PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program
Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
180903001
MEDAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
2.1 Manajemen Bencana ………………………………………………………
2.2 Tahap pemulihan(fase Recovery) ………………………………………..
2.3 Banjir rob atau Air Pasang………….……………………..……………….
2.4.. Definisi Konsep……………………………………………….…………..
2.5 Kerangka Pemikiran………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................
3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................................
3.2 Lokasi Penelitian ...........................................................................................
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................
3.4 Penentuan Informan .....................................................................................
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................
3.5.1 Reduksi Data (Data Reduction)……………………………………….
3.5.2 Penyajian Data (Data Display)………………………………………..
3.5.3 Menarik Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing)………………
3.6 Teknik Keabsahaan Data...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
dengan ciri mempunyai curah hujan tinggi pada musim penghujan. Akibat
korban dan kerugian baik nyawa maupun harta benda. Hampir disetiap musim
Indonesia tidak hanya luasnya saja melainkan kerugian juga ikut bertambah pula.
Jika dahulunya bencana banjir hanya melanda kota-kota besar di Indonesia, akan
tetapi pada saat sekarang kepelosok tanah air. Lima faktor penting penyebab
banjir di Indonesia yaitu : faktor penghujan, factor retensi DAS, faktor kesalahan
pasang/rob, saat ini daerah pesisir Kecamatan Medan Belawan sering terjadi
banjir pasang yang diakibatkan karena air laut pasang. Rob merupakan banjir
yang dibangkitkan dari air laut pasang dan mengakibatkan kerusakan bangunan,
fenomena alami karena adanya pemampatan tanah yang masih lunak. Berkaitan
dengan hal tersebut maka perlu dilakukan kajian terhadap banjir rob di wilayah
tersebut. Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu dari 21 kecamatan yang
berada dibagian utara kota medan berada pada ketinggian 3 meter di atas
banjir pasang/rob.
Saat ini daerah pesisir kecamatan Medan Belawan sering terjadi banjir
pasang yang di akibatkan karena air laut yang pasang. Banjir rob merupakan
genangan air laut pada bagian daratan pantai yang terjadi akibat air laut pasang.
Adanya pasang naik dan pasang surut akan mempengaruhi kondisi genangan
yang terjadi mengakibatkan ketinggian banjir rob bisa mencapai 2,3 meter dan
yang paling tinggi 2,7 meter kemudian akan terjadi pada siang dan sore hari.
akibat dari banjir ini banyak aktivitas orang yang terhalang dan kerugian karena
Penanggulangan Bencana
Bencana Daerah.
saluran drainase dan penanaman mangrove. Sehingga pada saat pasang surut
lebih cepat kembali ke laut serta melakukan solusi yang konkret atas terjadi
permasalahan banjir rob yang terjadi di medan belawan. dengan ini media cetak
yang saya baca mengenai masalah banjir rob yang terjadi di medan belawan
banjir rob tersebut mereka hanya bisa membantu di situasi darurat saja semisal di
suruh hati hati karena gelombang laut bukannya membantu supaya air laut tidak
(Gas
Alam)
Januari 10 2 1 0 1 13
Februari 12 4 0 0 1 17
Maret 12 0 0 0 0 12
April 5 0 0 0 0 5
Mei 9 2 0 0 0 17
Juni 8 0 0 0 0 12
Juli 5 4 0 0 0 14
Agustus 14 0 0 0 0 15
Septembe 17 1 0 0 0 27
Oktober 7 0 0 0 0 27
November 9 1 0 0 0 8
Desember 4 18 0 0 0 12
Dari data diatas dapat dilihat bencana banjir yang terjadi di kota Medan cukup
banyak. Hal ini tentu saja merugikan kegiatan masyarakat dan juga mengganggu
adalah “Bagaimana Fase Recovery dalam mengatasi banjir (Studi Kasus BPBD di
1.3 Tujuan
Setiap Penelitian yang di lakukan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitiannya. Maka Dari itu, adapun tujuan penelitian ialah untuk
megetahui dan mendeskripsikan secara rinci tentang Fase Recovery dalam
Disamping Tujuan yang hendak di capai, penelitian ini juga di harapkan dapat
Penelitian ini mampu memberikan masukan bagi pihak pihak yang berkepentingan
dalam Fase Recovery dalam mengatasi banjir (Studi Kasus BPBD di kecamatan medan
Belawan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rangka usaha pencegahan, mitigasi kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan yang berkaitan
dengan kejadian bencana. Manajemen bencana dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian
dan risiko yang mungkin terjadi dan mempercpat proses pemulihan pasca bencana itu
terjadiManajemen bencana terdiri dari dua tahap yaitu ex-ante (sebelum terjadi bencana) dan ex-past
(setelah terjadi bencana). Ex-ante terdiri dari mitigasi, pencegaham, dan kesiapsiagaan. Tahap ex-past
didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat untuk mempersiapkan kerangka untuk
membantu orang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.
Selanjutnya, Agus Rahman (2006) Manajemen Resiko Bencana merupakan “ seluruh kegiatan
yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana pada sebelum, saat dan sesudah”
Menurut Universitas British Columbia, Manajemen Bencana adalah proses pembentukan atau
penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak yang
terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial
maupun aktual
Berdasarkan beberapa pengertian oleh para ahli tersebut , maka dapat dinyatakan bahwa
manajemen bencana adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk mencegah/mengatasi segala
bencana
Adapun beberapa model dalam manajemen bencana memiliki tahapan – tahapan yang
dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman memiliki tiga tahap sebagai
berikut;
a. Pra-Bencana
Tahapan manajemen Bencana pada kondisi sebelum kejadian atau pra bencana
1. Kesiagaan
2. Peringatan Dini
Langkah lainnya yang perlu di persiapkan sebelum bencana terjadi adalah
3. Mitigasi Bencana
Saat terjadi bencana Tahapan paling krusial dalam sistem manajemen bencana
adalah saat bencana sesungguhnya terjadi. Mungkin telah melalui proses peringatan dini,
maupun tanpa peringatan dini atau terjadi secara tiba-tiba. Dalam tahap ini, dibagi dalam
a. Tanggap darurat
b. Penanggulangan bencana
Setelah terjadi suatu bencana dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah
a) Rehabilitasi
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana. Di tingkat industri atau perusahan, fase
bencana terjadi. Upaya rehabilitasi misalnya memperbaiki peralatan yang rusak dan
seperti semula.
b) Rekonstruksi
pada
wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintah maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, social dan budaya, tegaknya
hokum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
b. Contract-expand model.
Model ini berasumsi bahwa seluruh tahap-tahap yang ada pada manajemen
bencana ( emergency, relief, rehabilitation, reconstruction, mitigation, preparedness,
dan earlywarning ) semestinya tetap dilaksanakan pada daerah yang rawan bencana.
Perbedaan pada kondisi bencana dan tidak bencana adalah pada saat bencana tahap
tertentu lebih dikembangkan ( emergency dan relief ) sementara tahap yang lain
seperti rehabilitation, reconstruction, dan mitigation kurang ditekankan.
