Anda di halaman 1dari 6

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG

WIDYA CIPTA HUSADA


JUNI 2023

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG

LINGGA DEWI SARASWATI


NIM 212102245

Abstrak

Dewi, Lingga Saraswati. 2023. Hubungan Tingkat Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Parkinson di Poli Saraf RS Wava Husada
Malang.Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya Cipta Husada, Pembimbing: (1)
Fetreo Negeo Putra (2) Cesario Tesa Priantoro.

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neuro degeneratif kedua terbanyak setelah Alzheimer dan
penyebab utama morbiditas neurologis secara global. Pada kebanyakan kasus, jika obat parkinson
dihentikan maka gejala parkinson akan muncul kembali dan bertambah buruk. Dukungan keluarga
sangat dibuthkan sebagai pengawas pasien untuk minum obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Tingkat Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Parkinson di Poli Saraf RS Wava Husada Malang. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross-sectional study. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
kepatuhan obat morisky (MMAS) dan dukungan keluarga.Teknik sampling yang digunakan yakni
Purposive sampling dengan jumlah sampel 37 pasien parkinson di Poli Saraf RS Wava Husada
Malang pada bulan Juni 2023. Uji statistik yang digunkan dalam penelitian ini adalah uji korelasi
Sperman Rank. Hasil penelitian ini adalah tingkat kepatuhan pada responden selama minum obat
sebagian besar patuh sebanyak 25 responden (67,6%) dan sebagian besar dukungan keluarga pada
pasien parkinson di RS Wava Husada Malang pada kategori baik yaitu sebanyak 18 responden
(48,7%). Hasil uji statistik didapatkan (p=0,000) dengan nilai korelasi kuat nilai koefisien korelasi
(r=0,746) maka disimpulkan terdapat hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum
Obat pada pasien parkinson di RS Wava Husada Malang. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
dapat dilakukan penelitian lanjut dengan metode yang berbeda atau dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan variabel yang berbeda.

Kata Kunci : Parkinson, Kepatuhan, Dukungan

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI
SARAF RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 1
“THE RELATIONSHIP BETWEEN LEVEL OF FAMILY SUPPORT WITH
DRUG COMPLIANCE IN PARKINSON'S PATIENTS IN THE NERVOUS
POLY
WAVA HUSADA HOSPITAL MALANG”

LINGGA DEWI SARASWATI1


NIM 212102245

Abstract

Dewi, Lingga Saraswati. 2023. Relationship between Level of Family Support and Medication
Adherence in Parkinson's Patients at the Neurology Polyclinic at Wava Husada
Hospital, Malang. Malang Institute of Health TechnologyWidya Cipta Husada, Advisors :
(1) Fetreo Negeo Putra (2) Cesario Tesa Priantoro.
Parkinson's disease is the second most common neuro-degenerative disease after Alzheimer's and a
leading cause of neurological morbidity globally. In most cases, if the Parkinson's drug is stopped,
the Parkinson's symptoms will reappear and get worse. Family support is needed as a supervisor for
patients to take medication. The purpose of this study was to determine the relationship between the
level of family support and adherence to taking medication in Parkinson's patients at the Neurology
Polyclinic at Wava Husada Hospital, Malang. This research is a type of quantitative research with a
cross-sectional study approach. The instrument in this study used the Morisky Drug Adherence
Questionnaire (MMAS) and family support. The sampling technique used was purposive sampling
with a sample size of 37 Parkinson's patients at the Neurology Polyclinic of Wava Husada Hospital
Malang in June 2023. The statistical test used in this study was the Sperman Rank correlation test.
The results of this study were that the level of adherence of respondents while taking medication was
mostly 25 respondents (67.6%) and most of the family support for Parkinson's patients at Wava
Husada Hospital Malang was in the good category, namely 18 respondents (48.7%). Statistical test
results were obtained (p = 0.000) with a strong correlation value of the correlation coefficient (r =
0.746) so it was concluded that there was a relationship between Family Support and Medication
Compliance in Parkinson's patients at Wava Husada Hospital Malang. It is hoped that further
research can be carried out using different methods or using a qualitative approach and different
variables.

