ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU BAHASA
JEPANG “WHEREVER YOU ARE” DARI ONE OK ROCK
Disusun Oleh :
NIM : 200708025
2023
ABSTRAK
Alih kode merupakan penggunaan variasi bahasa lain atau bahasa lain dalam
satu peristiwa bahasa sebagai strategi untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi
lain, atau karena ada partisipan lain. Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa
dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa,
termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya. Dalam
hal berbahasa, bahasa Jepang juga terpengaruh oleh budaya asing, contohnya alih kode
dan campur kode dalam lirik lagu Wherever You Are. Rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah (1) jenis alih kode dan campur kode apa saja yang terdapat dalam
lagu Jepang berjudul Wherever You Are yang dinyanyikan oleh band One Ok Rock. (2)
bagaimana penggunaan alih kode dan campur kode dalam lagu Jepang berjudul berjudul
Wherever You Are yang dinyanyikan oleh One Ok Rock.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lagu Jepang berjudul Wherever You
Are ini hanya terdapat satu jenis alih kode ekstern dan satu jenis campur kode ke luar.
Penggunaan alih kode dalam lagu tersebut adalah sebagai pengungkapan perasaan
penutur, penegasan makna lirik lagu, dan menyelaraskan lirik dan melodi lagu.
Sedangkan penggunaan campur kode dalam lagu ini adalah sebagai penyelarasan antara
lirik dan melodi, penegasan makna dari lirik lagu, dan alasan pribadi penutur untuk
mencampurkan kode pada lirik lagu tersebut. Saya berharap kedepannya, saya dapat
1
melakukan penelitian lebih lanjut yang memiliki sumber data lebih luas agar hasil yang
diteliti lebih variatif.
Kata kunci: Alih Kode, Campur Kode, Analisis, Wherever You Are
2
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dan
berharap dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita,
Saya juga sangat berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini
karena dengan adanya tugas ini saya secara pribadi juga dapat menambah ilmu dan
wawasan tentang Linguistik dan Penelitian bahasa mengenai alih kode dalam sebuah
lagu yang berjudul “Wherever You Are” yang dibawakan oleh One Ok Rock.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan yang lain tentang perkembangan
kebudayaan di Indonesia yang saya rangkum dalam makalah ini dan dapat lebih
memahami tentang bagaimana penggunaan alih kode dalam berbahasa dan
berkomunikasi. Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar saya menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Terima kasih.
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………… ii
4
2.3.2.2 Jenis Campur Kode …………………………………….……..15
2.4 Band One Ok Rock dan Lagu Wherever You Are… .................................. 21
3.1 Analisis Penggunaan Jenis Alih kode dan Campur Kode yang ditemukan
dalam lirik Wherever You Are........................................................................... 24
3.1.1 Analisis Penggunaan Jenis Alih Kode Yang Ditemukan Dalam l=Lirik
Wherever You Are …………………………………………………………… 24
3.1.2 Analisis Penggunaan Jenis Campur Kode Yang Ditemukan Dalam Lirik
Wherever You Are ……………………………………………………………28
3.2 Analisis Bentuk Alih Kode dan Campur Kode Yang Ditemukan Dalam
Lagu Wherever You Are …………………………………………………..29
3.2.1 Analisis Bentuk Alih Kode Yang Ditemukan Dalam Lagu Wherever
You Are ……………………………………………………………………..29
` 3. 1. Kesimpulan ............................................................................................ 32
5
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 34
6
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Hal itu karena bahasa
merupakan alat komunikasi antar satu individu dengan lainnya. Melalui bahasa manusia
dapat menyampaikan maksud dan tujuannya. Hal ini disebabkan manusia merupakan
makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain. Atas dasar itulah hingga saat ini
bahasa tetap menjadi landasan berkomunikasi bagi setiap diri manusia. Dengan
pesatnya kemajuan jaman, seringkali orang menggunakan lebih dari satu bahasa dalam
berkomunikasi. Penggunaan lebih dari satu bahasa dalam berkomunikasi menjadi hal
yang lumrah terjadi di kalangan masyarakat. Di Indonesia pun banyak ditemukan
fenomena-fenomena tersebut.
Semua manusia di dunia menggunakan bahasa, karena melalui bahasa mereka bisa
mengungkapkan maksud kepada lawan bicara agar lawan bicara tersebut dapat
mengerti. Kemampuan menguasai bahasa sangat diperlukan untuk tukar menukar
informasi, bersosialisasi terhadap masyarakat disekitar kita, maupun sosialisasi antar
bangsa. Salah satunya bahasa Jepang. Dewasa ini, semakin banyak orang yang
mempelajari bahasa Jepang baik untuk kepentingan pekerjaan atau alasan lainnya.
Meningkatnya pembelajar bahasa Jepang menyebabkan pembelajaran dan penelitian
linguistik bahasa Jepang juga semakin meningkat.