Faktor terjadinya banjir air pasang atau Rob memiliki 2 faktor, yaitu faktor alam dan
faktor campur tangan manusia. Penyebab banjir rob oleh faktor alam, meliputi:
A) Kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang surut air laut
B) Dorongan air, angin, atau swell (gelombang yang bergerak dengan jarak sangat jauh
C) Badai di laut
C) Reklamasi pantai
D) Eksploitasi lahan pesisir yang menyebabkan penurunan muka air tanah sehingga
Penanggulangan bencana atau disaster management merupakan salah satu wujud dari upaya
untuk melindungi semua masyarakat Indonesia. Penanggulangan bencana yaitu kewajiban bersama
antara pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, dukungan masyarakat serta
pemerintah daerah. Penanggulangan bencana ditujukan pada tahap sebelum terjadinya bencana yang
meliputi kegiatan pencegahan, dan kesiapsiagaan untuk memperkecil, dan mengurangi dampak yang
akan ditimbulkan oleh bencana. Penanggulangan bencana merupakan bagian dari kegiatan
Pemulihan Bencana juga bermanfaat untuk mengurangi kerugiaan masyarakat akibat pasca
bencana dan untuk mengembalikan masyarakat ke kondisi normal. Contoh: perumahan sementara,
mengatur tentang recovery yaitu pada Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012 Bab
V tentang pemulihan pascakonflik yang tertuang pada pada Pasal 36 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Ayat (1) pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban melakukan upaya pemulihan
2. Ayat (2) disebutkan upaya pemulihan pascakonflik sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
Banjir rob adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut yang lebih
tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai. Banjir rob secara khusus
diartikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan
yang lebih rendah, tetapi sebenarnya tidak terbatas pada banjir yang berakibat oleh
air laut melainkan juga curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air
melambat mengalir ke laut yang hasilnya akan mengakibatkan air tertahan dalam
waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai. Fenomena ini juga diperparah oleh
kondisi pasang naik air laut di waktu-waktu tertentu. Permasalahan banjir rob
seperti pesisir utara Pulau Jawa, pesisir timur Sumatera Utara, pesisir pantai
pukul 11:00 WIB sampai pukul 16:00 WIB dan masyarakat sangat berharap pihak
(sumber; https://www.detik.com/sumut/berita/d-6129367)
Banjir rob adalah keadaan yang masuk dalam kategori bencana. Bencana
kehidupan masyarakat oleh faktor alam atau non alam sehingga menimbulkan korban
jiwa, kerusakan, lingkungan, kerugian harta benda, dan berdapak psikologis. Berikut
ini adalah dampak negatif banjir rob bagi masyarakat serta lingkungan, yaitu:
1. Kerugian Materi
Sudah dapat dipastikan jika kerugian materi adalah hal utama dari dampak banjir rob.
berbagai perabot dan perangkat elektronik. Selain itu, warga yang terkena imbas
banjir rob juga tidak tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi secara baik.
ekonomi, berbagai sarana dan prasarana publik milik pemerintah juga demikian.
Disamping itu, sifat air laut yang korosif juga memperparah kerusakan, seperti karat
Tidak seperti air banjir lain yang datang dari permukaan tanah, air rob justru muncul
dari bawah tanah sehingga menjadikan kondisi tanah selalu becek dan tergenang.
Lingkungan seperti ini akan berpengaruh terhadap kebersihan lingkungan yang kian
memburuk.
4. Penularan Penyakit
Air kotor merupakan media tercepat penularan berbagai penyakit. Beberapa penyakit
yang umumnya muncul saat kondisi banjir adalah diare, gatal-gatal, ISPA, serta
demam berdarah.
Kelancaran lalu lintas dan sistem transportasi saat terjadi genangan apsti akan
Misalnya jika air rob menggenangi bandara, stasiun, atau terminal maka sistem
transportasi daerah tersebut dipastikan lumpuh. Selain itu, berbagai jenis kendaraan
yang tergenang berpotensi rusak karena air laut memiliki kadar salinitas tinggi.
Genangan air rob akan menyebabkan kelangkaan air bersih. Sumur serta sumber air
tanah warga akan tercemar sehingga tidak layak konsumsi. Selain itu, banjir yang
penyakit menular.
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
berkaitan satu dengan yang lainnya. Peranan konsep sangat penting dalam penelitian
karena dapat menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi
dengan
Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing
konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari
1. Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
sehingga dapat dicapai output yang tepat dalam penelitian ini. Berikut adalah
Penanggulangan Bencana
Manajemen Bencana
/
DAFTAR PUSTAKA