Anda di halaman 1dari 24

lOMoARcPSD|35019148

LP Kista Ovarium KEL

fokus kesehatan (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)
lOMoARcPSD|35019148

Laporan Pendahuluan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Kista Ovarium
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Ns. Rudi Karmi, M.Kep

Disusun oleh :

1. Agnes Ayu Agra Eni E.0105.20.001

2. Hendryani Fiesta Widya E.0105.20.019

3. Ilma Anugrah E.0105.20.021

4. Putri Hakiki E.0105.20.033

5. Restu Supriatna E.0105.20.034

6. Rifki Fauzi E.0105.20.036

7. Silvi Rezliani Surya E.0105.20.041

8. Yoga Aryanto E.0105.20.046

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2022

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

1. Definisi
Menurut Saydam (2012), kista ovarium merupakan penyakit tumor jinakyang
bertumbuh pada indung telur perempuan. Biasanya berupa kantongkecil yang berbeda
dengan penyakit kanker yang berisi cairan atau setengahcairan.
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti
kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair,
atau setengah padat. Dinding luarkantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang,
2013)Kista ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi
material cairan atau setengah cair. (Nugroho, 2014).
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung telur)berarti
kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja. (Setyorini, 2014)
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal
di bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah, dan cairan
kental.
2. Etiologi

Menurut Nugroho (2012), kista ovarium disebabkan oleh gangguanpembentukan


hormone pada hipotalamaus, hipofisis dan ovarium. Penyebablain timbulnya kista adalah
ovarium adalah adanya penyumbatan padasaluran yang berisi cairan karena adanya
bakteri dan virus, adanya zat dioksindan asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang
dapat menurunkan dayatahan tubuh manusia yang akan membantu tumbuhnya kista,
faktor makanmakanan yang berlemak yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak
dapatdipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan resikotimbulnya
kista (Mumpuni dan Andang, 2013).

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

Arif,dkk (2016) mengatakan faktor resiko pembentukan kista ovarium terdiridari:


a. . Usia Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) pada
wanitakelompok usia reproduktif. Kista ovarium bersifat ganas sangat
jarang,akan tetapi wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70
tahun)lebih beresiko memiliki kista ovarium ganas.
b. Status menopause Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium
dapat menjaditidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas
wanitamenopause yang rendah.
c. Pengobatan infertilitas Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat
kesuburan dilakukandengan induksi ovulasi dengan gonadotropin (konsumsi
obat kesuburan).Gonadotropin yang terdiri dari FSH dan LH dapat
menyebabkan kistaberkembang. Poltekkes Kemenkes Padang
d. Kehamilan Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester
keduapada puncak kadar hCG (human chorionic gonadotrpin).
e. Hipotiroid Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormone tiroid
yangdapat menyebabkan kelenjar pituitary memproduksi TSH
(ThyroidStimulating Hormone) lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat.
TSHmerupakan faktor yang memfasilitasi perkembangan kista
ovariumfolikel.
f. Ukuran massa Kista ovarium fungsional pada umumnya berukuran kurang
dari 5 cm danakan menghilang dalam waktu 4-6 minggu. Sedangkan pada
wanitapascamenopause, kista ovarium lebih dari 5 cm memiliki
kemungkinanbesar bersifat ganas.
g. Kadar serum petanda tumor CA-125Kadar CA 125 yang meningkat
menunjukkan bahwa kista ovariumtersebut bersifat ganas. Kadar abnormal
CA125 pada wanita pada usiareproduktif dan premenopause adalah lebih dari
200 U/mL, sedangkanpada wanita menopause adalah 35 U/mL atau lebih.
h. Riwayat keluarga Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, endometrium,
payudara,dan kolon menjadi perhatian khusus. Semakin banyak jumlah
keluargayang memiliki riwayat kanker tersebut, dan semakin dekat