Dalam penggunaannya, pemakaian bahasa dilihat dari situasi (siapa lawan bicara,
dimana, dan kapan digunakan) dibedakan menjadi bahasa baku dan non baku. Bahasa
baku cenderung digunakan pada situasi resmi, misalnya dalam situasi belajar mengajar,
berpidato, surat menyurat dinas dan sebagainya, sedangkan bahasa non-baku pada
umumnya digunakan sebagai bahasa sehari-hari dengan beberapa catatan seperti dalam
situasi yang santai dan tidak resmi. Hal ini juga terjadi pada bahasa Jepang. Bahasa
Jepang juga memiliki dua ragam bahasa, yaitu 敬語 (keigo ‘ragam bahasa sopan’) dan
1
普通語 (futsuu go ‘ragam bahasa biasa’). Kedua ragam bahasa ini selalu digunakan
baik dalam percakapan sehari-hari maupun percakapan resmi. Selain itu Sibatani dalam
Hiatari (http://www.leeds.ac.uk/linguistics/ WPL/WP2008/6.pdf) mengatakan lebih dari
10% leksikon kamus bahasa Jepang terdiri dari bahasa pinjaman dan sebuah survei
mengenai kata-kata pinjaman yang dikumpulkan dari 90 variasi majalah yang dilakukan
oleh Institut Penelitian Bahasa (National Language Research Institute) pada 1964
menunjukkan lebih dari 80% dari kata-kata yang digunakannya adalah bahasa pinjaman
yang berasal dari bahasa Inggris. Hal inilah yang menyebabkan suatu peristiwa
kebahasaan yang disebut alih kode dan campur kode. Dalam kajian bahasa dengan
rancangan sosiolinguistik senantiasa akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannnya
di dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor sosial itu,
antara lain: status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan
sebagainya. Selain itu bentuk bahasa dipengaruhi oleh faktor situasional, misalnya:
siapa yang berbicara, bagaimana bentuk bahasa, kepada siapa, kapan, dimana, dan
mengenai masalah apa. Faktor-faktor situasional seperti itu sejalan dengan rumusan
Fishman : who speaks what language to whom and when (dalam Pride and Holmes,
1979:15; Suwito, 1985:3). Dengan demikian, setiap bentuk bahasa yang 3 dipengaruhi
oleh berbagai konteks dengan masyarakat pemakaiannya merupakan tulisan
sosiolinguistik.
Di dalam buku J. B. Pride dan Holmes (ed.) yang berjudul Sociolinguistics (1979)
dikatakan bahwa pada tiap-tiap tuturan terdapat beberapa unsur yang mengambil
peranan, antara lain: penutur, pendengar, pokok pembicaraan, tempat berlangsungnya
pembicaraan, waktu, suasana, yang harus selalu dipertimbangkan oleh setiap penutur.
Teori di atas diperjelas lagi oleh Hymes dalam tulisan yang berjudul “Models of
Interaction of language and Social Life” (di dalam T. Bell, Sociolinguistics: Goals,
Approaches and Problems (1976) yang membicarakan tentang adanya delapan faktor
yang menandai terjadinya peristiwa tutur. Kedelapan faktor itu diistilahkan dengan
komponen tutur yang diringkas dalam akronim SPEAKING (setting and scene,
participants, ends, key, instrumentalities, norms, and genres).
2
Bahasa selain digunakan sebagai system komunikasi segala lapisan masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari juga erat kaitanya dengan dunia seni, melalui seni manusia
mampu berinteraksi dan berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara, maupun alat
musik. Di Indonesia sendiri perkembangan seni melalui dunia tarik suara begitu pesat
terlihat lewat munculnya bakat-bakat luar biasa dari para penyanyi baik para penyanyi
solo maupun yang tergabung dalam grup band yang menghasilkan karya-karya inspiratif
dari lagu-lagu ciptaan mereka untuk para pencinta music tanah air.
Musik merupakan sebuah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Musik juga dapat menjadi bahasa universal
karena siapa pun dapat menyampaikan makna melalui lagu dan dapat menikmatinya.
Melalui musik, pencipta lagu dapat menyampaikan pesan-pesan antara lain
menceritakan suasana alam, perasaan gembira, ajakan untuk berjuang, dan bersemangat
serta mendidik. Musik bisa dikatakan sebagai teman disaat santai maupun dalam
keadaan sibuk. Misalnya bagi seorang pelajar atau mahasiswa yang cara belajarnya
dengan mendengarkan musik maka mereka akan lebih paham, bagi ibu-ibu yang sedang
memasak ataupun mencuci dengan mendengarkan musik yang disukainya maka akan
lebih bersemangat, atau bahkan anak kecil pun gemar mendengarkan musik. Musik
yang didengar tentunya bervariatif tergantung dengan selera pendengar.
Oleh karena itu, pemahaman tentang linguistik bahasa Jepang sangat penting untuk
membantu proses pembelajaran bagi para pembelajar maupun pengajar bahasa Jepang
sehingga menjadi baik dan benar. Salah satunya adalah pembelajaran dan penelitian
tentang alih kode dan campur kode pada lagu bahasa Jepang “Wherever you are” yang
dibawakan oleh grub band One Ok Rock. One Ok Rock merupakan band rovck yang
terbentuk pada tahun 2005 di Tokyo. Band ini awalnya beranggotakan 5 orang, namun
sang gitaris kelaur dari band ini tahun 2009.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Proses alih kode apa yang ditemukan dalam lirik lagu bahasa Jepang “Wherever You
Are” yang dipopulerkan oleh band rock One Ok Rock?
2. Proses campur kode apa yang ditemukan pada lirik lagu bahasa Jepang “Wherever
You Are” yang dipopulerkan oleh band rock One Ok Rock?
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis proses alih kode yang ditemukan dalam lirik lagu bahasa Jepang
“Wherever You Are” yang dipopulerkan oleh band rock One Ok Rock.
2. Menganalisis proses campur kode yang ditemukan pada lirik lagu bahasa Jepang
“Wherever You Are” yang dipopulerkan oleh band rock One Ok Rock.
Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai penggunaan alih kode dan
campur kode pada lagu bahasa Jepang “Wherever You Are” yang dipopulerkan
oleh band rock One Ok Rock.
2. Penelitian ini dapat menjadi salah satu reverensi bagi proses pembelajaran
linguistik sosiolinguistik terutama pada pembelajaran alih kode dan juga campur
kode.
3. Penelitian ini dapat membantu pengajar dalam memberikan penjelasan yang
lebih mendetail tentang alih kode pada lagu populer berbahasa Indonesia dan
4
bagi para pembelajar bahasa Jepang agar dapat mudah memahami materi alih
kode dan campur kode pada bahasa Jepang.
