Kel 10 Ketcee
Kel 10 Ketcee
Oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul:
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. ..........................................................................................................................3
B. ..........................................................................................................................9
C. ........................................................................................................................13
D. ........................................................................................................................16
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rujukan dan daftar pustaka adalah salah satu dari materi pembahasan
dalambahasa Indonesia, yang mana kita harus mengerti pengertian referensi
maupun daftarpustaka, harus bisa membedakan antara referensi dengan
daftar pustaka, dan bagaimanacara penyusunan maupun penulisannya.
Didalam penyusunan dan penulisannya harusbenar dan memperhatikan
syarat-syarat ataupun ketentuannya.Dan daftar pustaka dapatdari berbagai
sumber yaitu dari buku, internet, dsb.
Dalam menyusun suatu karangan ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu
sumberatau bahan karya ilmiah yang didapat. Berbagai banyak sumber dalam
menyusun karanganilmiah, selalu ada unsur dalam karangan tersebut, salah
satunya dikutip, dan sumber yangdi dapat pun harus dicantumkan sumber
menemukan data dengan menggunakan daftarpustaka dan catatan kaki.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mustofa, Badollahi; Abdul Rahman Saleh. Bahan Rujukan Umum, Jakarta Universitas Terbuka
hlm 6-9.
2
b. Sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung
perpustakaan.
Menurut Harrod’s Librarian Glossary
Bahan Rujukan adalah :
a. Buku – buku seperti kamus, ensiklopedi, kamus ilmu bumi, buku tahunan,
buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna
memberikan informasi tertentu dan lebih dimaksudkan sebagai sekadar
sumber acuan.
b. Buku rujukan adalah buku yang disimpan untuk dijadikan sumber
informasi yang tidak diperkenankan digunakan diluar gedung
perpustakaan.
Menurut Shores dan Krzys ( dalam Encyclopedi og Library and
Information Science )
Bahan Rujukan adalah buku yang diterbitkan terutama untuk dibaca untuk
mendapatkan keterangan ketimbang untuk dibaca secara menyeluruh2.
2
Apresiatif. Diksi, 9, IV, hlm. 81-9
3
a) Memberikan keterangan atau penjelasan dan mendasar tentang suatu hal
yang ingin diketahui
b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah
c) Dapat mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu Negara atau tempat –
tempat lain.
d) Dapat mengetahui riwayat hidup tokoh – tokoh terkemuka dan terkenal
didunia.
e) Keterampilan meningkat dalam hal kemampuan menggunakan bahan
rujukan sebagai sumber informasi dasar.
f) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian yang sedang
dilaksanakan
g) Lokasi daerah terpencil atau pulau yang kurang terkenal dapat dengan
mudah diketahui.
h) Memberi petunjuk kepada pengguna perpustakaan
Koleksi Rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh – contoh bahan,
baik yang dimiliki oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan,
yang terdiri atas berbagai bentuk dan digunakan sebagai bahan untuk
mendapatkan informasi tertentu.
Ditinjau dari sifat informasi yang dikandung, bahan pustaka bisa pula dibagi
menjadi bahan pustaka primer dan bahan pustaka sekunder, bahkan ada lagi yang
menambahkan jenis ketiga yaitu bahan pustaka tersier.
a. Bahan Pustaka Primer adalah bahan pustaka yang memuat informasi
langsung dari tangan pertama penulisnya. Contoh : tulisan di majalah, laporan
penelitian atau makalah pertemuan / seminar.
4
b. Bahan Pustaka Sekunder adalah bahan pustaka yang memuat informasi
secara tidak langsung dari pengarangnya, melainkan hanya merupakan
kumpulan informasi dari berbagai sumber.
c. Bahan Pustaka Tersier adalah bahan pustaka yang mendaftar bahan pustaka
sekunder, misalnya bibliografi atau bibliografi perkamusan / guide to reference
books3.
1. Cara Merujuk
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“…”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor
halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut:
Contoh:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
3
Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai yang Dikandungnya: Sebuah Tinjauan
Apresiatif”. Diksi, 9, IV, hlm. 81- 9.
5
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”(Soebronto, 1990: 123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi
karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah
dari teks yang mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis tepi
sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga
harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut: The ‘plecebo effect’.
Which had been verified in previous studies, dissappeared whwn behavior were
studied in this manner. Furthermore, the behavior were never exhibited again,
even when real drugs were administered Earlier student were clearly premature in
attributing the results to aplecebo effect.
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang,
maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah…
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).
Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain….yang termasuk gerak manipulatif adalah
menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:319).
6
3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulis sendiri ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan
kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama
tahun penerbinya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Perhatikan
contoh berikut:
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat
(Salimin,1990:13).
Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut
meliputi: (1) nama penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanda gelar akademik, (2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul
(subjudul), (4) kota tempat penerbitan dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur
tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya
lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama
penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti
koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam satu karya
ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua
nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
7
c. Judul buku, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,
semua diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan
subjudul, diakhiri dengan tnda (.).
d. Kota tempat penerbit atau negara bagian tanpa penerbit (yang dapat
didahului dengan kota tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik (:) dan
e. Nama penerbit, diakhiri dengan tanda titik (.).
f. Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan
diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan
secara kronologis atau berdasarkan abjad buku-bukunya.
Contoh:
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Prentice-Hall: Englewood Clifis. New
Jercy.
Bar-Tal, D. 1979. Prosocial Behavior. Theory and Research. New York: John-
Weley.
Lewin. K 1935. A Dynamic Theory of Personality : Selected Papers. New York:
Mc Graw-Hill.
______. 1935. Principle og Topological Psycology. New York: Mc Graw-Hill.
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu
editor dan (Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan tahun
tahun penerbitan.
8
f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat
didahului dengan kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua
(:).
g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).
Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingualm Education:
Teaching as a Second Languege. New York: Praeger
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul
artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti: menulis nama biasa,
diberi katerangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor
judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya
disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan New
Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon
(Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issue (hlm. 239-252). Washington, DC.:
American Psychologicaql Association.
Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby, T.M.
Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 edition. New
York: Holt, Rinehard & Wilson.
9
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel yang
ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis dengan
huruf kecil kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun
keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dan artikel tersebut.
Contoh:
Bell, S.M. 1970. The Develompent of the Concept of object as Related to
Infant-Mother Attachment. Child Development, 41, 291-311.
Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-
148.
Penulisannya di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal
cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.
Contoh:
Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment in
second Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM:
TESOL Quarterly Diginal, 1997).
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika
ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf
awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil huruf
10
pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian
bagian akhir.
Contoh:
Garner, H. 1981. Do babies Sing a Universal Song? Psuchology Today, hlm. 70-
76.
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis setelah
nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan
diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring, diikuti
tahun penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.
Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta PT Armas Duta Jaya.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, judul, nama
penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit
11
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan
kata tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha Nasional.
Mulder, N. 1984. Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa dan Perubahan
Kultural. Diterjemahkan oleh A.A Nugroho. Jakarta: Gramedia.
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul,
judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan
pernyataan skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat
perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Ardian, 1995. Pengaruh Informasi dan Pendidikan terhadap pemahaman ibu
dalam Penggunaan ASI. Bandung: Universitas Padjadjaran. Tesis tidak
dipublikasikan.
Nama penulis ditulis paling depan, tahun, judul makalah ditulis dengan cetak
miring kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…”… nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta
bulannya.
Contoh:
Manan, Bagir. 2004. Mewujudkan Peradilan yang Bersih dan Berwibawa Melalui
Good Governance. Makalah disajikan pada Seminar Nasional diselenggarakan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, tanggal 10 Januari.
12
17.Rujukan dari Internat berupa karya individual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan
dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut
disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-95: The Calm Before the Storm, (Online),
http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, (diakses 12 Juni 1996).
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A. L. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Scooling.
Education Policy Analysis, Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http:/olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-
turut oleh tanggal, bulan dan tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan e-mail sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summaru of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List. (Online), (NETTRAIN2ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22
November 1995).
13
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-
mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isi
bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirim).
Contoh:
Davis, A. (a.dav s@uwts edu.au). 10 juni 1996. Learningto Use web Authoring
Tools. E-mail Kepada Alison hunter (huntera@usq.edu.au)4.
Akhir-akhir ini banyak contoh laporan penelitian yang beredar, baik dalam
bentuk hardcopy maupun softcopy. Namun, banyak pula yang dalam
penulisannya, terdapat kesalahan-kesalahan yang mungkin karena
kekurangpahaman si penulis atau mungkin karena kesalahan yang tidak disengaja.
Dan bukan tidak mungkin salah penulisan sistematikanya. Jadi, bisa saja
kesalahan terdapat pada sistematika penulisan laporan penelitian.
