Anda di halaman 1dari 3

(Kajian Rutin PCM Kanor)

SAY THANK YOU


Dr. H. Syamsul Huda, M.Pd.I
Ketua FUPM (Forum Ustadz/ah Pesantren Muhammadiyah) PP. Muh.
(Periode 2023-2027)

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki


ketergantungan dengan alam sekitar. Mereka saling
membutuhkan dan tidak bisa hidup sendirian. Interaksi
sosial yang berlangsung dalam kehidupan memiliki
dampak yang sangat signifikan baik secara positif
maupun negatif. Demi terwujudnya relasi yang harmoni, setiap individu
membutuhkan etika dalam berkomunikasi.

1. Teologis. Ibadah.

Berterima 2. Psikologis. Kesadaran.


Kasih 3. Sosiologis. Budaya.
4. Medis. Kesehatan.

A. Perspektif Teologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek agama.
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:

‫هاس‬ ‫الَ يَ ْش ُك ُر ه‬
َ ‫اَّللَ َم ْن الَ يَ ْش ُك ُر الن‬
“Tidaklah bersyukur pada Allah siapapun yang tidak
bersyukur pada manusia.”1
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:

‫اَّللُ َخ ْي ًرا فَ َق ْد أَبْ لَ َغ ِِف الثهنَ ِاء‬


‫اك ه‬ ِ ‫ال لَِف‬
َ ‫ َج َز‬:‫اعلِ ِو‬ ٌ ‫صنِ َع إِلَْي ِو َم ْع ُر‬
َ ‫وف فَ َق‬ ُ ‫َم ْن‬

1
HR. Abu Dawud (4813), Thabrani (519), Ibnu Hibban (3407), Baihaqi (8696), Ahmad (7926) dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Albani:SHAHIH.

Page 1
(Kajian Rutin PCM Kanor)

"Barangsiapa yang diperlakukan baik, lalu ia


mengatakan kepada pelakunya, „Jazakallahu khairan‟
(semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka
sungguh ia telah sangat menyanjungnya."2
Sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam:

‫ْر َوَ ْرُُ ََا ُُ ْف ٌر‬ ِ‫ُّث بِنِعم ِة ه‬ ‫هاس ََلْ يَ ْش ُك ْر ه‬ ِ ِ


ٌ ‫اَّلل ُُك‬ َ ْ ُ ‫هحد‬ َ ‫اَّللَ الت‬ َ ‫ري َوَم ْن ََلْ يَ ْش ُك ْر الن‬
َ ‫يل ََلْ يَ ْش ُك ْر الْ َكث‬
َ ‫َم ْن ََلْ يَ ْش ُك ْر الْ َقل‬
‫اب‬
ٌ ‫اعةُ َر ْْحَةٌ َوالْ ُف ْرقَةُ َع َذ‬
َ ‫َوا ْْلَ َم‬
“Barangsiapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka dia tidak akan
mensyukuri yang banyak. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur pada
manusia, maka ia tidak bersyukur pada Allah. Membicarakan nikmat Allah itu
bentuk syukur dan meninggalkannya adalah bentuk kufur. Berjama‟ah itu
rahmat dan berpecah belah itu adzab.”3
Ibnu Qayyim al jauziyah juga berkata:
‫الشكر قيد النعم املوجودة وصيد النعم املفقودة‬

“Syukur adalah pengikat nikmat yang ada dan


pemburu nikmat yang hilang.”4
Nasihat berbunyi:

‫ فمن ُتم املعروف منَم فما ُكر‬# ‫عالمة ُكر املرء إعالن ْحده‬

“Tanda syukur pada seseorang berupa memperlihatkan pujian padanya. Maka,


barangsiapa menyembunyikan kebaikan mereka ia tidaklah bersyukur.”

B. Perspektif Psikologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek ilmu jiwa.

2
HR. Turmudzi, Nasai (9937), (2035), Baihaqi (8691), Ibnu Hibban (3413), Thabrani (1183) dari
Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu. Albani:SHAHIH.
3
HR. Ahmad (18449), Baihaqi (8698) dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu. Albani:HASAN
4
Idem (2/245).

Page 2
(Kajian Rutin PCM Kanor)

1. Ekspresi bahagia.
2. Komunikasi.
3. Apresiasi

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Hofstra University dan the University
of California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa
mengucapkan terima kasih akan terhindar dari kegalauan di masa pubertas.
Senantiasa bersyukur, akan membuat seseorang terhindar dari kebiasaan
membandingkan diri dengan orang lain serta menjadi lebih bijaksana.

C. Perspektif Sosiologis.
Tindakan Mengucapkan „terima kasih‟ ditinjau dari aspek ilmu sosial.

1. Budaya.
2. Norma.
3. Hak & kewajiban.

Kata „terima kasih‟ sepintas tampak sederhana, namun memiliki kekuatan


yang luar biasa. Apabila diucapkan dengan cara yang benar dan tepat, kata
tersebut mampu mengubah lawan menjadi kawan, mengubah benci menjadi
cinta, bahkan menyulap amarah menjadi kasih sayang.

D. Perspektif Medis.
Asosiasi Jantung Amerika (The American Heart Association) berpendapat
bahwa mengucapkan terima kasih dapat menghindarkan resiko jantung, stroke
dan mengontrol tekanan darah tinggi alias hipertensi hingga demensia.

Page 3

Anda mungkin juga menyukai