Anda di halaman 1dari 19

HOME VISIT MASA NIFAS

PADA NY. L UMUR 26 TAHUN P1A0 6 JAM POST PARTUM

DI DESA BENDOHARJO

DISUSUN OLEH :

HERLINA SUSANTY

NIM : 23090022

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

UNIVERSITAS AN NUUR

PURWODADI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masa Nifas
1. Pengertian

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas
yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan
(Anggraeni, 2010).

Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.

2. Tahap Masa Nifas


Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Puerperium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
Islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Anggraeni, 2010).

3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Asuhan postpartum merupakan upaya kolaboratif antara orangtua, keluarga,
pemberi asuhan yang sudah terlatih atau tradisional, profesi kesehatan dll termasuk
kelp.anggota masyarakat, pembuat kebijakan, perencana kesehatan dan administrator.
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologi

 Melaksanakan skrining yg komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau


merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,


keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.

 Memberikan pelayanan KB
BAB II

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan
antara lain (Anggraeni, 2010) :

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum

hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi

untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).

2) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau

amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea

yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai

perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan

menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :

a) Lokhea rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.

Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-
sisa

plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium. 10
b) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung

dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

c) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit,


dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai harike-14.

d) Lokhea alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
selama 2-6 minggu post partum.

Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan

adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh

tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut

dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada

abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk

yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar

disebut “lokhea statis”.

3) Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah

proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu,

vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina 11

secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih


menonjol.

4) Perubahan Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,

perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih

kendur daripada keadaan sebelum hamil.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan

karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas

tubuh.

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk

buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat

spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi

(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.

Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan

yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.

d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang

berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan


menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang
12

meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,

sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.

Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada

umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.

f. Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :

1) Suhu badan

Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 –

38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.

Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada

hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila

suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi

sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/

menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post

partum.
3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan

lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi

pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut

nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali

apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post

partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 15 Desember 2023
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Rumah Pasien
II. BIODATA
Identitas Pasien Penanggung Jawab :
Nama : Ny. L Nama : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Dusun. Soko 3/7 Alamat : Dusun. Soko 3/7
III. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat menyusui putingnya terasa sakit.
3. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa dirinya serta keluarganya tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit jantung, paru-paru, ginjal, gangguan pada hati, asma, darah
tinggi, kencing manis, maag, tipes, rematik, dan penyakit HIV/AIDS. Ibu
mengatakan tidak alergi terhadap obat maupun makanan tertentu, tidak pernah
dirawat di fasilitas kesehatan dalam jangka waktu yang lama, dan tidak pernah
melakukan operasi apapun.
4. Riwayat Perkawinan
Status nikah : Sah menurut hukum dan agama.
Usia nikah pertama : Usia 25 tahun dengan suaminya 30 tahun.
Lama nikah : 1 tahun.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lama : 6-7 hari
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 4x/hari
Hari 4-7 ganti pembalut 3x/hari
Siklus : 30 hari
Nyeri Haid : Tidak ada
Warna Darah : Merah segar
b. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan dan persalinan pertamanya.
c. Riwayat Persalinan Sekarang
P1A0
Tempat persalinan : PMB Herlina Susanty
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan plasenta dan tali pusat : Lengkap
Lama persalinan Jumlah perdarahan
Kala I : 7 jam 30 menit Kala I : 10 cc
Kala II : 30 menit Kala II : 35 cc
Kala III : 5 menit Kala III : 100 cc
Kala IV : 2 jam Kala IV : 100 cc
Total : 9 jam 5 menit 245 cc
Keadaan bayi : Sehat
Ditolong oleh : Bidan
Jenis kelamin : Laki – laki
Tanggal/jam lahir : 15 Desember 2023 / 02.00 WIB
BB = 3000 gram, PB = 49 cm, LILA = 11 cm, LK = 31 cm, LD = 33 cm
Apgar Score : 10, 10, 10
Kelainanan bawaan : Tidak ada
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB jenis apapun.
7. Pola Pemenuhan Kebuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan sudah makan 1x, porsi ½ piring, berisi nasi, tempe, dan sayur bayam.
Makan roti beberapa potong. Minum teh manis hangat 1 gelas dan minum air putih 2
gelas. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan balum BAB, tetapi sudah BAK 3x, warna kuning jernih, ibu
mengatakan perih di bekas luka jahitan.
c. Pola Istirahat
Ibu mengatakan belum bisa tidur dan hanya berbaring.
d. Pola aktivitas
Ibu mengatakan saat ini sudah bisa duduk, berdiri, dan berjalan ke kamar mandi secara
perlahan dengan didampingi suami.
e. Pola seksual
Ibu mengatakan saat ini belum melakukan hubungan seksual.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan sampai saat ini sudah mandi, sudah mengganti pakaian luar dalam serta
pembalut 2 kali.
g. Pola Hidup Sehat
Ibu mengatakan saat ini mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama tinggi protein
agar luka jahitan cepat kering, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-
obat terlarang.
h. Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya segera setelah lahir, dan menyusui kembali bayinya
setiap 2 jam sekali.
8. Psiko, sosial, spiritual, cultural
a. Tanggapan ibu terhadap dirinya :
Ibu mengatakan sangat lapar dan sangat lelah setelah melahirkan.
b. Tanggapan ibu terhadap anak
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya, ibu mengatakan masih fokus
pada dirinya dan mengulang-ulang cerita mengenai pengalaman persalinannya.
c. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan keluarga dan suami senang atas kelahiran bayinya yang sehat.
d. Ketaatan beribadah :
Ibu mengatakan belum bisa menjalankan sholat 5 waktu karena masih dalam masa
nifas.
e. Mekanisme Koping
Ibu mengatakan setiap ada masalah selalu bercerita kepada suaminya.
f. Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan pengambil keputusan di dalam keluarga adalah suami.
g. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu mengatakan tidak percaya terhadap mitos-mitos merugikan yang berkembang di
masyarakat, seperti tidak boleh makan telur dan ikan pindang.
h. Ekonomi
Ibu mengatakan penghasilan suami cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
i. Tingkat Pengetahuan
1. Ibu sudah paham cara menjaga kebersihan genetalia dan perawatan tali pusat pada
bayinya.
2. Ibu mengatakan sudah paham bahwa ASI Eksklusif sangat penting untuk bayi.
3. Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya pada masa nifas.
IV. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 18x/menit

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan maupun pembengkakan, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan, rambut hitam bersih, tidak rontok, tidak kering dan
tidak berketombe.
Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih,
penglihatan berfungsi dengan baik.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran berfungsi dengan baik.
Mulut : Simetri, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan seperti
labiokisis maupun labiopalatokisis, tidak ada karies gigi, lidah bersih.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, thyroid, dan vena jugularis.
Ketiak : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri
tekan.
Dada : Simetris, tidak ada retaksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan,
pernapasan teratur, tidak ada bunyi wheezing ataupun ronchi.
Abdomen : Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada sianosis, tidak odema, turgor kulit baik,
capillary refill baik.
Bawah : Simetris, tidak ada sianosis, tidak odema, tidak ada varises, tidak ada
trombofeblitis, turgor kulit baik, capillary refill baik.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi, ada
jahitan luka perineum.
Anus : Bersih, tidak ada haemoroid.
4. Pemeriksaan Obstetri
 Muka
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Wajah : Tidak odema, tidak pucat.
 Payudara
a. Pembesaran mammae : Kedua mamae mengalami pembesaran volume, normal
dan simetris
b. Areola mammae : Mengalami hiperpigmentasi
c. Puting susu : Menonjol
d. ASI : Sudah keluar
 Abdomen
a. Pembesaran : TFU 2 jari di bawah pusat
b. Bekas luka : Tidak ada
c. Kandung kemih : Kosong
d. Kontraksi : Kuat, baik
 Genetalia
a. PPV : Darah
b. Jumlah : ± 2 pembalut penuh
c. Jenis : Lochea rubra
d. Warna : Merah segar
e. Bau : Khas darah
f. Keadaan Luka Heacting : Baik, tidak ada tanda-tanda infeksi
 Ekstremitas : Tidak odema, tidak sianosis, turgor kulit baik, capillary refill baik.
5. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan.
V. ANALISA
Ny. L P1A0 umur 26 tahun 6 jam post partum fase taking in.
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 15 Desember 2023
Waktu : 07.00 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan yang normal dan
sehat.
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,7 0C
RR : 18x/menit
Hasil : Ibu mengetahi hasil pemeriksaan dan merasa senang karena kondisinya sehat.
2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring ke kanan dan kiri, duduk, berdiri
serta berjalan-jalan ringan.
Hasil : Ibu paham dan bersedia melakukan anjuran bidan.
3. Melakukan observasi atau mengamati PPV dan TFU serta kontraksi uterus .
Hasul : Telah dilakukan dan hasil observasi normal.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi untuk ibu nifas, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang tinggi protein seperti telur, ikan dan kacang-kacangan untuk membantu
proses pemulihan rahim serta penyembuhan luka jahitan pada perineum.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yag dirasakan adalah hal normal dikarenakan
proses involusi uterus atau proses kembalinya rahim ke ukuran semula sehingga uterus
berkontraksi, sekaligus mencegah adanya perdarahan.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan bidan.
6. Memberikan penkes kepada ibu yaitu tentang asi eksklusif, pemberian selama 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih serta
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur, biskuit, dan nasi tim, kecuali
vitamin, mineral dan obat.
Hasil : Ibu paham dan akan memberikan bayinya ASI Eksklusif.
7. Memberikan penkes kepada ibu tentang cara menyusui yang benar, yaitu :
a. Sebelum menyusui, asi dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan pada puting dan
disekitar kalang payudara.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu, bayi di topang dengan satu tangan dan kepala
bayi berada di lekuk siku ibu, bokong bayi berada di lengan ibu, kemudian mulut bayi
menghadap payudara.
c. Payudara dipegang dengan cara ibu jari berada pada areola (bagian yang berwarna
hitam) yang atas, sedangkan ke empat jari yang lain berada di areola bagian bawah,
sehingga membentuk huruf C.
d. Menekan areola (bagian yang berwarna hitam), lalu berikan rangsangan pada bayi agar
membuka mulut dengan cara menyentuhkan putting ke mulut bayi, setelah bayi
membuka mulut dekatkan kepala bayi ke payudara ibu dan masukkan puting dan
areola bagian bawah kedalam mulut bayi.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan bidan.
8. Memberikan penkes pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan yang
berlebihan hingga ganti pembalut 2x dalam 30 menit, nyeri ulu hati, pandangan kabur,
sakit kepala menetap, bengkak di wajag, tangan, dan kaki. Dan menganjurkan ibu untuk
segera datang ke fasilitas kesehatan jika merasakan hal tersebut.
Hasil : Ibu paham tanda bahaya masa nifas, dan akan segara datang ke fasilitas kesehatan
jika mengalaminya.
9. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit saat menyusui disebabkan karena lidah bayi yang
baru lahir masih kasar sehingga membuat puting terasa sakit. Cara mengatasinya yaitu
dengan mengoleskan sedikit ASI pada daerah puting untuk mencegah rasa sakit serta
luka.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan bidan.
10. Memberi penkes tentang personal hygiene seperti mandi yang teratur minimal 2x sehari,
rajin gosok gigi dan keramas, mengganti pakaian luar dan dalam serta pembalut setidaknya
2 kali sehari, merawat kebersihan perineum dengan baik yakni dengan cara dari arah depan
ke arah belakang, menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi,
baik pada luka jahitan maupun kulit tubuh.
Hasil : Ibu paham dan bersedia melakukan anjuran bidan.
11. Memberikan KIE tentang macam-macam alat kontrasepsi seperti MAL, Kb suntuk 3 bulan,
Kb suntik 1 bulan, Kb pil, IUD, dan implant/susuk dan kondom.
Hasil : Ibu mengerti mengenai macam-macam alat kontrasepsi.
12. Memberikan terapi kepada ibu yaitu memberi 2 Vit. A 1x1, paracetamol 500 mg 3x1, tablet
tambah darah 1x1, dan amoxcylin 500 mg 3x1. Serta menjelaskan cara minum dan
kegunaan obat. Vit. A untuk membantu pemulihan syaraf mata karena proses mengejan,
tablet tambah darah sebagai penambah darah, paracetamol untuk mengurangi rasa nyeri,
dan amoxcylin sebagai antibiotik.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan bidan, dan mau meminum obat.
13. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku KIA dan register nifas.
Hasil : Telah dicatat pada buku KIA dan register nifas.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pada masa kunjungan nifas pada Ny. L
usia 26 tahun P1A0 18 jam Postpartum yang telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil
normal atau fisiologis yang terjadi pada masa nifas.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama melakukan asuhan masa nifas ibu mengalami beberapa masalah


diantaranya ibu merasakan sakit pada puttingnya pada awal masa nifas mengakibatkan
ibu terasa kesakitan, dan ASI yang dihasilkan putih jernih. Kunjungan masa nifas
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 6 jam post partum, hari ke 9 post partum, hari 29
post partum. Pada masa nifas involusi dan lochea normal. Dalam kunjungan masa nifas
ibu dalam keadaan sehat.

B. SARAN

Sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan


penulis menyimpulkan suatu saran sebagai berikut :

1 Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan mengembangkan materi yang telah diberikan baik dalam
perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga menambah referensi-referensi agar bisa
dijadikan evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas sesuai dengan
standart pelayanan minimal.

2 Tempat PMB
Tempat penelitian disarankan untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan secara continuity of care pada ibu nifas.
Secara berkesinambungan dengan Standar Pelayanan Minimal Kebidanan.

3 Klien dan keluarga

Setelah mendapatkan pelayanan kebidanan secara continuity of care masa nifas, keluarga
serta klien diharapkan bertambah wawasannya sehingga dapat mendeteksi dini jika ada
penyulit dan dapat diminimalkan resiko-resikonya.

4 Bagi Mahasiswa Kebidanan

Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan sehingga dapat
melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/991/3/bab%202.pdf
Rukiyah, Yeyen A. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info Media; 2010
Rukiyah, Yeyen A. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2014
Saleha S. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009
Saminem. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: EGC; 2009
Siwi E, Th Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Masa Nifas dan Menyusui.Yogyakarta:PT.
Pustaka Baru.
Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC; 2003.
Yuniati I. Catatan dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto; 2010

Anda mungkin juga menyukai