Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen pengampu:

IHSANUL WINDASARI,S. Pd, M. Akun

Disusun Oleh:

Luluk Muzayanah :22308404111015

Ahmad Irfan Hidayah : 22308404111001

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM

GONDANGLEGI MALANG

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memimpin hambanya ke jalan yang lurus dan
benar, dan mudah mudahan bercucuran rahmat melimpah pada junjungan kita nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita dari dulu hingga sekarang.
Dengan rasa syukur pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
merupakan tugas mata kuliah “PANCASILA”. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Pancasila Ibu Ihsanul Windasari,S pd,
M.Akun dan semua teman- teman yang turut membantu menyusun makalah ini.

Kami selaku penyusun makalah ini menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak
kekurangan –kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun dari stuktur penulisannya, oleh
karena itu kami selaku penyusun dari makalah ini memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Demikian yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan makalah ini memberikan sedikit
manfaat untuk para pembaca khususnya pada kami sendiri.

Malang, 27 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................3
A.Latar belakang.........................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT.......................................................5
BAB III.........................................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................................12
A.SIMPULAN..........................................................................................................................................12
B.SARAN.................................................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan
karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan lightstar bagi segenap bangsa Indonesia di
masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat
pemersatu dalam kehidupan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia
Indonesia seharihari. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan
UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah
Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia.
Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Lima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr. Mohammad
Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu
dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik
dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang
toleransi.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara
Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh
para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia
ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

B.PERMASALAHAN

1.Apa pengertian Pancasila?

2.Apa pengertian Filsafat ?

C.TUJUAN

1.Agar mampu mengetahui dan memahami pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
3
2.Agar mengetahui pengertian Pembelajaran Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


1. Pengertian Pancasila
Pancasila terdiri dari 5 (lima) sila, yang tertulis dalam alinea ke IV pembukaan UUD
19945 yang diperuntukkan sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila berasal dari kata
panca berarti lima,dan sila berarti prinsip atau asas. Dapat disimpulkan Pancasila
merupakan lima dasar berisi tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila bisa
diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara juga pandangan hidup bangsa.
Suatu negara tidak dapat berdiri kokoh tanpa adanya dasar negara yang kuat dan tidak
dapat diketahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan
hidup. Dengan adanya dasar negara,suatu bangsa tidak akan terombang-ambing dalam
menghadapi masalah dari dalam maupun dari luar. Selain itu Pancasila merupakan alat
keamanan dan kemakmuran untuk rakyat Indonesia. Hanya saja pelaksanaan secara
konkritnya belum bisa dilaksanakan dengan baik dikarenakan keadilan dan kemakmuran
bagi seluruh rakyat Indonesia belum juga terwujudkan hingga saat ini. Pancasila juga
merupakan kepribadian seluruh rakyat Indonesia. Tetapi,nilai-nilai luhur sudah sangat
pudar dan terkikis oleh perilaku yang hanya mementingkan aspek ekonomi dan gaya
hidup globalisasi yang buruk. Mengingat Pancasila begitu penting bagi seluruh rakyat
Indonesia,maka kita harus meneruskan perjuangan para leluhur serta
memelihara,melestarikan dan mengamalkan nilai-nikai Pancasila dalan kehidupan sehari-
hari agar tujuan Pancasila dapat terpenuhi,sehingga akan menjadi pertahanan jati diri
bangsa.

2.1Pengertian Filsafat

Istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia
yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri darikata philos yang berarti cinta dan kata Sophia
yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan (ALI, 1986: 7).Hasan Shadily (1984: 9)
1
ALI & Hasan Shadily, Filsafat Pendidikan,(Depok:Raja Grafindo Persada, 2011),01
4
mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan
demikian,dapat ditarik pengertian bahwa filsafat merupakan cinta pada ilmu pengetahuan,
suka kepada hikmah dan kebijaksanaa. Jadi orang yang berfilsafat merupakan orang yang
2
mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah, dan bijaksana. Filsafat
mempunyai banyak arti, tergantung pada bagaimana filsuf-filsuf menggunakannya.
Berikut ini pengertian filsafat menurut beberapa filsuf diantara lain:
PLATO : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan
kebenaran yang asli.
ARISTOTELES : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika (filsafat keindahan).
AL FARABI : Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam berwujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
RENE DESCARTES : Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana
tuhan, alam, dan manusian menjadi topik utama penyelidikan.
IMMANUEL KANT : Filsafat adalah ilmu(pengetahuan) menjadi pokok segala
pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah epistemology yang menjawab persoalan
apa yang dapat kita ketahui
HASBULLAH BAKRY : Ilmu filsafat merupakan ilmu yang mencari tahu segala
segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia.

2.1 FILSAFAT SEBAGAI PROSES DAN HASIL


Salah satu hasil kegiatan pemikiran manusia itu dinamakan filsafat. Filsafat adalah kreasi
akal manusia sebagai jawaban atas persoalan ataupun rahasia-rahasia alam semesta. Bisa
kita simpulkan bahwa filsafat sebagai proses dan produk berfikir manusia, merupakan
pemikiran teori tentang tuhan, alam semesta secara keseluruhan yang mencakup hidup
manusia yang ada di dalamnya, kemudian bagi manusia yang mempunya pemikiran
teoritis tersebut dipergunakan sebagai pandangan dunia.

2
Nurwadani Paristyanti, “Pendidikan Pancasila,” (Jakarta: Dirijen Pembelajaran dan Kemahasiswaan,2016), 22032
5
3
3. Pengertian Sistem

Sistem merupakan suatu bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain, saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. (Notonegoro 1974: 23). Sistem adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai tujuan. Kata “sistem”
berarti sekelompok bagian yang bekerja sama untuk melakukan sesuatu maksud,
contohnya, sistem pemerintah, dan lain-lain. Dari uraian tersebut bisa kita ketahui bahwa
saat kita berbicara mengenai sistem maka sebenarnya kita sedang membahas sesuatu yang
terdiri dari bagian-bagian. Sistem bukan sesuatu yang tunggal. Pertanyaan kemudian
adalah bagian-bagian akhir yang akhirnya bisa bekerjasama dan membentuk sebuah
sistem.

4
Lebih lanjut Attamimi mengutip pendapat Henry Campbell Black sebagai berikut:

System dalam Bahasa inggris juga merupakan “kombinasi atau rangkaian yang
teratur,baik dari dari bagian khusus atau bagian lain ataupun unsur-unsur ke dalam suatu
keseluruhan, khususnya kombinasi yang sesuai dengan prinsip rasional tertentu”
(Orderlycombination or arrangement,as of particulars,parts, or elements into a whole,
especially such combination according to some rational principle).

Dari pendapat diatas bisa kita ketahui maksud salah satunya dapat berupa bagian-
bagian atau elemen pembentuknya kemudian menjadi satu kesatuan sebagai keseluruhan
sistem yang saling berhubungan sebagai sebuah kombinsi dengan prinsip-prinsip rasional
tertentu.

3.15 Kesatuan sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Istilah sistem berasal dari istilah yunani ‘Sistema’ yang memiliki arti keseluruhan
yang tersusun dari sekian banyak bagian berlangsung di antara satuan-satuan dan
komponen secara teratur. Sistem digunakan untuk menunjukkan suatu himpunan yang

3
Kattsoff Louis, Pengantar Filsafat,(Yogyakarta:Tiara Wacana,2004). 3-15
4
A.Hamid S.Attamimi,”Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden Yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita
I,”Universitas Indonesia, (Jakarta,1990). 110
5
Paristiyanti Nurwadani,”Pendidikan Pancasila,”Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan,(Jakarta,2016).22032-
22039
6
saling berkaitan, seluruh organ-organ tubuh tertentu, himpunan ide-ide, prinsip dan
sebagainya.
Hipotesis atau teori, metode atau tata cara (prosedur), skema atau metode
pengaturan susunan sesuatu.
6
Emlia M.Awad (1979) memberikan definisi sistem merupakan himpunan
komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana
agar mencapai tujuan tertentu. Edangkan Shrode dan Voich dalam tatag M.Airin (1989)
memberikan pengertian dengan unsur-unsur penting yang ada dalam sistem itu yaitu :
1. Himpunan bagian-bagian
2. Bagian-bagian itu saling berkaitan
3. Masing-masing bagian itu sendiri bekerja secara mandiri dan bersama-sam
4. Semuanya saling ditunjukkan pada pencapaian tujuan bersama atau tujuan
sistem
5. Terjadi di lingkungan yang rumit atau kompleks

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat merupakan hasil dari perenungan yang mendalam
dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil akhir perenungan itu semula dimaksudkan
untuk merumuskan asas Negara yang merdeka, selain itu hasil perenungan tersebut
merupakan suatu sistem filsafat karena telah memenuhi persyaratan berfikir tentang
kefilsafatan. Berikut ciri-ciri kefilsafatan meliputi :

1. Sistem filsafat harus koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara
runtut, tidak mengandung pernytaan yang saling bertetangan didalamnya.
Sebagai sistem filsafat bagian-bagiannya tidak saling bertentangan meskipun
berbeda,tersendiri
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencangkup seluruh hal dan
segala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat
hidup bangsa adalah suatu pola yang dapat mewadahi semua kehidupan dan
dinamika masyarakat di Indonesia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan
mendalam yang samapi ke titik akhir mutlak persoalan sehingga menemukan
aspek yang sangat fundamental. Pancasila sebagai sistem filsafat dirumuskan
6
Paristiyanti Nurwadani,”Pendidikan Pancasila,”Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan,(Jakarta,2016).22032-
22039

7
berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi dirinya sendiri,
sesama manusia, dan tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah fikir hasil perenungan sebagai
para anggapan sebagai titik awal yang kemudian menjadi pola dasar
berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.

Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan satu kesatuan, Pancasila itu sendiri
terdiri atas 5 bagian, yang masing-masing sila mempunyai asas dan fungsi masing-masing
dan merupakan rangkaian suatu tujuan tertentu, yaitu suatu masyarakat yang adil dan
makmur.

7
4.Kesatuan Sila-Sila Sebagai Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila sebagai genetivus objectivus dan genetivu-subjektivus

Pancasila sebagai genetivus objectivus adalah nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai objek
yang dicari landasan filosofinya berdasarkansistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang
di barat. Menurut notonagoro (1975) Pancasila kalua ditinjau asal mulanya atau sebab terjadinya
maka Pancasila memenuhi 4 syarat sebab (kausalitas) menurut Aristoteles yaitu :

1. Kausa Materialis (asal mula bahan)


Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, sehingga pancasila itu
pada hakikatnya nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari bangsa
Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religious.
2. Kausa Formalis (Asal Mula Bentuk)
Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula bentuk atau bagaimana bentuk Pancasila
itu dirumuskan sebagaimana termuat dalam pembukaan UUD 1945.
3. Kusa Efisien (Asal Mula Karya)
Kausa efisien yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara
menjadi dasar negara yang sah.
4. Kausa Finalis ( Asal Mula Tujuan)
Pancasila dirumuskan dan dibalas dalam sidig-sidig para pendiri negara, tujuannya
adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara.

7
Kaelan,”Kesatuan Sila-Sila Pancasila,”Jurnal Filsafat,(K.1996),42-45
8
Pancasila sebagai Genetivus Subjektivus, artinya nilai-nilai Pancasila
dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu nilai-
nilai Pancasila tidak hanya dipakai dasar bagi pembuatan peratura perundang-
undangan, tetapi juga nillai-nilai Pancasila harus mampu menjadikan pelaksanaan
politik dan dasar bagi pembangun nasional.

8
Landasan Ontologis Pancasila

Istilah ontology berasal dari kata yunani onta yang memiliki arti sesuatu yang sungguh-
sungguh ada, kenyataan yang sesungguhnya ada logos yang memiliki arti teori atau ilmu.
Ontologi merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,keberadaan atau
eksistensi. Pandangan ontology dari Pancasila adalah tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Menurut notonagoro terdapat 3 teori atas hubungan di antara dua hal yang diperbandingkan
yaitu :

1. Asas hubungan yang merupakan sifat (kualitas)


2. Asas hubungan yang berupa bentuk, luas dan berat (kuantitas)
3. Asas hubungan yang berupa sebab dan akibat (kausalitas).

Landasan Epistemologi Pancasila

Epistemologi berasal dari kata yunani “episteme” dan “logos”. Episteme biasa diartikan
sebagai pengetahuan atau kebenaran dan logos juga memiliki arti pikiran atau teori. Epistemologi
adalah pengetahuan yang berusaha menjawab berbgai pertanyaan-pertanyaan seperti apakah
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Menurut epistemology, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari penelitian
benda hingga akhirnya dapat diketahui oleh manusia. Epistemiologi membahas sumber, proses,
syarat, batas fasilitas dan hakikat bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada para murid-
muridnya.

8
Kaelan,”Kesatuan Sila-Sila Pancasila,”Jurnal Filsafat,(K.1996),42-45

9
Landasan Aksiologi Pancasila

Landasan Aksiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah hal tersebut
baik atau bagus itu. Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegritaskan
semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat
dibedakan atas hakikat Pancasila yang umum universal yang merupakan substansi sila-sila
Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar negara
yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengalaman Pancasila bersifat khusus dan konkret.

10
BAB III
PENUTUP

A.SIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa Berfilsafat adalah
berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila
yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

B.SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada pembaca untuk memahami isi makalah
dengan baik, demi menambah pengetahuan kita, serta dapat mngkritik demi perbaikan makalah
selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, dan Shadily,Hasan. 2011.Filsafat Pendidikan. Depok: Raja Grafindo Persada.


Atamimi,S,Hamid,A. 1990. Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Suatu Analisis Mengenai Keputusan Presiden
yang Berfugsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kaelan, K.1996. Kesatuan Sila-Sila Pancasila. Jurnal Filsafat.
Louis,Kattsoff. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pancuran Tujuh.
Nurwadani,Paristiyanti. Dkk 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Dirjen Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.
Sujana,Santika dan Winaya. 2019. Etika Demokrasi. Jurnal.

12
13
i

Anda mungkin juga menyukai