Keywords : Parkinson's, Compliance, Support


Pengobatan penyakit Parkinson bertujuan untuk mengurangi
PENDAHULUAN gejala dan membantu pasien menjalani aktivitas sehari-hari
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif secara mandiri. Metode penanganannya bisa berupa pemberian
kedua terbanyak setelah Alzheimer dan penyebab utama obat-obatan, terapi, dan operasi. Pemberian obat pada pasien
morbiditas neurologis secara global (Esmail, 2018). Penyakit penyakit Parkinson dapat memberikan perubahan yang
Parkinson signifikan pada gejala klinis (termasuk tremor). Obat yang
diberikan terutama berupa carbidopa-levodopa (untuk
ditandai dengan gejala motorik seperti: resting tremor, rigiditas, menggantikan dopamin yang rendah / dopamine replacement
bradikinesia dan ketidakstabilan postur (Bordelon, 2016; therapy), dopamine agonist, MAO inhibitor, antikolinergik, dsb.
Grimes, 2019). Parkinson masih menjadi penyakit dengan Pengobatan ini dapat mengontrol gejala motorik hingga 4-6
angka kematian pada manusia yang cukup tinggi, penyakit ini tahun ke depan, namun lambat laun efeknya akan berkurang.
berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) Gejala non motorik biasanya diatasi dengan penambahan obat
merupakan penyakit dengan angka kematian sebesar 42,5% di lain tergantung gejala (Suharti, 2020) Pengobatan parkinson
dunia pada tahun 2018, di Indonesia sendiri jumlah memerlukan waktu yang cukup lama, danbahkan cenderung
kematiannya sebanyak 12.900 orang setiap tahunnya dapat berlangsung terus menerus. Pada kebanyakan kasus, jika
(Wiriaatmadja, Wibowo, dan Prakoso, 2020). obat parkinson dihentikan maka gejala parkinson akan muncul
kembali dan bertambah buruk, terlebih pada pasien parkinson
kategori lanjut usia pada stadium lanjut akan memunculkan

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 2
gejala neuropsychiatry berupa demensia yang ditandai defisit
fungsi luhur. Oleh karena itu diperlukan sikap patuh dalam
pengobatan pada pasien parkinson (Suharti, 2020).
Keluarga merupakan suatu sistem pendukung yang utama
dalam pengobatan Parkinson. Dukungan berupa motivasi yang
diberikan keluarga kepada penderita sangat membantu dalam
proses pengobatan dan dapat mencegah terjadinya penghentian
minum obat pada pasien Parkinson. Motivasi dan dukungan
keluarga dapat diberikan berupa keluarga menjadi pengawas
minum obat (PMO) (Muna & Soleha, 2014).
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perilaku melayani
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan
emosi, penghargaan, informasi, dan instrumental. Dukungan
keluarga pada pasien dengan gangguan neurologis sangat
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden
penting dalam proses pengobatan pasien dengan parkinson.
dengan penyakit parkinson di RS Wafa Husada sebagian
Keluarga juga harus paham mengenai pengobatan dan
besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden
gejalanya karena tidak mungkin pasien mengkonsumsi obat
(59,5%). Sebagian besar dari responden ≥60Tahun
sendiri tanpa diawasi, sehingga keluarga dapat mendukung
sebanyak 25 orang (67,6%). Distribusi responden dengan
menstimulasi gerakan pasien. Dukungan keluarga dapat
penyakit parkinson hampir setengahnya memiliki
membangkitkan zat dopamin pada pasien parkinson.
pendidikan terakhir SMP sebanyak 15 responden (40,5%)
(Yuliansari, 2012)
dan hanya sebagian kecil yang tidak sekolah yaitu
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
sebanyak 1 responden (2,7%). Karakteristik responden
tanggal 28 November 2022 di RS Wava Husada Malang
dengan penyakit parkinson hampir setengah tidak bekerja
didapatkan jumlah penderita parkinson pada bulan Juli 2022
yaitu sebanyak 12 responden (32,4%).
sampai dengan November 2022 sebanyak 50 pasien parkinson
Tabel 2 Distribusi frekuensi dukungan keluarga pada
yang mendapatkan pengobatan rawat jalan di Poli Saraf.
pasien Parkinson di poli saraf RS Wava Husada
Berdasarkan wawancara peneliti kepada 25 pasien parkinson
Malang
beserta keluarga mengatakan bahwa kurangnya dukungan
keluarga kepada pasien parkinson berhubungan dengan
ketidakpatuhan minum obat pada pasien parkinson.
Berdasarkan fenomena latar belakang diatas maka peneliti
tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “Hubungan
tingkat dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
Pasien Parkinson di Poli Saraf RS Wava Husada”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat jika sebagian besar
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien dukungan keluarga pada pasien parkinson di RS Wafa
Parkinson di poli saraf RS Wava Husada Malang. Husada Malang pada kategori baik yaitu sebanyak 18
METODE PENELITIAN responden (48,7%).
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif Tabel 3 Distribusi frekuensi kepatuhan minum
yaitu mengkaji apakah ada hubungan antara dukungan obat pada pasien Parkinson di poli saraf RS
keluarga (independen), dengan kepatuhan minum obat Wava Husada Malang
pada pasien parkinson (dependen) yang berobat rawat
jalan di poli saraf RS Wava Husada Malang. Desain
penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik
dengan pendekatan cross-sectional study
Penelitian akan dilaksanakan di Poli Saraf RS
Wava Husada. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini
mulai dari bulan Juni 2023 hingga Juli 2023. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan dengan
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat
penyakit parkinson di RS Wava Husada Malang yang
kepatuhan pada responden selama minum obat sebagian
berjumlah 50 orang. Sampel sejumlah 37 orang dengan
besar sudah patuh sebanyak 25 responden (67,6%), namun
teknik sampling yakni Purposive sampling.Instrumen dala
ada 9 responden (24,3%) tidak patuh minum obat
penelitian ini adalah kuesioner dukungan keluarga dan
kuisioner kepatuhan obat morisky (MMAS) Analisa data Tabel 4 Perbedaan pengetahuan Perbedaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi pengetahuan sebelum dan setelah diberikan
Sperman Rank dengan signifikansi atau kemaknaannya intervensi
ditentukan α 0,05.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
di RS Wava Husada Malang

