Nomor :
A/20/III/2023/Reskrim
Tanggal : 7 Mei 2020
RAHASIA
PENELITIAN KEMASYARAKATAN
UNTUK DIVERSI
DIBUAT OLEH
SURABAYA
2023
BIMKEMAS&PA 14
RAHASIA
I. PENDAHULUAN.
Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) ini dilaksanakan berdasarkan surat Penyidik
Kepolisian tanggal 15 Februari 2020 No. 32/Lap.ResKrim/II/2020/Polsek Genteng perihal
Permintaan Kemasyarakatan (Litmas) Diversi a.n. Subarjo bin Yanto.
Penelitian kemasyarakatan (litmas) ini dimaksudkan untuk mengungkapkan dan
menemukan data dan informasi secara obyektif tentang perkembangan dan latar belakang
kehidupan Klien dari berbagai aspek sosiologis, psikologis, , ekonomis, dan lain sebagainya.
Data dan informasi tersebut diharapkan dapat mengungkapkan factor-faktor/ latar belakang
terjadinya tindak pidana yang dilakukan Klien.
Tehnik Pengumpulan data/informasi dilakukan dengan wawancara yang dilaksanakan
mulai tanggal 17 s/d tanggal 18 Maret 2020. Sumber informasi dalam pengumpulan
data/informasi ini meliputi orang tua klien, korban, masyarakat dan klien itu sendiri. Dengan
dilengkapi dokumen seperti KK, KTP Orang Tua, KTP Korban, Akta Kelahiran, Surat
Keterangan Domisili dari Lingkungan RT.
Data dan informasi yang terkumpul didiskripsikan diuraikan, dan di analisis huhungan
antar variable ( factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan/tindak pidana), dan
pada bagian akhir disampaikan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan meliputi data
pribadi, keluarga dan perkembangan kehidupan social klien, latar belakang terjadinya tindak
pidana/kejahatan.. Rekomendasi berupa alternative solusi pemecahan masalah, sekaligus
dengan memberikan pertimbangkan yuridis, sosiologis untuk kepentingan terbaik bagi anak
II . IDENTITAS
A. Identitas Klien
1. Nama : Subarjo
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Februari 2006
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku/ Bangsa/ Warga Negara : WNI
6. Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Pertama
7. Status Perkawinan : Belum Kawin
8. Alamat : Kel. Ketabang No. 14, Kec. Genteng, Kota
Surabaya
9. .Ciri-Ciri Khusus : Kurus, Putih, Hidung pesek, Rambut ikal
2. Ibu
a. Nama : Mutmainah
b. Tempat/ Tanggal Lahir : 29 Februari 1976
c. Agama : Islam
BIMKEMAS&PA 14
d. Suku/Bangsa/Warga Negara : WNI
e. Pendidikan Terakhir : SLTA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Kel. Ketabang No. 14, Kec. Genteng, Kota
Surabaya
h. Hubungan : Ibu Kandung
:
VI. KONDISI LINGKUNGAN SOSIAL, BUDAYA DAN ALAM TEMPAT TINGGAL KLIEN
A. Relasi Sosial dengan Masyarakat
Hubungan klien dan keluarga dengan masyarakat sekitar terbilang cukup baik, disamping
perekonomian mereka yang rendah, keluarga klien selalu membantu warga lain yang
membutuhkan bantuan. Kedua orang tua klien juga merupakan pribadi yang baik dan
disegani oleh warga sekitar.
B. Kronologis
Pada hari Rabu 12 Februari 2020 berawal Ketika jam istirahat jam 12.00 di SMP
Harapan Surabaya Ketika teman – temanya subarjo pada ke kantin tetapi subarjo lebih
memilih untuk berdiam diri di kelas. Subarjo pada saat itu merasa lapar, tetapi dia tidak
mempunyai uang untuk membeli makanan di kantin, karena tidak di berikan uang oleh
orangtua karena sedang sibuk bekerja sebagai buruh lepas. Seketika subarjo memiliki
niat buruk untuk mengambil hape teman nya yang bernama erik Gunawan. Pada
akhirnya subarjo melihat sekeliling kelas dan tidak ada yang melihatnya dia langsung
mengambil hape merk Samsung Galaxy s8 tujuan subarjo mengambil hape korban
hanya untuk makan pada hari itu dan untuk keperluan sehari hari , pada saat jam
istirahat selesai erik sadar bahwa hapenya sudah tidak ada di dalam tas, oleh karena itu
erik langsung melapor ke kepala sekolah dan kepala sekolah langsung mengambil sikap
dengan menggeledah satu persatu tas siswa dan hape tersebut di temukan di tas
subarjo.
Akibat kejahatan yang dilakukan terhadap Korban, hanya Korban yakni erik yang
sempat kehilangan Hp yang dicuri oleh Klien.
C. Keadaan Korban
Korban yang bernama Erik Gunawan, berumur 14 Tahun, lahir di Surabaya pada
tanggal 1 Januari 2006, beralamat di Jl Raya Rungkut Timur Kota Surabaya .bersama
ayahnya Bapak Irawan. Sewaktu kejadian tindak pidana pencurian tersebut dilakukan
oleh klien, korban tengah tidak berada di kelas karena pada waktu itu yakni pukul 12.00
BIMKEMAS&PA 14
Wib yang mana pada waktu tersebut korban sedang pergi ke kantin Bersama teman
teman lainya. Otomatis sewaktu itu Erik tidak mengetahui bahwa terjadi pencurian yang
dilakukan oleh teman kelas nya sendiri . Korban baru mengetahuinya sewaktu ia
Kembali ke dalam kelas setelah jam istirahat selesai dan mendapati Hp nya telah hilang
dari dalam tasnya . Korban yang sempat panik kemudian menyampaikan hal tersebut
kepada kepala sekolah , dan kemudian kepala sekolah melakukan penggeledahan ia
tidak mengetahuinya. Dan kemudian hape tersebut di temukan di dalam tas pelaku
dengan ciri-ciri yang sama
D. Akibat Tindak Pidana Terhadap Klien dan Orang Tua Klien, dan masyarakat.
Orang tua korban terkejut atas tindakan yang dilakukan oleh anak satu satunya
tersebut, hal ini dikarenakan klien sebelumnya adalah anak yang memiliki kepribadian
yang baik, menurut kedua orang tuanya pun klien baru pertama kali melakukan
perbuatan tersebut.
Masyarakat sekitar juga cukup menyayangkan perbuatan yang dilakukan oleh klien,
karena mereka menganggap bahwa ia merupakan anak yang sangat baik dan hampir
tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu, namun mereka cukup memakluminya
jika didasarkan pada perekonomian keluarga dan kondisi klien dengan rekan
sekelasnya.
IX. Sikap Dan Tanggapan Orang Tua/Keluarga Klien, Korban, Masyarakat Dan
Pemerintah Setempat
A. Sikap dan tanggapan orang tua/keluarga klien
Orang tua klien turut merasa bersalah atas tindakan yang dilakukan oleh anaknya, hal
ini karena mereka tidak menyangka bahwa klien melakukan perbuatan tersebut padahal
selama ini diketahui bahwa klien merupakan anak yang baik. Orang tua klien pun juga
berharap agar korban tidak membawa kasus tersebut ke pengadilan, serta meminta
maaf kepada pihak korban.
B. Tindak Pidana
Berawal ketika jam istirahat yaitu pukul 12.00 WIB tepatnya (Rabu, 12 Februari 2020),
ketika teman-temannya pada ke kantin tetapi Subarjo memilih untuk berdiam diri di
kelas. Subarjo pada saat itu merasa lapar, tetapi dia tidak mempunyai uang untuk
membeli makanan karena tidak diberi uang saku oleh orang tuanya. Subarjo berasal
dari keluarga menengah ke bawah, dia juga kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya karena sibuk bekerja sebagai buruh harian lepas. Seketika Subarjo mempunyai
niat buruk untuk mengambil hp milik temannya (Erik Gunawan). Pada akhirnya Subarjo
melihat sekeliling kelas dan tidak ada yang melihatnya, dia langsung mengambil HP
merk Samsung Galaxy S8 yang berada di dalam tas Erik Gunawan. Tujuan Subarjo
mengambil HP tersebut untuk makan dan keseharian. Ketika jam istirahat selesai Erik
Gunawan mencari HP nya dan ternyata tidak ada di tasnya. Kemudian Erik Gunawan
melaporkan hal tersebut ke Kepala Sekolah dan seketika langsung dilakukan
penggeledahan. Setelah dilakukan penggeledahan, ternyata HP tersebut ditemukan di
tas Subarjo. Tanpa berfikir panjang dan mendengarkan penjelasan dari Subarjo,
Kepala Sekolah melaporkan perbuatan Subarjo ke Polsek Genteng dengan Laporan
Polisi No. 32/Lap.ResKrim/II/2020/Polsek Genteng, tanggal 15 Februari 2020. Saat
ditangkap subarjo pun terlihat sangat ketakutan, dan setelahnya ia nampak seperti
trauma.
, dalam dugaan tindak pidana yang disangkakan terhadap klien, merupakan tindak
pidana pencurian sebagaimana diatur pasal 362 KUHP dengan ancaman pidana
maksimal 5 (Lima) tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah,
sangkaan tersebut, klien mengakuinya, adapun perannya adalah tersangka dari
tindakan pencurian. Namun, dalam hal ini tindakan pidana dilakukan oleh seorang
anak yang telah berumur 12 Tahun namun masih belum/dibawah umur 18 tahun,
sehingga digunakanlah Hukum Peradilan Anak sebagaimana dijelaskan dalam Pasal
1 angka 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Dikarenakan Klien yang masih dikategorikan anak-anak, maka menurut Pasal 1
angka 6 & 7, upaya hukum yang dapat dilakukan adalah restorative justice atau bisa
dibilang pemulihan Kembali pada keadaan semula antara keluarga korban maupun
klien. Dalam kasus ini diupayakan diversi yang dilakukan sebagai pengalihan
penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan
pidana. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UU SPPA upaya Diversi dilakukan
untuk mencapai perdamaian antara korban dan anak, menyelesaikan perkara anak di
luar proses peradilan, menghindarkan anak dari perampasan kemerdekaan,
mendorong masyarakat untuk berpartisipasti, dan menanamkan rasa bertanggung
jawab kepada anak.
