Anda di halaman 1dari 14

SOSIOLOGI HUKUM

“Perubahan Pola Masyarakat dalam Memperoleh Pendidikan Formal di Era Pasca


Pandemi Covid 19”

NAMA PENULIS:
Soesi Idayanti, S.H., M.H.

DIBUAT OLEH:
NAMA : Wahyu Ageng Rizki Dian Pradana
NPM : B1A023194

UNIVERSITAS NEGERI BENGKULU


FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................3
1.2 Permasalahan...................................................................................................4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.............................................................................................7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan.....................................................................................9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 13
5.2 Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 telah
membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam sistem pendidikan formal. Pembatasan fisik, lockdown, dan
perubahan drastis dalam cara kita berinteraksi telah memaksa masyarakat untuk
beradaptasi dengan situasi baru. Terutama dalam konteks pendidikan formal,
pandemi ini telah memicu perubahan pola masyarakat dalam memperoleh
pendidikan.
Sebagai respons terhadap pandemi, sebagian besar negara menghadapi
keterbatasan dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah
dan perguruan tinggi. Pembatasan tersebut mengakibatkan pergeseran besar-
besaran menuju pembelajaran daring atau hybrid, yang mengubah cara
tradisional kita memperoleh pengetahuan. Perubahan ini bukan hanya bersifat
sementara, tetapi memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada pola
masyarakat terkait pendidikan formal.
Dalam konteks paradigma hukum, perubahan ini menciptakan tantangan
baru dan memerlukan penyesuaian dalam kerangka hukum yang mengatur
pendidikan. Hukum pendidikan yang sebelumnya mungkin tidak sepenuhnya
mempertimbangkan situasi darurat seperti pandemi, kini harus mengakomodasi
perubahan-perubahan mendalam dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu,
penting untuk memahami bagaimana paradigma hukum berkembang seiring
dengan perubahan pola masyarakat dalam memperoleh pendidikan formal di
era pasca pandemi Covid-19.
Selain itu, perubahan ini juga membuka pintu bagi pertanyaan-pertanyaan
hukum yang relevan, seperti hak-hak pendidikan di tengah situasi darurat,
tanggung jawab institusi pendidikan terkait keamanan dan kesehatan, serta
perlindungan hukum bagi para pelaku pendidikan di masa krisis. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mendalami implikasi perubahan pola
masyarakat dalam memperoleh pendidikan formal di era pasca pandemi Covid-
19 terhadap paradigma hukum yang mengaturnya.

2.1 Permasalahan
Perubahan pola masyarakat dalam memperoleh pendidikan formal di era
pasca pandemi Covid-19 membawa berbagai permasalahan yang perlu
diungkap dan dicari solusinya melalui perspektif paradigma hukum. Beberapa
permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini melibatkan aspek-aspek
berikut:
1. Tantangan Regulasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan Daring
Dengan adopsi yang cepat terhadap pembelajaran daring, terdapat
kebutuhan mendesak untuk mengevaluasi dan memperbarui regulasi
pendidikan yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan dinamika
pembelajaran baru. Bagaimana hukum pendidikan dapat menyesuaikan
diri dengan kebutuhan pembelajaran jarak jauh dan hybrid? Apakah
regulasi yang ada memberikan landasan hukum yang memadai untuk
melindungi hak-hak pendidikan para pelajar dalam konteks pembelajaran
daring?
2. Perlindungan Hukum terhadap Pihak-pihak yang Terlibat dalam Pendidikan
Pergeseran menuju pembelajaran daring juga memunculkan pertanyaan
terkait tanggung jawab dan perlindungan hukum bagi para pendidik, siswa,
dan institusi pendidikan. Bagaimana hukum melibatkan pihak-pihak terkait
dalam lingkup pendidikan formal? Apakah ada perlindungan hukum yang
cukup terhadap hak-hak guru dan siswa dalam situasi pembelajaran yang
tidak konvensional?
3. Hak-hak Pendidikan di Tengah Darurat Kesehatan Masyarakat
Pandemi Covid-19 dapat dianggap sebagai situasi darurat kesehatan
masyarakat. Dalam konteks ini, bagaimana hak-hak pendidikan dijamin dan
dipertahankan? Apakah ada kebijakan hukum yang dapat memberikan
panduan dalam menjaga keberlanjutan pendidikan, sambil memperhatikan
kebutuhan kesehatan masyarakat?
4. Tantangan Hukum terkait Kesetaraan Akses Pendidikan
Perubahan pola masyarakat ini juga dapat memperkuat atau mengurangi
kesenjangan akses terhadap pendidikan. Bagaimana hukum dapat
mengatasi tantangan kesetaraan akses pendidikan di tengah perubahan
ini? Apakah ada upaya konkret untuk memastikan bahwa semua lapisan
masyarakat tetap memiliki akses yang setara terhadap pendidikan formal?
Penelitian ini bertujuan untuk mendalam pada permasalahan-permasalahan ini,
dengan harapan memberikan kontribusi pada pengembangan paradigma
hukum yang relevan dan responsif terhadap dinamika baru dalam memperoleh
pendidikan formal di era pasca pandemi Covid-19.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Dalam buku "Sosiologi Hukum", konsep paradigma hukum menjadi fokus
utama untuk memahami peran dan bentuk hukum dalam masyarakat.
Paradigma diartikan sebagai suatu perspektif dasar atau pandangan mendasar
dari suatu disiplin ilmu, yang menentukan pokok persoalan yang harus
dipelajarinya. Thomas Kuhn, dalam karyanya "The Structure of Scientific
Revolution," memperkenalkan istilah paradigma untuk menantang asumsi umum
ilmuwan terkait perkembangan ilmu pengetahuan.
Hukum, sebagai lembaga normatif, memiliki paradigma yang mencirikan nilai,
ideologi, institusi sosial, dan rekayasa sosial. Salah satu paradigma utama
adalah hukum sebagai sistem nilai. Nilai-nilai dalam hukum bukan hanya
sekadar abstraksi, melainkan juga cerminan dari moralitas masyarakat. Fuller,
dengan delapan prinsip hukumnya, menekankan bahwa hukum harus memenuhi
standar moral tertentu untuk dianggap sah. Istilah paradigma (paradigm)
pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya The Structure of
Scientific Revolution (1962). Tujuan utamanya adalah untuk menantang asumsi
yang berlaku umum di kalangan ilmuwan mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan.1
Dalam perspektif ideologi, Karl Marx menjadi sosok sentral dengan
pandangannya bahwa hukum adalah alat dari kelompok berkuasa dalam
masyarakat. Ideologi dalam hukum mencerminkan kepentingan kelas yang
dominan. Seiring perkembangan zaman, terutama pada abad ke-19, konsep
hukum berubah sejalan dengan perkembangan ekonomi dan ideologi kompetisi
bebas.
Konsep hukum sebagai institusi juga diuraikan, dengan fokus pada organisasi
dan peran-peran di dalamnya. Institusi hukum tidak hanya mencakup nilai dan
ideologi, tetapi juga mencerminkan organisasi dan struktur yang mendukung
keberlangsungan fungsinya dalam masyarakat. Pembahasan ini membuka pintu
bagi pemahaman tentang institusionalisasi hukum pada tingkat makro, meso,
dan mikro.
Pentingnya variabel sosiologis, seperti tekanan masyarakat, beban pekerjaan,
dan faktor-faktor lingkungan, dalam membentuk dan memengaruhi institusi
1
Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Terjemahan Alimandan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta,2002.
hukum juga menjadi sorotan dalam literatur. Kesadaran akan hubungan
antarinstitusi dalam masyarakat membawa pertanyaan mengenai tingkat
keterpaduan nilai dan kaidah di antara berbagai lembaga. Paradigma ideologi
dalam hukum juga dijumpai dalam bidang kontrak, hukum kontrak sebagaimana
lazim dikenal sekarang adalah produk dari abad ke-19. Pada abad ke-18 kontra
bukan merupakan hasil dari persetujuan individual, melainkan implementasi
praksis kebiasaan dan kaidah tradisional.2
Sebagai kesimpulan, buku ini memberikan landasan untuk memahami hukum
sebagai entitas sosial kompleks yang tidak hanya diatur oleh norma dan nilai,
tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika masyarakat. Pemahaman terhadap
paradigma hukum, baik sebagai nilai, ideologi, atau institusi, menjadi kunci untuk
merinci peran dan perubahan hukum dalam masyarakat. Hukum sebagai
rekayasa sosial atau sarana rekayasa sosial merupakan fenomena yang
menonjol pada abad ke–20 ini. Tidak seperti halnya dalam suasana tradisional,
di mana hukum lebih merupakan pembadanan dari kaidah–kaidah sosial yang
sudah tertanam dalam masyarakat, hukum sekarang sudah menjadi sarana
yang sarat dengan keputusan politik.3

2
Rahardjo, Satjipto, Wajah Hukum di Era Reformasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
3
Wignjosoebroto, Soetandyo, Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, Huma,
Jakarta, 2002.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Panelitian


Bagian metode penelitian ini mendeskripsikan pendekatan dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka menganalisis
perubahan pola masyarakat dalam memperoleh pendidikan formal di era
pasca pandemi Covid-19, dengan penekanan pada paradigma hukum yang
mempengaruhinya.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif untuk mendapatkan
pemahaman mendalam tentang perubahan pola masyarakat dan
dampaknya terhadap paradigma hukum. Pendekatan kualitatif
memberikan ruang untuk menggali pandangan, sikap, dan pengalaman
para pemangku kepentingan.

2. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian mencakup masyarakat yang mengalami perubahan
dalam memperoleh pendidikan formal di era pasca pandemi Covid-19.
Sampel dipilih secara purposif dengan mempertimbangkan variasi usia,
latar belakang sosial, dan pengalaman pendidikan. Pengambilan sampel
dilakukan hingga mencapai titik kejenuhan data, di mana informasi
tambahan tidak lagi memberikan wawasan yang signifikan.

3. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara Mendalam
- Peserta:
Wawancara akan dilakukan dengan berbagai pemangku
kepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pejabat
pendidikan.
- Instrumen:
Daftar pertanyaan terstruktur akan digunakan, dirancang untuk
mendapatkan informasi tentang persepsi terhadap perubahan,
tantangan, dan implikasi hukumnya.
- Prosedur:
Wawancara akan direkam dan kemudian diuraikan untuk analisis
lebih lanjut.
b. Pengamatan Langsung
- Fokus: Pengamatan akan difokuskan pada interaksi di lingkungan
pendidikan, termasuk proses pembelajaran dan dinamika sosial
antar peserta didik.
- Instrumen: Checklist dan catatan lapangan akan digunakan untuk
mencatat perilaku, perubahan pola masyarakat, dan manifestasi
paradigma hukum dalam praktik pendidikan.
- Durasi: Pengamatan akan dilakukan secara berkala selama
periode penelitian.

4. Analisis Data
Data kualitatif yang terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis
tematik. Temuan utama akan diidentifikasi, diklasifikasikan, dan dianalisis
untuk membentuk pola atau tema yang berkaitan dengan perubahan pola
masyarakat dan implikasi paradigma hukum.

5. Validitas dan Reliabilitas


Validitas data akan diperkuat melalui triangulasi, yaitu penggunaan
beberapa sumber data dan metode. Reliabilitas akan dijaga dengan
merinci prosedur dan memastikan konsistensi dalam pengumpulan dan
analisis data.

6. Etika Penelitian
Penelitian ini akan mematuhi standar etika penelitian, termasuk
mendapatkan izin dari pihak terkait, menjaga kerahasiaan data, dan
memastikan partisipasi sukarela dari peserta. Sesungguhnya proses
rekayasa sosial dengan menggunakan hukum merupakan proses yang
tidak berhenti pada pengukuran efektivitasnya, melainkan bergulir terus.4

Dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan langsung,


diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang
perubahan pola masyarakat dalam memperoleh pendidikan formal dan paradigma
hukumnya di era pasca pandemi Covid-19.

4
Sosiologi Hukum Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, Universitas Muhamadiyah
Surakarta, Surakarta, 2002.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Penelitian
a. Perubahan Pola Masyarakat
Dalam konteks perubahan pola masyarakat dalam memperoleh
pendidikan formal di era pasca pandemi Covid-19, penelitian ini
mengidentifikasi beberapa aspek penting. Secara umum, terdapat
transformasi signifikan dalam cara masyarakat mengakses, menerima,
dan berpartisipasi dalam pendidikan formal. Faktor-faktor seperti
penggunaan teknologi, perubahan kebijakan pendidikan, dan kondisi
sosial ekonomi memainkan peran kunci dalam dinamika ini.
Penelitian ini mendapati bahwa peningkatan penggunaan teknologi,
terutama platform pembelajaran online, secara positif memberikan
kontribusi terhadap aksesibilitas pendidikan. Namun, tantangan muncul
dalam hal kesenjangan akses dan kualitas pembelajaran, menciptakan
pola perubahan yang kompleks dan multifaset.

b. Dampak Paradigma Hukum


Pada tingkat yang lebih mendalam, perubahan pola masyarakat ini
juga menciptakan dampak yang signifikan pada paradigma hukum yang
mengatur pendidikan formal. Terdapat pergeseran dalam regulasi dan
norma hukum yang membentuk sistem pendidikan. Penerapan aturan
baru, perlindungan hak-hak pendidikan, dan tanggung jawab pihak terkait
menjadi perhatian utama dalam konteks pembaharuan hukum.
Temuan penelitian ini mengkonfirmasi adanya perlunya revolusi hukum
dalam mendukung transformasi pendidikan formal. Diperlukan
penyempurnaan kebijakan dan regulasi yang dapat mengakomodasi
dinamika perubahan masyarakat, termasuk penyesuaian hak dan
kewajiban pelaku pendidikan. Istilah paradigma (paradigm) pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya The Structure of
Scientific Revolution (1962). Tujuan utamanya adalah untuk menantang
asumsi yang berlaku umum di kalangan ilmuwan mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan.5

B. Pembahsan Penelitian
a. Pengaruh Perubahan Pola Masyarakat

5
Rahardjo, Satjipto, Wajah Hukum di Era Reformasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
Perubahan pola masyarakat, khususnya dalam penggunaan teknologi
dalam pembelajaran, telah memberikan dampak positif terhadap
aksesibilitas pendidikan. Adanya platform daring dan aplikasi
pembelajaran telah membuka pintu bagi banyak individu untuk mengakses
informasi dan pengetahuan tanpa terbatas oleh batas geografis atau
waktu. Penggunaan teknologi ini juga memungkinkan pendekatan
pembelajaran yang lebih interaktif dan adaptif sesuai kebutuhan peserta
didik. Hukum sebagai lembaga normatif adalah merupakan bagian dari
proses sosial yang lebih besar dan dengan demikian merupakan
penekanan dari hubungan-hubungan yang berlangsung dalam
masyarakat.6
Namun, seiring dengan manfaat tersebut, tantangan muncul dalam
bentuk kesenjangan akses dan disparitas kualitas pembelajaran. Tidak
semua lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap teknologi
atau koneksi internet yang stabil. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
terkoordinasi, termasuk kebijakan publik dan investasi infrastruktur, untuk
memastikan bahwa perubahan ini memberikan manfaat yang merata dan
tidak meninggalkan kelompok-kelompok tertentu.

b. Implikasi Paradigma Hukum


Pengaruh perubahan pola masyarakat pada paradigma hukum
menunjukkan perlunya adaptasi sistem hukum terhadap realitas baru yang
muncul. Pembaruan kebijakan pendidikan dan perlindungan hukum
menjadi esensial dalam mendukung keberlanjutan perubahan positif dan
menanggulangi dampak negatif. Integrasi aspek keadilan, keberlanjutan,
dan hak asasi manusia dalam landasan hukum menjadi sorotan utama
untuk menjamin bahwa setiap individu memiliki akses yang adil dan setara
terhadap pendidikan.

c. Tantangan dan Peluang


Dalam menghadapi perubahan pola masyarakat, beberapa tantangan
muncul, seperti resistensi terhadap perubahan, ketidaksetaraan dalam
akses pendidikan, dan kebutuhan akan infrastruktur pendidikan yang
mendukung. Namun, di sisi lain, terdapat peluang untuk membangun
sistem pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan relevan dengan
tuntutan zaman. Perubahan ini dapat menjadi momentum untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kebijakan pendidikan yang sudah ada.

d. Hubungan dengan Studi Terdahulu


Pembahasan ini mengaitkan temuan penelitian dengan kontribusi pada
literatur terdahulu, memberikan konteks untuk pemahaman mendalam
tentang perubahan pola masyarakat dan dampaknya pada paradigma
6
Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Terjemahan Alimandan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
hukum. Kesamaan dan perbedaan antara temuan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya akan diuraikan, memberikan pemahaman yang
lebih kaya tentang dinamika perubahan masyarakat dalam konteks
pendidikan. Secara pasti, penggunaan hukum sebagai sarana rekayasa
sosial dipelopori oleh Roscoe Pound, yang pada tahun 1912 melontarkan
suatu paket gagasan yang kemudian dikenal sebagai program aliran
hukum sosiologis.7

e. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dan pembahasan, disarankan untuk mengadopsi
kebijakan yang mendukung pemanfaatan teknologi dalam pendidikan.
Selain itu, perlu dilakukan revisi peraturan pendidikan yang sudah tidak
relevan agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Aspek perlindungan hukum bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan formal juga perlu diperkuat, sehingga hak-hak dan kewajiban
setiap individu terjamin dengan baik.

Bab ini merangkum temuan utama penelitian, menguraikan dampak


perubahan pola masyarakat pada paradigma hukum pendidikan formal di era
pasca pandemi Covid-19, dan menyajikan rekomendasi untuk perbaikan lebih
lanjut. Kesimpulan diambil berdasarkan analisis tematik data dan kaitannya
dengan kerangka konseptual penelitian. Dengan demikian, pemahaman
mendalam tentang kompleksitas hubungan antara perubahan masyarakat,
teknologi, dan sistem hukum dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut di bidang pendidikan.

7
Wignjosoebroto, Soetandyo, Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, Huma, Jakarta,
2002.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pandemi Covid-19 telah mengubah secara signifikan pola masyarakat dalam
memperoleh pendidikan formal di era pasca pandemi. Perubahan ini tidak hanya
mencakup penggunaan teknologi dalam pembelajaran, tetapi juga menciptakan
dampak mendalam pada paradigma hukum yang mengatur pendidikan formal.
Dalam konteks ini, penelitian ini memberikan gambaran yang mendalam tentang
perubahan tersebut dan menunjukkan implikasi paradigma hukum yang perlu
diperhatikan.
Dampak positif perubahan pola masyarakat, seperti peningkatan aksesibilitas
pendidikan melalui pembelajaran daring, disertai dengan tantangan seperti
kesenjangan akses dan disparitas kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,
koordinasi upaya yang terencana perlu dilakukan untuk memastikan manfaat
perubahan ini merata di seluruh lapisan masyarakat.
Pengaruh perubahan pola masyarakat pada paradigma hukum menekankan
perlunya adaptasi sistem hukum terhadap situasi baru. Pembaruan kebijakan
pendidikan dan perlindungan hukum menjadi krusial dalam mendukung
perubahan positif dan menanggulangi dampak negatif. Integrasi nilai-nilai
keadilan, keberlanjutan, dan hak asasi manusia menjadi fokus utama untuk
menjaga akses pendidikan yang adil dan setara.
Identifikasi tantangan seperti resistensi terhadap perubahan, ketidaksetaraan
dalam akses, dan kebutuhan akan infrastruktur pendidikan yang mendukung
memberikan pemahaman mendalam tentang kompleksitas perubahan ini.
Namun, tantangan ini juga membawa peluang untuk membangun sistem
pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan relevan dengan tuntutan zaman.
Hubungan dengan studi terdahulu memberikan landasan teoritis yang kuat
untuk menginterpretasikan temuan penelitian. Kesamaan dan perbedaan
dengan penelitian sebelumnya memperkaya pemahaman tentang perubahan
masyarakat dalam konteks pendidikan formal.

5.2 Saran
a. Adopsi Kebijakan Teknologi dalam Pendidikan
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengadopsi kebijakan yang
mendukung pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Ini termasuk investasi
dalam infrastruktur teknologi, pelatihan bagi pendidik untuk
mengintegrasikan teknologi, dan upaya untuk mengatasi kesenjangan
akses.
b. Revisi Peraturan Pendidikan
Peraturan pendidikan yang sudah tidak relevan perlu direvisi agar dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Ini mencakup evaluasi
regulasi yang ada untuk memastikan kesesuaian dengan pembelajaran
daring dan hybrid.

c. Penguatan Perlindungan Hukum


Aspek perlindungan hukum bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan formal perlu diperkuat. Hal ini termasuk hak-hak siswa, guru, dan
institusi pendidikan dalam konteks pembelajaran yang tidak konvensional.

d. Keterlibatan Stakeholder
Melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua,
dan pejabat pendidikan, dalam proses perubahan pendidikan. Partisipasi
mereka dapat memberikan wawasan yang berharga dan mendukung
implementasi kebijakan yang lebih efektif.

e. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan


Melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan yang diimplementasikan dan
melakukan perbaikan berkelanjutan berdasarkan hasil evaluasi. Fleksibilitas
dalam merespons perubahan dinamika masyarakat adalah kunci untuk
keberlanjutan perbaikan dalam sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardjo, S. (2000). Wajah Hukum di Era Reformasi. Citra Aditya Bakti,


Bandung.
2. Rahardjo, S. (2002). Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode dan Pilihan
Masalah. Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta.
3. Ritzer, G. (2002). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (A.
Alimandan, Terj.). Raja Grafindo Persada, Jakarta.
4. Wignjosoebroto, S. (2002). Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya. Huma, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai