Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS BAHASA

Judul : Konsep Kebangsaan Menurut Soekarno


(Ananlisis Filosofis Atas Dasar Hidup Bangsa)
Nama Penulis : Heribertus
Tahun : 2018

KELEBIHAN PENGGUNAAN/PENULISAN TANDA BACA, HURUF, KATA,


KALIMAT, DAN PARAGRAF

Dalam Skripsi ini tidak banyak kesalahan-kesalahan penggunaan dan penulisan tanda baca.
Malahan banyak setiap kalimat yang ditulis dengan ketelitian, sehingga banyak kelebihan-
kelebihan penulisan dan penggunaan tanda baca yang tertera dalam skripsi ini.

“Pancasila dicetuskan oleh Ir. Soekarno, pertama kali, pada tanggal 1 Juni 1945.”
(Pada bagian Abstrak hal. iv)

Dalam kalimat tersebut frasa “Pertama kali” diapit oleh tanda koma yang penulis gunakan
untuk menyatakan fungsi dari frasa tersebut adalah sebagai keterangan aposisi/keterangan
tambahan. Keterangan ini tidaklah mengubah makna yang ada jika ia dihilangkan ataupun
ditiadakan.

Penulisan yang sama seperti pada kalimat di atas, ditemukan juga dalam KATA
PENGANTAR. Hal ini menegaskan juga bahwa penulis sangat memahami dalam
menggunakan tanda baca. Sangat sedikit ditemukannya kekeliruan yang sangat fatal dalam
tulisan ini.

“Terima kasih pula kepada Kedua orang tua, abang, adik, dan sanak keluargayang senantiasa
memeberikan dukungna dalam menyelesaikan skripsi ini.” (Dalam KATA PENGANTAR)

Penggunaan tanda koma antara kata “adik” dan “dan” merupakan kejelian penulis dalam
menulis skripsi ini. Umumnya banyak orang yang salah menggunakan tanda baca ini dalam
pengguanaannya sebelum kata “dan”. Namun penulis patut diapresiasi karena teliti dalam
menulis skripsi ini.

Dalam penggunaan tanda baca ini, penulis juga menuliskan nama-nama yang tertera di dalam
KATA PENGANTAR ini dengan benar. Sebagai contoh ia menuliskan nama

“Fr. Eduardus Madha, CP; Rm. Valentinus Saeng, CP” ((Dalam KATA PENGANTAR))

Penggunaan tanda titik dan koma dalam nama tersebut benar adanya. Singkatan nama
lembaga atau status seseorang hanya diberi titik pada akhir huruf yang telah disingkatkan.
Hal ini berbeda jika nama yang menjadi singkatan. Hal tersebut akan di ketahui dalam
bentuk-bentuk kesalahannya. Namun kali ini penggunaan tanda koma juga benar. Sebelum
gelar atau status, pada akhir nama seseorang dicantumkan tanda koma. Seperti apa yang
tertera pada nama di atas.

Dalam Bagian ini tidak ada kesalahan kesalahan penulisan dan penggunaan huruf. Banyak
kata yang ditulis dengan huruf yang sempurna.
Pancasila (dalam kata kunci yang diwajibkan penulisanya menggunakan italic) (ABSTRAK)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (ABSTRAK)
Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa (ABSTRAK)
kasih-Nya (ABSTRAK)

Penulisan kata-kata dalam bagian ini sangat baik dan tidak terdapat kesalaman penulisan.
Kesalahan yang biasanya terjadi dan dialami oleh banyak penulis pada bagian ini tidak
terdapat kesalahan penulisan. Penulis dapat diacungi jempol atas ketelitian dalam menulis
bagian ini dengan sempurna.

Indonesia;
Primordialisme;
Idealisme;
Memerintah;
Memperhatikan;
Dinamis;
Kemajemukan
(Pada ABSTRAK dan KATA PENGANTAR bagian iv dan v.

Kalimat yang digunakan juga tidak ada kerancuan dan keambiguitasan. Penulis sangat
memperhatikan seluruh kata dan kaliamat dalam kedua bagian ini. Alhasil di bagian ini
terdapat kesempurnaan dalam penulisan kalimat.

“Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat
dan kasih-Nya yang amat besar, maka penulis mampu menyelesaikan skripsi ini pada
waktunya.”

“Penulis juga mengucapkan terima kasih yang berlimpah kepada Rm. Prof. Dr. F.X. eko
Armada Riyanto, selaku dosen pembimbing yang sudah dengan sabar dan setia memberikan
semangat yang begitu berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.”

“Pancasila memang bersifat tetap, tetapi di satu sisi sebagai konsensus dasar bangsa
Indonesia; warisan dan pustaka bagi sejarah Bangsa dan Negara Indonesia.”
(Pada bagian iv dan v)

Paragrafnya saling berkaitan satu sama lainnya dan menghubungkan ide-ide penulis dengan
sangat baik.

Tulisan-tulisan yang telas dicerap ke dalam Bahasa Indonesia dituliskan dengan sempurna
oleh penulis ini.

Pada bagian ini penulis menuliskannya dengan baik sesuai dengan ketentuan namun ada
sedikit kelemahan pada bagian ini dan akan di bahas pada bagian berikutnya. Contoh
kelebihan dari bagian ini adalah

“HALAMAN JUDUL.....................................................i
ABSTRAK.....................................................................iv” (DAFTAR ISI)
Skripsi merupakan tulisan ilmiah yang memiliki ketentuan penulisan hal di atas
menggambarkan pemberian titik dan angka romawi yang benar.

Penggunaan huruf kapital sebelum Bab I merupakan suatu kebenaran dalam penulisan Skripsi
dan memenuhi kriteria dalam penulisannya. Penulisan sub-sub judul dalam tulian ini
menggunakan huruf kapital dan bold dengan sub dari sub-judul menggukan Capitalize each
word.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini banyak kelebihan yang dapat menjadi referensi tulisan yang baik dan benar.
penggunaan tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru digunakan dengan baik
oleh penulis skripsi ini
berikut adalah contoh-contoh kelebihannya;

“sehingga posisi Pancasila sebagai pilar dasar, halnya telah dijelaskna tidak bisa dipandang
sebelah mata. Di samping sebagai dasar hidup bangsa, Pancasila juga merupakan fondamen,
filsafat, pikiran, jiwa, dan hasrat yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia.” (BAB I
PENDAHULUAN, hlm 3)

Pada tulisan ini telah jelas kebenaran yang tertera dalam penulisan dan penggunaan tanda
koma di atas. Mulai dai pembentukkan keterangan aposisi dan pernyataan bagian-bagian
dalam suatu substansi.

Semua huruf yang digunakan tidak mengalami kesalahan dan ditulis dengan sempurna.
Ketelitian ini menyatakan suatu perjuangan yang sungguh-sungguh dari penulis, sehingga
penulis dengan setia menelaah setiap kata untuk menyempurnakan tulisannya. Walaupun
pada bagian-bagian tertentu dalam skripsi ini terdapat juga kesalahan dan ini merupakan sisi
manusiawi yang tidak dapat dihindarkan. Sebagi contoh kata yang benar dituliskan oleh
penulis;

“keingintahuan; Pancasila (ditulis dengan huruf capital pada awal huruf); Penerimaan;
meletakkan; Kebangsaan (ditulis demikian karena merupakan sisi utama bangsa Indonesia)

Pada bagian BAB I PENDAHULUAN, sedikit pula yang kalimat serta kata-kata dalam
penggunaan dan penulisan tanda baca. Jika melihat pada bagian latar belakang hlm. 1 pada
paragraph Kedua, ditemukan penggunaan tanda baca yang benar.

“…Sesuai dengan rumusan yang tertulis secara eksplisit dan berdasarkan pandangan yang
hidup dalam masyarakat Indonesia, maka Pancasila adalah dasar yang melandasi bangunan
negara Indonesia.” (BAB I PENDAHULUAN, hlm 6)

Penggunaan tanda koma seperti pada kalimat di atas, berfungsi sebagai pemisah serta
penghubung kalimat dengan klausa. Pada kalimat majemuk seperti ini sangat dibenarkan
bahwa penggunaan tanda baca, koma, menjadi penghubung antar kalimat. Kalimat “…
Pancasila adalah dasar yang melandasi bangunan negara Indonesia” merupakan anak kalimat
yang merupakan klausa, yang jika ditempatkan sebelum kalimat yang lainnya harus diapit
oleh tanda koma.

Perlu diketahui juga pada hlm. 3 terdapat suatu yang benar yang ternyata banyak di antara
orang lain yang mengalami kesalahan dalam penulisan dan penggunaan tanda baca.

“Ada banyak surat kabar akhir-akhir ini, secara khusus pada bulan Agustus 2017 yang lalu,
dalam rangka peringatan HUT RI ke-72, yang demikian terasa pergumulannya.”
(BAB I PENDAHULUAN Pada hlm. 3 paragraf Kedua dalam halaman tersebut.)

Pengguanaan tanda baca koma pada kalimat di atas kebanyakan keterangan aposisi dan
penggunaan benar. Terlebih pada frasa HUT RI ke-72. Hal ini jelas bahwa penggunaan ini
benar adanya. Penggunaan tanda ”-“ merupakan suatu kebenaran dalam penulisan tanda baca.

Penggunaan huruf dan penggunaan kata dalam bagian ini memiliki banyak kelebihan, baik
dalam penulisan kata asing, kata-kata yang telah dicerap ke dalam bahasa Indonesia,
penulisan lembaga-lembaga kenegaraan.
Penulisan pun tidak banyak yang mengalami kesalahan dalam penulisan, sebagai contoh:
weltanschauung
UUD 1945
18 Agustus 1945 Petensial
Filsafat formulasi Bhineka Tunggal Ika
Dilatarbelakangi Pancasila—Paham Kebangsaan dan Integritas Nasional (Judul Buku)
Kungkungan Jongos
Normatif Nation Building
Problematik
(Pada halaman 1-14 pada bagian BAB I)

Pada bagian ini juga terdapat berbagai kelebihan penggunaan tanda baca yang ditulis oleh
penulis skripsi ini.

“Berdasarkan fenomena dan persoalan dewasa ini, penulis tergerak untuk menyoroti sejauh
mana Pancasila sebagai dasar hidup bangsa yang memuat perjanjian luhur kehidupan
bersama sungguh dipahami, diamalkan, dan ditumbuhkembangkan dalam hidup sehari-hari.
Dalam ranah Pancasila, baik adalah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan kepada isi sila
dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
(Pada rumusan masalah hlm. 8, paragraph pertama dan Kedua dalam halaman)

Dalam beberapa kalimat di atas, penggunaan tanda koma sepenuhnya benar dan tidak
terdapat kesalahan. Ini merupakan kelebihan dari skripsi ini karena ditulis dengan teliti oleh
penulis. Tanda baca koma ini banyak digunakan untuk meruntutkan hal-hal yang menjadi
bagian dalam subjek pada kalimat-kalimat tersebut.

“Berdasarkan fenomena dan persoalan dewasa ini, penulis tergerak untuk menyoroti sejauh
mana Pancasila sebagai dasar hidup bangsa yang memuat perjanjian luhur kehidupan
bersama sungguh dipahami, diamalkan, dan ditumbuhkembangkan dalam hidup sehari-hari.”
Frasa yang ada pada kalimat tersebut merupakan penggunaan tanda baca yang tepat pada
halaman 8 dalam skripsi ini.

“Berdasarkan fenomena dan persoalan dewasa ini, penulis tergerak untuk menyoroti
sejauh…”

Pada kalimat ini juga merupakan suatu keunggulan penulisan tanda baca. Pada bagian yang
diberi warna merah merupakan penghubung antara keterangan yang ditempatkan pada awal
kalimat. Ini adalah pennulisan yang tepat mengenai tanda baca.

Penggunaan dan penulisan tanda baca yang tepat dalam skripsi ini terdapat pada halaman
sejanjutnya. Dalam halaman ini sangat banyak tertera tanda baca yang dicantumkan oleh
penulis dan semuanya tidak mengalami kesalahan.

“Lalu, sebagaimana yang diutarakan oleh Armada Riyanto bahwa studi Pancasila “murni”
yang dimaksudkan oleh Pranarka, mungkin menunjuk kepada pencetusnya, Soekarno, perihal
apa yang menjadi cita-cita Soekarno, bertentangan dengan perkataan Soekarno sendiri,
“sudah sering kali saja katakan, bahwa Pancasila itu bukan bikinan saja” (Pidato di Istana
Negara,Jakarta, Juni 1958).”
(Pada hlm. 9 paragraf pertama dalam halaman tersebut)

Pada bagian ini, hampir semua kalimat disertai dan digunakan tanda baca yang benar. Mulai
dari koma hingga tanda petik semua digunakan dengan baik dan benar.
Penulis banyak sekali meyertakan tanda koma menjadi keterangan aposisi. keterangan ini
sangat banyak dijumpai di dalam Skripsi ini.

“Nilai itu bersifat imanen dan subjektif, sebab menyangkut keselarasan dengan sikap batin,
dengan kecenderungan serta kehendak insani orang bersangkutan.”
pada halaman 11 di bagian

Penulisan huruf juga sudah memenuhi kriteria penulisan dengan huruf miring, huruf tebal,
kapital dan lain sebagianya semuanya itu ditulis oleh penulis dengan sangat baik dan benar,
walaupun kesalahan penulisan tidak terluput.

Huruf Miring
Sarina (judul buku)
Europeesche Lagere School (bahasa asing ‘Belanda’)
Ibid (pada catatan kaki; merupakan bahasa Latin yang berarti tempat yang sama, digunnakan
untuk menunjukkan sumber yang sama (pengarang dan judul) dengan diatasnya.)
Parlementair Democratie.

Huruf Kapital
Ende
Flores
Soekarno dan Hatta (nama orang)
Pancasila (nama dasar negara Indonesia)
Belanda (nama negara)
XX (angka romawi yang berarti 20)
Hukum Dasar

Huruf Tebal
Terdapat pada sub dari sub-judul yang merupakan seuatu ketentuan yang berlaku dalam
kriteria penulisan skripsi ini.

Penulisan kata, kalimat dan paragraf pada bagian Bab II ini sangat baik dan benar. Hampir
tidak ada penulisan yang salah maupun paragraf yang tidak bersesuaian.

BAB III dan BAB IV


Kelebihan dan kekuatan dalam Bab ini sama halnya dengan bab-bab sebelumnya kesamaan
penulisan tanda baca, huruf, kata dan paragraf serta kalimat hampir semuanya ditulis dengan
benar dan kurang lebih sama dengan bab-bab sebelumnya.

KEKURANGAN PENGGUNAAN/PENULISAN TANDA BACA, HURUF, KATA,


KALIMAT, DAN PARAGRAF

Hampir seluruh kesalahan dalam penulisannya ini terletak pada kesalahan penggunaan
tanda baca koma dan tanda petik. Kesalahan-kesalahan ini pada umumnya dan
kelihatannya merupakann kekeliruan bukan karena ketidaktahuan, tetapi karena
kesalahan pada saat pengetikan ataupun kekeliruan pengecekkan typo.

Kesalahan Pengguanaan dan Penulisan Tanda Baca

Pada bagian ini terdapat banyak penulisan tanda baca yang baik dan benar. Sekallagi banyak
penggunaan keterangan aposisi yang menyertakan tanda koma sebagai penjelasan atas subjek
atau objek yang diterangkan.

“Selai didikan orang tuanya, Soekarno menurut pengakuannya, memperoleh juga butur-butir
piiran dari pembantu rumah tangga mereka yang bernama Sarinah.”
(Pada halaman 15 di bagian Bab II)

“Penderitaa rakyat Indonesia menggerakkan hati nurani beberapa humanis Belanda.


Kemudian, mereka bergiat agar dijalankan suatu “politik etis” bagi bangsa Indonesia.”
(Pada Halaman 25)

“Bagaimanakah kodisi Indonesia di bawah penjajahan Jepang?”


