyebarkan agama, Biksu hanya bertugas memimpin ritual
tak ada kekhawatiran umatnya pindah agama kematian dan berfoya2 memakai uang
derma dari umat

PP tahun 1871: Timbul antipati dari masyarakat:


Menyita tanah milik kaum Buddha Perusakan kuil dan patung Buddha

Pemerintah memihak Shinto dan mencabut


larangan penyebaran Kristen. Para misionaris Kelompok Buddha melakukan instropeksi
Kristen mendirikan sekolah yg menawarkan dan reformasi
pendidikan modern
Page 9
Reformasi Buddha
Untuk membendung Kristenisasi, kelompok Buddha dari berbagai sekte
mencontoh misionaris Kristen:

Biksu menjadi
Sekolah yg Proaktif
pasukan di medan
menawarkan menyebark
perang; mendidik
pendidikan an ajaran
tenaga penyuluhan;
modern agama
kampanye;
mendukung program
Rekayasa pemerintah
upacara Layanan menangkis
pernikahan agama yg radikalisme
ala Buddha duniawi

Page 10
1872

Buddha sekte Nichiren


(日蓮宗)mendirikan
Universitas Rissho
立正大学

Page 11
1886

Sekte Nishi-hon’ganji mendirikan “asosiasi


introspeksi” (反省会), membahas perlunya
kampanye anti-alcohol dan reformasi ajaran
Buddha agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat urban modern

西本願寺

Page 12
1893

The World Parliament of Religion


Page 13
• Menyadarkan para tokoh Buddha Jepang akan pentingnya sikap terbuka dan
dialog dengan rohaniawan dari agama lain.

• 1896: Dibentuk Forum Diskusi Rohaniawan

• 1899: Asosiasi Umat Budha Baru

• 1903: Asosiasi tsb menerbitkan buku “Agama di Masa yang Akan Datang”

Page 14
1885
Tanaka Chigaku (田中智学), seorang
biksu Buddha dari sekte Nichiren
menetapkan dan mengumumkan
ritual pernikahan ala Buddha di kuil.

Sebelum ini, upacara pernikahan


selalu dilakukan di rumah mempelai
tanpa melibatkan pemuka agama.

Page 15
Buddha sebagai Agama Asionalistik
Jepang akan dilanda 1274: Mongolia
Sekte Nichiren berdiri bencana karena ajaran
menyerang Jepang
abad ke-13 Buddha tidak dijalankan
dengan benar (bencana Nasional)

Rezim Kamakura Konflik pemerintah & Serangan Mongol


runtuh penguasa lokal berhasil digagalkan

Nichiren terkesan:
menjunjung tinggi kepentingan nasional
Page 16
Nichiren-shuu
• Aktif menyebarkan agama terutama di daerah-daerah bekas jajahan dan semi
jajahan Jepang (Taiwan, Korea, Tiongkok utara dan timur).

• Sebagian biksu nya bahkan menjadi agen militer.

• Kegiatan2 tsb terhenti seiring kekalahan Jepang pada PD II (Jepang


kehilangan tanah jajahannya)

Page 17
1930: Soka Gakkai (創価学会)
• Berdiri 1930 oleh Makiguchi Tsunesaburo
• Arti “Menciptakan Nilai” dengan tujuan pendidikan moral
• Tahun 1960 berkembang pesat karena mampu menarik masyarakat
• Pengaruh social dan kemampuan finansial meningkat
• Mendirikan sejumlah lembaga pendidikan dasar, menengah, perguruan tinggi,
lembaga penelitian bertemakan perdamaian dunia (pasifisme) baik di Jepang
maupun AS
• Kontribusi di bidang kebudayaan (orchestra dan museum seni di Prancis)
• NGO yg memiliki keanggotaan PBB di UNESCO
• Aktif membantu program PBB: penanganan pengungsi dan kampanye anti-perang
• Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat internasional te
• Merupakan ormas agama Buddha Jepang paling sukses

Page 18
Agama Shinto
神道(しんとう): “Jalan Dewa”

Agama?
• Tidak ada kitab suci
• Panteis
• Tidak ada figur sentral
• Tidak ada ajaran moral/ larangan
dengan konsekuensi yang jelas
• Dalam jinja sering terdapat patung
dewa Buddha (sinkretisme)

Page 19
‘Rekayasa’ Agama Shinto

Konfusianism
Buddha
/Konghuchu
(agama Referensi:
(Ideologi
Negara) Buku-buku anti Buddha
Negara)
dan anti-Konfusianisme
yang ditulis para pastor
Katolik dari ordo Jesuit
Oposisi menentang keduanya
dengan merekayasa agama
dan ideologi tandingan

Page 20
Giulio Aleni
Pastor Jesuit dari Venice (Italia)
datang ke Tiongkok tahun 1613
dalam misi menyebarkan agama
Katolik

三山論学期
San Shan Lun Xue Ji
Dialog dengan intelektual
Tiongkok

Kritik terhadap ajaran Buddha


dan Konfusianisme, menekankan
kebenaran ajaran Katolik

Page 21
Hirata Atsutane (平田篤胤)
Menyadur dan menulis ulang buku karya Aleni kemudian
bukunya menjadi buku acuan bagi penguasa baru dalam
upaya ‘rekayasa’ Shinto

Sejak awal abad-17, pemerintah Jepang melarang impor


buku-buku filsafat dari Eropa karena takut pengatuh Katolik
Masuk.Buku-buku yang ditulis dalam bahasa Tiongkokg dan
diterbitkan di Tiongkok tidak dilarang.

Buku-bukut tsb digunakan oposisi untuk merekayasa agama


Shinto dengan dewa pencipta langit dan bumi, Maha Esa dan
Maha Kuasa yang keturunannya adalah Kaisar Jepang.

Page 22
Shinto dalam Kronologi Waktu
1882: 2 sekolah untuk 1895: Dibangun Heian 1900: Asosiasi pendeta
mendidik calon pendeta Jingu (Kyoto) Shinto seluruh Jepang
Shinto

Jepang menang tapi 1904-1905 Perang Dibangun banyak jinja di


tidak dapat pampasan Jepang Rusia seluruh pelosok negeri
perang

Kemendagri: 1905-1910:
Rakyat diminta hidup Sekitar 28% dari seluruh
hemat 1 desa 1 jinja
jinja dirobohkan

Page 23
Terbentuknya Rekayasa Agama Shinto
Majunya industry
Jepang menang Tanah jajahan semakin
manufaktur & sistem
melawan Russia luas
ekonomi kapitalistik

1910: jinja sebagai


Berkembangnya Kesenjangan & konflik
forum mempererat
sosialisme sosial
silaturahmi antarwarga

Terbentuklah berbagai tradisi:


shichigosan, pernikahan di kuil, pemasangan altar dewa Shinto (kamidana) dan jimat dari Kuil Ise,
di setiap rumah serta seijinshiki (upacara kedewasaan)

Page 24
Tradisi Shichi-go-san & Seijinshiki

Page 25
Kamidana (神棚) Pernikahan di jinja

Page 26
Tujuan Pernikahan di jinja

Pernikahan berlangsung khidmat (tidak mabuk-mabukan)

Sederhana (tanpa pemborosan)

Dalam waktu singkat

Page 27
Kristen: Simbol Budaya Modern & Progresif

1874: misionaris Protestan Peserta didik: pemuda Samurai + pendidikan Barat


AS mendirikan universitas2 mantan samurai modern: Samurai Christian

Page 28
Universitas Doshisha (同志社大学)

Joseph Hardy Neejima

Page 29
Universitas J.F. Oberlin (桜美林大学)

J.F. Oberlin

Page 30
Universitas Rikkyo (立教大学)

Channing Moore
Williams

Page 31
Sikap pemerintah & masyarakat terhadap Kristen:
ambivalen

nasional Jepang
Kristen mewakili peradaban maju, bertentangan dengan kepentingan
Pantas dicontoh Jepang Kristen mewakili kekuatan asing yg

Tokoh & pemimpin organisasi masyarakat Kristen


Jepang: Pro-pemerintah & nasionalistik

Page 32
Fukuzawa
Yukichi:
Thing
Western
(西洋事情)

Samuel
Smiles:
Self-Help

Page 33
Kristen di Asia Timur

Korea China Taiwan Jepang


30% 10% 6,5% <1%

Page 34
Kristenisasi di Jepang kurang berhasil, mengapa?

Korea:
gagal RRC:
modernisasi, jadi semi tanah
jadi tanah jajahan
jajahan

Jepang berhasil modernisasi

Negara tidak mampu melindungi rakyat, rakyat terpaksa


menerima tawaran ‘keselamatan’ pada gereja

Page 35
13 prinsip hidup Franklin
1. Hidup sederhana
2. Tidak bicara jika tidak perlu
3. Bertindak adil
4. Tulus
5. Rajin
6. Hemat
7. Tegas
8. Bekerja dan hidup sesuai jadwal
9. Rendah Hati
10.Tidak terbawa emosi
11.Berpegang pada prinsip
12.Menjaga kebersihan
13.Bertindak moderat (tidak moderat)

Page 36
Serikat buruhYuai-kai 1912

Suzuki Bunji

Page 37
Koperasi di Kobe (1920)

Kagawa Toyohiko

Page 38
Kesimpulan
• Buddha adalah agama yang lama berkuasa Jepang, tetapi dianggap asing.

• Shinto adalah agama ‘asli’ Jepang yang melahirkan beberapa tradisi yang
kita kenal saat ini.

• Kristen adalah agama yang memberikan sumbangsih terbesar dalam


terbentuknya Negara Jepang modern.

• Meski Kristenisasi di Jepang dianggap kurang berhasil, nilai-nilai Kristen


dalam kehidupan sehari-hari sangat berdampak pada modernisasi Jepang.

Page 39

Anda mungkin juga menyukai