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

tingkathubungan keluarga, maka semakin besar resiko seorang wanita


terkenakista ovarium.
i. Riwayat keluarga Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, endometrium,
payudara,dan kolon menjadi perhatian khusus. Semakin banyak jumlah
keluargayang memiliki riwayat kanker tersebut, dan semakin dekat
tingkathubungan keluarga, maka semakin besar resiko seorang wanita
terkenakista ovarium.
j. Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko terbentuknya
kistaovarium, karena alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen.
Kadarestrogen yang meningkat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan folikel.
k. Obesitas Poltekkes Kemenkes Padang
l. Wanita obesitas (BMI besar sama 30kg/m2) lebih beresiko terkena
kistaovarium baik jinak maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi
banyakjenis zat kimia, salah satunya adalah hormone estrogen, yang
dapatmempengaruhi tubuh. Hormone estrogen merupakan faktor utama
dalamterbentuknya kista ovarium.

3. Klasifikasi

Menurut Wiknjosastro (2008), kista ovarium terbagi dua yaitu:

a. Kista ovarium neoplastik


1. Kistadenoma ovarii serosum Kista ini mencakup sekitar 15-25% dari keseluruhan
tumor jinakovarium. Usia penderita berkisar antara 20-50 tahun. Pada 12-
50%kasus, kista ini terjadi pada kedua ovarium (bilateral). Ukuran kistaberkisar
antara 5-15 cm dan ukuran ini lebih keil dari rata-rata ukurankistadenoma
musinosum. Kista berisi cairan serosa, jernih kekuningan.
2. Kistadenoma ovarii musinosum Kistadenoma ovarii musinosum mencakup 16-
30% dari total tumorjinak ovarium dan 85% diantaranya adalah jinak. Tumor ini
padaumumnya multilokuler dan lokulus yang berisi cairan musinosumtampak
bewarna kebiruan di dalam kapsul yang dindingnya tegang.Dinding tumor
tersusun dari epitel kolumner yang tinggi dengan intisel bewarna sel gelap terletak

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

di bagian basal. Dinding kistadenomamusinosum ini, pada 50% kasus mirip


dengan struktul epitelendoserviks dan 50% lagi mirip dengan struktur epitel kolon
di manacairan musin di dalam lokulus kista mengandung sel-sel goblet.
3. Kista dermoidKista dermoid merupakan tumor terbanyak (10% dari total
tumorovarium) yang berisi sel germinativum dan paling banyak diderita olehgadis
yang berusia di bawah 20 tahun.
4. Kista ovarii simpleksKista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkaisering kali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis
dancairan di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada
dindingPoltekkes Kemenkes Padang
kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai,dapat terjad
putaran tungkai dengan gejala-gejala mendadak.
5. Kista endometroidKista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin pada
dindingdalam satu lapisan sel-sel ang menyerupai lapisan epitel endometrium.

b. Kista ovarium non neoplastic


1. Ovarium polisistik (Stein-Leventhal Syndrome)Penyakit ovarium polisistik
ditandai dengan pertumbuhan polisistikkedua ovarium, amnorea sekunder atau
oligomenorea dan infertilitas.Sekitar 50% pasien mengalami hirsutiseme dan
obesitas. Walaupunmengalami pembesaran ovarium, ovarium polisistik juga
mengalamisklerotika yang menyebabkan permukaannya bewarna putih
tanpaidentasi seperti mutiara sehingga disebut juga sebagai ovarium
kerang.Ditemukan banyak folikel berisis cairan di bawah fibrosa korteks
yangmengalami penebalan. Teka interna terlihat kekuningan karenamengalami
luteinisasi, sebagian stroma juga mengalami hal yangsama.
2. Kista folikuler Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan
diovarium dan biasanya sedikit lebih besar (3-8 cm) dari folikel praovulasi (2,5
cm). Kista ini terjadi karena kegagalan ovulasi (LH surge)dan kemudian cairan
intrafolikel tidak diabsorpsi kembali. Padabeberapa keadaan, kegagalan ovulasi
juga dapat terjadi secara artificialdimana gonatropin diberikan secara berlebihan

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

untuk menginduksiovulasi. Kista ini tidak menimbulkan gejala yang spesifik.


Jarangsekali terjadi torsi, ruptur, atau perdarahan.
3. Kista korpus luteum Kista korpus luteum terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus
luteumatau perdarahan yang mengisi rongga yang terjadi setelah ovulasi.Terdapat
2 jenis kista lutein, yaitu kista granulosa dan kista teka.
4. Kista inklusi germinal Terjadi karena invagimasi dan isolasi bagian-bagian kecil
dari epitelgerminativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak
padawanita yang lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1cm.
Kista biasanya ditemukan pada pemeriksaan histologik ovariumyang diangkat
waktu operasi. Kista terletak dibawah permukaanovarium, dindingnya terdiri atad
satu lapisan epitel kubik dan isinyajernih dan serus
4. Manifestasi Klinis
Menurut Nugroho (2012), tanda dan gejala kista ovarium antara lain:
a. Sering tanpa gejala.
b. Nyeri saat menstruasi.
c. Nyeri pada perut bagian bawah.
d. Nyeri saat berhubungan badan
.e. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kaki.
f. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil
.g. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluarbanyak.

5. Patofisiologi
Perkembangan ovarium setelah lahir didapatkan kurang lebih sebanyak1.000.000 sel
germinal yang akan menjadi folikel, dan sampai pada umur satutahun ovarium berisi
folikel kistikdalam berbagai ukuran yang dirasngsangoleh peningkatan gonadotropin
secara mendadak, bersamaan dengan lepasnyaPoltekkes Kemenkes Padang
steroid fetoplasental yang merupakan umpan balik negative pada hipotalamus-pituitari
neonatal. Pada awal pubertas sel germinal berkurang menjadi 300.000sampai 500.000
unit dari selama 35-40 tahun dalam masa kehidupanreproduksi, 400-500 mengalamai
proses ovulasi, folikel primer akan menipissehingga pada saat menopause tinggal
beberapa ratus sel germinal.padarentang 10-15 tahun sebelum menopause terjadi

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

peningkatan hilangnya folikelberhubungan dengan peningkatan FSH. Peningkatan


hilangnya folikelkemungkinan
disebabkan peningkatan stimulasi FSH.
Pada masa reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas termasukovulasi
dan pembentukan korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksihipotalamus-hipofisis-
gonad di mana melibatkan folikel dan korpus luteum,hormone steroid, gonadotropin
hipofisis dan faktor autokrin atau parakrinbersatu untuk menimbulkan ovulasi. Kista
ovarium yang berasal dari prosesovulasi normal disebut kista fungsional jinak. Kista
dapat berupa folikular danluteal. Kista ini terjadi karena kegagalan ovulasi (LH surge)
dan kemudiancairan intrafolikel tidak diabsorpsi kembali. Pada beberapa
keadaan,kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artificial dimana gonatropindiberikan
secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Hipotalamusmenghasilkan gonadotrophin
releasing hormone (GnRH), yang disekresisecara pulpasi dalam rentang kritis. Kemudian
GnRH memacu hipofisis untukmenghasilkan gonadotropin (FSH dan LH) yang disekresi
secara pulpasi juga.Segera setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang tersisa.
Terjadipeningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3 kali lipat dankadar
maksimal dicapai 1-3 tahun pasca menopause, selanjutnya terjadipenurunan yang
bertahap walaupun sedikit pada kedua gonadotropin tersebut.Peningkatan kadar FSH dan
LH pada saat kehidupan merupakan bukti pastiterjadi kegagalan ovarium
(Prawirohardjo,2011).Ukuran kista ovarium bervariasi, misalnya kista korpus luteum
yangberukuran sekitar 2 cm-6 cm, dalam keadaan normal lambat laun akanmengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akanPoltekkes Kemenkes
Padang
mempertahankan diri, perdarahan yang sering terjadi di dalamnyamenyebabkan
terjadinya kista, berisi cairan bewarna merah coklat tua karenadarah tua. Korpus luteum
dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amnoreadiikuti perdarahan tidak teratur.
Adanya kista dapat pula menyebabkan rasaberat di perut bagian bawah dan perdarahan
berulang dalam kista dapatmenyebabkan ruptur (Wiknjosastro, 2008).

