1. Teologis. Ibadah.
A. Perspektif Teologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek agama.
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:
هاس الَ يَ ْش ُك ُر ه
َ اَّللَ َم ْن الَ يَ ْش ُك ُر الن
“Tidaklah bersyukur pada Allah siapapun yang tidak
bersyukur pada manusia.”1
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:
1
HR. Abu Dawud (4813), Thabrani (519), Ibnu Hibban (3407), Baihaqi (8696), Ahmad (7926) dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Albani:SHAHIH.
Page 1
(Kajian Rutin PCM Kanor)
فمن ُتم املعروف منَم فما ُكر# عالمة ُكر املرء إعالن ْحده
B. Perspektif Psikologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek ilmu jiwa.
2
HR. Turmudzi, Nasai (9937), (2035), Baihaqi (8691), Ibnu Hibban (3413), Thabrani (1183) dari
Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu. Albani:SHAHIH.
3
HR. Ahmad (18449), Baihaqi (8698) dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu. Albani:HASAN
4
Idem (2/245).
Page 2
(Kajian Rutin PCM Kanor)
1. Ekspresi bahagia.
2. Komunikasi.
3. Apresiasi
Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Hofstra University dan the University
of California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa
mengucapkan terima kasih akan terhindar dari kegalauan di masa pubertas.
Senantiasa bersyukur, akan membuat seseorang terhindar dari kebiasaan
membandingkan diri dengan orang lain serta menjadi lebih bijaksana.
C. Perspektif Sosiologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek ilmu sosial.
1. Budaya.
2. Norma.
3. Hak & kewajiban.
D. Perspektif Medis.
Asosiasi Jantung Amerika (The American Heart Association) berpendapat
bahwa mengucapkan terima kasih dapat menghindarkan resiko jantung, stroke
dan mengontrol tekanan darah tinggi alias hipertensi hingga demensia.
Page 3