Pada umumnya, laporan penelitian adalah laporan yang berisi hasil dan
serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh seseorang ataupun
berkelompok. Penulisan laporan penelitian sendiri tidak jauh berbeda dengan
penulisan karya tulis yang sifatnya ilmiah. Ya, walaupun pasti terdapat perbedaan
juga tentunya.
Artikel ini akan mencoba memberikan uraian perihal sistematika penulisan
laporan penelitian secara umum, yang mungkin dapat Anda gunakan sebagai
acuan umum dalam pembuatan laporan penelitian yang tengah Anda lakukan.
Berikut ini adalah pemaparannya.
1. Pembuka Laporan Penelitian
Pada bagian pembuka ini, sebuah laporan penelitian sekurang-kurangnya harus
memuat, yaitu:
Halaman judul, halaman ini mencantumkan judul atau nama kegiatan
penelitian yang sedang Anda kerjakan, logo atau simbol seperlunya apabila
Anda rasa perlu dan biasanya, tanggal penulisan laporan penelitian.
Lembar pengesahan, pada lembar ini dicantumkan pengesahan-pengesahan
oleh beberapa orang atau institusi yang dianggap penting dan perlu untuk
dimasukkan.
Kata pengantar, pada laman ini Anda dapat menuliskan kata pengantar Anda
selaku penulis dari laporan penelitian. Kata pengantar dapat berupa ucapan-
4
Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan ragam bahasa Indonesia ilmiah oleh Dosen IKIP Yogyakarta”.
Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100
14
ucapan terima kasih kepada semua orang atau pihak yang telah membantu
terselesaikan laporan penelitian Anda tersebut. Dan dapat juga ucapan maaf
apabila terdapat kesalahan di dalamnya.
Daftar isi, daftar ini memuat segala konten yang terdapat dalam laporan
penelitian Anda, yang memudahkan pembaca Anda untuk memahami isi dari
laporan Anda nantinya.
Dafar lampiran, berisi daftar-daftar lampiran yang dirasa perlu untuk
menunjang kesahihan laporan penelitian Anda.
4. Metodologi Penelitian
15
penelitian, instrumen penelitian serta pengumpulan data dan analisis data.
A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
B. Rancangan Penelitian
C. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)
D. Instrumen Alat dan Bahan
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
F. Rencana Analisis Data
G. Jadwal Penelitian
5. Hasil Penelitian
Pada bagian hasil penelitian, dapat memuat beberapa konten berikut yang pada
umumnya terdapat pada laporan hasil penelitian, yakni jabaran hasil penelitian,
pengajuan hipotesis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, serta diskusi
penelitian (yang nantinya akan berupa pengungkapan pandangan teoritis tentang
hasil-hasil yang didapat).
A. Deskripsi Data
B. Interpretasi Data
C. Uji Hipotesis
D. Pembahasan
Pada bagian kesimpulan dan saran memuat kesimpulan yang didapatkan dari
penelitian tersebut. Paparkan hasil penelitian selugas mungkin dan pastikan segala
sesuatunya telah dijabarkan. Bagian ini juga memuat saran-saran dari pembaca
apabila mendapati beberapa bagian yang masih kurang tepat untuk kesempurnaan
laporan penelitian Anda.
7. Bagian Penunjang Penelitian
B. Pembahasan
Pemikiran original si peneliti untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan
penelitiannya. Kecendekiaan seorang peneliti nampak pada bagaimana membahas
atau menginterpretasikan hasil penelitiannya.
5
Yood, Jessica. 2005. “Present-Process: The Composition of Change”. Journal of Basic Writing
Fall Volume 24. www.proquest.umi.pqd/web
16
Hal ini tergantung kepada isi si peneliti dan isi si peneliti sangat
tergantung banyak sedikitnya buku terkait yang dibacanya. Semakin banyak buku
terkait dibacanya semakin banyak isi si peneliti tersebut dan semakin kurang
membaca maka akan semakin dangkal pembahasan yang dilakukan oleh peneliti.
Setelah hasil penelitian kita sajikan, tugas seorang peneliti berikutnya adalah
melakukan pembahasan. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah laporan
penelitian sebenarnya merupakan upaya peneliti untuk meyakinkan hasil
penelitian kepada pembaca. Upaya pembahasan dapat dilakukan dengan
pembahasan teori maupun pembahasan metodologi.
Pembahasan teori dilakukan dengan merujuk hasil penelitian itu pada teori-
teori yang mendukungnya atau pada penelitian-penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan oleh peneliti lain. Sementara itu, pembahasan metodologi dilakukan
dengan menyajikan proses penelitian itu dilakukan hingga memperoleh hasil
penelitian tersebut. Namun, dalam hal ini lebih ditekankan bagaimana upaya
seorang peneliti dalam menjaga validitas datanya.
Dari uraian diatas, maka langkah praktis yang dapat dilakukan adalah:
17
harus mengakuinya. Dalam naskah penelitian dapat dituliskan sebagai
keterbatasan penelitian.
Dapat dimengerti kalau peneliti yang merasa gembira jika hasil penelitinanya
sesuai dengan yang telah disusun sebelumnya, sehingga penafsirannya dapat
dilakukan seperti yang diharapkan. Penyelidikan itu telah “ berhasil “ dan antara
dasar pemikiran dengan hasil penelitian ada kesesuaian. Hanya ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam hal ini.
a) Jangan membuat interpretasi yang melebihi informasi.
Kelihatannya hal ini merupakan suatu larangan yang sudah jelas dengan
sendirinya, namun para peneliti sering merasa begitu gembira karena hasil yang
18
diperolehnya sesuai dengan
harapannya, sehingga mereka menarik kesimpulan yang tidak mempunyai dasar
yang sah dalam data. Bahkan dalam penelitian yang dipublikasikanpun kita sering
menemukan
tafsiran-tafsiran yang melebihi apa yang dapat ditunjang oleh data.
b) Jangan melupakan keterbatasan penyelidikan.
Penelitian yang mendapat hasil yang bertentangan dengan hipotesis sering tiba-
tiba menyadari kelemahan penyelidikannya itu. Penafsirannya terhadap hasil
penyelidikan itu terasa seperti
suatu pengakuan dosa. Alat-pengukur yang tidak memenuhi syarat untuk
mengukur variabel yang bersangkutan, sampelnya terlalu kecil dan tidak terlalu
representive sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan secara sah kepada
populasi sasaran, dan sebagainya. Tinjauan ke belakang akan mengungkap
adanya problema validitas internal yang dapat menjelaskan mengapa
penyelidikan tersebut tidak berakhir “sebagaimana mestinya“. Sudah barang tentu,
sebagian atau semua hal itu mungkin saja benar, dan kekurangan-kekurangan
suatu penyelidikan memang
seharusnya dilaporkan, apapun hasilnya.
Akan tetapi, penelitian selalu merupakan penjelajahan ke bidang-bidang yang
masih belum diketahui, sehingga tidak ada istilah “sebagaimana mestinya“ itu.
Seorang peneliti meramalkan hasil yang diharapkan dari suatu penyelidikan
berdasarkan teori, deduksi, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya. Kalau dasar
ramalan itu begitu meyakinkan sehingga benar-benar tidak ada keraguan lagi
mengenai hasil penyelidikan ini, maka penyelidikan itu jelas tidak ada gunanya
dilakukan.
19
c. Penafsiran Hasil Penelitian Bila Hipotesis Nol Diterima
Oleh karena hipotesis nol dapat diterima dengan berbagai alasan, penafsiran hasil
semacam itu bisa jadi sulit sekali. Hipotesis nol yang diterima mungkin terjadi
karena:
1. Hipotesis nol itu memang benar
Mungkin antara dua variabel itu memang tidak ada hubungannya. Perlakuan
eksperimental mungkin memang tidak lebih efektif daripada perlakukan
pengendali.
2. Hipotesis nol itu sebenarnya salah
20
membandingkan temuan-temuan penelitian yang telah diperoleh dengan teori dan
temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang ada
di dalam Bab II.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian
lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi
terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya
bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas di bagian ini.
Pembahasan justru akan lebih menarik jika didalamnya dicamtumkan juga temuan
orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan
penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian
yang diajukan ditolak Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak
Pertama, faktor non metodologis, seperti adanya intervensi variabel lain sehingga
menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua,
karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak sah atau
kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak
ketidaksempurnaan intrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan atau
kesalahan-
kelasalahan yang ada yangakan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan
perbaikan bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal
modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini menjadi penting jika penelitian
yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian
hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, danpenolakan terhadap seluruh
teori harus disertai dengan rumusan teori baru.
Pada Bab. VI atau bab terakhir dari disertasi memuat dua hal pokok yaitu
kesimpulan dan saran.
Tujuan umum pembelajaran:
Mampu membuat kesimpulan penelitian kuantitatif dengan baik.
