Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TENTANG PERAN WAWASAN NUSANTARA DALAM

MENGATASI PERMASALAH ANTAR BUDAYA DI INDONESIA


1
Igus Setiawan
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/PPKn, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia.
igussetiawan26@gmail.com,

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Konflik antar budaya di Indonesia masih menjadi permasalahan yang berkepanjangan
hingga saat ini. Indonesia sebagai negara kepulauan membawa serta beragam ras, suku, dan budaya
Diterima : yang mendukung gagasan kebudayaan nasional. Kita tidak bisa menghindari bahaya konflik antara
Direvisi : budaya. Pada dasarnya hubungan antara geopolitik Indonesia, visi pulau dan budaya lokal sangat
Disetujui : erat, namun masyarakat Indonesia belum menyadarinya.(1) Tujuan Penelitian dari penyusunan
Online : artikel ini,yaitu untuk mengetahui peran wawasan nusantara dalam mengatasi permasalahan antar
Kata Kunci: budaya di Indonesia.Dan untuk mengetahui latar belakang terjadinya konflik antar budaya di
1
Geopolitik Indonesia Indonesia.(2) Metode Penelitian,dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi literatur dimana
2
Wawasan Nusantara peneliti mengambil sumber referensi yang mendukung penelitian ini. Teknik pengambilan data
3
Konflik penelitian ini akan dilakukan dalam dua Langkah. Langkah pertama yaitu melakukan studi literatur
4
Kebudayaan Nasional pada buku, jurnal, dan artikel yang berhubungan dengan Geopolitik Indonesia, Wawasan
Nusantara, Kebudayaan Nasional, dan Konflik Budaya. Langkah kedua yaitu dilakukan analisis
data sekunder yang diperoleh.(3) Hasil Penelitian,Konflik antarbudaya yang terjadi di Indonesia
disebabkan oleh banyak hal seperti seringnya terjadi perubahan, namun jika dicermati penyebab
Keywords: utama terjadinya konflik budaya ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat sebagai bagian dari
1
Indonesian Geopolitics kelompok warga negara Indonesia yang memahami konsep tersebut. dan menjaga keutuhan negara
2Archipelago Insights Indonesia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa negara dalam praktek kehidupannya tidak
3
Conflict dapat dipisahkan dari pengaruh lingkungannya, yang dilandasi oleh hubungan antara filsafat,
4
National Cultureeyword pemikiran, hasrat dan hasrat. opini nasional yang dia hadapi. dan kondisi sosial, budaya dan
budaya, kondisi alam. dan pengalaman regional dan sejarah.

Abstract: Intercultural conflict in Indonesia is still a long-standing problem to this day. Indonesia
as an archipelagic country brings with it a variety of races, ethnicities and cultures that support the
idea of national culture. We cannot avoid the danger of conflict between cultures. Basically, the
relationship between Indonesian geopolitics, island vision and local culture is very close, but the
Indonesian people are not yet aware of it. (1) The research objective of preparing this journal is to
find out the role of archipelagic insight in overcoming intercultural problems in Indonesia. And to
find out the background the occurrence of intercultural conflict in Indonesia. (2) Research Method,
in this research the researcher used a literature study where the researcher took reference sources
that support this research. This research data collection technique will be carried out in two steps.
The first step is to conduct literature studies on books, journals and articles related to Indonesian
Geopolitics, Archipelago Insights, National Culture and Cultural Conflict. The second step is to
analyze the secondary data obtained. (3) Research Results, Intercultural conflicts that occur in
Indonesia are caused by many things, such as frequent changes, but if we look closely, the main
cause of this cultural conflict is the low awareness of society as part of a group of citizens.
Indonesia understands this concept. and maintain the integrity of the Indonesian state. From the
research results, it can be concluded that the state in its practice of life cannot be separated from
the influence of its environment, which is based on the relationship between philosophy, thought,
desire and desire. national opinion he faced. and social, cultural and cultural conditions, natural
conditions. and regional and historical experiences.

——————————  ——————————

1
A. LATAR BELAKANG Berdasarkan uraian metode penelitian
Indonesia menganut paham negara kepulauan diatas,peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam
berdasarkan Archipelago Concept yaitu laut sebagai penelitian studi literatur pada buku,jurnal,dan
penghubung daratan sehingga wilayah negara artikel dapat mempermudah peneliti dalam
menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air mengumpukan data dan mengelolah data,sehingga
dan ini disebut negara kepulauan. Ditinjau dari dalam mengalisis data peneliti dapat
fenomena geografi Indonesia maka hal tersebut membandingkan hasil dari jurnal dan buku apakah
mengakibatkan kondisi masyarakat dengan multi sesuai dengan bahan yang di bahas (teliti).
budaya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
keanekaragaman (pendapat, kepercayaan,
1. Geopolitik Indonesia
hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata
bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna
geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi
memelihara keutuhan negaranya. Upaya pemerintah
wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis
dan rakyat menyelenggarakan kehidupannya,
yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
memerlukan suatu konsepsi berupa Wawasan
sendiri atau negara; dan teia yang berarti urusan
Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin
(politik) bermakna kepentingan umum warga
kelangsungan hidup,keutuhan wilayah serta jati diri.
negara suatu bangsa.
Sebagai sebuah negara dengan multi budaya,
Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai
maka Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
terjadi konflik antar budaya dalam masyarakat.
kebijakannya dikaitkan dengan masalah- masalah
Konflik yang terjadi dalam kehidupan Bangsa
geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Indonesia sebagaimana yang terlihat pada waktu
Istilah geopolitik semula oleh pencetusnya,
belakangan ini di sejumlah daerah dapat
Frederich Ratzel (1944-1904), diartikan sebagai
digolongkan sebagai konflik yang mempunyai
ilmu bumi politik (Political Geography),Istilah
potensi mengancam dan membahayakan keutuhan
geopolitik dikembangkan dan diperluas lebih lanjut
hidup berbangsa dan bernegara. Konflik antar
oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl
daerah, suku, agama, serta kelompok yang sekarang
Haushofer(1869-1946) menjadi Geographical Politic.
sering terjadi hanya akan memecah belah semangat
Perbedaan kedua artian tersebut terletak pada fokus
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (Annisa &
perhatiannya. Ilmu Bumi Politik (Political
Najicha, 2021, hal. 41).
Geography) mempelajari fenomena geografi dari
B. METODE PENELITIAN aspek politik, sedangkan geopolitik (Geographical
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini Politic) mempelajari fenomena politik dari aspek
adalah studi literatur terkait Geopolitik Indonesia, geografi (Rahayu,2017:128).
Wawasan Nusantara, Kebudayaan Nasional, dan Menurut Frederich Ratzel (1844–1904)
Konflik Budaya. Dalam penelitian ini peneliti dalam Rahayu (2017:128) berpendapat bahwa
menggunakan studi literatur dimana peneliti negara itu seperti organisme yang hidup. Negera
mengambil sumber referensi yang mendukung identik dengan ruangan yang ditempati oleh
penelitian ini. Teknik pengambilan data penelitian sekelompok masyarakat (bangsa) pertumbuhan
ini akan dilakukan dalam dua Langkah. Langkah negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang
pertama yaitu melakukan studi literatur pada buku, memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup
jurnal, dan artikel yang berhubungan dengan agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin luas
Geopolitik Indonesia, Wawasan Nusantara, ruang hidup maka negara akan semakin bertahan,
Kebudayaan Nasional, dan Konflik Budaya. Langkah kuat, dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin
kedua yaitu dilakukan analisis data sekunder yang tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi
diperoleh.Terhadap data-data tersebut akan (perluasan wilayah sebagai ruang hidup).
dikompilasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga Rudolf Kjellen (1964–1922) dalam Rahayu
diperoleh kesimpulan mengenai studi (2017:128) melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori
literatur(Annisa & Najicha, 2021, hal. 41). organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan
negara seperti organisme, maka ia menyatakan
dengan tegas bahwa negara adalah suatu organisme, Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya
bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan sistem pikir, sadar akan keberadaannya yang serba
politik yang menyeluruh yang meliputi bidang terhubung dengan sesama,lingkungan, alam
semesta dan dengan Penciptanya. Kesadaran ini
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial
menumbuhkan cipta, karsa dan karya untuk
politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
yang hidup dan intelektual harus mampu hidupnya dari generasi ke generasi. Adanya
mempertahankan dan mengembangkan dirinya kesadaran yang dipengaruhi oleh lingkungannya,
dengan melakukan ekspansi. Paham ekspansionisme manusia Indonesia memiliki motivasi demi
dikembangkan. Batas negara bersifat sementara terciptanya suasana damai dan tentram menuju
karena bisa diperluas. Strategi yang dilakukan kebahagiaan serta demi terselenggaranya
keteraturan dalam membina hubungan antar
adalah membangun kekuatan darat yang dilanjutkan
sesamanya. Dengan demikian nilai-nilai
kekuatan laut. Pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan
Berbeda dengan teori yang dismpaikan oleh berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran
ilmuwan duania, Indonesia memiliki prinsip bangsa Indonesia, termasuk didalam menggali
geolpolitik tersendiri. Prinsip geopolitik Indonesia dan mengembangkan Wawasan Nasional.
menandakan bahwa dalam hal wilayah, bangsa Wawasan Nasional merupakan pancaran dari
Indonesia tidak ada semangat untuk mempeluas Pancasila oleh karena itu menghendaki
terciptanya persatuan dan kesatuan dengan
wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Secara
tidak menghilangkan ciri, sifa dan karakter dari
historis, kesepakatan para pendiri negara Republik kebhinekaan unsur- unsur pembentuk bangsa
Indonesia adalah wilayah Indonesia merdeka (suku bangsa, etnis dan golongan).
hanyalah wilayah bekas jajahan Belanda atau Hindia b. Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan.
Belanda. Dalam kehidupan bernegara, geografi
Ir. Soekarno dalam pidatonya menyebutkan merupakan suatu fenomena yang mutlak
bahwa syarat bangsa menurut Renan Ernest adalah diperhatikan dan diperhitungkan baik fungsi
maupun pengaruhnya terhadap sikap dan tata
“Le desir d’etre ensemble dan Character-
laku negara. Wilayah Indonesia pada saat
gemeinschaft” yaitu suatu gerombolan manusia yang merdeka masih berdasarkan peraturan tentang
mau bersatu, yang merasa dirinya bersatu. Dengan wilayah teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu
kata lain sayarat bangsa adalah kehendak untuk “Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Bersatu. Upaya membangun kesadaran untuk Ordonantie 1939” (TZMKO 1939), dimana lebar
bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah laut wilayah/teritorial Indonesia adalah 3 mil
dengan konsepsi Wawasan Nusantara (Annisa & diukur dari garis air rendah masing-masing
pulau Indonesia.
Najicha, 2021).
c. Pemikiran berdasarkan aspek sosial Budaya.
Budaya/kebudayaan secara etimologis adalah
2. Wawasan Nusantara segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan
budi manusia. Kebudayaan diungkapkan sebagai
Bangsa Indonesia memiliki pandangan sendiri cita, rasa dan karsa (budi, perasaan, dan
mengenai wilayah yang dikaitkan dengan kehendak). Sosial budaya adalah faktor dinamik
politik/kekuasaan. Wawasan Nusantara dapat masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan
dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik dari pola tingkah laku lahir batin yang
bangsa Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara memungkinkan hubungan sosial antara angogta-
dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan anggotanya.
geopolitik bangsa indonesia. d. Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan.
Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita
nasional mengembangkan dari kondisi nyata. pada umumnya tumbuh dan berkembang akibat
Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman latar belakang sejarah. Kerajaan Sriwijaya dan
kekuasan dari bangsa Indonesia yang terdiri dari Majapahit landasannya adalah mewujudkan
latar belakang sosial budaya dan kesejarahan kesatuan wilayah, meskipun belum timbul rasa
Indonesia. Untuk itu pembahasan latar belakang kebangsaan namun sudah timbul semangat
filosofi sebagai dasar pemikiran dan pembinaan bernegara. Kaidah-kaidah negara modern belum
nasional Indonesia ditinjau dari : ada seperti rumusan falsafah negara, konsepsi
a. Pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila. cara pandang dsb. Yang ada berupa sloganslogan
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan seperti yang ditulis oleh Mpu Tantular yaitu
Bhineka Tunggal Ika.Penjajahan disamping mencakup nilai-nilai yang dipahami, dianut, dan
menimbulkan penderitaan juga menumbuhkan dijadikan sebagai prinsip bersama oleh
semangat untuk merdeka yang merupakan awal masyarakat Indonesia. Nilai-nilai tersebut dinilai
semangat kebangsaan yang diwadahi Boedi luhur dan menjadi acuan kemajuan Indonesia.
Oetomo (1908) dan Sumpah Pemuda (1928) Diantaranya ketakwaan, keimanan, kebenaran,
Wawasan Nasional Indonesia diwarnai oleh ketertiban, kesetiaan, keharmonisan, disiplin,
pengalaman sejarah yang menginginkan tidak harga diri, toleransi, keramahtamahan, ikhtiar,
terulangnya lagi perpecahan dalam lingkungan daya saing, kebersamaan, dan kreativitas. Nilai-
bangsa yang akan melemahkan perjuangan nilai tersebut tertanam kuat dalam jalinan budaya
dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan etnis Indonesia dan dianggap sebagai lambang
cita-cita dan tujuan nasional sebagai hasil budaya daerah, mewakili ciri khas bangsa
kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia Indonesia (Noorzeha dkk, 2021).
setara dengan bangsa lain (Sugardo, 2021, hal.
2–3). MPR-RI melalui amandemen kedua UUD 1945,
Salah satu kepentingan nasional Indonesia telah mengamanatkan dalam Pasal 18B ayat (2)
adalah bagaimana menjadikan bangsa dan wilayah bahwa: “Negara mengakui dan menghormati
ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita beserta hakhak tradisionalnya sepanjang masih
nasional, tujuan nasional maupun visi nasional. hidup dan sesuai dengan perkembangan
Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang undang”. Berdasarkan peraturan tersebut dapat
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. kita ketahui bahwa undang-undang mengakui
Adapun tujuan nasional Indonesia sebagaimana perbedaan sukubangsa yang besar di antara
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, penduduk Indonesia dan menjamin persamaan
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa status bagi semua sukubangsa yang ada tanpa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. melihat besarnya penduduk masing-masing suku
Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR bangsa. Semua suku bangsa memiliki hak yang
No.VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa sama untuk mengembangkann kebudayaan dan
Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia bahasa mereka masing- masing, membentuk
yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, pusat-pusat kebudayaan mereka sendiri,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih museum, dan lain-lain, namun bahasa yang
dalam penyelenggaraan negara (Mahmudah dkk, digunakan dalam pendidikan resmi adalah bahasa
(2023). Indonesia(Dewi Ratih & Ulfatun Najicha, 2021).

3. Kebudayaan Nasional 4. Konflik Budaya

Konsep bangsa terletak pada titik tengah antara Teori konflik melihat pertikaian dan konflik
konsep negara dan masyarakat. Hal ini dibangun dalam sebuah sistem sosial. Masyarakat tidak
berdasarkan rasa identitas komunal bersama, akan selamanya berada dalam keteraturan dan
yang berakar pada tradisi sejarah yang relatif akan selalu ada dominasi, koersi, dan kekuasaan
sama dan unsur-unsur fundamental budaya. dalam masyarakat. Otoritas yang berbeda-beda
Identitas komunal ini semakin diperkuat dengan menghasilkan superordinasi dan subordinasi.
adanya pengakuan dan persetujuan bersama oleh Perbedaan antara superordinasi dan subordinasi
penduduk suatu unit geografis tertentu. dapat menimbulkan konflik karena adanya
perbedaan kepentingan.
Faktor budaya memegang peranan penting
dalam menentukan suatu bangsa, karena Masyarakat Indonesia terpaksa tinggal di
mencerminkan tingkat peradaban yang dicapai lokasi yang berbeda karena kondisi geografis
oleh bangsa tersebut. Kebudayaan dapat dipahami negara tersebut. Akibatnya, mereka membentuk
sebagai suatu sistem gagasan yang diperoleh kelompok sosial yang didasarkan pada
suatu masyarakat melalui proses pembelajaran. lingkungan geografis bersama dan hubungan
Ini berfungsi sebagai kerangka panduan untuk saling bergantung yang kuat. Kelompok sosial ini
perilaku sosial dalam masyarakat tersebut. menunjukkan ciri-ciri berbeda yang muncul dari
proses berpikir, perilaku, dan interaksi unik
Konsep kebudayaan Indonesia khususnya telah mereka dengan kelompok lain. Hal ini mengarah
ditetapkan oleh para pendahulu kita. Hal ini pada berkembangnya identitas kolektif yang
dijunjung dan dilestarikan dalam setiap 4) Aspirasi kaum elit. Adanya ambisi dari elit
kelompok sosial, yang pada akhirnya melahirkan kelompok etnik tertentu untuk mendapatkan
budaya yang berbeda. Setiap konflik yang timbul dan mempertahanakan kekuasaan dengan
antar kelompok sosial tersebut karena perbedaan menggunakan isu- isu ketakukan, kebencian, dan
budaya disebut dengan bentrokan ambisi kelompok etnik (Sumartono, 2019).
budaya(Sumartono, 2019 ).
5. Peran Wawasan Nusantara
Beberapa faktor yang memungkinkan konflik
etnis muncul ke permukaan menjadi konflik 1. Identitas Nasional : Wawasan Nusantara
terbuka adalah : mendorong kesadaran akan identitas nasional
yang kuat dan merangkul keanekaragaman
a. Perubahan konstelasi politik pada masa budaya, bahasa, agama, dan suku di Indonesia.
reformasi dan iklim kebebasan yang dijunjung Dalam konteks konflik nasional, penghargaan
tinggi menjadi peluang untuk mengungkapkan terhadap keberagaman ini dapat membantu
keresahan beberapa kelompok etnik. mengatasi konflik identitas yang sering kali
menjadi sumber ketegangan. Dengan
b. Tidak meratanya pembangunan diberbagai menghargai perbedaan dan menerima
wilayah di Indonesia, disadari atau tidak keberagaman masyarakat Indonesia, Wawasan
terpolarisasi berdasarkan kelompok etnik. Nusantara dapat membantu membangun
landasan yang kuat untuk rekonsiliasi dan
c. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam masyarakat harmoni.
Indonesia, identitas etnik menjadi faktor penting
dalam kehidupan masyarakat, terutama 2. Membangun Persatuan dan Kesatuan: Konsep
perdesaan. (Harapah, 2018 ). Wawasan Nusantara menekankan pentingnya
persatuan dan kesatuan dalam menghadapi
Penyebab konflik antar etnis dengan beberapa tantangan bersama. Hal ini membantu dalam
kasus konflik etnis yang pernah terjadi dan mengatasi konflik sektarian, suku, dan regional
pemikiran yang berkembang dalam masyarakat yang dapat mengancam persatuan bangsa.
adalah : Wawasan Nusantara mengajarkan nilai-nilai
solidaritas, toleransi, dan saling menghormati
1) Dilema keamanan kelompok etnik. Segala usaha sebagai landasan dalam membangun hubungan
untuk meningkatkan keamanan yang dilakukan harmonis antara berbagai kelompok masyarakat.
suatu kelompok sehingga menimbulkan reaksi Dengan memperkuat rasa nasionalisme dan
balik dari kelompok lain dan apada akhirnya semangat kebangsaan, Wawasan Nusantara
membuat kelompok tersebut merasa kurang membantu mengatasi konflik yang ditimbulkan
aman. Teori menjelaskan adanya otoritas perang oleh perbedaan.
yang dapat terjadi jika suatu kelompok memiliki
rasa tidak percaya pada kelompok etnis lain dan 3. Pemanfaatan Sumber Daya: Wawasan Nusantara
rasa tidak percaya ini berkembang menjadi mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
mobilisasi kekuatan yang menegaskan ekonomi secara adil dan berkelanjutan. Dengan
kecurigaan antar kelompok yang juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
menunjukkan maksud agresif, kondisi semua daerah di Indonesia, konflik ekonomi
pemerintahan yang lemah, pemerintah pusat yang mungkin timbul akibat ketidakadilan dalam
menjadi bagian dari konflik,situasi perubahan pemanfaatan sumber daya dapat diminimalisir.
yang mendadak. Prinsip ini juga mendorong pembangunan yang
merata di seluruh wilayah nusantara, sehingga
2) Perlindungan status. Kelompok berperang mengurangi ketimpangan ekonomi yang bisa
memepertahankan status sehingga mucul menjadi pemicu konflik.
ketakutan bahwa nilai-nilai dan cara hidup serta
institusi kelompok etnis tertentu bisa menjadi 4. Mendorong Diplomasi dan Kerjasama: Wawasan
sub-ordinat kelompok etnis lain. Nusantara mendorong pendekatan diplomasi
dan kerjasama dalam menyelesaikan konflik.
3) Ambisi hegemoni. Suatu kelompok yang Konsep ini menekankan pentingnya budaya
berkuasa tidak cukup puas dengan bertahannya dialog, mediasi, dan diplomasi sebagai upaya
nilai-nilai budaya dan institusi mereka, tetapi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dan
ingin menjadi kelompok dominan yang konflik kepentingan. Kerjasama antarwilayah
menuntut perlakuan tertentu dari pemerintah. dan antarlembaga juga dipromosikan untuk
mencapai kepentingan bersama dan mengatasi Falsafah pancasila, (2) Aspek kewilayahan, (3) Aspek
konflik secara efektif. sosial budaya, dan (4) Aspek kesejarahan.

5. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: Apabila ditinjau dari aspek sosial budaya,maka
Wawasan Nusantara juga memiliki peranan Indonesia merupakan negara dengan multi budaya,
dalam meningkatkan kesadaran dan Pendidikan hal ini disebabkan oleh faktor geografis dan sejarah,
mengenai nilai-nilai persatuan, kebhinekaan, dan namun keanekaragaman budaya tersebut menjadi
keragaman. Dengan memperkuat pendidikan bagian dari satu kesatuan budaya, yaitu kebudayaan
yang inklusif, mengajarkan sejarah dan budaya nasional yang mengacu pada nilai-nilai luhur budaya
Indonesia, serta menanamkan nilai toleransi, Indonesia dalam rumusan Pancasila. Pancasila
Wawasan Nusantara membantu menciptakan menjadi tolak ukur utama dalam pelaksanaan
generasi yang lebih memahami pentingnya Kebudayaan Nasional, sehingga dalam mewujudkan
kehidupan yang aman dan damai persatuan keanekaragaman budaya yang ada di
(Armawi,2020). Indonesia distakuan melalui prinsip Bhineka
Tunggal Ika (Siska,2017).
Konsep geopolitik Indonesia yang dicetuskan
oleh Ir. Sukarno, berbeda dengan konsep politik Sesuai dengan sifatnya, kebudayaan merupakan
dunia yang dikemukakan berbagai ahli. Para pendiri warisan yang bersifat memaksa bagi masyarakat
Republik Indonesia sepakat bahwa wilayah yang bersangkutan. Artinya setiap generasi yang
kemerdekaan Indonesia hanya meliputi wilayah lahir dari suatu masyarakat akan mewarisi norma-
bekas jajahan Belanda atau Hindia Belanda. norma budaya dari generasi sebelumnya. Warisan
Akibatnya, Indonesia tidak mempunyai keinginan budaya diterima secara emosional dan bersifat
untuk memperluas wilayahnya. Ilmu geopolitik mengikat ke dalam (Cohesiveness) sehingga menjadi
berfokus pada mempelajari fenomena geografis dari sangat sensitif. Berdasar ciri dan sifat kebudayaan
perspektif politik. Indonesia sebagai negara serta kondisi dan konstelasi geografi, masyarakat
kepulauan memiliki kondisi geografis yang kompleks Indonesia sangat heterogen dan unik sehingga
dengan jumlah penduduk yang tersebar di berbagai mengandung potensi konflik yang sangat besar,
pulau yang dipisahkan oleh perairan Indonesia. terlebih kesadaran nasional masyarakat yang
Dalam ilmu politik, suatu bangsa memerlukan relative rendah sejalan dengan terbatasnya
sekelompok orang yang kohesif, mau bersatu dan masyarakat terdidik. Besarnya potensi konflik antar
merasakan rasa persatuan. Oleh karena itu, golongan di masyarakat yang setiap saat akan
Indonesia membutuhkan faktor pemersatu untuk membuka peluang terjadinya disintegrasi bangsa.
memupuk persatuan antar masyarakatnya demi Oleh karena itu, dalam menghadapi konflik budaya
kelangsungan hidup bangsa (Sarina,2017). kita membutuhkan kesamaan persepsi atau
Ilmu geopolitik mempelajari fenomena geografi kesatuan cara pandang diantara segenap masyarakat
dari aspek politik. Indonesia memiliki kondisi tentang eksistensi budaya yang sangat beragam,
geografis yang sangat kompleks, yaitu berupa negara namun memiliki semangat untuk membina
kepulauan. Sehingga penduduknya tersebar di kehidupan bersama secara harmonis (Binawan &
berbagai titik mendiami pulau-pulau yang Najicha, 2023, hal. 182–183).
dipisahkan oleh perairan Indonesia. Ilmu geopolitik
mempelajari fenomena geografi tersebut dari sudut D. SIMPULAN DAN SARAN
pandang politik. Di dalam ilmu politik, syarat sebuah Wawasan Nusantara tidak hanya sebuah konsep
bangsa adalah segerombolan manusia yang mau
tentang cara pandang terhadap bangsanya sendiri,
bersatu, yang merasa dirinya bersatu.Maka
Indonesia membutuhkan suatu perekat untuk namun juga menyadarkan rakyat bahwa
mewujudkan persatuan di antara masyarakatnya keanekaaragaman budaya di antara masyarakat
demi kelangsungan hidup bangsa. Indonesia berada di dalam satu kebudayaan yang
Perekat tersebut diwujudkan dalam bentuk mengikat di dalam sebuah negara yang memiliki
konsep cara pandang bangsa terhadap rakyat, arah yang sama yaitu mewujudkan persatuan dan
bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik
cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam UUD
Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di
atasnya sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial, 1945. Secara geografis menyebabkan penduduk
budaya, dan pertahanan keamanan. Hal itu tertuang Indonesia terpisah dan berkembang menyesuaikan
dalam konsep Wawasan Nusantara. Pembentukan lingkungannya membentuk sebuah kelompok sosial
konsep Wawasan Nusantara dilatarbelakangi oleh yang memiliki ciri khas masing-masing, namun hal
pemikiran berdasarkan empat aspek, yaitu: (1) itu bukan berarti suatu kelompok sosial yang
memiliki kebudayaan tadi bertujuan untuk bersaing
dan menguasai budaya lain sehingga menimbulkan (2021). Pendidikan Kewarganegaraan: Nasionalitas,
konflik antar budaya. Rendahnya pemahaman dasar Demokrasi, Integrasi Kebangsaan. Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
sebagai warga negara Indonesia menyebabkan Siska, Y. (2017). Geografi Sejarah Indonesia. Garudhawaca.
etnosentrisme yang dapat mengancam integrasi
bangsa. Oleh karena itu perlu untuk kita kembali JURNAL
mempelajari Wawasan Nusantara.
Annisa, H., & Najicha, F. U. (2021). Jurnal Global Citizen
E. SARAN Wawasan Nusantara Dalam Memcahkan Konflik
Perlu adanya pendidikan moral,pengembangan Kebudayaan Nasional. Jurnal Global Citizen: Jurnal
Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 2, 40–
wawasan, ketrampilan serta penanaman rasa 48.
nasionalisme pada generasi muda, karena merekalah http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/
tulang punggung negara di masa yang akan datang. view/....http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
Salah satunya melalui penanaman nilai-nilai glbctz/article/view/.
Binawan, R., & Najicha, F. U. (2023). Peranan Wawasan
kepribadian bangsa Indonesia yang tercermin dalam Nusantara Sebagai UpayaDalam Mengatasi Konflik
Pancasila dan semboyan bangsa kita “Bhineka Nasional. AZZAHRA: Scientific Journal of Social
Tunggal Eka” kepada meeka sehingga mereka kelak Humanities, 1(3), 175–185.
https://journal.csspublishing/index.php/azzahra
ketika mereka menjadi pemimpin, bukan hanya
Dewi Ratih, L., & Ulfatun Najicha, F. (2021). Wawasan
sebagai Ulil Amri atau Umara tetapi juga bersifat Nusantara Sebagai Upaya Membangun Rasa Dan
Khadimul Ummah (pelayan umat) dalam segala Sikap Nasionalisme Warga Negara : Sebuah Tinjauan
bidang aspek kehidupan berbangsa dan bernegara Literatur. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 59–64.
tanpa melihat kaya miskin, pejabat atau rakyat,
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/
suku,ras,agama atau hal yang lain karena semua view/....http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
adalah sama dan tetap satu yaitu untuk indonesia. glbctz/article/view/....
Harahap, S. (2018). Konflik Etnis dan Agama di Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama, No. 2, Vol. 1.
Sumartono.(2019). Dinamika Perubahan Sosial Dalam
Ucapan terima kasih banyak kami haturkan kepada Teori Konflik,Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, No.
Bapak Saddam,S.Pd,M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah 1, Vol. 5.
”WAWASAN NUSANTARAN” di Fakultas Keguruan Sugardo, R. R. A. D. (2021). Toleransi Mahasiswa Pada
dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Wawasan Nusantara Untuk Memecahkan Konflik
Kebudayaan Yang Terjadi Pada Lingkup Kampus.
Matara, yang telah memberikan tugas serta
pengarahan yang baik dalam penyusunan artikel ini,
semoga dengan artikel ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan baik oleh penulis
maupun bagi pembaca.

REFERENSI

BUKU

Ani Sri Rahayu,(2017),Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPKn),cetakan (1),Editor :
Damanyati,PT Bumi Aksara : Jakarta.
Armawi, A. (2020). Nasionalisme dalam dinamika
ketahanan nasional. UGM PRESS.
Sarinah, M. D. (2017). Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan (PPKN Di Perguruan Tinggi).
Deepublish.
Mahmudah, H., Suhariyanto, D., Fajrina, R. M., Marwenny,
E., Husnita, L.Nazmi, R.&Citra, H.
(2023). PENGANTAR KEWARGANEGARAAN:
Membentuk Warga Negara Yang Berkualitas. PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.
Noorzeha, F., Suryosumunar, J. A. Z., & Phi, M.

Anda mungkin juga menyukai