1) Penelitian pertama yang diambil yaitu skripsi berjudul “Alih Kode dalam Lirik
Lagu-Lagu Cinta Laura” oleh Riska Sibarani dari Universitas Diponegoro pada
tahun 2013. Penelitian terdahulu tersebut membahas alih kode bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris pada lirik lagu-lagu Cinta Laura. Penelitian Riska tersebut
menganalisis unsur alih kode dalam lirik lagu tersebut, berupa klausa dan kalimat.
2) Penelitian mengenai “Campur Kode Dalam Teks Lagu Jepang Pada Album First
Love Oleh Utada Hikaru” yang dilakukan oleh Susilo Wardoyo dengan metode
deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang
diambil dari teks lagu Jepang dalam album First Love yang dinyanyikan oleh Utada
Hikaru, yaitu lagu automatic, In my room, First Love dan Time will tell. Dalam
skripsinya, Susilo hanya memfokuskan penelitian pada analisa terjadinya campur
kode. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya campur kode (a)
bila dalam teks sebuah lagu berbahasa Jepang kemudian terdapat serpihan-serpihan
bahasa lain, (b) tidak terdapat padanan kata atau ungkapan dari bahasa yang lain,
(c) ada keinginan untuk menyesuaikan antara teks dan melodi, (d) ada keinginan
memudahkan pemahaman para pendengar, (e) ada pengaruh dari pribadi sang
penulis. Perbedaan penelitian Susilo Wardoyo dengan penelitian ini adalah
penelitian Susilo memfokuskan pada campur kode, sedangkan penelitian ini tidak
hanya membahas campur kode tetapi juga alih kode.
5
1.6 Kerangka Teori
Salah satu kajian ekstralinguistik adalah sosiolinguistik yang berasal dari kata
sosiologi dan linguistik. Chaer (2004:2) mengatakan sosiologi adalah kajian yang
objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai
lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada dalam masyarakat. Sedangkan linguistik
adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa
sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan sosiolinguistik adalah ilmu
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu sendiri dalam
masyarakat.
Masyarakat tutur yang tertutup yang tidak tersentuh oleh masyarakat lain, karena
lokasinya yang jauh dari masyarakat tutur lain atau bahkan tidak ingin berhubungan
sama sekali akan tetap menjadi masyarakat tutur yang statis atau monolingual.
Sebaliknya, masyarakat tutur terbuka, yakni yang mempunyai hubungan dengan
masyarakat tutur lain, tentu akan mengalami kontak bahasa dengan segala
peristiwa-peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibatnya. Peristiwa
kebahasaan akibat adanya kontak bahasa ini didalam istilah sosiolinguistik disebut
bilingualisme, diglosia, alih kode, campur kode, interfensi, integrasi konvergensi, dan
pergeseran bahasa.
Dalam penelitian ini peristiwa kebahasaan yang akan dibahas adalah alih kode
dan campur kode. Apple dalam Chaer (2004:107) mengatakan, alih kode yaitu gejala
peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Ditambahkan oleh Hymes
bahwa alih kode bukan hanya terbagi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antar
ragam-ragam atau gaya-gaya ysng terdapat dalam satu bahasa.
6
Kemudian Thelander dalam Chaer (2004:115) mengatakan : “Apabila didalam
suatu peristiwa tutur terdapat klausaklausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari
klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa
dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi ini
adalah campur kode.” Selain itu, Hudson, (1980:53) mencoba menjelaskan peristiwa
campur kode atau dapat disebut juga mixing code yaitu : “dimana suatu masyarakat
tutur dengan masyarakat tutur lainnya berbicara dengan mengubah bahasa tanpa
mengubah keseluruhan situasinya. Pergantian jenis ini dapat disebut campur kode.”
7
memberikan gambaran deskripsi yang jelas mengenai alih kode dan campur kode dalam
teks lagu Jepang Wherever You Are’
Dalam penelitian yang bersifat deskriptif, maka data yang dianalisis berupa
kata-kata atau gambar, dan bukan angka. Data penelitian mencakup catatan lapangan,
naskah wawancara, foto, rekaman video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang diambil
dari teks lagu Jepang yang dinyanyikan oleh band yanf bernama One Ok Rock dengan
judul Wherever You Are..
One Ok Rock adalah band rock terkenal asal Jepang yang dibentuk tahun 2005
di Tokyo. Band ini beranggotakan Taka (vokalis), Toru (gitaris), Ryota (bassis), dan
Tomoya (drummer). Pada awal terbentuknya, band ini memiliki dua gitaris, yaitu Toru
dan Alexander Onizawa atau Alex. Namun, formasi awal tersebut berubah karena Alex
mengundurkan diri pada tahun 2009. Nama band One Ok Rock, berasal dari frasa
bahasa Inggris one o'clock yang berarti pukul 1 tepat. Mereka dulunya berlatih band
setiap akhir pekan pukul 1.00 dini hari, sehingga 1 o'clock dijadikan nama band mereka.
Bahasa Jepang tidak mengenal perbedaan antara r dan l sehingga o'clock disebut
o'crock; oc diganti menjadi OK hingga akhirnya ok rock dipakai mereka sebagai nama
band. Selain itu, nama One Ok Rock dapat ditulis sebagai "10969"
(one-o-ku-ro(ku)-ku).
8
BAB II :
9
bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana dalam Chaer dan Agustina,
2010: 3).
1) Identitas sosial dari penutur, yaitu siapa penutur tersebut yang dapat berupa keluarga,
teman karib, atasan / bawahan, guru, murid, tetangga, pejabat dan sebagainya.
2) Identitas sosial dari pendengar dapat berupa keluarga, teman karib, atasan / bawahan,
guru, murid, tetangga, pejabat dan sebagainya.
3) Lingkugan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga, di dalam
masjid, lapangan sepak bola, ruang kuliah, perpustakaan, atau pinggir jalan.
4) Analisis diakronik dan sinkronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola
dialek sosial itu. Dialek sosial digunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan
mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
5) Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran.
Setiap penutur mempunyai kelas sosial tertentu di dalam masyarakat. Berdasarkan kelas
sosialnya itu, penutur mempunyai penilaian sendiri terhadap bentuk-bentuk perilaku
ujaran yang berlangsung.
10
Sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa
itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, sosiolinguistik akan memberikan pedoman
dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa
yang harus digunakan jika berbicara dengan orang tertentu.
2.2 Kedwibahasaan
Sosiolinguistik yang mengkaji masalah kode bahasa tentu sangat erat kaitannya
dengan kedwibahasaan. Kedwibahasaan dapat juga disebut bilingualisme. Dari istilah
secara harafiah sudah dapat dipahami apa yang dimakasud dengan bilingualism itu,
yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara
sosiolingustik secara umum, kedwibahasaan diartikan sebagai penggunaan dua bahasa
oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey
1962: 12 dan fishman 1973: 73 dalam Chaer dan Agustina 2004: 84). Menurut Lado
penguasaan terhadap kedua bahasa itu tidak perlu sama baiknya, kurang pun boleh. Ada
batasan-batasan mengenai bilingualisme yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar.
Spolsky (1998:45) mengatakan, “Bilingual is a person who has some functional ability
in a second language” (Bilingual adalah seseorang yang mempunyai beberapa
kemampuan fungsional dalam menggunakan bahasa keduanya). Weinreich dan Mackey
(Suwito, 1996:47) mengartikan kedwibahasaan sebagai praktik penggunaan dua bahasa
atu lebih secara bergantian oleh seorang penutur.
11
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedwibahasaan
adalah kemampuan penutur dalam memahami, mengerti, atau menggunakan dua bahasa
dalam pergaulan dengan orang lain secara bergantian, tentunya dalam seseorang
tersebut haus menguasai kedua bahasa tersebut, bahasa pertama (B1) dan bahasa yang
lain yang menjadi bahasa kedua (B2) hal tersebut dapat dikatakan orang yang mampu
menggunakan kedua bahasa disebut sebagai bilingual. Contohnya ketika seorang pelajar
atau mahasiswa yang memang penduduk asli Bali dan tentu fasih berbahasa Bali
berbicara dengan temannya di sekolah atau di kampus saat tidak ada jam pelajaran atau
perkulihan menggunakan bahasa Bali, tetapi saat ia berada di ruang kelas atau situasi
formal, yakni menggunakan dua bahasa sesuai konteks dan tidak mencampuradukan
kedua bahasa itu.
2.3 Kode
Kode adalah istilah netral yang dapat mengacu bahasa, dialek, sosiolek, atau
ragam bahasa (Sumarsono, 2002: 201). Menurut Wardhaugh (1986: 99), masyarakat
bilingual atau multilingual dihadapkan pada masalah untuk memilih sebuah kode (bisa
berupa dialek atau bahasa) tertentu pada saat mereka bertutur, dan mereka mungkin juga
memutuskan untuk berganti dari satu kode ke kode lain atau mencampur kode-kode
tersebut. Dengan demikian, dalam masyarakat multibahasa terdapat bermacam-macam
kode, yang antara lain berupa dialek, sosiolek, serta gaya yang 14 digunakan dalam
berkomunikasi. Dengan adanya kode-kode tersebut, penutur dalam lingkungan tutur
tersebut akan menggunakan kode sesuai dengan factor-faktor yang mempengaruhinya
dengan cara mengubah variasi penggunaan bahasanya.
Dalam kamus linguistik, pengertian alih kode adalah sebagai penggunaan variasi
bahasa lain atau bahasa lain untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain,
12
atau karena adanya partisipan lain (Kridalaksana, 1993: 9). Ken Machida (2004: 129)
menyebutkan alih kode dalam bahasa jepang disebut コード 切り替え (Koodo
Kirikae). Suwito beranggapan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode
yang satu ke kode yang lain (Dell Hymes, 1975 : 103 dalam R. Kunjana Rahardi, 2001 :
20). Jadi, apabila seorang penutur mula-mula menggunakan bahasa Indonesia, dan
kemudian beralih menggunakan bahasa Inggris, maka peristiwa peralihan pemakaian
bahasa seperti itu disebut alih kode (code switching). Suwito (1985) menyebutkan
bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain.
Karena dalam suatu kode terdapat berbagai kemungkinan varian, seperti varian rasional,
varian kelas sosial, ragam, gaya atau register, maka peristiwa alih kode dapat pula
berwujud alih varian, alih ragam, alih gaya atau alih register.
13
Campur kode merupakan salah satu model komunikasi bilingualisme yang
sering terjadi selain alih kode. Berbeda dengan alih kode, dimana pengalihan bahasa
terjadi dalam bentuk kalimat dalam sebuah ujaran atau paragraf, campur kode hanya
menyisipkan beberapa kata-kata bahasa kedua dalam sebuah kalimat. Dengan kata lain,
dalam alih kode terjadi pengalihan bahasa secara utuh dari bahasa pertama ke dalam
bahasa kedua atau sebaliknya. Sedangkan dalam campur kode hanya terjadi perubahan
bentuk leksem dan gramatikal dari dua bahasa.
Chaer dan Agustina (2010, hal.114) menjelaskan di dalam campur kode ada
sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu
hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau keotonomian sebagai
sebuah kode. Misalnya seorang penutur yang dalam berbahasa Indonesia banyak
menyelipkan serpihan-serpihan bahasa asing. Akibatnya akan muncul satu ragam
bahasa Indonesia yang bercampur bahasa asing.
Wardhaugh dan Hudson (1986: 102-103; 1996: 52-53) membagi alih kode
menjadi dua, yaitu alih kode metamorfosis dan alih kode situasional.
Alih kode metamorfosis yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik.
Alih kode jenis ini hanya terjadi jika si pembicara yang pada awalnya hanya
membicarakan urusan pekerjaan menggunakan ragam bahasa resmi dan terkesan kaku
kemudian berubah menjadi suasana yang lebih santai, ketika topik berganti.