Tujuan khusus pembelajaran :
1. Mampu mendiskripsikan makna inti dari kesimpulan penelitian
2. Mampu mendiskripsikan hubungan antara rumusan masalah penelitian
dengan kesimpulan penelitian
3. Mampu mendiskripsikan hubungan antara hasil penelitian dengan
kesimpulan penelitian
4. Mampu mendiskripsikan hal-hal yang seharusnya ada dalam kesimpulan
penelitian
21
Dari judul penelitian, akan diperoleh suatu petunjuk bahwa kesimpulan dalam
penelitian bukanlah suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-penbicaraan
lain, akan tetapi merupakan hasil dari suatu proses tertentu, yaitu ” menarik ”,
dalam arti ” memindahkan ” sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
penelitian terikat secara substantif dengan temuan- temuan penelitian yang
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat
ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu
memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah
diuraikan secara lengkap dalam bab IV hasil penelitian. Tata urutannya hendaknya
sama dengan yang ada didalam bab IV. Dengan demikian konsistensi isi dan tata
urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan
penelitian tetap terpelihara.
Hubungan rumusan masalah dengan kesimpulan
Sangat keliru, apabila peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan untuk
menyenangkan hati pemesannya dengan cara memanipulasi data. Dalam rumusan
masalah, peneliti mengajukan pertanyaan dirinya tentang hal-hal yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Sehubungan dengan pertanyaan ilmiah, peneliti membuat kesimpulan yang ditarik
berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang merupakan benar-benar jawaban
yang dicari walaupun tidak selalu menyangkan hati.
Hubungan hasil penelitian dengan kesimpulan
Kesimpulan adalah puncak dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian
kesimpulan ini, peneliti menyatakan apa temuan-temuan penelitian yang benar-
benar berarti dalam arti konseptual. Pernyataan kesimpulan yang ditunjukkan
oleh hasil penelitian hendaknya dibatasi hanya pada kesimpulan yang didukung
langsung oleh hasil penelitian. Perlu sekali dibedakan antara hasil penelitian
dengan kesimpulan. Hasil penelitian adalah pengamatan langsung, sedangkan
kesimpulan adalah suatu pengertian yang didasarkan pada hasil-hasil tersebut.
Pembahasan singkat tentang pendapat peneliti mengenai implikasi hasil penelitian
itu serta saran-saran kemungkinan penereahan hasil tersebut boleh dimasukkan
dalam bagian ini. Boleh juga mengemukakan persoalan-persoalan baru yang
muncul dari penyelidikan tersebut untuk dijadikan penelitian selanjutnya.
Isi Kesimpulan
Bagian kesimpulan seringkali digunakan peneliti untuk mengajak
pembacanya memusatkan perhatian kembali terhadap tujuan penelitian. Bagian ini
juga digunakan untuk mengemukakan secara ringkas temuan-temuan penelitian
atau sinopsis terhadap apa yang dikemukakan dalam garis-garis besar laporan
22
sebelumnya. Di samping itu peneliti dapat juga mengemukakan keterbatasan
kajian, pengembangan atau elaborasi, dan implikasi temuan-temuan ( Mantja,
2003 ). Di dalamnya dapat juga dikemukakan bahwa, wawasan mengenai
bagaimana temuan-temuannya dapat dipakai dan kemungkinan diperlukan
penelitian lanjut.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari
batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari
rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya jika orang lain yang
hendak melaksanakan saran tersebut, ia tidak mengalami kesulitan dalam
menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu saran yang diajukan
hendaknnya telah spesifik. Saran dapat diajukan kepada perguruan tingi, lembaga
pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
D. Menyajikan Laporan
23
f. Hasil dari penelitian
2. Membuat ringkasan atau rangkuman dari hasil penelitian dengan
menggunakan kalimat yang efektif. Hal ini penting agar presentasi
berjalan dengan baik, karena hasilnya akan mudah dipahami.
a. Seminar
b. Panel
c. Simposium
24
Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari berbagai pihak
yang mengikuti simposium, seperti ahli atau peserta. Mereka dapat bertanya
tentang isi masalah yang dijadikan tema simposium atau menyanggah materi
(pokok persoalan) yang dijadikan materi simposium. Pendengar atau peserta
simposium diberi kesempatan berbicara tentang pandangannya mengenai materi
simposium dan menggantikan beberapa pertanyaan atau sanggahan setelah
penyajian dan penyanggah utama selesai berbicara.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
26