Anda di halaman 1dari 1

Mengeluh Berkedok Self Healing (Bagian Satu)

Aug 31, 2021

Beberapa hari terakhir ini cukup melelahkan, rutinitas yang memang sudah cukup membosankan
ditambah kondisi karena pandemic yang tak kunjung berakhir juga malah membuat semuanya semakin
rumit dan membuatnya menjadi seribu kali lipat melelahkan. Bayangkan hari-hariku berlalu begitu saja,
lupa rasanya tertawa dan berkumpul bercengkrama Bersama teman-teman sambal membicarakan semua
hal. Hal sederhana seperti itu saja rasanya sekarang sangat sulit dilakukan, berbenturan dengan peraturan
ini dan itu, di tambah lagi sedang merasa kalau ternyata sekarang sudah tidak punya banyak teman untuk
berbagi lelah. Setiap hari berlalu begitu saja, bangun tidur lalu siap-siap pergi bekerja sampai sore dan
pulang kembali sambal memikirkan “makan apa ya hari ini?” yang pada akhirnya makanan yang
dimakan pupn itu-itu saja. Sepulang kerja juga tidak banyak yang dilakukan, bersih-bersih lalu siap-siap
untuk nonton dan dilanjut tidur. Terkadang berpikir untuk menjadi produktif sesekali setelah pulang kerja,
karena rasanya iri melihat orang lain sepertinya punya semangat yang tidak pernah habis, pulang kerja
saja masih bisa produktif, sementara aku hanya bisa nonton dan tidur. Tapi niat cuma tinggal niat saja, toh
ujungnya kembali ke hal yang sama itu-itu saja yang kulakukan selama beberapa bulan terakhir.
Sesekali rasanya ingin juga bersosialisasi meskipun hanya bertegur sapa lewat aplikasi chat saja,
tapi setidaknya akua da teman untuk mengobrol. Tau lucunya apa? Ternyata hal itu juga tak kunjung
membuatku kehilangan rasa Lelah, paling bisa bertahan beberapa saat saja setelah itu aku akan Kembali
menghilang dari percakapan karena merasa sangat membosankan dan melelahkan, tapi di saat yang sama
aku juga mengeluh tentang betapa saat ini sulit sekali punya teman. Salah siapa? Salah sendiri tentunya,
tapi ya namanya juga manusia tidak mau kalah, aku bakal tetap membela dikriku sendiri dengan sejuta
pembelaan yang menyatakan bahwa aku tidak salah dan selalu memberi pemakluman pada diri sendiri,
meski terkadang berpikir bagaimana jika orang itu berusaha melluangkan waktu untuk berbincang
denganku tapi tiba-tiba saja diri ini menghilang dengan embel-elmbel terlalu lelah untuk membalas pesan.
Setelah perdebatan dengan diri sendiri mengenai “aku bosan, aku harus mengobrol dan mencari
teman baru atau menghubungi teman lama” pada akhirnya aku Kembali sendiri, dan tetap mengeluh.
Melelahkan bukan? Bayangkan aku harus melalui perdebatan sengit itu setiap hari dengan diri sendiri?
Bingung sendiri tak kunjung menemukan jawaban tentang aku ini harus bagaimana? Apa yang salah
dengan diri ku yang sekarang dan apa sebenarnya mauku, kenapa rasanya semakin hari semakin
membosankan dan rasanya aku hidup hanya untuk hidup saja tidak untuk mencapai apa-apa karena tidak
tau harus berbuat apa dan lelah karena pada akhirnya aku lembali ke titik yang sama berulang kali.
“Jadi sebenarnya, mau kamu apa sih?”
“Kamu mau hidup seperti apa?”
Hening, tidak ada jawaban. Jiwa dalam diriku enggan menjawab, tentu saja karena tidak tau jawaban
tepat seperti apa yang sebenarnya ingin aku dengar.

Anda mungkin juga menyukai