Anda di halaman 1dari 1

Nama : Alviana Tasiya Nur’ Isnaini

NIM : 2362002190198
Kelas : Ilmu Pendidikan
Pada masa penjajahan be;anda tepatnya tahun 1901. Belanda mulai memperkenalkan
Sistem Pendidikan yang formal Pendidikan Hindia-Belanda dan Indonesia. Tetapi, pendiidkan
formal dibagi berdasarkan kelas social dan keturunan baerulah anak pejabat dan
bangsawanpribumi yang bisa meniikmati Pendidikan. Lalu, sejak tahun 1930-an, Pendidikan
formal ini mulai dikenal hampir disemua provinsi di Indonesia, system kondisi ini juga ketika
jepang datang di masa kependudukan Jepang (1942-1945) system ini tergantikan. Pertama, Bahasa
Indonesia dijadikan Bahasa resmi pengantar Pendidikan menggantikan Bahasa Belanda. Kedua,
system oendidikan diitegritaskan, pendiidkan yang berdasarkan kelas social yang sebelumnya
berlaku di era Hindia-Belanda dihapuskan. Banyak tenaga pendidik dan pelajar dialihkan untuk
keperluan perang Jepang. Pada tahun ajaran 1940-1941 atau ketika Indonesia masih dijajah
Belanda, jumlah sekolah dasar 17.848 namun diakhir pendudukan jepang tahun 1944-1945 jumlah
sekolah dasar menjadi 15.069. tokoh yang angat penting dalam memajukan dunia Pendidikan
nasional di Indonesia yakni Ki Hajdar Dewantara dan berkat pemikiran dan gagasannya kita dapat
menikmati Pendidikan saat ini. Pendidikan sesudah kemerdekaan menjadikan manusia Merdeka
masih digemborkan-gemborkan di masyarakat pada saat ini, khususnya pada bidang Pendidikan.
Kurikulum yang masih sering ganti-ganti, dan mau tidak mau harus tetap dijalankan oleh guru-
guru dan peserta didik, sehingga seringkali harus melakukan adaptasi Kembali. Hal ini sesuai
dengan kondisi Pendidikan dimana peserta didik masih disama ratakan, yang dimaksud adalah
ketika ada peserta didik yang berbeda maka dianggap aneh, karena guru belum sepenuhnya
memahami karakter peserta didik sehingga kebutuhan peserta didik belum terpenuhi dengan baik.
Lalu objek pembelajaran hanya terpusat pada guru, materi hanya terpaku pada buku saja dan yang
diutamakan adalah materi harus diselesaikan tanpa harus memikirkan apakah peserta didik
memahami materi dengan baik atau tidak. Serta peserta didik dipaksa untuk bisa mengerjakan
tugas atau pembelajaran yang guru lakukan, selain itu pila, orisntasi peserta didik hanya pada nilai
akhir atau raport yang diatas rata-rata, tanpa mempertimbangkan bagaimana pengembangan
karakter dan proses belajar dari peserta didik selama itu. Namun pada abad-21 terdapat era revolusi
industry 4.0 yang dimana teknologi mulai berkembang pesat sampai pada dunia Pendidikan.
Sehingga guru harus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan zaman dengan melakukan
pengembangan diri untuk menguasai teknologi dan informasi sebagai Upaya untuk mengimbangi
masuknya peralatan tekonologi yang digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Pada abad
21, peserta diidk dituntut untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah, kreatif, inovatif,
komunikatif, dan kolaboratif. Maka guru juga harus menjadi manusia pembelajar, mampu
menguasai teknologi. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada peserta didik
serta reflektif.

Anda mungkin juga menyukai