Isi Map DIAGNOSA MALARIA
Isi Map DIAGNOSA MALARIA
PLASMODIUM FALSIPARUM
TROPOZOIT
SKISON
GAMETOSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
1. Teknik Pencucian
Tersedianya kaca sediaan yang bersih dengan kualitas yang baik dalam mempersiapkan
pembuatan sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis perlu mendapat perhatian.
Semua kaca sediaan dipersiapkan dengan teliti, harus bersih bebas dari minyak dan
lembab. Hal ini dapat mencegah adanya kotoran yang akan mengaburkan diagnosis
malaria dan akan menghindari terlepasnya dan hilangnya lapisan sediaan darah tebal
selama proses pewarnaan. Kaca sediaan yang rusak tidak boleh dipakai, bila :
a). Kaca sediaan yang berwarna atau seperti tertutup embun (kusam);
b). Kaca sediaan baru atau lama yang tidak dibersihkan dengan sempurna;
c). kaca sediaan lama dengan permukaan tergores atau pingiran tergores (tidak rata),
Dianjurkan agar kaca sediaan yang bersih disimpan dalam paket berisi 10 slide yang dibungkus
dengan kertas tipis dan diikat dengan selotip atau karet sehingga kaca sediaan siap digunakan.
Kaca sediaan dapat diletakkan dalam kotak semula atau kotak yang sesuai, dan dibatasi
dengan karton yang bergelombang, gabus atau kain katun untuk siap dikirim.
1
Penggunaan asam-bikromat sebagai larutan pembersih tidak diajurkan lagi
1
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
TAMPILAN BERBAGAI STADIUM PARASIT
DENGAN PEWARNAAN GIEMSA
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
PLASMODIUM VIVAX
TROPOZOIT
SKISON
GAMETOSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
1. Simpan mikroskop dalam keadaan tertutup dengan plastik bersih atau kain penutup jika
tidak digunakan.
2. Lakukan perawatan ekstra untuk melindungi mikroskop dari debu pada waktu musim panas.
3. Lakukan perawatan ekstra untuk melindungi lensa mikroskop dan prisma dari timbulnya
jamur pada suhu lembab yang panas. Catatan : Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
3.1 Menyimpan mikroskop dalam ruangan ber AC jika memungkinkan.
3.2 Menyimpan mikroskop dalam ruangan khusus yang tidak lembab dilengkapi dengan
alat pengukur kelembaban.
3.3 Gunakan bohlam 15 atau 25 watt di dalam lemari dengan pintu yang tertutup rapat.
3.4 Gunakan bohlam 15 watt dalam kotak mikroskop khusus yang akan berperan menjadi
lemari penghangat.
3.5 Pada daerah yang tidak memiliki listrik, tempatkan rak untuk menahan kotak
mikroskop sekitar 30 cm di atas lemari es atau pendingin (menggunakan minyak
tanah); ini akan menjaga mikroskop tetap kering untuk melindungi lensa dari jamur.
4. Bersihkan lensa imersi (Lensa objektif 100x) setiap setelah digunakan dengan cara
menggosok menggunakan kain katun yang dibasahi dengan xylol.
5. Bersihkan lensa okuler dengan kain katun yang lembut atau dengan kertas lensa.
6. Gunakan penahan mikroskop dengan sekrup yang pas pada dasar kotak mikroskop untuk
menjaga mikroskop dari kerusakan sewaktu dipindahkan.
7. Catat nomor (jika memungkinkan) alat dan suku cadang agar memudahkan sewaktu
penggantian.
1. Menggunakan tisu atau kain katun lembut bekas membersihkan lensa imersi untuk dipakai
membersihkan lensa okuler.
2. Menggunakan alkohol untuk membersihkan permukaan mikroskop yang dicat.
3. Membongkar atau mencoba membersihkan bagian dari mikroskop yang sulit dijangkau
kecuali jika anda telah terlatih untuk melakukannya.
4. Membiarkan tabung mikroskop tempat lensa dalam keadaan kosong; gunakan penutup
yang sesuai untuk melindungi tempat yang kosong.
5. Menukar lensa mikroskop dari merk yang berlainan, walaupun dengan model/type lain
dengan merk yang sama.
2
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
TAMPILAN BERBAGAI STADIUM PARASIT
DENGAN PEWARNAAN GIEMSA
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
PLASMODIUM OVALE
TROPOZOIT
SKISON
GAMETOSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
Larutan buffer fosfat, dengan pH seimbang 7.2, sangat penting untuk pewarnaan parasit
malaria.
1.1 Larutan 1.0 g Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) anhidrat dan 0.7 g Kalium
Dihidrogen Fosfat (KH2PO4) dalam 1 liter aquabides; air hujan yang disaring atau
bahkan air kran suatu saat dapat digunakan jika yang lainnya tidak tersedia.
1.2 Periksa pH (dengan pH meter atau pH indikator).
1.3 Sesuaikan pH sampai 7.2 dengan menambahkan sedikit larutan Na2HPO4 2% atau
bila sebelum mencapai 7.2 dengan menambahkan sedikit larutan KH2PO4.
1.4 Sewaktu pH seimbang menjadi 7.2, simpan di tempat yang dingin jauh dari sinar
matahari langsung dalam botol yang tertutup rapat, diutamakan yang berkaca gelap.
Larutan ini dapat digunakan untuk beberapa minggu tetapi harus dilakukan pengecekan secara
teratur untuk memastikan tidak terbentuknya gumpalan. Dapat dicek dengan cara mengocok
larutan; jika terdapat gelombung udara, larutan harus dibuang.
2. Persiapan larutan stok siap pakai yang akan digunakan untuk kegiatan lapangan atau
pengiriman ke tempat yang jauh
2.1 Larutkan 3.0 g Na2HPO4 anhidrat dan 2.1 g KH2PO4 dalam 25 ml aquabides.
2.2 Sesuaikan pH menjadi 7.2 seperti yang di jelaskan pada poin 1.3 di atas.
2.3 Simpan dalam botol berwarna gelap dan jauhkan dari sinar matahari langsung; (dapat
dipakai untuk beberapa minggu).
2.4 Untuk membuat larutan siap pakai, encerkan 1 ml larutan stok sampai menjadi 20 ml
dengan aquabides.
3. Persiapan bahan
Dua jenis garam fosfat ditimbang sebelumnya dan ditempatkan bersama dalam tabung yang
berlebel dan tertutup rapat atau botol atau kantong plastik dan disimpan. Sewaktu isi paket
ditambahkan 1 liter air, larutan perlu di seimbangkan pH nya menjadi 7.2. Gunakan seperti
biasanya.
3
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
TAMPILAN BERBAGAI STADIUM PARASIT
DENGAN PEWARNAAN GIEMSA
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
PLASMODIUM MALARIAE
TROPOZOIT
SKISON
GAMETOSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
1. Pendahuluan
Giemsa merupakan pewarnaan standar terbaik untuk pewarnaan rutin sediaan darah
malaria. Larutan stok atau bentuk bubuk sebaiknya diperoleh dari perusahaan yang
memiliki reputasi baik. Meskipun demikian kualitas pewarna perlu di uji pada setiap batch
yang tersedia, sebelum secara rutin dipakai untuk pewarnaan sediaan darah dalam
jumlah besar.
1.2 Persiapan
Lebih baik digunakan botol berwarna gelap tetapi jika tidak tersedia gunakan gelas kimia
yang bersih, kering atau botol polietilen dengan ukuran yang sesuai. Diperlukan juga
sekitar 50 glass beads yang berdiameter 5 mm.
(1) Letakkan glass beads dalam botol; tuangkan sejumlah takaran methanol dan
tambahkan bubuk pewarna.
(2) Tutup botol dengan rapat. Biarkan bubuk pewarna larut perlahan melalui methanol
sampai mengendap di dasar. Kocok botol dengan gerakan memutar selama 2-3
menit.
(3) Tambahkan sejumlah gliserol dan ulangi proses pengocokan. Lanjutkan pengocokan
selama 2-3 menit dalam interval 30 menit setidaknya sebanyak enam kali.
(4) Biarkan botol selama 2-3 hari, kocok selama 3-4 kali setiap hari sampai zat pewarna
tercampur dengan sempurna. Simpan sedikit larutan stok ini dalam botol kecil pada
penggunaan rutin untuk menghindari kontaminasi dari larutan stok.
Setiap batch zat pewarna baru yang disiapkan harus diberi label dengan benar, termasuk
tanggal persiapan, dan harus di uji untuk pengenceran pewarnaan yang optimal dan waktu
pewarnaan. Selalu dijaga agar botol tertutup rapat, dalam ruangan yang sejuk, jauh dari sinar
matahari langsung. Botol kaca yang bening dapat dibungkus dengan menggunakan selubung
kertas gelap yang tebal untuk menghindari cahaya.
4
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
TAMPILAN BERBAGAI STADIUM PARASIT
DENGAN PEWARNAAN GIEMSA
EfepH pada parasit Malaria dengan
Pewarnaan Giemsa
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
E
N N
E
N
L
M
L P
L
M
LEKOSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
MC
CR
NC
PM
RC
HJ
PB PC
ERITROSIT
Sediaan Darah Tipis Sediaan Darah Tebal
Pada pewarnaan yang optimal, sediaan darah tebal dan tipis harus dibuat dalam kaca sediaan
terpisah dengan menggunakan konsentrasi dan waktu berbeda. Dapat juga sediaan darah tebal
dan tipis dibuat dalam satu kaca sediaan yang sama. Perlu diperhatikan kualitas pewarnaan
yang baik dari sediaan darah tebal. Hasil terbaik didapatkan ketika sediaan darah telah
dikeringkan semalaman.
5
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
BEBERAPA BENTUK ARTEFAK YANG MENYERUPAI PARASIT
DALAM DIAGNOSA MALARIA
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
Gambaran Awan dan bintik kotoran kromatosit Grup Granula Eosinofil Perbandingan Ukuran
berasal dari eritrosit yang belum matang yang terlepas Trombosit dan Limfosit
pada anemia berat
ELEMEN DARAH
BAKTERI
SPORA
Sediaan darah tebal dan tipis dalam satu sediaan darah yang sama
Sediaan darah tebal dengan pewamaan cepat dapat dilakukan di laboratorium yang sibuk.
2. Rekatkan sediaan darah tipis dengan meneteskan metanol, atau dengan memasukkannya
kedalam wadah berisi metanol selama beberapa detik. Oleh karena itu hindari metanol
atau uap metanol menyentuh sediaan darah tebal.
3. Siapkan larutan Giemsa 10% dengan pH 7.2; jika diperlukan jumlah yang sedikit, 3 tetes
zat pewama untuk tiap 1 mililiter (cc) buffer akan memberikan konsentrasi larutan Giemsa
yang tepat. Satu sediaan darah memerlukan 3 ml zat pewama.
4. Tuangkan secara merata zat pewarna pada sediaan darah dengan menggunakan pipet.
6. Bilas sediaan darah yang sudah diwamai secara merata dengan meneteskan air bersih,
jangan menuangkan zat pewama kemudian baru dibilas, karena akan meninggalkan
endapan diatas sediaan.
7. Tempatkan sediaan darah pada rak dengan menghadap ke bawah untuk dikeringkan,
pastikan bahwa sediaan tidak menyentuh rak.
(a). Latar belakang harus bersih dan bebas dari kotoran, karena eritrosit merah muda keunguan.
(b). Netrofil lekosit memiliki inti berwarna ungu gelap dan butiran yang kompak.
(c). Kromatin parasit malaria berwama merah kompak keunguan dan sitoplasma berwama biru terang
keunguan.
(d). Gambaran titik Schuffner’s dalam eritrosit yang mengandung Plasmodium vivaks atau
Plasmodium ovale.