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 3
sebanyak 12 responden (32,4%). Melka, dkk. di dua
rumah sakit rujukan neurologi ethiopia, menunjukkan
mayoritas penderita parkinson tidak bekerja (71,6%).22
Penyakit Parkinson memiliki gejala klinis motorik dan
non motorik, yang mana dapat mengakibatkan
disabilitas pada penderita dan berdampak pada
terganggunya aktivitas sehari-hari dan menurunkan
daya produktivitas kerja (Leroi I,, 2021).
b. Dukungan keluarga pada pasien Parkinson
di poli saraf RS Wava Husada Malang
Berdasarkan tabel 4dijelaskan bahwa dukungan keluarga Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat jika sebagian
yang baik sebagian besar memiliki kepatuhan dalam besar dukungan keluarga pada pasien parkinson di RS
pelaksanaan minum obat pada responden sebanyak 16 Wafa Husada Malang pada kategori baik yaitu
responden (43,2%) dan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 18 responden (48,7%).
sebagian besar memiliki ketidakpatuhan pelaksanaan minum Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
obat sebanyak 7 responden (18,9%). Secara keseluruhan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya,
dukungan keluarga pada pasien parkinson sebagian besar berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,
baik yaitu sebanyak 25 responden (67,6%). dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi
Analisis menggunakan uji statistik Spearman Rho dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan
didapatkan nilai signifikansi (p) = 0,000 dan nilai koefisien interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan
(r) = 0,746. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga
statistik Spearman Rho didapatkan nilai signifikansi (p) anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.
0,000 < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara Orang yang berada dalam lingkungan sosial yang
Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat pada suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik
pasien parkinson. Sedangkan nilai koefisien korelasi (r) dibandingkan rekannya yang tanpa keuntungan ini,
0,746 bermakna bahwa terjadi hubungan yang kuat (0,51 – karena dukungan keluarga dianggap dapat
0,75) antara dukungan keluarga dengan dengan kepatuhan mengurangi atau menyangga efek kesehatan mental
minum obat. Nilai korelais positif menunjukkan bahwa individu, (Friedman, 2016).
semakin tinggi dukungan keluarga maka akan semakin tinggi Menurut penelitian Limbu dan Marni (2013), bahwa
juga kepatuhan minum obat pada pasien parkinson. dukungan keluarga yang positif diharapkan baik
Pembahasan mengantar langsung untuk periksa di puskesmas
a. Karakteristik pasien parkinson di RS maupun di rumah sakit, dokter atau petugas kesehatan
Wava Husada lainnya. Dukungan keluarga yang positif adalah
berpartisipasi penuh pada pengobatan penderita
Penyakit parkinson lebih sering terjadi pada laki-
seperti; pengaturan menu makan dan minum, pola
laki masih belum diketahui pasti, namun diduga karena
istrahat, perawatan diri terutama kebersihan,
adanya efek protektif hormon seksual pada perempuan
pengambilan obat serta mampu merujuk penderita bila
dan lebih seringnya laki-laki terkena paparan toksin
ada gejala samping obat yang berat.
terkait pekerjaan dan cedera kepala. Pada wanita
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat keluarga
menunjukkan kemungkinan perlindungan saraf
sudah berusaha untuk memberikan dukungan kepada
hormonal yang dimediasi oleh sekresi estrogen pada
penderita. Dukungan yang diberikan keluarga adalah
wanita (PERDOSSI, 2015)
dengan cara keluarga mengingatkan pasien untuk
Pada penelitian ini sebagian besar dari responden
minum obat sesuai jadwal. Akan tetapi masih terdapat
≥60 Tahun sebanyak 25 orang (67,6%). Menurut teori
keluarga yang kurang mendukun, hal ini
proses degeneratif yang berlangsung kronik progresif
kemungkinan juga dapat diakibatkan oleh adanya
pada penyakit parkinson dimana pelindung utama
faktor lain yang lebih mempengaruhi kepatuhan
neuron terhadap stress oksidatif yaitu dopamin
seperti kurangnya pengetahuan yang dimiliki keluarga
transporter (DAT) berkurang seiring dengan
tentang pengobatan yang dijalani oleh pasien
peningkatan usia (Stoker TB, 2018).
parkinson.
Distribusi responden dengan penyakit parkinson
hampir setengahnya memiliki pendidikan terakhir SMP c. Kepatuhan minum obat pada pasien
sebanyak 15 responden (40,5%). Status pendidikan Parkinson di poli saraf RS Wava Husada
rendah berhubungan dengan minimnya kemampuan Malang
dalam mengakses informasi terkait penyakit dan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa
terapinya, sedangkan pada status pendidikan tinggi tingkat kepatuhan pada responden selama minum obat
cenderung lebih memperhatikan gejala klinis yang sebagian besar sudah patuh sebanyak 25 responden
timbul dan mencari informasi terkait pengobatan (67,6%), namun ada 9 responden (24,3%) tidak patuh
(Melka D,2019). minum obat.
Karakteristik responden dengan penyakit Kepatuhan merujuk kepada situasi ketika perilaku
parkinson hampir setengah tidak bekerja yaitu individu sesuai dengan tindakan yang dianjurkan atau

