Anda di halaman 1dari 27

TUGAS GROUP PROJECT

SISTEM JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

Disusun oleh:

1.NAMA : SYAIFUL ANINDYA P NIM : D200217314


2.NAMA : RISANG KUSUMA PUTERA NIM : D200190160
3.NAMA : IKHLASUL AMAL NIM : D200190207

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Group Project dengan judul SISTEM JEMURAN


PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS ARDUINO
ini telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi syarat mata kuliah
Group Project Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Disusun oleh:

1. Nama : Syaiful Anindya NIM : D200217314


2. Nama : Risang Kusuma Putera NIM : D200190160
3. Nama : Ikhlasul Amal NIM : D200190207

Surakarta, 13 July 2023

Menyetujui Dosen Pembimbing

( Dr. Nur Akhlis,S.T.,M.Eng )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Group Project ini insya Allah dengan baik. Tugas ini merupakan syarat
wajib bagi mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang
bertujuan untuk mengaplikasikan serta menerapkan teori yang diperoleh dari mata
kuliah sebelumnya yang saling terkait. Dalam penulisan penyusunan tugas ini
penulis tidak bisa lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Dr. Nur Akhlis,S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing Group Project yang
telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan tugas ini,
sehingga tugas ini bisa selesai dengan baik.
3. Ir. Nurmutaha Agung Nugroho,M.T selaku koordinator Group Project yang
telah memberikan pembagian dosen pembimbing tugas sesuai dengan
kompetensi yang ada.
4. Orang tua, atas segala dukungan dan doanya sehingga dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
5. Rekan – rekan teknik mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, atas
segala dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis
sangat menyadari kekurangan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis,
untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca guna
kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhirnya penulis hanya bisa berharap
semoga penulisan laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi para
pembaca.

Surakarta, 13 Juni 2023


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................i
DAFTAR TABEL.....................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang.........................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah....................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan Laporan.......................Error! Bookmark not defined.
1.4 Batasan Masalah......................................Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika Penulisan..............................Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................Error! Bookmark not defined.
2.1 Sensor Basah............................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Motor Servo.............................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Katrol.......................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 Pembeban.................................................Error! Bookmark not defined.
2.5 Tali...........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III PENENTUAN DESAIN..........................Error! Bookmark not defined.
3.1 Desain Rangka.........................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Desain Atap.............................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Desain Sistem Penggerak........................Error! Bookmark not defined.
3.4 Desain Servo............................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM......Error! Bookmark not
defined.
4.1 Analisis....................................................Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Analisis Permasalahan...........................Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Deskripsi Umum....................................Error! Bookmark not defined.
4.2 Perancangan Sistem.................................Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Cara kerja benda....................................Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP.................................................Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan..............................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA............................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sensor Basah.....................................Error! Bookmark not defined.


Gambar 2. 2 Motor Servo.......................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 3 Katrol.................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 4 Pembeban..........................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 5 Tali.....................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Penentuan Desain Rangka.....................Error! Bookmark not defined.


Tabel 3. 2 Penentuan Desain Atap.........................Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 3 Penentuan Desain Sistem Penggerak....Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Penentuan Desain Servo........................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jemuran pakaian merupakan kebutuhan yang wajib dimiliki oleh
hamper setiap orang. Hujan ataupun cuaca buruk hingga saat ini menjadi
masalah utama bagi masyarakat yang memiliki jemuran. Pada saat musim
hujan, mayoritas orang merasa cemas ketika mereka sedang menjemur
pakaian. Rasa cemas tesebut akan bertambah pada saat menjemur pakaian
namun sedang berada diluar rumah dan dirumah sedang tidak ada orang.
Dari kejadian itu orang jadi enggan menjemur pakaian ditempat yang
terbuka, karena khawatir jemurannya basah terkena air hujan.
Pemanasan global yang sekarang ini terjadi menyebabkan musim di
Indonesia menjadi kurang menentu, sehinnga musim kemarau dan musim
penghhujan sudah tidak dapat diprediksi lagi. Kondisi yang tidak
menentukan tersebut akan sangat merepotkan apabila hendak menjemur
pakaian. Rasa khawatir tersebut bertambah ketika rumah dalam keadaan
kosong, sedangkan jemuran yang digunakan untuk mengeringkan pakaian
basah masih berada diluar rumah sehingga pakaian yang dijemur tidak
kering dengan maksimal. Dampak lebih buruknya lagi pakaian bias menjadi
lebih kotor hingga menimbulkan bau.
Saat ini sudah banyak alat pengering pakaian yang dijual dipasaran.
Namun masih banyak pebisnis laundry yang belum menggunakan pengering
tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor. Salah satunya adalah
harga yang relatif tinggi. Satu buah mesin pengering pakaian baju otomatis
hargnya bias mencapai Rp 3.900.000. Ada dua jenis pengering pakaian. Ada
yang berbahan bakar gas da nada yang bertenaga listrik. Untuk tenaga gas
selain membutuhkan gas untuk mengoperasikannya juga membutuhkan
sekitar 300 watt tenaga listrik sedangkan untuk tenaga listrik membutuhkan
minimal 2200 watt daya listrik. Hal ini tentunya membuat pebisnis
laundry berpikir
dua kali sebelum membeli mesin pengering jemuran pakaian otomatis
tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah sebuah perancangan
prototype jemuran otomatis menggunakan sensor basah dan servo. Jemuran
pakaian otomatis ini bekerja apabila sensor basah untuk mendeteksi terdapat
sebuah cairan ( air hujan ). Kemudian hasil sensor tersebut diteruskan ke
servo, Lalu servo melepaskan tali kemudian terjadi energy potensial atau
gerak jatuh bebas disisi lainya.
Dengan adanya system jemuran pakaian otomatis berbasis sensor
basah dan servo ini pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya sebesar itu.
Selain itu kekurangan dari alat pengering otomatis yang ada adalah
terbatasnya pakaian yang bias dijemur. Hanya bias menampung sekitar 20
pakaian karena terbatasnya ruang, sementara jemuran pakaian otomatis ini
bias menampung banyak pakaian tergantung panjang rel jemuran yang ingin
digunakan.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam group project ini, terdapat masalah dalam merancang jemuran
pakaian otomatis adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perancanaan dan perhitungan pada komponen- komponen
pada jemuran pakaian otomatis agar mampu beropersi dengan kapasitas
maksimum dan kinerja yang maksimal?
b. Bagaimana proses pembuatan jemuran pakaian otomatis?
c. Bagaimana susunan dan gambar detail dari jemuran pakaian otomatis
yang telah dirancang ?

1.3. Tujuan Penulisan Laporan


Pada penulisan laporan group project ini untuk
1. Memenuhi mata kuliah group project
2. Merencanakan, mendesain dan membuat mini jemuran pakaian otomatis
3. Melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir yang analisis dalam
suatu perencanaan pembangunan suatu alat
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini, penulis akan membatasi permasalahan apa
saja yang akan dibahas dan dikerjakan, meliputi
1. Pembahasan tentang proses perencanaan dan pembuatan mini jemuran
pakaian otomatis.
2. Proses desain dan perhitungan yang digunakan
3. Metode yang digunakan dalam pembuatan

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan group project ini mengacu pada format
laporan group project jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, sistematika penulisan

BAB II DASAR TEORI


Bab ini berisi tentang pengertian dan wawasan yang berkaitan dengan
rancangan pembuatan mini jemuran pakaian otomatis

BAB III ANALISIS PERANCANGAN PRODUK


Bab ini berisi tentang analisa perencanaan bentuk mini jemuran
pakaian otomatis

BAB IV PROSES PEMBUATAN


Bab ini berisi tentang proses pembuatan mini jemuran pakaian otomatis

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini kita dipaparkan mengenai teori-teori yang menjadi dasar dari
pembuatan tugas GROUP PROJECT ini, diantaranya adalah Sensor Basah, Serfo,
Katrol, Pembeban, Tali dan beberapa teori lainya yang menunjang penelitian.

2.1 Sensor Basah

Gambar 2.1 Sensor Basah


Sensor Basah adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi
terjadinya hujan atau tidak, yang dapat difungsikan dalam segala macam
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip kerja dari modul sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun
dan mengenai panel sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air
hujan. Dan karena air hujan termasuk dalam golongan cairan elekrolit yang
dimana cairan tersebut akan menghantarkan arus listrik.
Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari
sensor ini dapat berupa logika high dan low ( on atau off ). Serta pada modul
sensor ini terdapat output yang berupa tegangan pula. Dengan singkat kata,
sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi ada tidaknya hujan di
lingkungan luar yang dimana output dari sensor dapat berupa sinyal analog
maupun sinyal digital.
Spesifikasi Sensor Hujan :
1. Sensor ini bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5cm x 4cm
berlapis nikel dan dengan kualitas tinggi pada kedua sisinya.
2. Pada lapisan module mempunyai sifat anti oksidasi sehingga tahan
terhadap korosi.
3. Tegangan kerja masukan sensor 3.3V-5V
4. Menggunakan IC comparator LM393 yang stabil.
5. Output dari modul comparator dengan kualitas sinyal bagus lebih
dari 15mA.
6. Dilengkapi lubang baut untuk instalasi dengan modul lainnya.
7. Terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur sensitifitas
sensor.
8. Terdapat 2 Output yaitu digital (0 dan 1) dan analog (tegangan).
9. Dimensi PCB yaitu 3.2 cm x 1.4 cm.

2.2 Motor Servo

Gambar 2.2 Motor Servo


Motor Servo merupakan perangkat atau actuator putar (motor) yang
dirancang dengan system control feedback loop tertutup (close loop),
sehingga dapat memastikan dan menentukan posisi sudut dari poros output
motor. Daya yang dimiliki motor servo bervariasi, mulai beberapa watt
sampai ratusan watt. Motor servo digunakan untuk berbagai keperluan
seperti system pelacakan, peralatan mesin dan lain sebagainya. Motor servo
dibagi menjadi dua, yaitu motor serco AC dan DC. Prinsip kerjanya motor
servo dikendalikan dengan memberikan Pulse Wide Modulation / PWM
melalui kabel control. Durasi “ denyut “ (pulse) yang diberikan akan
menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Poros motor servo
akan bergerak dan bertahan di posisi yang telah diperintahkan ketika durasi
“denyut”nya telah diberikan. Motor servo akan menahan atau melawan
dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya apabila ada yang mencoba
memutar atau mengubah posisi tersebut. Posisi motor servo tidak akan
seterusnya diam saja karena sinyal “denyut”nya harus diulang setiap 20 ms
(mili second) untuk menginstruksikan agar tetap pada posisinya.

2.3 Katrol

Gambar 2.3 Katrol


Katrol adalah sebuah roda diatas sebuah as roda atau penggerak roda
yang dirancang untuk mendukung pergerakan dan mengubah arah dari kabel
atau tali yang dipasang, atau mentransfer kekuatan antara penggerak roda
dan kabel atau tali.
2.4 Pembeban

Gambar 2.4 Pembeban


Pembeban adalah beratnya benda atau bagian dari suatu bangunan
yang bersifat tetap atau akibat penghunian. Menurut pengaturan
pembebanan Indonesia untuk gedung ( PPIUG ), beban atau muatan dibagi
5 macam:
1. Beban Mati (Dead Load) --- M, adalah beban yang bersifat tetap atau
konstan. Contoh : beban struktur sendiri seperti atap, rangka atap,
balok, lantai dll
2. Beban Hidup (Liver Load) --- H, adalah beban yang bersifat tidak tetap,
bergerak, berubah sewaktu-waktu. Contoh : manusia, berbagai perabot
dll.
3. Beban Angin (Wind Load) --- A, adalah beban berupa angina
dengan segala arah dan kecepatannya.
4. Beban Gempa (Earthquake Load) --- G, adalah beban berupa gempa bumi
atau pergerakan lapisan tanah bumi.
5. Beban Khusus (Special Load)-----K, adalah beban-beban yang merupakan
penyederhanaan kenyataan sehari-hari, Contoh; penurunan(settlement),
efek cuaca, panas, suhu, temperature dll.
2.5 Tali

Gambar 2.5 Tali


Tali adalah kumpulan lapisan linear, benang atau sehelai tali yang
bengkok atau dikepang bersama dalam rangka untuk menggabungkan
mereka ke dalam bentuk yang lebih besar dam lebih kuat. Tali memiliki
kekuatan tarik sehingga dapat digunakan untuk menyeret dan mengangkat,
tetapi terlalu fleksibel untuk memberikan kuat tekan. Rope lebih tebal dan
lebih kuat dari yang sama dibangun kabel, garism tali dan benang.
BAB III

PENENTUAN DESAIN

3.1 Desain Rangka


 Konsep A menunjukan rangka dengan 6 kaki, sebagai penguat
rangka. Rangka dirancang untuk menahan beban atap,rel sliding
atap,servo,Arduino dan pemberat. Kaki jemuran yang dipakai
menggunakan stainlish dengan roda agar memudahkan untuk
dipindah pindah.
 Konsep B menggunakan material kayu dengan ukuran panjang kayu
300 cm dengan ketebalan 10 cm, material tersebut dipilih agar
rangka tetap kuat dan kokoh dan membutuhkan biaya yang sangat
murah untuk menumpang beban yang cukup berat yang ditimbulkan
dari komponen-komponen yang ada dalam rangkaian pemberat dan
atap. Rangkaian rangka dibuat dengan model 4 kaki tanpa roda.
 Konsep C menggunakan rangka kaki besi yang memiliki 4 kaki dan
servo berada di tengah, Di bagian atas kaki jemuran,

Konsep KRITERIA Jumlah Peringkat

Biaya Kekuatan Pengerjaan Pemindahan

A 4 4 3 2 13 3

B 4 3 3 4 14 2

C 2 5 5 3 15 1

Tabel 3.1 Penentuan Desain Rangka


3.2 Desain Atap
 Konsep A yaitu menggunakan atap dengan bahan seng, berbentuk
pipih dengan tujuan mampu menutup bagian atap dengan sempurna.
 Konsep B yaitu menggunakan akrilik. Bertujuan agar atap lebih
terlihat rapih kuat dan penggunaan atap yang awet. Penggunakan
akrilik sendiri juga bertujuan agar saat sliding menutup bagian atas
jemuran lebih rapih menggunakan rel, dan agar meminimalisir
korosi.
Konsep KRITERIA Jumlah Peringkat
Biaya Kekuatan Pengerjaan Pemindahan
A 4 4 4 4 16 1
B 3 4 3 3 13 2
Tabel 3.2 Penentuan Desain Atap
3.3 Desain Sistem Penggerak
 Konsep A menggunakan sistem penggerak roda gigi dengan
pertimbangan lebih rawan dalam perawatan, memiliki kebisingan
yang rendah karena usaha dilakukan di daerah perumahan, tidak
beresiko korosi, namun sedikit lebih mahal
 Konsep B menggunakan penggerak servo dan arduino, meskipun
daya yang ditrasmisikan lebih kecil dibanding roda gigi, servo dan
arduino memerlukan perawatan yang mudah, umur servo dan
Arduino tidak lebih bagus dari penggerak roda gigi tetapi biaya
barang yang dikeluarkan relatif murah
 Konsep C menggunakan sistem penggerak belt di bagian otomatis
dan waktu, sedangkan kalau pakai rantai biaya mahal dan kalau tidak
di rawat akan mudah rusak. Sistem kontrol menggunakan motor
penggerak untuk mengatur kecepatan dan waktu pada proses aduk
adonan agar memiliki hasil yang baik, maka di sarankan untuk
menggunakan belt daripada rantai

KRITERI Peringka
Konsep A Jumlah t
Pengerjaa Pemindaha
Biaya Kekuatan n n
A 2 5 2 4 13 3
B 5 3 4 5 14 2
C 2 5 5 3 15 1
Tabel 3.3 Penentuan Desain Sistem Penggerak
3.4 Desain Servo
 Konsep A menggunakan servo dengan merk Towerpro dengan tipe
MG995, servo digunakan sebagai perilis (Pelepas) tali atap yang
akan disangkutkan pada servo, servo Towerpro MG995 memiliki
harga yang relative murah, bahan material yang bagus, dan
ukurannya yang standar
 Konsep B menggunakan servo dengan merk Towerpro dengan tipe
MG996R. Mempunyai torsi 12 kg, namun harga yang didapatkan
relative mahal dibandingkan dengan tipe MG995, dan jemuran
otomatis ini tidak terlalu membutuhkan torsi yang lebih besar.
 Konsep C menggunakan servo dengan merk Towerpro dengan tipe
MG90S. Mempunyai torsi sebersar 1,8 Kg. kekurangan servo tipe ini
terlalu kecil dibandingkan dengan MG995 dan MG996R akan tetapi
harga yang didapatkan relative murah dibandingkan dengan MG995
dan MG996R.

KRITERI Peringka
Konsep A Jumlah t
Pengerjaa Pemindaha
Biaya Kekuatan n n
A 5 5 4 4 18 1
B 2 5 4 3 14 3
C 5 3 3 4 15 2
Tabel 3.4 Penentuan Desain Servo
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tahap analisis dan perancangan sistem yang akan
dibangun. Analisis membahas semua persiapan yang akan menjadi pokok
pikiran pembuatan jemuran pakaian otomatis menggunakan sensor dan
servo ini. Mulai dari masalah yang melatarbelakangi, hingga analisis
gambaran awal sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem membahas hal-
hal yang berkaitan dengan pondasi atau dasar pembuatan alat, yang meliputi
perancangan alat, tampilan antar muka halaman aplikasi, hingga
perancangan alur proses.

4.1 Analisis
Tahap analisis meliputi analisis masalah, analisis kebutuhan,
deskripsi umum sistem, dan kasus penggunaan sistem yang dibuat.
4.1.1 Analisis Permasalahan
Jemuran pakaian merupakan kebutuhan yang wajib
dimiliki oleh hampir setiap orang.Hujan ataupun cuaca
buruk hingga saat ini menjadi masalah utama bagi
masyarakat yang memiliki jemuran. Pada saat musim hujan,
mayoritas orang merasa cemas ketika mereka sedang
menjemur pakaian. Rasa cemas tersebut akan bertambah
pada saat menjemur pakaian namun sedang berada diluar
rumah dan dirumah sedang tidak ada orang. Dari kejadian
itu orang jadi enggan menjemur pakain ditempat yang
terbuka, karena khawatir jemurannya basah terkena air
hujan. Pemanasan global yang sekarang ini sedang terjadi
menyebabkan musim di Indonesia menjadi kurang menentu,
sehingga musim kemarau dan musim penghujan sudah tidak
dapat diprediksikan lagi. Rasa khawatir tersebut bertambah
ketika rumah dalam keadaan kosong, sedangkan jemuran
yang digunakan untuk mengeringkan pakaian 26 basah
masih berada di luar rumah
sehingga pakaian yang dijemur tidak kering dengan
maksimal dan yang lebih buruknya lagi dapat menjadi lebih
kotor hingga timbulnya bau.

4.1.2 Deskripsi Umum


Berdasarkan permasalahan yang ada pada pembahasan
domain permasalahan, solusi yang ditawarkan adalah
pembuatan jemuran pakaian otomatis menggunakan motor
dan sensor berbasis arduino. Jemuran ini dapat secara
otomatis memindahkan jemuran dari tempat yang tidak
teduh menuju ke tempat yang teduh. Dalam pembuatan
rancangan ini akan digunakan beberapa sensor yaitu sensor
hujan,sensor kelembapan DHT11. Apabila sensor hujan
tertetes air, maka stsp jemuran otomatis menutup ke seluruh
atap.

4.2 Perancangan Sistem


Perancangan sistem dilakukan untuk menggambarkan rancangan dan
arsitektur yang akan digunakan untuk penelitian. Juga menggambarkan
bagaimana proses-proses yang harus dijalani.
4.2.1 Cara kerja benda
1. Bila sensor terkena air, modul akan bekerja
2. Dibawah atap terdapat kabel modul yang akan mengarah
ke servo.
3. Servo akan membuka pengaitnya
4. Lalu tali yang sudah diberikan pemberat akan menutup atap
hingga tertutup rapat
5. Atap terdapat stopper yang berfungsi untuk memberhentikan
atap
6. Untuk membuka atapnya hanya menarik tali dan di
kaitkan dengan pengait yang berada di servo
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesinpulan

1. Prinsip kerja alat ini adalah menggunakan sensor hujan yang


disambungkan ke modul yang mana modul akan memerintahkan servo
untuk bergerak. Yang mana aliran dari modul ke servo dialiri alian
listrik. Setelah servo bergerak yang membuat pengait tali pada servo
bergerak dan terlepas dan mengakibatkan beban yang semulanya diam
bergantung jatuh kebawah dan mengakibatkan atap jemuran bergerak
yang mengakibatkan atap dari seng menutupi pakaian yang sebelumnya
dijemur. Dan berhentinya beban yang jatuh menarik atap dengan
menggunakan stopper yang menghentikan beban jatuh bebas kebawah
dan memperhentikan pergerakan atap juga.
2. Dalam proses pembuatan alat ini dapat kita lihat jika alat ini cukup
dibutuhkan dan berguna bagi para masyarakat, Dengan adanya alat ini
masyarakat merasa dipermudahkan disaat dimusim hujan dan sedang
menjemur pakaian dan tidak berada dirumah.

5.2 Saran
1. Alat ini masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya saat sudah
terjadi gaya potensial yang mengakibatkan pengunci dan beban bergerak
untuk menarik atap maka supaya atap terbuka seperti semula dipasang lagi
penguncinya secara manual untuk membuka atap jemuran.
DAFTAR PUSTAKA

(https://www.arduinoindonesia.id/2022/10/pengertian-dan-prinsip-kerja-motor-
servo.html)
https://id.wikipedia.org/wiki/Katrol
https://id.wikipedia.org/wiki/Tali
LAMPIRAN
500

30
550
450
343.86

30 230

SCALE:1:10
Digambar :
Satuan Ukuran : mm NIM :
Tanggal : 19/7/23 Diperiksa : Dr. Nur Aklis, S.T., M.Eng.,

Teknik Mesin UMS frame A4


SCALE:1:10 Digambar :
Satuan Ukuran : mm NIM :
Tanggal : 19/7/23 Diperiksa : Dr. Nur Aklis, S.T., M.Eng.,
Teknik Mesin UMS jemuran A4
250 2
150

SCALE:1:5
Digambar :
Satuan Ukuran : mm
NIM :
Tanggal : 19/7/23
Diperiksa : Dr. Nur Aklis, S.T., M.Eng.,
Teknik Mesin UMS
akrilik A4

Anda mungkin juga menyukai