Laporan - Akhir - Praktikum - Bap Kelompok 7 - Revisi2
Laporan - Akhir - Praktikum - Bap Kelompok 7 - Revisi2
2023
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN ALAT PENANGKAPAN IKAN
2023
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
2023
Oleh:
Kelompok 7
Mengetahui
Asisten 1 Asisten 2
Asisten 3 Asisten 4
Hidayatul Aisytu Nurul A.
Asisten 5 Asisten 6
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kuliah Bahan dan Alat Penangkapan ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
terutama untuk tim dosen dan tim asisten yang turut serta membantu proses
laporan praktikum Bahan dan Alat Penangkapan ini dapat memenuhi syarat
penilaian ujian akhir praktikum dan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Penulis
dalam pembuatan laporan praktikum ini, penulis juga menyadari bahwa laporan
isi. Penulis sebagai pembuat laporan bersedia untuk menerima segala bentuk
kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan laporan praktikum Bahan dan
Alat Penangkapan Ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata,
semoga laporan praktikum Bahan dan Alat Penangkapan ini dapat bermanfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Waktu dan Tempat Praktikum...................................................................2
iv
BAB I. PENDAHULUAN
dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan tekstil dan bahan non tekstil. Kedua
bahan tersebut dalam proses pembuatan alat tangkap ikan selalu dioperasikan
tergantung jenis alat tangkap yang akan dibuat. Sebagai contoh perbandingan
bahan yang dipakai pada alat tangkap purse seine, trawl dan lain-lain,
pemakaian bahan tekstil lebih banyak dibanding non tekstil. Sebaliknya, pada
alat tangkap bubu pemakain bahan non tekstil lebih banyak dibanding dengan
bahan tekstil.
dua yaitu tekstil dan non tekstil. Bahan tersebut selalu dioperasikan secara
kedua tersebut besar dan kecil tergantung dengan jenis alat tangkapnya. Contoh
perbandingan bahan tekstil lebih besar dan nontekstil lebih kecil yaitu pada alat
1
tangkap yang dapat dioperasikan untuk penangkapan ikan. Tujuan dari praktikum
3. Mengetahui hasil uji tali, uji bakar, berat jenis, dan uji larut benang.
Ikan
Ikan
Ikan
Penangkapan WIB
Ikan
Penangkapan WIB
Ikan
Penangkapan
2
Ikan WIB
Penangkapan WIB
Ikan
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
alami dan serat buatan.Serat alami adalah serat yang dibuat dengan bahan
bahan bahan kimia yang sederhana kemudian diolah menjadi serat.Contoh serat
buatan adalah polyamide (PA), polyester (PES), polyethylene (PE), dan lainnya.
Menurut Victor, et al (2015), serat alami adalah serat yang dapat langsung
diperoleh dari alam (tumbuhan atau hewan). Serat alami ini memiliki dasar kimia
alam dari tumbuh-tumbuhan dapat diperoleh dari bagian biji (kapas dan kapuk),
daun 6 (abaka, sisal, henequen), batang (flax, jute, rosella, henep, rami, urena,
kenaf, sunn), dan buah (sabut kelapa). Serat alami memiliki beberapa
kelemahan, seperti cepat membusuk, tidak kuat, dan menyerap air. Kelemahan
4
ini mengakibatkan serat alami jarang dipilih dalam pembuatan sebuah alat
tangkap.
maupun hewan disebut dengan serat alami. Contoh serat alami yang berbahan
dasar hewan atau yang disebut dengan animal fibre adalah wool, camel, mohair,
alpaca, yak, silk dan lain sebagainya. Adapun contoh serat alami yang berbahan
dasar tumbuhan atau yang disebut dengan plant fibre adalah jute, abaca, sisal,
cotton, ramie dan lain-lain. Penggunaan serat alami dalam pembuatan benang
kebutuhan tertentu.
polimer yang berasal dari alam maupun polimer-polimer muatan yang dibuat
5
berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneter). Serat buatan disebut
juga man-maderfibres terdiri dari nylon, perlon, decron, teriline, trivera, terlenka,
tetoron, prinsip, bellini, laceri, larici, orlon, cashmilon, silk, caterina, dan lain-lain.
Serat buatan memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan serat
alami. Serat buatan juga tidak mudak membusuk dibandingkan serat alami yang
Mempunyai sifat-sifat baru yang semakin rumit dan berubah dari sifat semula
adalah pengertian dari serat buatan. Contoh dari serat buatan adalah Polyamide
Serat buatan sering dipilih karena kekuatan, daya tahan, dan kemampuan untuk
Adapun kelebihan dan kekurangan dari serat alami dan serat buatan :
filament fibres
6
2.2 Uji Tali
beberapa sifat khusus dari serat, yaitu morfologi, sifat fisika, dan sifat kimia serat.
meliputi uji kelarutan dan uji pewarnaan. Uji sifat fisika meliputi uji pembakaran,
uji berat jenis, dan uji titik leleh untuk serat sintetis. Identifikasi jenis serat tidak
dapat dilakukan hanya dengan satu cara uji saja, tetapi dengan penggabungan
berbagai cara uji baru dapat ditentukan jenis serat yang diuji.
Serat atau tali dapat digolongkan jenisnya setelah diketahui sifat fisika, sifat
kimia, dan sifat morfologi yang dimiliki oleh serat tersebut. Sifat fisika serat
diidentifikasi melalui uji berat jenis. Sifat kimia serat diidentifikasi melalui uji larut.
Sifat morfologi serat diidentifikasi melalui uji bakar. Pengujian tersebut dapat
dilakukan apabila ditemukan potongan serat dan tidak diketahui jenis serat
tersebut.
7
2.2.1 Uji Bakar
Menurut Kardono (2018), uji pembakaran serat ini termasuk kedalam uji
sifat fisika pada serat. Uji pembakaran adalah cara yang paling mudah dilakukan.
Sumber api untuk pembakaran yang digunakan adalah nyala api dari bunsen,
dengan bahan bakar alkohol. Uji pembakaran ini biasanya digunakan untuk
menguji dan mengamati warna dari asap yang terbentuk, menguji dan
mengamati bau, menguji dan mengamati sifat pembakaran serat, dan menguji
Secara umum, uji pembakaran ini bertujuan untuk menentukan jenis dan
golongan serat. Uji pembakaran adalah uji yang paling mudah dilakukan dan uji
pembakaran termasuk uji sifat fisika pada serat. Uji pembakaran hanya dapat
digunakan untuk serat campuran. Nyala api untuk pembakaran serat yaitu dari
8
Bunsen dengan pembakaran alkohol. Uji pembakaran dilakukan untuk menguji
dan mengamati warna dari asap, menguji dan mengamati bau, menguji dan
pembakarannya.
untuk menentukan kelarutan serat tekstil dalam berbagai pelarut kimia. Uji larut
benang dilakukan untuk mengetahui serat apa saja yang larut dalam pelarut
melarutkan serat kapas, rami, rayon viskosa, rayon asetat, nilon, dan sutera. Uji
larut benang juga dapat melibatkan pengujian fisik dan kimia pada serat, benang
tunggal, kain tenun, rajutan, non-woven, dan produk jadi. Proses ini penting
untuk memancarkan sifat-sifat kimia dari serat tekstil dan dapat membantu dalam
9
Uji larut digunakan untuk mengklasifikasikan sifat serat berdasarkan sifat
kimianya. Uji larut pada bahan alat penangkapan ikan merupakan langkah
penting dalam pengembangan materi yang ramah lingkungan.Hasil uji larut ini
membantu dalam menentukan kekuatan serat sebagai bahan alami untuk alat
penangkapan ikan. Pengujian uji larut dilakukan dengan cara melarutkan serat
kedalaman beberapa larutan pelarut dan diamati sifat kelautan serat tersebut.
Beberapa pelarut yang sering digunakan adalah asam sulfat 60%, asam sulfat
70%, NaOCI, Metil Salisilat, NaOH 45%, Meta cresol, DMF, Asam Nitrat. Pada
praktikum ini menggunakan larutan zat kimia berupa HCl 32%, H2SO4 80%,
Menurut Mainnah, et all (2016), nilai berat jenis suatu material perlu
ketika diopera-sikan. Seperti diketahui bahwa secara teori, jika berat jenis suatu
10
benda lebih besar (>) dari berat jenis air maka benda tersebut akan
tenggelam.Jika berat jenis benda sama dengan (=) berat jenis air, maka benda
tersebut akan melayang.Jika berat jenis benda kurang dari (<) berat jenis air,
Kadar air dan berat jenis suatu material saling berkaitan satu sama lainnya
dan sifatnya berbanding lurus. Nilai berat jenis suatu material alat penangkapan
ikan akan membantu dalam merancang atau modifikasi alat penangkapan ikan
yang baik, antara lain dalam hal penentuan jumlah pemberat dan pelampung. Uji
volume air. Analisis uji berat jenis serat sangat penting dilakukan untuk
11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Praktikan dapat mengetahui hasil dari uji bakar, uji berat jenis, dan uji larut
benang. Pada uji bakar, didapatkan hasil bahwa rata-rata bahan yang diuji
berwarna putih. Pada uji berat jenis, didapatkan hasil bahwa rata-rata
bahan yang diuji masuk dalam kategori tenggelam. Pada uji larut benang,
Cara memotong jaring dapat dilakukan secara vertikal (N), horizontal (T),
menjadi satu lembar jaring yang berukuran sangat besar. Selain itu,
12
dibutuhkan juga tambahan berupa pelampung, pemberat, tali ris sebagai
3.2 Saran
sedikit saran yang ingin praktikan sampaikan kepada tim asisten, yaitu sebaiknya
tim asisten praktikum Bahan dan Alat Penangkapan tahun 2023 dapat
memberikan kesempatan lebih banyak lagi dalam sesi tanya jawab, karena sesi
13
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, R. I., Tarkono, T., & Sugiyanto, S. (2013). Studi sifat mekanik komposit
Lembang, V. W. R., Tilaar, W., & Frans, T. M. (2015, May). POTENSI EKOLOGI,
10).
Mainnah, M., & Iskandar, BH (2016). Perpaduan Serat Daun Nanas (Ananas
Lingkungan (Kombinasi Serat Daun Nanas dan Kitosan untuk Bahan Alat
Okvisia, Y., Kusumastuti, A., & Himmah, L. N. (2020). Kualitas Hasil Pencelupan
Zat Warna Alam dari Kunyit (Curcuma domestica Val) pada Benang Tenun.
14