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 4
nasehat yang direkomendasikan oleh seorang praktisi Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
kesehatan atau informasi yang diperoleh dari suatu keadaan yang dianggap tidak terkontrol karena seiring
sumber informasi lainnya seperti nasehat yang dengan lamanya waktu pengobatan, pasien parkinson
diberikan dalam suatu brosur promosi kesehatan membutuhkan orang terdekat yang tinggal serumah
melalui suatu kampanye media massa, (Ian, 2011). yang dapat memberikan dukungan yang cukup agar
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pasien merasa dicintai dan tetap semangat menjalani
dilakukan oleh Igor Straka (2017) tentang Kepatuhan pengobatan.
terhadap Farmakoterapi pada Pasien Dengan Penyakit Berdasarkan hasil penelitian diketahui hampir
Parkinson Mengonsumsi Tiga Dosis Obat Harian atau seluruh responden memiliki dukungan keluarga yang
Lebih. Dari total 124 subjek, 33,9% melaporkan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian yang
tingkat kepatuhan tinggi, 29,8% melaporkan tingkat menunjukkan bahwa sebagian besar mendapatkan
kepatuhan sedang, dan 36,3% melaporkan tingkat dukungan emosional dan penghargaan yang baik
kepatuhan rendah terhadap farmakoterapi mereka. dimana keluarga selalu mendampingi, mencintai, dan
Pada penelitian ini, ketidakpatuhan pasien dalam memperhatikan anggota keluarganya selama
minum obat dapat diakibatkan dari kondisi penyakit pengobatan.
yang memburuk. Seiring perkembangan penyakit, Sedangkan Ketidakpatuhan minum obat yang
rejimen pengobatan sering kali mencakup jadwal ditemukan dipengaruhi karena responden tidak
pemberian dosis yang rumit yang diperlukan untuk mengikuti perintah yang diberikan oleh keluarga.
mengelola gejala motorik yang memburuk. Keberhasilan pengobatan pada pasien parkinson sangat
Ketidakpatuhan juga berhubungan dengan dipengaruhi oleh diri sendiri yaitu peran aktif pasien
memburuknya gejala motorik dan komplikasi motorik dan kesediaan dirinya untuk minum obat dan
seperti seringnya tidur/kelelahan dan berkurangnya memeriksakan diri ke dokter dengan jadwal yang
perhatian. atau memori. Kelelahan adalah salah satu ditentukan. Dukungan keluarga yang diberikan sudah
gejala yang paling umum dialami oleh pasien dalam baik namun responden dengan keinginan sendiri tidak
setiap tahap perkembangan penyakit parkinson. mengikuti anjuran yang diberikan oleh keluarga. Faktor
d. Hubungan dukungan keluarga dengan yang mempengaruhi keinginan responden sehingga
kepatuhan minum obat pada pasien tidak patuh minum obat belum dapat dijelaskan dalam
penelitian in
Parkinson di poli saraf RS Wava
Husada Malang
Analisis menggunakan uji statistik Spearman Rho Simpulan
didapatkan nilai signifikansi (p) = 0,000 dan nilai  Karakteristik pasien parkinson di RS Wava
koefisien (r) = 0,746. Berdasarkan hasil analisis Husada yaitu banyak pada pasien laki-laki
menggunakan uji statistik Spearman Rho didapatkan sebanyak 21 responden, berusia >60 tahun
nilai signifikansi (p) 0,000 < 0,05 maka H1 diterima, sebanyak 25 responden, berpendidikan terakhir
artinya ada hubungan antara Dukungan Keluarga dan SMP sebanyak 15 responden, dan tidak bekerja
Kepatuhan Minum Obat pada pasien parkinson. sebanyak 12 responden.
Sedangkan nilai koefisien korelasi (r) 0,746 bermakna  Sebagian besar dukungan keluarga pada pasien
bahwa terjadi hubungan yang kuat (0,51 – 0,75) antara parkinson di RS Wava Husada Malang pada
dukungan keluarga dengan dengan kepatuhan minum kategori baik yaitu sebanyak 18 responden
obat. (48,7%).
Fungsi dasar keluarga yaitu fungsi perawatan  Tingkat kepatuhan pada responden selama minum
kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan adalah obat sebagian besar patuh sebanyak 25 responden
kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga (67,6%).
yang mengalami masalah kesehatan. Keluarga perlu  Ada hubungan antara Dukungan Keluarga dan
memberikan dukungan yang positif untuk melibatkan Kepatuhan Minum Obat pada pasien parkinson
keluarga sebagai pendukung pengobatan sehingga (p=0,000) dengan nilai korelasi kuat nilai
adanya kerjasama dalam pemantauan pengobatan koefisien korelasi (r = 0, 746)
antara petugas dan anggota keluarga yang sakit
(Friedman, Bowden & Jones, 2013).
Hal ini sejalan dengan pernyataan dukungan Saran
keluarga oleh Friedman et al., (2010) yaitu dukungan Diharapkan tenaga kesehatan yang mengelola
emosional dan penghargaan dimana keluarga sebagai
sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat program pengobatan dan peningkatan
dan pemulihan serta membantu penguasaaan pengetahuan tentang pengobatan penyakit
emosional. Bentuk dukungan ini membuat individu parkinson guna meningkatkan kesadaran
memiliki perasaan nyaman, yakin, diterima oleh pasien dan keluarga dalam mengontrol
anggota keluarga berupa ungkapan empati, kepedulian, kepatuhan minum obat anggota supaya tidak
dihargai, perhatian, cinta, kepercayaan, rasa aman dan
selalu mendampingi pasien dalam perawatan. terjadi putus obat dan resistensi.