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

6. Pathway

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

7. Komplikasi
Menurut Yatim (2008), komplikasi –komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
adalah

a. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikit-sedikit


yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah
(anemia)

b. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami


nekrosis.

c. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan.

d. Perubahan keganasan atau infeksi (merah, panas, bengkak, dan nyeri).

e. .Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air besar
(konstipasi)

8. Penatalaksanaan
a. .Pendekatanpendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan
nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada
abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo, 2011).
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan kepada
pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba, 2009)
c. PembedahanJika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya.Ada
2 tindakan pembedahan yang utama yaitu: laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008)

Prinsip pengobatan kista dengan operasi adalah sebagai berikut:


1. Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda-tanda keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga panggul
dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan
garis rambut kemaluan (Yatim, 2008).
2. Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista dilakukan
dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi sekalian mengangkat
ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe (Yatim, 2008).

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

3. Perawatan luka insisi / pasca operasiBeberapa prinsip yang perlu diimplementasikan


antara lain:
a. Balutan dari kamar operasi dapat dibuka pada hari pertama pasca operasi.
b. Klien harus mandi shower bila memungkinkan.
c. Luka harus dikaji setelah operasi dan kemudian setiap hari selama masa pasca
operasi sampai ibu diperolehkan pulang atau rujuk.
d. Bila luka perlu dibalut ulang, balutan yang di gunakan harus yang sesuai dan tidak
lengket.
e. Pembalutan dilakukan dengan tehnik aseptic.

Cara Pencegahan Kista OvariumMenurut Nugroho (2014), adapaun cara


pencegahan penyakit kista yaitu:

a. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak
mengandung vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.

b. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga

c. Menjaga kebersihan area kewanitaan, hal tersebut untuk menghindari infeksi


mikroorganisme dan bakteri yang dapat berkembang disekitar area kewanitaan.

d. Mengurangi makanan yang berkadar lemak tinggi. Apabila setiap individu


mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi, hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan hormon khususnya gangguan hormon kortisol pemicu
stress dan dapat pula terjadi obesitas.

e. Mengunakan pil KB secara oral yang mengandung hormon estrogen dan


progesteron guna untuk meminimalisir risiko terjadinya kista karena mampu
mencegah produksi sel.

9. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama
dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti


3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan
penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.

6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1). Hygiene rambut
2). Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva: anemis/tidak
3) Mata: simetris/tidak
c. Leher

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

1) pembengkakan kelenjer tyroid


2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
e. Pernapasan
1)Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
f. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
g. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
h. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

a. Pemeriksaan Hb
b.Ultrasonografi Untuk mengetahui letak batas kista.
2. Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
a. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layer monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerl ukan
pemeriksaan lebih lanjut.

b. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
c. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

10. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : :Mengeluh nyeri Gaya hidup tidak sehat Nyeri akut
DO : Tanpak meringis,
Gelisah, Frekuensi nadi Estrogen meningkat

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

meningkat, Sulit tidur,


Tekanan darah Kista ovarium
meningkat
Pre Oprasi

Komplikasi kista

Pendarahan kedalam kista

Nyeri perut mendadak

Nyeri akut
2. DS : Merasa bingung, Gaya hidup tidak sehat Ansietas
Merasa khawatir
dengan akibat dari Estrogen meningkat
kondisi yang dihadapi,
Sulit berkonsentrasi Kista ovarium
DO : Tampak gelisah ,
Tampak tegang, Sulit Pre oprasi
tidur
Kurang informasi tentang
penyakit

Ansietas
3. DS : Desakan berkemih Kista ovarium Gangguan
,Urine menetes, Sering eliminasi urine
buang air kecil , Pre operasi
Nocturia, Mengompol
,Enuresis Pembesaran ovarium
DO : Distensi kandung
kemih, Berkemih tidak Menekan kandung kemih
tuntas, Volume residu

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

urine meningkat Gangguan miksi

Gangguan eliminasi urine


4. DS : Defekasi kurang Kista ovarium Konstipasi
dari 2 kali seminggu ,
Pengeluara feses lama Post oprasi
dan sulit, Mengejan
saat defekasi Pengaruh anastesi
DO : Feses keras,
Pristaltik usus menurun Paristaltik usus
, Disfensi abdomen
Absorspsi air di kolon

Kosntifasi
5. DS : - Post oprasi Risiko infeksi
DO : -
Luka oprasi

Terputusnya kontuinitas
jaringan

Resiko infeksi

11. Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d Mengeluh nyeri,Tanpak meringis,
Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan darah meningkat.

2) Ansietas b.d Krisis situasional d.d Merasa bingung, Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi, Sulit berkonsentrasi, Tampak gelisah , Tampak tegang,
Sulit tidur.

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

3) Gangguan eliminasi urine b.d Penurunan kapasitas kandung kemih d.d Desakan
berkemih, Urine menetes, Sering buang air kecil , Nocturia, Mengompol ,Enuresis ,
Distensi kandung kemih, Berkemih tidak tuntas, Volume residu urine meningkat.
4) Konstipasi b.d Kelemahan otot abdomen d.d Defekasi kurang dari 2 kali seminggu ,
Pengeluaran feses lama dan sulit, Mengejan saat defekasi, Feses keras, Pristaltik usus
menurun,Disfensi abdomen.
5) Risiko Infeksi d.d penyakit kronis

12. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Intervensi Utama: Intervensi Utama:
Agen pencedera tindakan keperawatan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
fisiologis d.d 1x24 jam ,maka tingkat Observasi Observasi
Mengeluh nyeri menurun dengan 1.Identifikasi lokasi 1. Untuk mengetahui
nyeri,Tanpak Kriteria Hasil : ,karakteristik,durasi,fre karakteristik, durasi,
meringis, Gelisah, 1. Keluhan nyeri kuensi,kualitas,intensita frekuensi, dan
Frekuensi nadi menurun s nyeri intensitas nyeri
meningkat, Sulit 2. Meringis 2.Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
tidur, Tekanan menurun Gelisah nyeri skala nyeri
darah meningkat. menurun 3.Identifikasi respon 3. Untuk mengetahui
3. Frekuensi nadi nyeri non verbal respon non verbal
membaik 4.Identifikasi faktor 4. Untuk mengetahui
4. Pola nafas yang memperberat dan faktor yang
membaik memperingan nyeri memperberat dan
5. Tekanan darah 5.Identifikasi memperingan nyeri
membaik pengetahuan klainan 5. Untuk mengetahui
tentang nyeri kelainan tentang nyeri

Terapeutik Terapeutik
1.Berikan Teknik non 1.Untuk mengurangi
farmakologis untuk rasa nyeri pada klien