6
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
BENTUK ELEMEN SELULAR PADA PEWARNAAN DENGAN GIEMSA
APUS TEBAL DAN TIPIS
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
Ukuran: kecil sampai sedang; Biasanya berhubungan dengan banyak Bentuk ginjal ujung-ujung tumpul, bulan
jumlah: sering terlihat banyak; bentuk: bentuk cincin; ukuran : kecil, padat; jumlah: sabit ujung bulat tajam/runcing belum
cincin dan tanda koma biasa; beberapa, tidak biasa, biasanya pada dewasa tidak biasa.
kromatin/inti: biasa, runcing sampai malaria berat: Bentuk dewasa: bentuk pisang atau
gemuk; bulat;
bentuk dewasa : kadang muncul pada Bentuk dewasa: 12-30 merozit atau lebih kromatin/inti: manyatu, dapat dikenali;
malaria berat, kompak / padat dengan dalam kelompok yang padat; pigmen: berpencar-pencar, kasar,
pigmen tidak halus atau gumpalan seperti butir besar; pink seperti merah
pada badan yang kadang-kadang
pigmen: gumpalan tunggal berwarna muncul karena tekanan. Bentuk terkikis
gelap (kadang kompak, kadang tidak kompak) dan
hanya memiliki kromatin dan pigmen
kadang terlihat.
(Stippling) Schuffner’s sebagai “bayangan”
Pada semua stadium yang terlihat: Bintik
Ukuran:kecil sampai besar; Ukuran : besar; jumlah : beberapa sampai Bentuk gametosit yang belum dewasa
jumlah: sedikit sampai sedang; sedang; sulit dibedakan dengan yang sudah
bentuk: cincin terbelah sampai bentuk Bentuk dewasa; 12-24 merozoit, dewasa. Bentuk dewasa : bulat, besar;
tidak beraturan biasa; biasanya 16, dalam kelompok yang tidak kromatin/inti; tunggal, mudah dikenali;
kromatin/inti: tunggal, terkadang dua; beraturan; pigmen; berhamburan, tajam. Bentuk
Sitoplasma : tidak beraturan dan pigmen: gumpalan lepas. dikikis/eroded (kadang kompak, kadang
terputus-putus; tidak kompak) dengan sedikit atau tidak
bentuk dewasa: pada, tebal; ada sitoplasma dan hanya kromatin/inti
pigmen : berhamburan dan pigmen yang ada.
(Stippling) Schuffner’s sebagai “bayangan”
Pada semua stadium yang terlihat: Bintik
Ukuran: kadang lebih kecil dari P. Vivax; Ukuran : lebih seperti P. Malaria; Bentuk gametosit yang belum dewasa
jumlah : biasanya sedikit; jumlah : sedikit; bentuk sulit dibedakan dengan yang sudah
bentuk : cincin sampai membentuk bulat, dewasa : 4-12 merozoit, biasanya 8, dewasa.
bentuk padat; dalam kelompok lepas (sedikit tidak Bentuk dewasa; bulat, mungkin lebih
kromatin/inti: tunggal, mencolok; sitoplasma: teratur); kecil dari pada P. vivax (sebesar eritrosit);
hampir tetap, gemuk (padat, massa tampak pigmen : gumpalan terkonsentrasi. kromatin/inti: tunggal, mudah dikenali;
jelas); pigmen: menyebar, kasar pigmen : berhamburan, kasar. Bentuk
dikikis/eroded (kadang kompak, kadang
tidak kompak) dengan memiliki kromatin/
inti dan pigmen
Pada semua stadium yang terlihat
P. malariae
Ukuran : kecil; Ukuran: kecil, padat; Bentuk yang belum dewasa dan yang
jumlah : biasanya sedikit; jumlah : biasanya sedikit; bentuk pasti dewasa sulit dibedakan dengan
bentuk : cincin sampai bulat, padat (satu dewasa : 6-12 merozoit, biasanya 8, gametosit dewasa. Bentuk dewasa; bulat,
massa sering didalam cincin): bersegmen bentuk bunga aster; padat;
kromatin/inti: tunggal, besar; sitoplasma: beberapa biasanya tanpa sitoplasma; kromatin/inti: tunggal, dapat dibedakan;
biasa, tebal; pigmen; terkonsentrasi pigmen: menyebar, kasar, terdistribusi
pigmen: berhamburan (tersebar di sekelilingnya, Bentuk dikikis / eroded
berkelompok dari batang), banyak, (kadang kompak, kadang tidak kompak)
bentuk yang lebih tua berwarna kuning dengan hanya memiliki kromatin/inti dan
pigment
Cara praktis untuk menghitung parasit malaria berdasarkan jumlah parasit per ml dalam
sediaan darah tebal;, dihitung dalam hubungannya dengan jumlah lekosit. Rata-rata 8000
lekosit per ml digunakan sebagai standar. Adanya ketidakakuratan sebagai akibat adanya
variasi jumlah lekosit diantara induvidu dalam keadaan sehat dan variasinya lebih besar pada
induvidu dalam keadaan sakit. Sebelum penghitungan dimulai, sejumlah 0,25 ml darah (sekitar
100 lapang pandang, menggunakan lensa okuler pembesaran 7x dan Iensa objektif
pembesaran 100x menggunakan minyak emersi) harus di periksa dalam sediaan tebal untuk
menentukan spesies parasit dan stadium yang mungkin ada. Jika ini telah dilakukan, metode
penghitungan yang cocok untuk sediaan darah positif adalah :
1. Dua alat penghitung yang diperlukan untuk menghitung parasit dan lekosit secara terpisah.
2. (a) Jika setelah 200 lekosit sudah dihitung, 10 atau lebih parasit telah teridentifikasi, catat
hasilnya dalam formulir pencatatan, memperlihatkan adanya jumlah parasit per 200
lekosit.
(b) Jika, setelah 200 lekosit sudah dihitung, terhitung 9 atau kurang parasit, teruskan
penghitungan sampai terhitung 500 lekosit dan catat jumlah parasit per 500 lekosit.
3. Pada tiap kasus, perhitungan parasit dalam hubungannya dengan penghitungan lekosit
dapat di konversikan menjadi parasit per ml dengan menggunakan rumus matematika
sederhana :
Ini berarti jika 200 lekosit dihitung, parasit dikalikan dengan 40, jika 500 lekosit dihitung
maka parasit dikalikan dengan 16.
4. Suatu praktek biasa untuk menghitung semua spesies yang ada dan memasukkan baik
parasit sexual maupun asexual secara bersama-sama. Kadang-kadang perhitungan
terpisah dibuat untuk gametosit Plasmodium falsiparum tetapi ketika ini selesai dilakukan,
parasit tersebut masih harus dimasukkan dalam penghitungan parasit secara keseluruhan.
Jarang untuk bisa memisahkan gametosit P. vivaks atau P. malariae dari parasit asexual
dengan ketetapan yang memadai untuk membenarkan penghitungan gametosit.
Sistem ini dapat digunakan hanya jika tidak memungkinkan untuk mengambil perhitungan
parasit per ml darah.
7
PANDUAN DIAGNOSIS MALARIA PADA MANUSIA
PENYIAPAN SEDIAAN DARAH TEBAL DAN TIPIS DALAM SLIDE YANG SAMA
(Gambar asli oleh Yap Loy Fong)
Untuk pemeriksaan mikroskopis rutin, sediaan tipis dan tebal dibuat pada satu slide yang sama. Sediaan tipis
digunakan sebagai label tetapi, jika dipersiapkan dengan baik, maka dapat untuk konfirmasi spesies parasit.
Pemeriksaan harus dilakukan pada sediaan tebal.
- Catatan untuk di Indonesia: etiket tidak lagi dituliskan pada sediaan tipis karena beberapa
alasan teknis (sejak Juli 2001)