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 5
Daftar Pustaka
1. Bili S, Telly M, Tanaem NFD. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Audio Visual Terhadap Perilaku
Pencegahan Penularan pada keluarga dengan
Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja. CHMK Heal J.
2019;3(2):20–6.
2. Hartiningsih SN. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Media Audiovisual Dan Media Booklet
Terhadap Sikap Caregiver Dalam Mencegah Penularan
Tuberkulosis Pada Anggota Keluarga. 2018;12(1):85–
95
3. Puskesmas Bogor Utara. Laporan Tahunan Puskesmas
Bogor Utara tahun. awa Barat: Puskesmas Bogor
Utara; 2019
4. Siregar SR. Extensively drug resistant tuberculosis
(XDR-TB). J Averrous. 2019;5(2):26–43
5. Sudiantara. Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan kasus TB paru di UPT Kesmas Sukawati.
2014; Available
from:http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/JURNAL
GEMA KEPERAWATAN/DESEMBER
2014/ARTIKEL
6. Septiananingrum D. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Cuci Tangan Dengan Media Audiovisual (Video) Dan
Leaflet Terhadap Pengetahuan Cuci Tangan Anak SD
Di Kota Yogyakarta. UGM Press. 2015;1(1)
7. Mulyadi, Isra M, Warjiman, Chrisnawati. Efektivitas
pendidikan kesehatan dengan Media video terhadap
tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat. J
Keperawatan Suaka Insa [Internet]. 2019; Available
from:
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/arti
cle/view/111
8. Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta; 2018
9. Maulana HD. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009
10. Juliantara. Media audio visual. Jakarta: EGC;
2009.

HUBUNGAN TINGKAT DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PARKINSON DI POLI SARAF
RS WAVA HUSADA MALANG - INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA 6

Anda mungkin juga menyukai