Anda di halaman 1dari 5

DIABETES MELITUS

DENGAN TUBERKULOSIS PARU


RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT ICD :
Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
035/PPK-KSM.P/IX/2023 00 1/5

Ditetapkan di Tenggarong Seberang


Tanggal Terbit
PANDUAN Plt. Direktur,
PRAKTIK
KLINIS
04 September 2023
MARTINA YULIANTI
Diabetes Melitus: suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
1. DEFINISI kerja insulin, atau kedua-duanya.
TB paru: Tuberkulosis paru adalah infeksi pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculorir (M.Tb) kompleks.
2. ANAMNESIS A. Keluhan diabetes melitus antara lain:
• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulva pada wanita
B. Faktor risiko diabetes antara lain:
• Faktor tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis
kelamin (risiko lebih tinggi pada laki- laki), riwayat DM
keluarga, riwayat glukosa darah tinggi sebelumnya,
riwayat melahirkan bayi besar ( > 4kg).
• Faktor dapat dimodifikasi seperti berat badan lebih
atau obesitas, pola hidup sedenter, faktor gaya hidup,
diet rendah buah-buahan, sayur, dan karbohidrat
kompleks, dan konsumsi alkohol.
C. Keluhan tuberkulosis paru di antaranya:
• Batuk (bisa batuk berdahak atau tidak berdahak atau
batuk darah). Batuk berdahak lebih dari 2 minggu
merupakan gejala yang sering.
• Keluhan lain yang dapat terjadi adalah demam,
menurunnya nafsu makan, penurunan berat badan,
lemah, lelah dan keringat malam
DIABETES MELITUS
DENGAN TUBERKULOSIS PARU
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT ICD :
Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
035/PPK-KSM.P/IX/2023 00 2/5

D. Faktor risiko infeksi tuberkulosis di antaranya:


• Riwayat medis seperti infeksi human
immunodeficiency virur (HIV), diabetes mellitus (DM),
keganasan, penggunaan antagonis tumor necrorir
factor-alpha (TNF-4) atau obat obatan yang menekan
sistem imun.
• Faktor risiko infeksi lainnya adalah kontak dengan
penderita TB aktif, merokok, pajanan kerja dengan
debu silika, malnutrisi, penggunaan alkohol yang
berlebihan, tinggal di lingkungan padat penduduk dan
tunawisma
Pada penyandang diabetes, perjalanan penyakit TB
berlangsung lebih cepat dengan gejala lokal paru dan
sistemik yang lebih sering dan berat ‟ umumnya disertai
temuan bakteri yang lebih tinggi dari pemeriksaan
mikroskopik atau kultur. Beratnya gejala saat diagnosis
berhubungan dengan derajat hiperglikemia yang tidak
terkontrol.
3. PEMERIKSAAN Pemeriksaan fisik pada TB paru dibahas lebih lanjut di PPK TB paru rawat jalan
FISIK dan diabetes dibahas lebih lanjut di PPK DM Rawat Jalan.

4. KRITERIA Kriteria diagnosis diabetes dibahas lebih lanjut di PPK DM Rawat Jalan
DIAGNOSIS Krtieria diagnosis dan klasifikasi TB dibahas lebih lanjut di PPK TB paru

5. DIAGNOSIS Diagnosis Banding TB dan DM dijabarkan lebih lanjut di PPK masing-masing


BANDING
6. PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang untuk diabetes
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk diabetes dibahas lebih lanjut
di PPK DM Rawat Jalan
Pemeriksaan penunjang untuk tuberkulosis
Pemeriksaan penunjang untuk penunjang TB paru dibahas lebih lanjut di PPK
TB paru
7. TERAPI
8. EDUKASI a. Edukasi tentang terapi OAT MDR dan efek sampingnya
b. Edukasi kontrol lingkungan ( cara batuk, masker, ventilasi)
DIABETES MELITUS
DENGAN TUBERKULOSIS PARU
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT ICD :
Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
035/PPK-KSM.P/IX/2023 00 3/5

c. Edukasi PMO (Pengawas Menelan Obat)


d. Evaluasi terapi (pemeriksaan sputum, laboratorium dan foto toraks
sesuai program)
e. Edukasi kontrol rutin poli MDR
f. Edukasi sosial (pencarian kontak serumah)
g. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (cuci tangan, etika batuk)
9. PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
10. INDIKATOR 80% pasien MDR TB tegak diagnosis dan terapi dalam 7 hari, serta
MEDIS dapat diserahterimakan dalam 14 hari sesuai hasil rapat dengan tim ahli
sebelumnya
a. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.
b. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
Petunjuk Teknis Penatalaksanaan TB MDR. Jakarta.
c. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Tuberkulosis. Jakarta.
d. Smith, I. 2003. Mycobacterium tuberculosis Pathogenesis and
Molecular Determinants of Virulence. Clin Microbiol Rev. 16(3): 463–
11. KEPUSTAKAAN
496.
e. WHO treatment guidline for drug resistant tuberculosis, 2016.
f. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Paduan Pelayanan
Tuberkulosis Resisten Obat untuk Pasilitas Pelayanan Kesehatan
Edisi 2.
g. Workshop TB MDR 2019 di Jakarta.
h. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis

Ketua Komite Medik Ketua KSM Paru

dr.Suherman A Tambunan, M.Ked(Neu), Sp.S dr. Parluhutan Doli Siregar, Sp.P


NIP. 119750811 200212 1 006 NIP. 19780602 200801 1 015
DIABETES MELITUS
DENGAN TUBERKULOSIS PARU
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT ICD :
Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
035/PPK-KSM.P/IX/2023 00 4/5
DIABETES MELITUS
DENGAN TUBERKULOSIS PARU
RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT ICD :
Jl. Ratu Agung 1 Tenggarong Seberang
Telp. (0541) 661013 - 661015
Web: www.rsamp.id Email : rsudamparikesit@yahoo.com
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
035/PPK-KSM.P/IX/2023 00 5/5

LAMPIRAN 1

Tabel 1. Dosis Pemberian Bedaquiline


Minggu ke- Dosis Harian Frekuensi/minggu
Minggu 0-3 Bdq: 400 mg (1 x 4 tab) 7 hari/minggu
Minggu 3-24 Bdq: 200 mg (1 x 2 tab) 3 kali/minggu dengan jarak
pemberian min. 48 jam

Tabel 2. Dosis pemberian Delamanid


Usia Dosis Harian Frekuensi/minggu
6 – 11 tahun Dlm: 2 x 50 mg (1 tablet ditelan pada pagi hari
7 hari seminggu
(BB 20 – 34 kg) DAN 1 tablet pada malam hari)
12-17 tahun Dlm: 2 x 100 mg (2 tablet ditelan pada pagi hari
7 hari seminggu
(BB > 35 kg) DAN 2 tablet pada malam hari)
Dewasa Dlm: 2 x 100 mg (2 tablet ditelan pada pagi hari
7 hari seminggu
DAN 2 tablet pada malam hari)

Anda mungkin juga menyukai