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

mengurangi rasa nyeri 2. Untuk mengontrol


(Mis,tens, hypnosis) lingkungan yang dapat
2. Kontrol lingkungan memperberat rasa
yang memperberat rasa nyeri pada klien
nyeri (mis. Suhu 3. Supaya klien
ruangan,pencehayaan) merasa nyaman
3. Fasilitas istirahat dan
tidur Edukasi
Edukasi 1.Supaya klien
1.Jelaskan penyebab, mengetahui penyebab
periode, dan pemicu pemicu nyeri
nyeri 2. Supaya klien
2.Jelaskan strategi mengetahui strategi
meredakan nyeri meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor 3. Supaya klien bisa
nyeri secara mandiri memonitor nyeri
4.Anjurkan secara mandiri
menggunakan analgetik 4.Untuk mengurangi
secara tepat rasa nyeri pada klien
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi 1.Untuk mengurangi
pemberian rasa nyeri
analgetik,jika perlu
2. Ansietas b.d Krisis Setelah dilakukan Intervensi utama Intervensi utama
situasional d.d tindakan keperawatan Reduksi ansietas Reduksi ansietas
Merasa bingung, 1x24 jam , maka tinggkat Obervasi Obervasi
Merasa khawatir ansietas menurun dengan 1. Identifikasi saat 1. Untuk mengetahui
dengan akibat dari kriteria hasil : tingkat ansietas berubah tingkat ansietas
kondisi yang 1. Verbalisasi 2. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
dihadapi, Sulit kebingungan kemampuan mengambil kemampuan dalam
berkonsentrasi, menurun keputusan mengambil keputusan

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

Tampak gelisah , 2. Verbalisasi 3. Monitor tanda-tanda 3. Untuk mengetahui


Tampak tegang, khawatir ansietas tanda-tanda ansietas
Sulit tidur. menurun Teurapeutik Teurapeutik
3. Perilaku gelisah 1. Ciptakan suasana 1. Supaya klien
menurun teurapeutik untuk percaya
4. Perilaku tegang menumbuhkan 2. Supaya klien tidak
menurun kepercayaan cemas
5. Keluhan pusing 2. Temani pasien untuk Edukasi
menurun mengurangi kecemasan 1. Agar klien tau cara
6. Sulit tidur 3. Pahami situasi yang mengurangi
membaik membuat ansietas kecemasan dengan
Edukasi teknik relaksasi tarik
1. Latihan teknik napas dalam
relaksasi napas dalam 2. Agar fokus
2. Latih kegiatan kecemasan klien
pengalihan untuk teralihkan oleh
mengurangi ketegangan kegiatan yang sedang
dilakukan
3. Gangguan Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
eliminasi urine b.d tindakan keperawatan Manajemen eliminasi Manajemen eliminasi
Penurunan 1x24 jam maka Eliminasi urine urine
kapasitas kandung Urine membaik dengan Observasi Observasi
kemih d.d Desakan kriteria hasil : 1. Identifikasi tanda dan 1. Untuk mengetahui
berkemih, Urine 1. Desakan gejala retensi tanda dan gejala
menetes, Sering berkemih /inkontinesia urine retensi urine
buang air kecil , menurun 2. Identifikasi faktor 2. Untuk mengetahui
Nocturia, 2. Distensi kandung yang menyebabkan penyebab faktor
Mengompol kemih menurun retensi /inkontinesia retensi urine
,Enuresis , Distensi 3. Berkemih tidak urine 3. Untuk mengetahui
kandung kemih, tuntas menurun 3. Monitor eliminasi eliminasi urine
Berkemih tidak urine Terapeutik

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

tuntas, Volume Terapeutik 1. Untuk mengetahui


residu urine 1. Catat watktu-waktu waktu haluan
meningkat. haluan berkemih berkemih
2. Batasi asupan cairan 2. Untuk mengontrol
3. Ambil sempel urine asupan cairan
tengah 3. Untuk mendapatkan
hasil urine

Edukasi Edukasi
1. Ajarkan tanda dan 1. Supaya klien
gejala infeksi saluran mengetahui tanda dan
kemih gejala saluran kemih
2. Ajarkan mengukur 2. Supaya klien bisa
asupan cairan dan mengukur asupan
haluan berkemih urinr cairan
3. Ajarkan mengambil 3. Agar mengurangi
specimen urine kontaminassi sampel
midstream dan hasil positif yang
Kolaborasi palsu untuk
1. Kolaborasi mendeteksi infeksi
pemberian obat Kolaborasi
supositoria uretra,jika 1. Untuk pengobatan
perlu. eliminasi urine
4. Konstipasi b.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
Kelemahan otot tindakan keperawatan Pencegahan konstipasi Pencegahan konstipasi
abdomen d.d 1x24 jam maka Eliminasi Observasi Observasi
Defekasi kurang Fekal membaik dengan 1. Identifikasi faktor 1. Untuk mengetahui
dari 2 kali kriteria hasil : resiko faktor resiko
seminggu , 1. Keluhan defekasi konstipasiMonitor konstipasi
Pengeluaran feses lama dan sulit tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui
lama dan sulit, menurun konstipasi status kognitif untuk

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

Mengejan saat 2. Mengejan saat 2. Identifikasi status mengomunikasikan


defekasi, Feses defekasi menurun kognitif untuk kebutuhan
keras, Pristaltik 3. Distensi abdomen mengkomunikasikan 3. Untuk mengetahui
usus menurun kebutuhan klien dalam
menurun,Disfensi 4. Peristaltik usus 3. Identifikasi pengguna menggunakan obat
abdomen. membaik obat-obatan yang
menyebabkan
konstipasi
Terapeutik Terapeutik
1. Batasi minuman 1. Supaya tidak
yang mengandung mempengaruhi dalam
kafein dan alcohol pencernaan.
2. Jadwalkan rutinitas 2. Untuk mengetahui
BAB jadwal BAB
3. Lakukan mesess 3. Untuk menurunkan
abdomen konstipasi
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan penyebab 1. Agar mengetahui
dan faktor resiko penyebab dan faktor
konstipasi resiko konstipasi
2. Anjurkan minum air 2. Untuk menambah
putih sesuai dengan asupan cairan
kebutuhan 3. Untuk membantu
3. Anjurkan konsumsi proses pencernaan
makan yang berserat makanan.
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan 1. Untuk memberikan
ahli gizi,jika perlu diet yang sesuai
dengan pasien
5. Risiko Infeksi d.d Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama :
penyakit kronis tindakan keperawatan Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

1x24 jam maka tingkat Observasai Observasai


infeksi menurun dengan 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui
kriteria hasil : gejala infeksi lokal dan tanda dan gejala
1. Kultur urine sistemik infeksi lokal dan
membaik sistemik
2. Kultur feses Terapeutik Terapeutik
membaik 1. Batasi jumlah 1. Supaya klien
3. Kultur area luka pengunjung merasa nyaman
membaik 2. Berikan perawatan 2. Supaya tidak terjadi
4. Nyeri menurun kulit pada area edema infeksi yang berlebih
5. Demam menurun 3. Cuci tangan sebelum 3. Supaya bakteri
dan sesudah kontak tidak menyebar pada
dengan pasien dan area infeksi
lingkungan pasien 4. Agar infeksi tidak
4. Pertahankan Teknik menjadi lebih buruk
aseptic pada pasien lagi
beresiko tinggi Edukasi
Edukasi 1. Supaya klien
1. Jelaskan tanda dan mengetahui tanda dan
gejala infeksi gejala infeksi
2. Ajarkan cara 2. Supaya klien bisa
mencuci tangan dengan cuci tangan dengan
benar benar
3. Ajarkan etika batuk 3. Supaya klien bisa
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi
memeriksa kondisi luka luka oprasi
atau luka oprasi 4. Supaya supan
5. Anjurkan nutrisi klien terpenuhi
meningkatkan asupan 5. Untuk memberikan
nutrisi energi pada pasien
Kolaborasi Kolaborasi

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)


lOMoARcPSD|35019148

1. Kolaborasi 1. Supaya daya tahan


pemberian imuniasasi imun klien kuat

DAFTAR PUSTAKA

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).Jakarta

PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan II.Jakarta

PPNI (2018) ,Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan II ,Jakarta

pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_WENI_ARI_CUNTI.pdf

repository.unimus.ac.id/1562/3/5. BAB II.pdf

Downloaded by aurwnd (aurawandah@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai