Dengan hormat:
Yang bertanda tangan dibawah ini :
AMAN LIMBONG Bin ISMAEL alias ISMAIL, Nik. 1208121309910001, Agama Islam,
Lahir di Nabolak Baru pada tanggal 13 September 1991, Pendidikan
SLTP, pekerjaan Pedagang, bertempat tinggal di Huta Huta Sidoaman,
Nagori Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara;
Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasanya tersebut dibawah ini, dengan
ini memberikan kuasa kepada :
Bertindak berdasarkan surat kuasa khusus Nomor : SKK/ 003/ PA. 03/ IX/ 2023/
ALFA, tertanggal 22 September 2023. Bertindak secara sendiri untuk kepentingan
hukum pemberi kuasa, untuk selanjutnya disebut sebagai PEMOHON KONVENSI/
TERMOHON REKONVENSI;
Bersama dengan surat ini mengajukan Replik terhadap Jawaban dan Rekonvensi secara
lisan yang telah diberikan Pemohon Rekonvensi/ Termohon Konvensi di ruang sidang
Pengadilan Agama Simalungun pada tanggal 25 September 2023;
Bahwa segala hal yang telah disampaikan oleh Pemohon Konvensi pada
Permohonannya, mohon dianggap dicantumkan dalam Replik ini dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan;
A. DALAM KONVENSI
Bahwa pada pokoknya Pemohon DK tetap pada Permohonan Pemohon
DK semula, dan menolak dengan tegas seluruh dalih-dalih Termohon DK kecuali
yang secara tegas diakui kebenarannya;
1. Tuduhan Perbuatan Kekerasan
1.1. Bahwa jawaban Termohon DK tentang adanya tindak kekerasan yang
dilakukan Pemohon DK dengan cara sering melempar gelas sangatlah
tidak berdasar hanya terkesan terlalu di dramatisir dengan tujuan
membesar-besarkan masalah, fakta sebenarnya yang terjadi adalah
Pemohon DK hanya melakukan hal tersebut satu kali yang disebabkan
Termohon DK marah-marah kepada Pemohon DK dengan alasan yang tidak
jelas pada saat Pemohon DK sudah lelah pulang bekerja, itu pun dilakukan
dengan cara melemparkan gelas ke dinding ruang tamu dan tidak ditujukan
kepada Termohon DK, sementara pada saat kejadian Termohon DK sudah
berada di dalam kamar;
2. Puncak Pertengkaran
2.1. Bahwa jawaban Termohon DK tentang perselingkuhan yang dilakukan
Pemohon DK sebagai puncak pertengkaran antara Pemohon DK dan
Termohon DK terkesan memaksa dan tidak masuk akal
2.2. dikarenakan kejadian tersebut terjadi pada tahun 2017 dan antara
Pemohon DK dan Termohon DK sudah sepakat untuk kembali bersatu
kembali dalam rumah tangga, dan sejak kejadian tersebut Pemohon DK
sudah tidak pernah lagi mengulangi kesalahannya. Justru sikap dan
tindakan Termohon DK lah yang seringkali menyebabkan perselisahan dan
B. DALAM REKONVENSI
1. Bahwa pada pokoknya Termohon DR tetap pada Permohonan semula, dan
menolak dengan tegas seluruh dalih-dalih Pemohon DR kecuali yang secara
tegas diakui kebenarannya, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam jawaban Rekonvensi;
2. Bahwa Pemohon DK (dalam Konvensi) selanjutnya disebut sebagai Termohon
DR (Dalam Rekonvensi) dan Termohon DK (Dalam Konvensi) sebagai
Pemohon DR (Dalam Rekonvensi);
3. Tentang Hak Asuh Anak (Hadhanah)
3.1. Bahwa permintaan Pemohon DR tentang hak asuh anak sangatlah
berlebihan dan tidak berdasar, dikarenakan selama ini Termohon DR
sangat perduli terhadap anak-anak Termohon DR dan Pemohon DR;
3.2. Bahwa anak pertama Termohon DR dan Pemohon DR saat ini diasuh
dengan layak penuh kasih sayang oleh Termohon DR;
3.3. Bahwa hingga saat ini Termohon DR selalu berupaya dan melakukan yang
terbaik, agar anak tersebut memiliki tumbuh kembang yang baik Termohon
DR memberikan anak tersebut pendidikan yang cukup, baik dari segi
Pendidikan Nasional maupun Pendidikan agama islam;
3.4. Bahwa Termohon DR tidak pernah menghalangi Pemohon DR untuk
bertemu dengan anak pertama yang diasuh oleh Termohon DR;
PRIMAIR
A. Dalam Konvensi
1. Mengabulkan permohonan Pemohon Dalam Konvensi;
2. Memberi izin kepada Pemohon Dalam Konvensi (AMAN
AMAN LIMBONG Bin ISMAEL
alias ISMAIL)) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon Dalam
Konvensi (ELISABETH SIMBOLON di depan sidang
ELISABETH SIMBOLON Binti HOTMAN SIMBOLON)
Pengadilan Agama Simalungun
malungun;
SUBSIDER
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya
seadil (ex
aquo et bono).