Kista Ovarium
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Disusun oleh :
1. Definisi
Menurut Saydam (2012), kista ovarium merupakan penyakit tumor jinakyang
bertumbuh pada indung telur perempuan. Biasanya berupa kantongkecil yang berbeda
dengan penyakit kanker yang berisi cairan atau setengahcairan.
Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti
kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair,
atau setengah padat. Dinding luarkantung menyerupai sebuah kapsul. (Andang,
2013)Kista ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi
material cairan atau setengah cair. (Nugroho, 2014).
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung telur)berarti
kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium).
Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja. (Setyorini, 2014)
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal
di bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara, nanah, dan cairan
kental.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
5. Patofisiologi
Perkembangan ovarium setelah lahir didapatkan kurang lebih sebanyak1.000.000 sel
germinal yang akan menjadi folikel, dan sampai pada umur satutahun ovarium berisi
folikel kistikdalam berbagai ukuran yang dirasngsangoleh peningkatan gonadotropin
secara mendadak, bersamaan dengan lepasnyaPoltekkes Kemenkes Padang
steroid fetoplasental yang merupakan umpan balik negative pada hipotalamus-pituitari
neonatal. Pada awal pubertas sel germinal berkurang menjadi 300.000sampai 500.000
unit dari selama 35-40 tahun dalam masa kehidupanreproduksi, 400-500 mengalamai
proses ovulasi, folikel primer akan menipissehingga pada saat menopause tinggal
beberapa ratus sel germinal.padarentang 10-15 tahun sebelum menopause terjadi
6. Pathway
7. Komplikasi
Menurut Yatim (2008), komplikasi –komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
adalah
b. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
c. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan.
e. .Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air besar
(konstipasi)
8. Penatalaksanaan
a. .Pendekatanpendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan
nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada
abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo, 2011).
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan kepada
pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba, 2009)
c. PembedahanJika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya.Ada
2 tindakan pembedahan yang utama yaitu: laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008)
a. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak
mengandung vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.
b. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga
9. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama
dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1). Hygiene rambut
2). Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva: anemis/tidak
3) Mata: simetris/tidak
c. Leher
a. Pemeriksaan Hb
b.Ultrasonografi Untuk mengetahui letak batas kista.
2. Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
a. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layer monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerl ukan
pemeriksaan lebih lanjut.
b. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
c. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
Komplikasi kista
Nyeri akut
2. DS : Merasa bingung, Gaya hidup tidak sehat Ansietas
Merasa khawatir
dengan akibat dari Estrogen meningkat
kondisi yang dihadapi,
Sulit berkonsentrasi Kista ovarium
DO : Tampak gelisah ,
Tampak tegang, Sulit Pre oprasi
tidur
Kurang informasi tentang
penyakit
Ansietas
3. DS : Desakan berkemih Kista ovarium Gangguan
,Urine menetes, Sering eliminasi urine
buang air kecil , Pre operasi
Nocturia, Mengompol
,Enuresis Pembesaran ovarium
DO : Distensi kandung
kemih, Berkemih tidak Menekan kandung kemih
tuntas, Volume residu
Kosntifasi
5. DS : - Post oprasi Risiko infeksi
DO : -
Luka oprasi
Terputusnya kontuinitas
jaringan
Resiko infeksi
2) Ansietas b.d Krisis situasional d.d Merasa bingung, Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi, Sulit berkonsentrasi, Tampak gelisah , Tampak tegang,
Sulit tidur.
3) Gangguan eliminasi urine b.d Penurunan kapasitas kandung kemih d.d Desakan
berkemih, Urine menetes, Sering buang air kecil , Nocturia, Mengompol ,Enuresis ,
Distensi kandung kemih, Berkemih tidak tuntas, Volume residu urine meningkat.
4) Konstipasi b.d Kelemahan otot abdomen d.d Defekasi kurang dari 2 kali seminggu ,
Pengeluaran feses lama dan sulit, Mengejan saat defekasi, Feses keras, Pristaltik usus
menurun,Disfensi abdomen.
5) Risiko Infeksi d.d penyakit kronis
Terapeutik Terapeutik
1.Berikan Teknik non 1.Untuk mengurangi
farmakologis untuk rasa nyeri pada klien
Edukasi Edukasi
1. Ajarkan tanda dan 1. Supaya klien
gejala infeksi saluran mengetahui tanda dan
kemih gejala saluran kemih
2. Ajarkan mengukur 2. Supaya klien bisa
asupan cairan dan mengukur asupan
haluan berkemih urinr cairan
3. Ajarkan mengambil 3. Agar mengurangi
specimen urine kontaminassi sampel
midstream dan hasil positif yang
Kolaborasi palsu untuk
1. Kolaborasi mendeteksi infeksi
pemberian obat Kolaborasi
supositoria uretra,jika 1. Untuk pengobatan
perlu. eliminasi urine
4. Konstipasi b.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Intervensi utama:
Kelemahan otot tindakan keperawatan Pencegahan konstipasi Pencegahan konstipasi
abdomen d.d 1x24 jam maka Eliminasi Observasi Observasi
Defekasi kurang Fekal membaik dengan 1. Identifikasi faktor 1. Untuk mengetahui
dari 2 kali kriteria hasil : resiko faktor resiko
seminggu , 1. Keluhan defekasi konstipasiMonitor konstipasi
Pengeluaran feses lama dan sulit tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui
lama dan sulit, menurun konstipasi status kognitif untuk
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018) ,Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan II ,Jakarta
pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_WENI_ARI_CUNTI.pdf