2. Analisis Yuridis
Berdasarkan yuridis dan ketentuan yang berlaku, tindak pidana yang
dilakukan oleh klien merupakan tindak pidana pencurian sebagaimana diatur
dalam Pasal 362 KUHP tentang Pencurian. Dalam kasus ini umur klien yang
tergolong masih anak-anak dalam melakukan tindakan tersebut sehingga,
mengklasifikasikannya sebagai Anak yang berkonflik dengan hukum
sebagaimana Pasal 1 angka 3 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) yang menjelaskan bahwa “Anak yang
berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anka yang
telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang diduga melakukan tindak pidana”. Sebagaimana pasal 5 ayat (1)
sistem Peradilan Pidana Anak wajib mengutamakan pendekatan Keadilan
Restoratif, serta sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UU SPPA bahwa pada
tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan perkara Anak di pengadilan
wajib diupayakan Diversi.
Menurut Pasal 8 ayat (1) UU SPPA menjelaskan bahwa diversi
dilakukan dengan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang
tua/walinya, korban dan/atau orang tuanya, Pembimbing Kemasyarakatan,
dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Restoratif Justice.
Dalam kasus ini upaya restorative justice dilaksanakan dengan diversi,
yang melibatkan klien, orang tua klien, korban, dan pembimbing
kemasyarakatan.
BIMKEMAS&PA 14
F. Hal-hal yang meringankan dan yang memberatkan.
1. Klien merupakan anak yang bertanggung jawab dan rajin, dapat dilihat dar i
prestasi non -akade mis klien dalam olahraga Basket. Serta pribadi klien yang
baik terhadap keluarganya dan teman-temannya. Klien merasa menyesal, merasa
bersalah dalam diri klien, ia juga telah menyesali perbuatannya, klien juga adalah
anak yang rajin dan tidak pernah bermasalah sebelumnya, oleh karena itu sangat
mendukung untuk dilakukan diversi.
2. Peran Keluarga
Adanya Kesanggupan dari keluarga untuk mendidik dan mengurus klien kembali
dan mendidiknya mengenai perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh hukum, serta
kondisi keluarga yang terbilang cukup baik sehingga mendukung agar klien dapat
menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahannya.
2. Faktor utama penyebab klien terlibat dalam tindak pidana ini adalah
Karena perekonomian yang sulit sehingga tak dapat di berikan uang saku untuk
membeli makanan di sekolah pada saat jam istirahat :
a. Faktor dari keluarga berupa orang tua yang tidak memberikan uang saku
kepada pelaku
b. Faktor dari Teman-teman klien
3. ............................................Klien menanggapi bahwa apa yang dituduhkan
kepadanya adalah benar, bahwa klien melakukan tindakan pencurian secara sadar
yang didorong oleh keinginan membeli makanan di kantin
4. Orang tua, masyarakat, dan pemerintah setempat mendukung musyawarah, agar
kasus ini dapat diselesaikan dengan damai, serta agar anak tidak terlalu
mengalami trauma dan agar klien dapat berubah.
5. Pihak korban juga setuju untuk mengajukan upaya diversi dalam menyelesaikan
kasus ini.
B. Rekomendasi
Diharapkan agar klien dapat berubah dan tidak mengulangi perbuatannya
tersebut. serta agar Kembali menjadi anak yang baik, serta memilih kawan yang baik
untuknya dan tidak memberikan efek negative terhadapknya.
Serta orang tua juga seharusnya lebih memberikan kasih sayang yang penuh
serta perhatian terhadap anaknya, karena tiada yang lebih penting dari pada kasih
sayang dan perhatian sepenuh hati dari orang tua.
Dihimbau juga kepada wali kelas klien agar meberikan perhatian kepada anak
anak yang berada di kelas apakah sedang kekurangan hal apapun agar dapat
setidaknya paham dan membantu kesulitan yang di alami oleh muritnya.
Mengetahui
Kepala Balai Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan,
BIMKEMAS&PA 14
Catatan :
Hasil litmas wajib dilampirkan data dukung (dokumen pendukung) sesuai kebutuhan.
LAMPIRAN DOKUMEN :
1. Akte kelahiran
2. Kartu keluarga (KK),
3. Kartu Tanda Penduduk (KTP),
4. Surat keterangan domisili dari lingkungan (RT)
5. Risalah (kronologis) proses diversi
6. Berita Acara Diversi Kepolisian (untuk litmas diversi pada tahap penuntutan
7. Berita Acara Diversi Kepolisian dan Berita Acara Diversi Kejaksaan (untuk litmas diversi
pada tahap pengadilan).
8. Surat pernyataan jaminan orang tua/wali.
9. Surat pernyataan orang tua/wali tentang kesanggupan mematuhi kesepakatan diversi dan
pembimbingan PK Bapas.
BIMKEMAS&PA 14