Anda di halaman 1dari 29

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Metodelogi Penelitian Muhammad Nor Aufa, M.Pd

Cara Merujuk Dan Menulis Daftar Rujukan

Oleh

Luthfia Hijriani 210101070031

Nurul Ummahwati 210101070331

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARMASIN
2023 M /1445 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul:

“Cara Merujuk Dan Menulis Daftar Rujukan”

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah


SAW, keluarga beliau, para sahabat dan penerus perjuangan beliau sampai akhir
zaman. Makalah ini di buat untuk menjalankan kewajiban kami sebagai
mahasiswa dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan


makalah ini. Olehkarena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT jugalah semuanya kita kembalikan.

Banjarmasin, 29 November 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. ..........................................................................................................................3
B. ..........................................................................................................................9
C. ........................................................................................................................13
D. ........................................................................................................................16

BAB III PENUTUP.........................................................................................................17


Simpulan.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................1

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rujukan dan daftar pustaka adalah salah satu dari materi pembahasan
dalambahasa Indonesia, yang mana kita harus mengerti pengertian referensi
maupun daftarpustaka, harus bisa membedakan antara referensi dengan
daftar pustaka, dan bagaimanacara penyusunan maupun penulisannya.
Didalam penyusunan dan penulisannya harusbenar dan memperhatikan
syarat-syarat ataupun ketentuannya.Dan daftar pustaka dapatdari berbagai
sumber yaitu dari buku, internet, dsb.

Dalam menyusun suatu karangan ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu
sumberatau bahan karya ilmiah yang didapat. Berbagai banyak sumber dalam
menyusun karanganilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut, salah
satunya dikutip, dan sumber yangdi dapat pun harus dicantumkan sumber
menemukan data dengan menggunakan daftarpustaka dan catatan kaki.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian merujuk dan menulis daftar rujukan?

2. Bagaimana cara merujuk dan menulis daftar rujukan?

3. Bagaimana menguasai tool pendukung pembuatan proposal penelitian


dan laporan penelitian?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian merujuk dan menulis daftar rujukan.

2. Mengetahui cara merujuk dan menulis daftar rujukan.

3. Menguasai tool pendukung pembuatan proposal penelitian dan laporan


penelitian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Rujukan


A. Pengertian Bahan Rujukan
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi
(pembicara) Untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
Rujukan mungkin menggunakan faktual atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri
atas kesaksian, statistik contoh, dan objek faktual. Rujukan dapat berwujud dalam
bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau krabilitas. Sumber rujukan adalah tempat
ditemukannya bahan tersebut.
Kutipan adalah penggunaan ide, konsep, teori dan sejenisnya dari sumber
lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan yang ditulis
harus mencantumkan referensinya. Kesengajaan atau kealpaan penacatuman
referensi pada sebuah Kutipan merupakan pelanggaran etika dalam tulis-menulis1.

 Menurut Encyclopedia of Librarianship


Semua sumber dengan cakupannya masing – masing, bukan hanya buku,
majalah, surat kabar dan pamphlet, tetapi juga peta – peta, bagan – bagan,
rekaman suara, gambar diam dan gambar bergerak, salinda (slide), bahan bentuk
mikro, bahan pustaka elektronik (digital), dan banyak bahan lain seperti contoh –
contoh bahan atau prototype barang, dapat dimasukan dalam kelompok bahan
rujukan.

 Menurut Sri Marnodi


Bahan Rujukan merupakan sumber – sumber dasar yang bisa dipakai
untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan rujukan.

 Menurut American Library Association Glossary of Library Terms


Bahan Rujukan adalah :
a. Sebuah buku yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk
digunakan sebagai sumber menemukan informasi tertentu dan tidak
untuk dibaca keseluruhan.

1
Mustofa, Badollahi; Abdul Rahman Saleh. Bahan Rujukan Umum, Jakarta Universitas Terbuka
hlm 6-9.

2
b. Sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung
perpustakaan.
 Menurut Harrod’s Librarian Glossary
Bahan Rujukan adalah :
a. Buku – buku seperti kamus, ensiklopedi, kamus ilmu bumi, buku tahunan,
buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna
memberikan informasi tertentu dan lebih dimaksudkan sebagai sekadar
sumber acuan.
b. Buku rujukan adalah buku yang disimpan untuk dijadikan sumber
informasi yang tidak diperkenankan digunakan diluar gedung
perpustakaan.


Menurut Shores dan Krzys ( dalam Encyclopedi og Library and
Information Science )
Bahan Rujukan adalah buku yang diterbitkan terutama untuk dibaca untuk
mendapatkan keterangan ketimbang untuk dibaca secara menyeluruh2.

B. Tujuan dan Manfaat


Rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca
untuk mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.
 Manfaat
a) Memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang
suatu hal;
b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah;
c) Dapat mengetahui seluk-beluk serta keadaan suatu Negara atau suatu
tempat;
d) Dapat mengetahui riwayat hidup tokoh-tokoh;
e) Meningkatkan keterampilan dalam kemampuan menggunakan bahan
rujukan;
f) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian;
g) Lokasi/daerah terpencil yang kurang terkenal dapat dengan mudah
diketahui;
h) Bahan rujukan merupakan sarana penting dalam membantu pengguna
dalam hal kebutuhan informasi.

 Manfaat Koleksi Rujukan Umum


Manfaat menggunakan koleksi rujukan antara lain :

2
Apresiatif. Diksi, 9, IV, hlm. 81-9

3
a) Memberikan keterangan atau penjelasan dan mendasar tentang suatu hal
yang ingin diketahui
b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah
c) Dapat mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu Negara atau tempat –
tempat lain.
d) Dapat mengetahui riwayat hidup tokoh – tokoh terkemuka dan terkenal
didunia.
e) Keterampilan meningkat dalam hal kemampuan menggunakan bahan
rujukan sebagai sumber informasi dasar.
f) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian yang sedang
dilaksanakan
g) Lokasi daerah terpencil atau pulau yang kurang terkenal dapat dengan
mudah diketahui.
h) Memberi petunjuk kepada pengguna perpustakaan

C. Jenis – jenis Bahan Rujukan


Cara pengelompokan bahan rujukan sebagai berikut :
a) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai kata dan istilah
b) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai sumber
kepustakaan (literature)
c) Jenis bahan rujukan lainnya. Termasuk dalam kelompok ini adalah buku
petunjuk/buku pegangan, sumber bigorafi, sumber geografi dan direktori.

 Jenis Bahan Rujukan yang memberikan informasi langsung, misalnya kamus,


ensiklopedi, direktori, almanak, sumber biografi atau peta, buku statistic.
 Jenis Bahan Rujukan yang memberikan petunjuk kepada sumber informasi,
meliputi catalog, bibliografi, indeks dan abstrak.

Koleksi Rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh – contoh bahan,
baik yang dimiliki oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan,
yang terdiri atas berbagai bentuk dan digunakan sebagai bahan untuk
mendapatkan informasi tertentu.
Ditinjau dari sifat informasi yang dikandung, bahan pustaka bisa pula dibagi
menjadi bahan pustaka primer dan bahan pustaka sekunder, bahkan ada lagi yang
menambahkan jenis ketiga yaitu bahan pustaka tersier.
a. Bahan Pustaka Primer adalah bahan pustaka yang memuat informasi
langsung dari tangan pertama penulisnya. Contoh : tulisan di majalah, laporan
penelitian atau makalah pertemuan / seminar.

4
b. Bahan Pustaka Sekunder adalah bahan pustaka yang memuat informasi
secara tidak langsung dari pengarangnya, melainkan hanya merupakan
kumpulan informasi dari berbagai sumber.
c. Bahan Pustaka Tersier adalah bahan pustaka yang mendaftar bahan pustaka
sekunder, misalnya bibliografi atau bibliografi perkamusan / guide to reference
books3.

D. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan

1. Cara Merujuk

Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara


tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut
nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan
rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti
dengan dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan
dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbutkan, nama dokumen yang
diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan
dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang
ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan
titik, sebagai tanda pemisahnya.

2. Cara Merujuk Kutipan-Kutipan Langsung

a. Kutipan Kurang dari 40 Kata

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“…”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor
halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut:

Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.

Contoh:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.

Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.

3
Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai yang Dikandungnya: Sebuah Tinjauan
Apresiatif”. Diksi, 9, IV, hlm. 81- 9.

5
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”(Soebronto, 1990: 123).

Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).

Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi
karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah
dari teks yang mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis tepi
sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga
harus ditulis.

Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut: The ‘plecebo effect’.
Which had been verified in previous studies, dissappeared whwn behavior were
studied in this manner. Furthermore, the behavior were never exhibited again,
even when real drugs were administered Earlier student were clearly premature in
attributing the results to aplecebo effect.

c. Kutipan Yang Sebagian Dihilangkan

Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang,
maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.

Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah…
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).

Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik.

Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain….yang termasuk gerak manipulatif adalah
menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:319).

6
3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung

Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulis sendiri ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan
kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama
tahun penerbinya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan
contoh berikut:

Nama penulis disebut terpadu dalam teks.

Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat
(Salimin,1990:13).

4. Cara menulis Daftar Rujukan

Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah, atau bahan


lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan
yang dibaca akan dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalan teks harus
dicatumkan dalam daftar rujukan.

Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut
meliputi: (1) nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanda gelar akademik, (2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul
(subjudul), (4) kota tempat penerbitan dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur
tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya
lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama
penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti
koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam satu karya
ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua
nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.

5. Rujukan dari Buku

Cara menulis rujukan dari buku adalah sebagai berikut:

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai


dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (sebaiknya
diketik singkatan nama depannya), diakhiri dengan tanda (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).

7
c. Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,
semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan
subjudul, diakhiri dengan tnda (.).
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tanpa penerbit (yang dapat
didahului dengan kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (:) dan
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan
diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan
secara kronologis atau berdasarkan abjad buku-bukunya.

Contoh:
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Prentice-Hall: Englewood Clifis. New
Jercy.
Bar-Tal, D. 1979. Prosocial Behavior. Theory and Research. New York: John-
Weley.
Lewin. K 1935. A Dynamic Theory of Personality : Selected Papers. New York:
Mc Graw-Hill.
______. 1935. Principle og Topological Psycology. New York: Mc Graw-Hill.

6. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)

Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu
editor dan (Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan tahun
tahun penerbitan.

a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan penulis Indonesia,


dimulai dengan nama belakang (diketik oleh lengkap), diikuti nama depan
(diketik singkatannya), diakhiri dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau dibagi garis
bawah, semua diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul dan
subjudul , diakhiri dengan tanda titik (.).
d. Ditambah dengan tulisan Ed. jika ada satu editor dan Eds. jika editornya
lebih dari satu diantara nama penulis dan tahun penerbitan diketik di
belakan kata ‘Dalam’ dan dimulai dengan nama belakangnya (diketik
singkatannya), diikuti nama belakang (diketik lengkap), diakhiri dengan
tanda titik dua (:).
e. Judul buku diketik huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua
diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul,
diakhiri dengan tanda titik (.).

8
f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat
didahului dengan kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua
(:).
g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).

Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingualm Education:
Teaching as a Second Languege. New York: Praeger

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam


Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

7. Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)

Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul
artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti: menulis nama biasa,
diberi katerangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor
judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya
disebutkan dalam kurung.

Contoh:
Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan New
Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon
(Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issue (hlm. 239-252). Washington, DC.:
American Psychologicaql Association.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),


Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-
25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby, T.M.
Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 edition. New
York: Holt, Rinehard & Wilson.

¬¬_____. 1968. Quasi-stationary social equilibrium and the problem og


permanent change. Dalam W.G. Bennis, K.D. Benne, & R. Chin (Eds). The
Planning of Change. New York: Holt, Rinehard & Wiston.

8. Rujukan dari artikel dalam jurnal

9
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang
ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis dengan
huruf kecil kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun
keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dan artikel tersebut.

a. Nama penulis, baik pnulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai


dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (diketik
singkatan), diakhiri dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis
bawah, semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan
subjudul, diakhiri dengan tanda titik (.).
d. Nama judul, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,
diakhiri dengan tanda koma (.).
e. Nomor halaman, tidak diketik dengan huruf miring (italic), nomor
halaman ini diketik mulai dari halaman awal sampai dengan akhir artikel.

Contoh:
Bell, S.M. 1970. The Develompent of the Concept of object as Related to
Infant-Mother Attachment. Child Development, 41, 291-311.

Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-
148.

9. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal
cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.

Contoh:
Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment in
second Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM:
TESOL Quarterly Diginal, 1997).

10.Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika
ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf
awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil huruf

10
pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian
bagian akhir.

Contoh:
Garner, H. 1981. Do babies Sing a Universal Song? Psuchology Today, hlm. 70-
76.

Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosor dan Interface: komunikasi data. info komputer,


IV (4) 46-48.

11.Rujukan dari koran tanpa penulis

Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah
nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan
diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

12.Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh suatu


penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga

Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring, diikuti
tahun penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.

Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta PT Armas Duta Jaya.

13.Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut

Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti


dengan tahun. Judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan
nama lembaga yang bertanggung jawab atau penerbitan larangan tersebut.

Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

14.Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, judul, nama
penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit

11
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan
kata tanpa tahun.

Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional.

Mulder, N. 1984. Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa dan Perubahan
Kultural. Diterjemahkan oleh A.A Nugroho. Jakarta: Gramedia.

15.Rujukan berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul,
judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan
pernyataan skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat
perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.

Contoh:
Ardian, 1995. Pengaruh Informasi dan Pendidikan terhadap pemahaman ibu
dalam Penggunaan ASI. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tesis tidak
dipublikasikan.

Pangarubuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar


Bahasan Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana IKIP MALANG.

16.Rujukan berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran,


atau Lokakarya

Nama penulis ditulis paling depan, tahun, judul makalah ditulis dengan cetak
miring kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…”… nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta
bulannya.

Contoh:
Manan, Bagir. 2004. Mewujudkan Peradilan yang Bersih dan Berwibawa Melalui
Good Governance. Makalah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, tanggal 10 Januari.

Karin, Z. 1987. Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan


dalam Seminar Tata kota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

12
17.Rujukan dari Internat berupa karya individual

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan
dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-95: The Calm Before the Storm, (Online),
http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, (diakses 12 Juni 1996).

18.Rujukan dari Internet berupa artikel dari jurnal

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:
Griffith, A. L. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Scooling.
Education Policy Analysis, Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http:/olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.


Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4. (http:/www.malang.ac.id, diakses
20 Januari 2000).

19.Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tanggal, bulan dan tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan e-mail sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summaru of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List. (Online), (NETTRAIN2ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22
November 1995).

20.Rujukan dari Internet E-mail pribadi

13
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-
mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isi
bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirim).

Contoh:
Davis, A. (a.dav s@uwts edu.au). 10 juni 1996. Learningto Use web Authoring
Tools. E-mail Kepada Alison hunter (huntera@usq.edu.au)4.

A. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Akhir-akhir ini banyak contoh laporan penelitian yang beredar, baik dalam
bentuk hardcopy maupun softcopy. Namun, banyak pula yang dalam
penulisannya, terdapat kesalahan-kesalahan yang mungkin karena
kekurangpahaman si penulis atau mungkin karena kesalahan yang tidak disengaja.
Dan bukan tidak mungkin salah penulisan sistematikanya. Jadi, bisa saja
kesalahan terdapat pada sistematika penulisan laporan penelitian.
Pada umumnya, laporan penelitian adalah laporan yang berisi hasil dan
serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh seseorang ataupun
berkelompok. Penulisan laporan penelitian sendiri tidak jauh berbeda dengan
penulisan karya tulis yang sifatnya ilmiah. Ya, walaupun pasti terdapat perbedaan
juga tentunya.
Artikel ini akan mencoba memberikan uraian perihal sistematika penulisan
laporan penelitian secara umum, yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai
acuan umum dalam pembuatan laporan penelitian yang tengah Anda lakukan.
Berikut ini adalah pemaparannya.
1. Pembuka Laporan Penelitian
 Pada bagian pembuka ini, sebuah laporan penelitian sekurang-kurangnya harus
memuat, yaitu:
 Halaman judul, halaman ini mencantumkan judul atau nama kegiatan
penelitian yang sedang Anda kerjakan, logo atau simbol seperlunya apabila
Anda rasa perlu dan biasanya, tanggal penulisan laporan penelitian.
 Lembar pengesahan, pada lembar ini dicantumkan pengesahan-pengesahan
oleh beberapa orang atau institusi yang dianggap penting dan perlu untuk
dimasukkan.
 Kata pengantar, pada laman ini Anda dapat menuliskan kata pengantar Anda
selaku penulis dari laporan penelitian. Kata pengantar dapat berupa ucapan-

4
Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan ragam bahasa Indonesia ilmiah oleh Dosen IKIP Yogyakarta”.
Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100

14
ucapan terima kasih kepada semua orang atau pihak yang telah membantu
terselesaikan laporan penelitian Anda tersebut. Dan dapat juga ucapan maaf
apabila terdapat kesalahan di dalamnya.
 Daftar isi, daftar ini memuat segala konten yang terdapat dalam laporan
penelitian Anda, yang memudahkan pembaca Anda untuk memahami isi dari
laporan Anda nantinya.
Dafar lampiran, berisi daftar-daftar lampiran yang dirasa perlu untuk
menunjang kesahihan laporan penelitian Anda.

2. Bagian Isi Laporan Penelitian


 Latar belakang masalah, pada bagian tuliskan latar belakang Anda sehingga
mencoba untuk melakukan penelitian tersebut. Gunakan kalimat seefisien dan
sejelas mungkin agar pembaca mengerti.
 Rumusan masalah, merupakan perumusan atas permasalahan yang tengah
Anda tawarkan sebagai dasar dari penelitian.
 Tujuan penelitian, merupakan tujuan yang diharapkan dari penelitian tersebut.
Jabarkan seluruh tujuan yang memang telah Anda harapkan akan terwujud
dengan adanya penelitian tersebut.
 Manfaat penelitian, merupakan manfaat-manfaat apa saja yang mungkin
dihasilkan dengan adanya penelitian ini.

3. Kajian Teori atau Tinjauan Kepustakaan Laporan Penelitian


 Bagian kajian teori atau kepustakaan ini berisi setidaknya beberapa hal
berikut, yakni:
Pembahasan teori, merupakan pembahasan teori yang dipergunakan selama
melakukan penelitian. Gunakan pembahasan menarik dan efektif agar
pembaca tertarik untuk terus melanjutkan membaca laporan penelitian
tersebut.
 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan, merupakan kerangka-
kerangkan pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian secara runtut dan
jelas.
 Pengajuan hipotesis, merupakan pengajuan hipotesis perihal permasalahan
yang telah ditentukan. Pergunakan sumber-sumber sevalid mungkin supaya
hipotesis dapat dipertanggungjawabkan apabila ada pertanyaan dari pembaca
laporan penelitian Anda nantinya

4. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitan memuat banyak hal penting yang dipergunakan dalam


penelitian baik berupa waktu dan tempat penelitian, metode dan rancangan
penelitian, populasi dan sampel yang dipergunakan dalam pencarian data

15
penelitian, instrumen penelitian serta pengumpulan data dan analisis data.
A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
B. Rancangan Penelitian
C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)
D. Instrumen Alat dan Bahan
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
F. Rencana Analisis Data
G. Jadwal Penelitian

5. Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, dapat memuat beberapa konten berikut yang pada
umumnya terdapat pada laporan hasil penelitian, yakni jabaran hasil penelitian,
pengajuan hipotesis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, serta diskusi
penelitian (yang nantinya akan berupa pengungkapan pandangan teoritis tentang
hasil-hasil yang didapat).
A. Deskripsi Data
B. Interpretasi Data
C. Uji Hipotesis
D. Pembahasan

6. Kesimpulan dan Saran

Pada bagian kesimpulan dan saran memuat kesimpulan yang didapatkan dari
penelitian tersebut. Paparkan hasil penelitian selugas mungkin dan pastikan segala
sesuatunya telah dijabarkan. Bagian ini juga memuat saran-saran dari pembaca
apabila mendapati beberapa bagian yang masih kurang tepat untuk kesempurnaan
laporan penelitian Anda.
7. Bagian Penunjang Penelitian

Pada bagian terakhir ini dicantumkan daftar pustaka berupa sumber-sumber


yang digunakan sepanjang penelitian berlangsung, baik dari buku bacaan maupun
dari sumber digital5.

B. Pembahasan
Pemikiran original si peneliti untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan
penelitiannya. Kecendekiaan seorang peneliti nampak pada bagaimana membahas
atau menginterpretasikan hasil penelitiannya.

5
Yood, Jessica. 2005. “Present-Process: The Composition of Change”. Journal of Basic Writing
Fall Volume 24. www.proquest.umi.pqd/web

16
Hal ini tergantung kepada isi si peneliti dan isi si peneliti sangat
tergantung banyak sedikitnya buku terkait yang dibacanya. Semakin banyak buku
terkait dibacanya semakin banyak isi si peneliti tersebut dan semakin kurang
membaca maka akan semakin dangkal pembahasan yang dilakukan oleh peneliti.

Setelah hasil penelitian kita sajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah
melakukan pembahasan. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah laporan
penelitian sebenarnya merupakan upaya peneliti untuk meyakinkan hasil
penelitian kepada pembaca. Upaya pembahasan dapat dilakukan dengan
pembahasan teori maupun pembahasan metodologi.

Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-
teori yang mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan oleh peneliti lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan
dengan menyajikan proses penelitian itu dilakukan hingga memperoleh hasil
penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan bagaimana upaya
seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya.

Dari uraian diatas, maka langkah praktis yang dapat dilakukan adalah:

 Menyajikan ringkasan/pokok hasil penelitian. Jika sudah diketahui hasil


uji statistik atau uji hipotesis, maka angka atau koefisien tersebut dapat
disajikan.
 Melakukan pembahasan teori atas hasil penelitian
 Melakukan pembahasan metodologi atas hasil penelitian

Banyak peneliti pada awalnya mengalami kesulitan pada tahap pembahasan


ini. Seringkali pembahasan dilakukan dengan menambahkan uraian penjelas dari
hasil penelitian, sehingga tahap pembahasan akan terkesan sama dengan uraian
hasil penelitian.
Hal lain yang sering menjadi masalah, adalah ketika hasil penelitian tidak
sesuai atau bahkan bertolak belakang dengan teori. Jika keadaan ini terjadi, maka
langkah yang perlu diambil adalah melakukan pembahasan metodologi. Bisa jadi,
ada kesalahan dalam penerapan metodologi penelitian. Kesalahan ini bisa terjadi
dalam pemilihan sampel atau penetapan kriteria responden di lokasi penelitian,
proses pengumpulan data atau mekanisme analisa data. Seorang peneliti harus
menyajikannya sebenar-benarnya. Jika diyakini metodologinya sudah benar, maka
dapat dikaji kemungkinan faktor-faktor apa saja yang kemungkinan dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Jika sudah dapat diidentifikasi, maka dapat
dimasukkan sebagai saran penelitian berikutnya. Tetapi jika ternyata ada
kesalahan, kekurangan atau keterbatasan dalam metodologi, maka seorang peneliti

17
harus mengakuinya. Dalam naskah penelitian dapat dituliskan sebagai
keterbatasan penelitian.

Mengapa Perlu Adanya Pembahasan?


Pembahasan sangat diperlukan dalam suatu laporan penelitian (termasuk
desertasi dan tesis). Hal ini dimaksudkan untuk:
• Menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai
• Menafsirkan temuan-temuan penelitian
• Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan
• Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
• Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan
penelitian

Sebagaimana dipahami dijelaskan di atas, bahwa pembahasan ini


difokuskan pada hasil penelitian yang telah dianalisis pada bab atau bagian
sebelumnya. Pada umumnya hasil analisis data penelitian dapat dikelompokkan
menjadi empat kondisi pokok yang berupa.
1. Hasil penelitian yang sesuai dengan harapan.
2. Hasil penelitian yang negatif.
3. Hasil penelitian yang menerima hipotesis nol.
4. Hasil penelitian yang tidak termasuk dihipotesiskan.

Keempat kondisi hasil penelitian tersebut perlu adanya penafsiran atau


interpretasi dari peneliti sehingga penelitian menjadi lebih bermanfaat. Bagian ini
merupakan bagian laporan yang paling sulit, tapi juga paling berharga. Penafsiran
peneliti terhadap hasil penelitian itu akan
menghubungkan hasil-hasil tersebut dengan teori dan penelitian lain di bidang itu
serta dengan prosedur penelitiannya.
a. Penafsiran Hasil yang Sesuai dengan Harapan

Dapat dimengerti kalau peneliti yang merasa gembira jika hasil penelitinanya
sesuai dengan yang telah disusun sebelumnya, sehingga penafsirannya dapat
dilakukan seperti yang diharapkan. Penyelidikan itu telah “ berhasil “ dan antara
dasar pemikiran dengan hasil penelitian ada kesesuaian. Hanya ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam hal ini.
a) Jangan membuat interpretasi yang melebihi informasi.

Kelihatannya hal ini merupakan suatu larangan yang sudah jelas dengan
sendirinya, namun para peneliti sering merasa begitu gembira karena hasil yang

18
diperolehnya sesuai dengan
harapannya, sehingga mereka menarik kesimpulan yang tidak mempunyai dasar
yang sah dalam data. Bahkan dalam penelitian yang dipublikasikanpun kita sering
menemukan
tafsiran-tafsiran yang melebihi apa yang dapat ditunjang oleh data.
b) Jangan melupakan keterbatasan penyelidikan.

Sudah barang tentu keterbatasan ini hendaknya sudah diketahui sebelumnya


dalam penyelidikan itu, keterbatasan yang terdapat dalam realibilitas dan validitas
alat pengukur yang kurang sempurna, keterbatasan yang disebabkan oleh
hambatan dalam menarik sampel, masalah validitas internal, dan sebagainya.
c) Kode etik mengharuskan peneliti melaporkan masalah validitas internal
yang dapat menjadi penyebab hasil yang diperoleh itu.
d) Ingat bahwa hasil signifikan-statistik itu hanyalah, bahwa untuk derajat-
bebas tertentu, hasil penelitian tersebut tidak mungkin terjadi secara
kebetulan belaka. Signifikan secara statistik tidak ber-arti bahwa hasli-
hasil tersebut signifikan dalam arti yang ada umumnya diterima orang,
yaitu penting taua ber-arti signifikansi statistik jangan dianggap sebagai
jaminan adanya arti penting pada hasil penyelidikan.

b. Penafsiran Hasil yang Negatif

Penelitian yang mendapat hasil yang bertentangan dengan hipotesis sering tiba-
tiba menyadari kelemahan penyelidikannya itu. Penafsirannya terhadap hasil
penyelidikan itu terasa seperti
suatu pengakuan dosa. Alat-pengukur yang tidak memenuhi syarat untuk
mengukur variabel yang bersangkutan, sampelnya terlalu kecil dan tidak terlalu
representive sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan secara sah kepada
populasi sasaran, dan sebagainya. Tinjauan ke belakang akan mengungkap
adanya problema validitas internal yang dapat menjelaskan mengapa
penyelidikan tersebut tidak berakhir “sebagaimana mestinya“. Sudah barang tentu,
sebagian atau semua hal itu mungkin saja benar, dan kekurangan-kekurangan
suatu penyelidikan memang
seharusnya dilaporkan, apapun hasilnya.
Akan tetapi, penelitian selalu merupakan penjelajahan ke bidang-bidang yang
masih belum diketahui, sehingga tidak ada istilah “sebagaimana mestinya“ itu.
Seorang peneliti meramalkan hasil yang diharapkan dari suatu penyelidikan
berdasarkan teori, deduksi, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya. Kalau dasar
ramalan itu begitu meyakinkan sehingga benar-benar tidak ada keraguan lagi
mengenai hasil penyelidikan ini, maka penyelidikan itu jelas tidak ada gunanya
dilakukan.

19
c. Penafsiran Hasil Penelitian Bila Hipotesis Nol Diterima

Oleh karena hipotesis nol dapat diterima dengan berbagai alasan, penafsiran hasil
semacam itu bisa jadi sulit sekali. Hipotesis nol yang diterima mungkin terjadi
karena:
1. Hipotesis nol itu memang benar

Mungkin antara dua variabel itu memang tidak ada hubungannya. Perlakuan
eksperimental mungkin memang tidak lebih efektif daripada perlakukan
pengendali.
2. Hipotesis nol itu sebenarnya salah

Tetapi persoalan validitas internal telah mengacaukan penelitian itu sehingga


hubungan yang sebenarnya diantara variabel-variabel itu tidak dapat diamati.
3. Hipotesis nol itu sebenarnya salah, tetapi desain penelitian itu kurang kuat
untuk menolaknya.

d. Penafsiran Hubungan Yang Tidak Tercantum Dalam Hipotesis

Telah ditekankan sebelumnya bahwa, selama pelaksanaan penyelidikan,


penelitian hendaknya tidak membuang suatu hipotesis karena ingin mengejar
kemungkinan-kemungkinan yang lebih memberikan harapan, yang muncul dalam
pelaksanaan peyelidikan itu. Hal ini tidak berarti bahwa setiap hubungan yang
tidak tercantum dalam hipotesis (unhypothesized relationship), yang mungkin
diamati dalam penyelidikan itu, harus diabaikan. Bahkan sebaliknya, hubungan itu
hendaknya direkam dan dianalisis sama seperti hubungan yang telah tercantum
dalam hipotesis, sepanjang sejarah ilmu pengetahuan, penemuan- penemuan yang
tidak disengaja bahkan sering terbukti penting. Akan tetapi, penemuan ini
hendaknya selalu lebih dicurigai daripada penemuan yang langsung ada kaitannya
dengan hipotesis, karena relative selalu ada kemungkinan bahwa di dalam
penyelidikan akan muncul hubungan-semu yang tidak diperkirakan sebelumnya
(tidak tercantum dalam hipotesis). Hubungan semacam ini sebaiknya dilaporkan,
namun hendaknya dianggap sebagai hal yang tidak berkaitan langsung dengan
tujuan utama penyelidikan itu. Hubungan itu hendaknya dijadikan bahan studi
yang khusus dirancang untuk menelitinya, sebelum hubungan tersebut dapat
dipakai sebagai dasar kesimpulan.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran
terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori
yang ada. Pengitergrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan
yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan- temuan penelitian
dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan

20
membandingkan temuan-temuan penelitian yang telah diperoleh dengan teori dan
temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang ada
di dalam Bab II.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian
lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi
terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya
bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas di bagian ini.
Pembahasan justru akan lebih menarik jika didalamnya dicamtumkan juga temuan
orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan
penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian
yang diajukan ditolak Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak
Pertama, faktor non metodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga
menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua,
karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sah atau
kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak
ketidaksempurnaan intrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau
kesalahan-
kelasalahan yang ada yangakan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan
perbaikan bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal
modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini menjadi penting jika penelitian
yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian
hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, danpenolakan terhadap seluruh
teori harus disertai dengan rumusan teori baru.

C. Kesimpulan dan Saran

Pada Bab. VI atau bab terakhir dari disertasi memuat dua hal pokok yaitu
kesimpulan dan saran.
Tujuan umum pembelajaran:
Mampu membuat kesimpulan penelitian kuantitatif dengan baik.
Tujuan khusus pembelajaran :
1. Mampu mendiskripsikan makna inti dari kesimpulan penelitian
2. Mampu mendiskripsikan hubungan antara rumusan masalah penelitian
dengan kesimpulan penelitian
3. Mampu mendiskripsikan hubungan antara hasil penelitian dengan
kesimpulan penelitian
4. Mampu mendiskripsikan hal-hal yang seharusnya ada dalam kesimpulan
penelitian

21
Dari judul penelitian, akan diperoleh suatu petunjuk bahwa kesimpulan dalam
penelitian bukanlah suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-penbicaraan
lain, akan tetapi merupakan hasil dari suatu proses tertentu, yaitu ” menarik ”,
dalam arti ” memindahkan ” sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
penelitian terikat secara substantif dengan temuan- temuan penelitian yang
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat
ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu
memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah
diuraikan secara lengkap dalam bab IV hasil penelitian. Tata urutannya hendaknya
sama dengan yang ada didalam bab IV. Dengan demikian konsistensi isi dan tata
urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan
penelitian tetap terpelihara.
 Hubungan rumusan masalah dengan kesimpulan
Sangat keliru, apabila peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan untuk
menyenangkan hati pemesannya dengan cara memanipulasi data. Dalam rumusan
masalah, peneliti mengajukan pertanyaan dirinya tentang hal-hal yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Sehubungan dengan pertanyaan ilmiah, peneliti membuat kesimpulan yang ditarik
berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang merupakan benar-benar jawaban
yang dicari walaupun tidak selalu menyangkan hati.
 Hubungan hasil penelitian dengan kesimpulan
Kesimpulan adalah puncak dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian
kesimpulan ini, peneliti menyatakan apa temuan-temuan penelitian yang benar-
benar berarti dalam arti konseptual. Pernyataan kesimpulan yang ditunjukkan
oleh hasil penelitian hendaknya dibatasi hanya pada kesimpulan yang didukung
langsung oleh hasil penelitian. Perlu sekali dibedakan antara hasil penelitian
dengan kesimpulan. Hasil penelitian adalah pengamatan langsung, sedangkan
kesimpulan adalah suatu pengertian yang didasarkan pada hasil-hasil tersebut.
Pembahasan singkat tentang pendapat peneliti mengenai implikasi hasil penelitian
itu serta saran-saran kemungkinan penereahan hasil tersebut boleh dimasukkan
dalam bagian ini. Boleh juga mengemukakan persoalan-persoalan baru yang
muncul dari penyelidikan tersebut untuk dijadikan penelitian selanjutnya.
 Isi Kesimpulan
Bagian kesimpulan seringkali digunakan peneliti untuk mengajak
pembacanya memusatkan perhatian kembali terhadap tujuan penelitian. Bagian ini
juga digunakan untuk mengemukakan secara ringkas temuan-temuan penelitian
atau sinopsis terhadap apa yang dikemukakan dalam garis-garis besar laporan

22
sebelumnya. Di samping itu peneliti dapat juga mengemukakan keterbatasan
kajian, pengembangan atau elaborasi, dan implikasi temuan-temuan ( Mantja,
2003 ). Di dalamnya dapat juga dikemukakan bahwa, wawasan mengenai
bagaimana temuan-temuannya dapat dipakai dan kemungkinan diperlukan
penelitian lanjut.
 Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari
batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari
rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya jika orang lain yang
hendak melaksanakan saran tersebut, ia tidak mengalami kesulitan dalam
menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu saran yang diajukan
hendaknnya telah spesifik. Saran dapat diajukan kepada perguruan tingi, lembaga
pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

D. Menyajikan Laporan

Laporan penelitian sebagai karya tulis ilmiah perlu dipertanggung


jawabkan sebagai suatu kebenaran berdasarkan masalah-masalah yang diajukan
dalam penelitian.
Menyajikan laporan melalui diskusi memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

1. mempertinggi peran perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan


maupun yang membahas hasil laporan, sehingga setiap orang memiliki
tanggung jawab masing-masing;
2. mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; dan
3. memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Penerapan diskusi laporan penelitian di dalam kelas yaitu untuk menggali


daya kepemimpinan mahasiswa sehingga muncul potensi-potensi secara
perorangan ataupun kelompok yang dimiliki mahasiswa. Dosen sebagai
pembimbing dan pengarah diskusi senantiasa meluruskan arah jalannya diskusi,
baik pertanyaan yang diajukan maupun jawaban dari pertanyaan tersebut.

Langkah-langkah dalam mempresentasikan hasil laporan penelitian:


1. Menuliskan pokok-pokok hasil penelitian. Diantaranya:
a. Hal/masalah yang diteliti
b. Orang yang meneliti
c. Waktu dan tempat penelitian
d. Alasan melakukan penelitian
e. Proses penelitian

23
f. Hasil dari penelitian
2. Membuat ringkasan atau rangkuman dari hasil penelitian dengan
menggunakan kalimat yang efektif. Hal ini penting agar presentasi
berjalan dengan baik, karena hasilnya akan mudah dipahami.

Berikut ini beberapa bentuk diskusi, yaitu sebagai berikut.

a. Seminar

Diskusi kelas yang diselenggarakan dalam rangka membahas laporan


penelitian sebenarnya dan mendekati seminar, yaitu pembahasan yang bersifat
ilmiah. Pembahasannya berkisar pada masalah kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan siswa sendiri. Arti sebenarnya dari seminar adalah sebuah kegiatan
pembahasan yang mencari pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah
tertentu. Oleh karena itu, seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan
keputusan yang merupakan hasil kebulatan pendapat semua peserta. Seminar
bertolak dari lembaran kerja yang merupakan pembahasan teoretis mengenai
persoalan pokok, dalam hal ini membahas lembar hasil penelitian siswa.

b. Panel

Panel merupakan bentuk diskusi yang terdiri atas beberapa orang.


Perbedaan panel dengan diskusi terletak pada cara mereka berdikusi. Panel
biasanya diselenggarakan dalam acara diskusi di televisi sehingga pemirsa tidak
turut ambil bagian dalam diskusi. Pokok persoalan yang didiskusikan dalam panel
dipilih sesuai dengan tema yang diajukan oleh moderator atau terlebih dahulu
diberitahukan sebelum panel dilaksanakan. Panel ditujukan pada khalayak yang
mendengar atau mengikuti diskusi agar muncul rangsangan berpikir sesuai dengan
sudut pandang masing-masing.

c. Simposium

Simposium menyerupai panel karena terdiri atas beberapa pembicara.


Perbedaannya terletak pada pembahasan masalah yang diajukan. Simposium
sifatnya lebih formal, yaitu beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan
pembicaraannya tentang suatu masalah tertentu. Pembahasan terhadap sebuah
masalah ditinjau dari berbagai sudut pandang dan disoroti dari titik tolak yang
berbeda. Simposium dapat pula diatur dengan cara lain, misalnya sebuah aspek
dari suatu persoalan ditentukan untuk disoroti secara khusus, kemudian
dibicarakan secara khusus.

24
Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari berbagai pihak
yang mengikuti simposium, seperti ahli atau peserta. Mereka dapat bertanya
tentang isi masalah yang dijadikan tema simposium atau menyanggah materi
(pokok persoalan) yang dijadikan materi simposium. Pendengar atau peserta
simposium diberi kesempatan berbicara tentang pandangannya mengenai materi
simposium dan menggantikan beberapa pertanyaan atau sanggahan setelah
penyajian dan penyanggah utama selesai berbicara.

Moderator dalam simposium tidak seaktif pada panel. Moderator hanya


mengkoordinasikan sanggahan dan pertanyaan yang ditujuan kepada penyaji.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

25
DAFTAR PUSTAKA

26

Anda mungkin juga menyukai