ASUHAN KEPERAWATAN
LUKA ULKUS DIABETIKUM
Disusun Oleh :
Djoni Irawan
S21130002
4. Pathway
Merangsang
reseptor Nyeri Gangguan Perfusi
Jaringan Nyeri
Serotonin bradikinin
keluar – merangsang
ujung saraf
Kerusakan Integritas
Gg. Rasa Nyaman Kulit
Nyeri
5. Klasifikasi
Klasifikasi paling banyak digunakan secara menyeluruh untuk
penilaian lesi pada ulkus kaki diabetikum. Sistem penilaian ini memiliki 6
kategori. Empat kelas pertama (Kelas 0,1,2 dan 3) berdasarkan kedalaman
pada lesi, jaringan lunak pada kaki. Dua nilai terakhir (Kelas 4 dan 5)
berdasarkan pada tingkat gangrene serta perfusi yang sudah hilang. Kelas 4
lebih mengacu pada gangrene kaki parsial lalu kelas 5 lebih kepada
gangrene yang menyeluruh (Parkeni, 2013).
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap
2) Kadar gula darah
3) Urine
b. Kultur pus: untuk melihat jenis kuman yang menginfeksi luka
dan menentukan antibiotik yang sesuai dengan kuman.
c. Pemeriksaan leukosit: untuk melihat adanya risiko infeksi pada
luka ulkus
9. Penatalaksanaan
Hampir 85% kasus ulkus diabetikum harus diamputasi, berikut
penatalaksanaan dalam memanajemen infeksi kaki diabetik agar
meminimalisir terjadinya amputasi :
a. Pembedahan
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisiologis.(D.0077)
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer.
(D.0129)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin. (D.0142)
3. Intrvensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam diharapkan Tingkat 1. Identifikasi lokasi,
Nyeri (L.08066) karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun , dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Kemampuan 3. Identifikasi respons nyeri
menuntaskan non verbal
aktivitas meningkat 4. Identifikasi faktoryang
2. Keluhan nyeri memperberat dan
menurun memperingan nyeri
3. Meringismenurun 5. Identifikasi pengetahuan dan
4. Sikap protektif keyakinan tentang nyeri
menurun Identifikasi pengaruh budaya
5. Gelisah terhadap responnyeri
menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri
Kesulitan tidur pada kualitas hidup
menurun 8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumbernyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Gangguan Setelah dilakukan asuhan Perawatan Luka
interitas kulit keperawatan selama 3 x 24 (I.14564)