Alih kode situasional yaitu alih kode yang terjadi berdasarkan situasi dimana
para penutur menyadari bahwa mereka berbicara dalam bahasa tertentu dalam suatu
14
situasi dan bahasa lain dalam situasi yang lain. Dalam alih kode ini terjadi perubahan
topik. Pergantian ini selalu bertepatan dengan perubahan dari suatu situasi eksternal
(misalnya berbicara dengan anggota keluarga) ke situasi eksternal lainnya (misalnya
berbicara dengan tetangga.
Selain alih kode metamorfosis dan situasional, Suwito dalam Chaer dan Leoni
Agustina (2010:114) juga membagi alih kode menjadi dua, yaitu:
Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antar bahasa dalam satu
wilayah negara (Indonesia), seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau
sebaliknya. Selain itu, alih kode intern juga terjadi antar dialek dalam satu bahasa
nasional, antar dialek dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya
yang terdapat dalam satu dialek.
Alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antara bahasa nasional/Indonesia
atau daerah (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repentoir masyarakat
tuturnya) dengan bahasa asing, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau
sebaliknya, bahasa Indonesia ke bahasa Korea atau sebaliknya, dan sebagainya.
Campur kode dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Suwito (1985: 76), campur kode
terbagi menjadi dua, yaitu campur kode kedalam (inner code-mixing) dan campur kode
ke (outer code-mixing).
15
2. Campur Kode Keluar (outer code-mixing)
Merupakan campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan
bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Contohnya Bahasa
Indonesia-bahasa Inggris-bahasa Jepang dll.
3. Campur kode campuran (hybrid code mixing)
Campur kode campuran (hybrid code mixing) ialah campur kode yang di
dalamnya (mungkin klausa atau kalimatnya) telah menyerap unsur bahasa asli
(bahasa-bahasa daerah) dan bahasa asing.
Rahardi (2001: 105-106) mengemukakan bentuk alih kode mencakup dua hal,
yakni peralihan dari kode yang berstatus tinggi ke dalam kode yang berstatus rendah
dan sebaliknya dari kode yang berstatus rendah ke dalam kode yang berstatus tinggi.
Bentuk alih kode juga dapat berupa klausa atau kalimat, frasa atau kata. Seseorang akan
memilih kode tertentu dalam berbahasa sesuai dengan konteks, situasi, dan kondisi saat
berkomunikasi.
Wujud alih kode biasanya dalam bentuk kalimat per kalimat. Di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang lengkap dan mendukung pola sebuah kalimat. Pada
praktiknya alih kode digunakan secara bergantian dari bahasa A ke bahasa B. Suwito
(1983: 69). Menurut Romaine bentuk alih kode dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
16
Alih kode intrakalimat adalah pengalihan kode dalam bentuk kata dengan
kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, frasa dengan klausa, klausa
dengan klausa, ataupun bisa sebaliknya.
3. Penggunaan Alih Kode Pada Antar kalimat (intersentential switching)
Alih kode antarkalimat (intersentential switching) merupakan alih kode yang
melibatkan pengalihan pada batas kalimat dan klausa, dimana pada setiap
kalimat atau klausa tersebut menggunakan satu bahasa yang kemudian
dilanjutkan oleh kalimat dan klausa dengan bahasa yang berbeda. Alih kode
antarkalimat ini memerlukan kefasihan yang lebih dibandingkan dengan alih
kode tag (Romaine, 1995:123).
Adapun menurut Hoffman (1991: 112) wujud alih kode ada tiga yaitu,
17
4. Campur kode yang berwujud penyisipan ungkapan atau idiom
Selain itu menurut Suwito (1983:78-80) wujud campur kode dibagi menjadi
enam, diantaranya adalah sebagai berikut :
Kata ialah satuan bebas yang paling kecil. Contoh campur kode berwujud kata
adalah “maybe dia udah gak peduli lagi sama kamu”.
Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif dan pembentuknya harus berupa morfem bebas. Contoh campur kode
berwujud sisipan frase adalah “ Nah, karena saya sudah saya kick dari rumah, ya tak
biarin”.
Baster merupakan hasil perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda dan
membentuk satu makna. Contoh campur kode berwujud sisipan bentuk baster adalah “
Banyak klap malam yang harus ditutup”.
perulangan kata adalah “Saya sih bolah-boleh saja, asal dia tidak tonya-tanya lagi”.
18
Klausa ialah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya
terdiri dari subyek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode yang dijelaskan dalam
Chaer dan Agustina (2010, hal.108-112), diantaranya:
Pendengar atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya
karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur itu. Dalam
hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang bahkan agak kurang
karena mungkin bukan bahasa ibunya. Jika si lawan tutur berlatar belakang yang tidak
sama dengan si penutur, maka yang terjadi adalah alih bahasa. Misalnya,Tyas seorang
guide, kedatangan tamu seorang turis Jepang. Turis tersebut mengajak
berbincang-bincang menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian si turis terlihat
kehabisan kata-kata untuk terus berbicara dalam bahasa Indonesia, selanjutnya Tyas
segera beralih kode untuk berbincang-bincang dalam bahasa Jepang, dan kemudian
perbincangan menjadi lancar kembali.Contoh diatas dapat dikatakan alih kode yaitu
peralihan bahasa Indonesia ke bahasa Jepang.
19
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang
sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur dan lawan tutur dapat
menyebabkan terjadinya alih kode. Misalnya Tedjo dan Susilo bercakap-cakap dalam
bahasa Jawa, kemudian masuklah Gideon yang tidak menguasai bahasa Jawa.
Maka,Tedjo dan Susilo segera beralih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia agar
mereka bertiga bisa bercakap-cakap dengan lancar, karena bahasa Indonesia itulah yang
dipahami oleh mereka bertiga. Jadi, hadirnya orang ketiga merupakan faktor yang
mempengaruhi peristiwa alih kode.
4. Perubahan Situasi
20
yang menonjol dalam campur kode ialah situasi tidak formal. Dalam situasi formal
jarang terjadi campur kode. Campur kode digunakan dalam saat tidak ada kata atau
ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu
untuk memakai kata atau ungkapan dari bermacam bahasa yang dikuasai. Di dalam
campur kode ciri-ciri ketergantungan ditandai dengan adanya hubungan timbal balik
antara peranan dan fungsi kebahasaan. Dengan demikian campur kode terjadi karena
adanya hubungan timbal balik antara penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
One Ok Rock adalah band rock Jepang yang dibentuk tahun 2005 di Tokyo.
Band ini dibentuk oleh Toru Yamashita yang ingin mendirikan band ketika masih murid
sekolah menengah atas. Band ini beranggotakan Taka (vokalis), Toru (gitaris), Ryota
(bassis), dan Tomoya (drummer). Pada awal terbentuknya, band ini memiliki dua
gitaris, yaitu Toru dan Alexander Onizawa atau Alex. Namun, formasi awal tersebut
berubah karena Alex mengundurkan diri pada tahun 2009. Nama band One Ok Rock,
berasal dari frasa bahasa Inggris one o'clock yang berarti pukul 1 tepat. Mereka dulunya
berlatih band setiap akhir pekan pukul 1.00 dini hari, sehingga 1 o'clock dijadikan nama
band mereka. Bahasa Jepang tidak mengenal perbedaan antara r dan l sehingga o'clock
disebut o'crock; oc diganti menjadi OK hingga akhirnya ok rock dipakai mereka sebagai
nama band. Selain itu, nama One Ok Rock dapat ditulis sebagai "10969"
(one-o-ku-ro(ku)-ku).
21
● Tomoya (神吉 智也 Kanki Tomoya, lahir 27 Juni 1987 di Hyogo) — drum,
perkusi
Mantan anggota ‘:
Lagu Wherever You Are ditulis oleh Takahiro Moriuchi dan termasuk ke dalam
album Niche Shyndrome, yang di rilis pada tahun 2010. Lagu ini ditujukan untuk
seseorang yang sangat berarti. Lagu ini, sangat cocok untuk mengungkapkan betapa
berartinya seseorang itu dalam hidup kita. Di manapun ia berada, dia akan selalu berarti
dalam hidup kita. Lirik lagu Wherever You Are :
[Verse 1]
[Chorus1 ] この先長いことずっと
Wherever you are I always make you どうか こんな僕とずっと
smile
死ぬまで Stay with me
Wherever you are I'm always by your
side We carry on
22
[Chorus1 ] 僕らが出逢った日は 二人にとって
Wherever you are I always make you 一番目の記念すべき日だね
smile
そして今日という日は 二人にとっ
Wherever you are I'm always by your
て
side
二番目の記念すべき日だね
Whatever you say キミを想う 気持ち
I promise you forever right now
Wherever you are I never make you cry [Chorus 2]
[Bridge ]
23
BAB III
Alih kode dan campur kode terbagi ke dalam beberapa jenis dan memiliki ciri
serta fungsi masingmasing. Sebenarnya antara alih kode dan campur kode sendiri tidak
memiliki perbedaan yang besar, bahkan bisa dikatakan keduanya hampir sama. Namun,
dalam analisis ini penulis akan membedakan alih kode dan campur kode berdasarkan
pernyataan Bokamba dan Kachru dalam Maryani bahwa alih kode merupakan
pergantian bahasa yang tidak terbatas hanya dalam satu kalimat, sedangkan campur
kode merupakan pergantian bahasa di dalam kalimat. Berikut penulis akan menjabarkan
peristiwa alih kode dan campur kode yang terjadi dalam lirik lagu One Ok Rock, yaitu
Wherever You Are.
3.1 Analisis Penggunaan Jenis Alih kode dan Campur Kode yang ditemukan
dalam lirik Wherever You Are
Analisis yang akan dilakukan pada bab ini yaitu analisis jenis-jenis alih kode,
bentuk aluh kode serta penyebab alih kode yang ada pada lagu Wherever You Are.
3.1.1 Jenis Alih kode yang ditemukan dalam lirik lagu bahasa Jepang Wherever
You Are
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori menurut Suwito dalam
Chaer (2004:114) yang dibagi menjadi dua, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern.
Hal ini disebabkan oleh dalam lirik Baby Don’t cry ini, penutur tidak berganti topik dan
tidak terjadi perubahan situasi yang dapat menyebabkan terjadinya alih kode, seperti
yang dikemukan oleh Wardaugh dan Hudson yaitu teori yang membagi alih kode
menjadi dua, yaitu alih kode metaforal dan alih kode situasional.
24
Kemudian perihal keterkaitan jenis-jenis alih kode dengan lirik lagu tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Bait 1 menggunakan bahasa Inggris sebagai awal atau pembukaan lagu karena
disini penutur ingin menegaskan keadaannya kepada seseorang. Kemudian masuk pada
baris kelima dan keenam, lirik lagu tersebut mengalami peralihan dari bahasa Inggris ke
bahasa Jepang. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peralihan tersebut,
diantaranya:
1. Karena penutur adalah orang Jepang oleh karena itu dia menggunakan bahasa Jepang
supaya lawan tutur dan juga pendengar dapat mengerti maksud yang disampaikan.
2. Bahasa Inggris digunakan di awal lagu, tetapi ketika penutur akan mengungkapkan
isi cerita pada lirik lagu tersebut, dia beralih menggunakan bahasa Jepang.
Kedua bait ini dikategorikan sebagai alih kode karena percampuran bahasa
terjadi pada bait kedua baris pertama dan kedua 愛してるよ,二人はひとつに, kemudian
beralih kode kembali ke bahasa Inggris. Sehingga ruang lingkupnya sudah membentuk
2 kalimat. Kedua bait tersebut tidak dikategorikan sebagai campur kode karena campur
kode hanya terbatas pada kalimat. Berikut adalah penjelasan terjadinya alih kode:
25
1. Alih kode yang terjadi pada baris kelima dalam kalimat 愛してるよ (aku
mencintaimu) setelah pada baris pertama sampai baris ke empat menggunakan bahasa
Jepang. Alih kode tersebut digunakan untuk mengungkapkan pada lawan bicara bahwa
ia mencintainya.
2. Dan alih kode pada baris keenam dalam kalimat 二人はひとつに (futari wa hitotsu)
bertujuan untuk menegaskan bahwa mereka akan bersama untuk melewati malam.
Seperti yang telah disebutkan oleh Rohmadi bahwa campur kode terjadi dalam
lingkup klausa, kata, idiom, dan kata ulang. Sedangkan pada kedua bait tersebut,
peralihan bahasa tidak hanya terpusat dalam satu kalimat, melainkan pada pergantian
bahasadalam kedua bait. Dapat dilihat dari analisis diatas, bahasa peralihan kode yang
terjadi antara dua bait tersebut adalah peralihan dari bahasa Inggris ke bahasa Jepang.
Peralihan bahasa seperti ini disebut dengan alih kode ekstern atau outer code-switching
sesuai dengan pembagian alih kode yang dikemukakan oleh Soewito dalam Chaer dan
Agustina (2004:114).
● Analisa 2 : [Verse 2]
I don't need a reason Aku tak butuh alasan
I just want you baby Aku hanya menginginkanmu, sayang
Alright, alright Benar, Benar
Day after day Dari hari ke hari
この先長いことずっと Perjalanan kita masih panjang
どうか こんな僕とずっと Bagaimanapun juga tetaplah selalu
死ぬまで Stay with me bersamaku
Kita hadapi
26
2. Dan alih kode pada baris kelima dalam kalimat どうか こんな僕とずっと
bertujuan untuk membujuk orang yang dimaksud agar tetap selalu bersamanya
apapun yang terjadi.
3. この先長いことずっと
どうか こんな僕とずっと
死ぬまで Stay with me
We carry on
Alih kode terjadi pada kata “stay with me”, setelah kata bahasa Jepang死ぬまで
(shinu made ni/ sampai mati). Alih kode itu dimaksudkan untuk
memberitahukan pada lawan bicara kalau tetaplah bersama selama dengan si
penutur, bahkan sampai mati.
Dilihat dari berbagai jenis alih kode, dalam lirik Four Seasons ini hanya terdapat
jenis alih kode ekstern.Hal ini dikarenakan banyak bahasa asing yaitu bahasa Inggris
yang terdapat dalam bahasa Jepang yang bercampur sehingga menimbulkan peralihan
bahasa.
Sedangkan untuk jenis alih kode lain, seperti alih kode intern, alih kode
metaforal, dan alih kode situasional tidak terdapat dalam lirik lagu Wherever You Are
ini, dengan alasan:
1. Dalam lagu Wherever You Are tidak ditemukan jenis alih kode intern. Hal ini
disebabkan karena bahasa Inggris maupun bahasa Jepang dalam lagu tersebut
seluruhnya merupakan bentuk bahasa harian. Untuk bahasa Jepangnya sendiri, penyanyi
menggunakan 男性語 (danseigo) atau bahasa Jepang untuk laki-laki dikarenakan
penyanyi adalah laki-laki. Sedangkan bahasa Inggris yang digunakan adalah bahasa
Inggris non baku.
2. Dalam lirik lagu Wherever You Are ini tidak terdapat alih kode metaforal karena
dalam lirik tersebut tidak terjadi perubahan topik pembicaraan.
27
3. Begitu juga alih kode situasional tidak terdapat dalam lirik lagu Wherever You Are
ini. Karena tidak terdapat percakapan dalam lirik ini, dari awal penutur bertindak
sebagai orang pertama yang mengalami peristiwa tersebut
2.1.2 Jenis Campur kode yang ditemukan dalam lirik lagu bahasa Jepang
Wherever You Are
Selain alih kode yang telah dijelaskan diatas, dalam penelitian ini juga akan
membahas campur kode dalam lirik lagu Wherever You Are. Jenis campur kode dibagi
menjadi dua yaitu, campur kode ke dalam (inner code-mixing) dan campur kode ke luar
(outer code-mixing).Berikut temuan dan pembahasan campur kode yang ditemukan
dalam lagu Wherever You Are yang dinyanyikan oleh band One Ok Rock.
Campur kode yang terdapat dalam lirik lagu Wherever You Are adalah campur kode
ke luar (outer code-mixing). Karena kosakata yang terdapat dalam lagu itu tersusun atas
2 bahasa yang tidak berasal dari 1 tempat yang sama alias berbeda daerah. Yang 1
merupakan bahasa Jepang, yang merupakan bahasa nasional dari si penyanyi, san 1 lagi
merupakan bahasa asing yaitu bahasa Inggris
Dalam lirik lagu Wherever You Are, tidak terdapat inner code mixing (campur kode
kedalam) karena bahasa yang digunakan adalah bahasa asing, yaitu bahasa Inggris.
Namun, jika bahasa yang dipakai adalah bahasa daerah yang berasal dari Jepanhg
misalnya Kansai, maka itu termasuk kedalam inner code mixing.
28
● Analisa 2 : [Chorus1 ]
Wherever you are I always make you Dimanapun engkau, aku selalu
smile membuatmu tersenyum
Wherever you are I'm always by your Dimanapun engkau, aku selalu di
side sisimu
Whatever you say キミを想う 気持ち Apapun yang kau katakan, perasaan itu
aku rasa untukmu
3.2 Analisis Bentuk Alih Kode dan Campur Kode Yang Ditemukan Dalam Lagu
Wherever You Are
3.2.1 Analisis Bentuk Alih Kode Yang Ditemukan Dalam Lagu Wherever
You Are
⮚ Tag Switching
Tag switching ialah penyisipan kata dalam ucapan yang utuh tanpa merusak struktur
kalimat. Contoh data yang telah ditemukan penulis dalam lima album yang telah diteliti,
dimana mengandung unsur alih kode tag switching di dalamnya yaitu:
Tonight dalam penggalan lirik lagu ini merupakan alih kode tag switching, dimana
29
3.2.2 Analisis Bentuk Campur Kode Yang Ditemukan Dalam Lagu
Wherever You Are
Lirik di atas terdapat sebuah kalimat bahasa Jepang yang disisipi dengan kalimat
bahasa Inggris. Sisipan tersebut merupakan peristiwa campur kode. Pada bait ini bentuk
campur kode berupa klausa, yang terdapat pada baris ketiga yaitu kalimat ‘whatever you
say’ yang memiliki arti apapun yang kamu katakan. Bait lagu ini bercerita tentang janji
penutur kepada kekasihnya, yaitu meski apapun yang dikatakan kekasihnya kepada
penutur, perasaan penutur akan tetap sama selalu untuk kekasihnya karena dimanapun
kekasihnya berada penutur selalu ingin membuat kekasihnya bahagia dan ingin selalu
ada untuk kekasihnya. Di dalam lirik ini latar belakang penggunaan campur kode
berupa kebahasaan karena adanya identifikasi peranan yaitu penutur yang berasal dari
Jepang
30
⮚ Campur kode idiom
Kita hadapi
We carry on
Pada lirik lagu diatas, ada campur kode berwujud idiom, yaitu 死ぬまで yang artinya
sampai mati. Jika di terjemahkan, kata sampai mati artinya sampai seumur hidup.
Dalam bait ini, 死ぬまで digunakan ebagai bentuk penegasan dari baris sebelumnya,
yaitu 「この先長いことずっとどうか こんな僕とずっと」dan baris setelahhnya
yaitu Stay with me untuk menunjukkan bahwa si penyanyi benar-benar mencintainya
dan ingin bersama dengan orang dimaksud sampai dengan seumur hidup
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam lagu Wherever You Are tersebut banyak muncul istilah bahasa Inggris
dikarenakan lagu tersebut mengalami peristiwa alih kode dan campur kode. Pada
dasarnya semua lagu bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk juga lagu Wherever
You Are tersebut. Dari masalah yang dibahas dan berdasarkan hasil analisis yang telah
diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai alih
kode dan campur kode dalam lirik lagu Wherever You Are yang dibawakan oleh band
One Ok Rock sebagai berikut:
1. Hanya terdapat satu jenis alih kode dalam lirik lagu Wherever You Are tersebut yaitu,
alih kode ekstern.
2. Alih kode dalam lirik lagu Wherever You Are dapat terjadi apabila:
c. Keinginan penutur untuk menyelaraskan lirik dan melodi dalam lagu tersebut.
3. Campur kode yang terdapat dalam lirik lagu Wherever You Are adalah campur kode
ke luar (outer code-mixing)
4. Penggunaan campur kode dalam lirik lagu Wherever You Are adalah untuk
menyelaraskan antara lirik dan nada, untuk memberi penegasan makna dari lagu
tersebut, selain itu alasan pribadi penutur untuk mencampurkan kode pada lirik lagu
tersebut.
5. Lirik lagu Wherever You Are terdapat sebuah kalimat bahasa Jepang yang disisipi
dengan kalimat bahasa Inggris. Sisipan tersebut merupakan peristiwa campur kode.
32
Pada bait ini bentuk campur kode berupa klausa, yang terdapat pada baris ketiga yaitu
kalimat ‘whatever you say’ yang memiliki arti apapun yang kamu katakana.
6. Pada lirik lagu Wherever You Are, ada campur kode berwujud idiom, yaitu 死ぬまで
yang artinya sampai mati. Jika di terjemahkan, kata sampai mati artinya sampai seumur
hidup.
4.2 Saran
Makalah penelitian yang disusun oleh penulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis memberi saran kepada mahasiswa lain untuk melakukan
penelitian lebih lanjut yang memiliki sumber data lebih luas, misalnya tentang alih kode
dan campur kode dalam novel, film, ataupun dalam percakapan sehari-hari agar hasil
yang diteliti lebih variatif. Penelitian selanjutnya yang memiliki hubungan erat dengan
judul skripsi ini juga akan sangat membantu. Besar harapan penulis agar penelitian ini
dapat dijadikan inspirasi bagi mahasiswa lain untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
33
DARTAR PUSTAKA
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/12/alih-kode-dan-campur-kode/
https://repository.usd.ac.id/33141/2/141224008_full.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100551/1/051204362.pdf
http://eprints.dinus.ac.id/23781/1/Jurnal_LITE_2015.pdf
https://www.onesearch.id/Record/IOS7445.171?widget=1
http://repository.unsoed.ac.id/7451/
http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/171
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100551/1/051204362.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/One_Ok_Rock
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/sphota/article/view/1447
Hymes, D. (1972). “On Communicative Competence” dalam J.B. Pride & J.Holmes
(Eds), Sociolinguistics. Harmondsworth: Penguin.
Kunjana, Rahardi. 2001. Sosiolinguistik; Kode dan Alih Kode. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset Malang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya/
34
Rahardi, K. 2010. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian
Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa ( Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta : Duta Wacana University
Press.
Sumarsono, dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda dan Pustaka
Pelajar.
Susilo, Wardoyo. 2008. Campur Kode dalam Teks Lagu Jepang pada Album First Love
oleh Utada Hikaru. dalam http://unesaprodijepang.word campurkode dalam teks
lagu jepang pada album first love oleh utada hikarupress.com/2008/11/
28/abstrak-linguistik-4/
35