Pada halaman 30 di bagian Bab II)

“Pada diri Sukemi bercampur tiga unsur pemikiran yaitu pendidikan pola Barat, agama
Islam, dan paham teosofis.”

Pembenaran: “Pada diri Sukemi bercampur tiga unsur pemikiran, yaitu pendidikan pola
Barat,
agama Islam, dan paham teosofis.”
(Pada Halaman 15 di BAB I)

“Pertama, Tjokroaminoto adalah kenalan Sukemi, dan kedua, didorong oleh keinginannya
agar Soekarno menjadi seorang pejuang bagi bangsanya kelak”
Pembenaran: “Pertama, Tjokroaminoto adalah kenalan Sukemi dan kedua, didorong oleh
keinginannya agar Soekarno menjadi seorang pejuang bagi bangsanya kelak”

(Pada halaman 17 BAB I)

“Pada tahun 1913 muncul Indische Prtij yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Douwes
Dekker, Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat.”

Pembenaran: “Pada tahun 1913 muncul Indische Prtij yang dipimpin oleh tiga serangkai,
yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.”

Penggunaan atau penulisan tanda baca:

“Di masa Belanda memulai “Politik Etis” pada permulaan abad XX,
bersamaan dengan itu dalam pergerakan golongan intelektual Indonesia,
tumbuh kesadaran untuk menjadi juru bicara dan pengemban amanat
penderitaan rakyatnya untuk membebaskan diri dari kekuasaan kolonial dan
imperialisme.” (Pada Halaman 72)

Seharusnya: “ Di masa Belanda memulai Politik Etis pada permulaan abad XX, bersamaan
dengan itu dalam pergerakan golongan intelektual Indonesia, tumbuh
kesadaran
untuk menjadi juru bicara dan pengemban amanat penderitaan rakyatnya
untuk membebaskan diri dari kekuasaan kolonial dan imperialisme.”
Penggunaan tanda petik yang tidak seharusnya karena tanda petik biasanya digunakan pada
judul dari jurnal dalam catatan kaki dan juga perkataan seseorang secara langsung.

“Salah satunya Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia untuk menunaikan
ibadah haji, menjual barang dengan harga murah, bangsa Indonesia pun diperkenankan
mengibarkan bendera merah putih, walaupun tetap bersamaan dengan bendera Jepang
Hinomura, dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang
“Kimigayo” (Pada Halaman 33)

Seharusnya: “ Salah satunya Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia untuk
menunaikan ibadah haji, menjual barang dengan harga murah, bangsa
Indonesia pun diperkenankan mengibarkan bendera merah putih, walaupun
tetap bersamaan dengan bendera Jepang Hinomura, dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya bersama lagu kebangsaan Jepang Kimigayo

Penggunaak huruf mirng dan penggunaan tanda petik yang salah. Huruf miring digunakan
untuk memberikan suatu judul, kata-kata asing dll. Tanda petik bukanlah tanda yang
seharusya diberikan atas tulisan tersebut, tetapi huruf miringlah yang benar.

Untuk kesalahan Huruf pada skripsi ini juga tidak terlalu banyak. penulis cukup teliti
menulis menulis skripsi ini. Kesadaran akan ketelitian ini mengungkapkan
kehebatannya dalam menulis. Berikut adalah kesalahan-kesalahannya dalam
penggunaan huruf

Huruf Kapital
mojokerto
Seharusnya Mojokerto (nama tempat)

“Soekarno menuruti apa yang dikatakan sang ibu kepadanya...”


Seharusnya “Soekarno menuruti apa yang dikatakan sang Ibu kepadanya...” (karena kata ibu
merujuk pada pribadi, yaitu Ibunya Soekarno. Lain halnya jika kata ini tercantum tanpa
merujuk pribadi maka tidak digunakan huruf kapital.
(pada halaman 20)

wakil presiden
Seharusnya: Wakil Presiden
(Pada Halaman 20)

Huruf Miring (Italic)


National Geest-National Wil-Nationale
Seharusnya: National Geest-National Wil-Nationale
(Pada Halaman 25)

Indonesia Menggugat (judul Buku)


Seharusnya: Indonesia Menggugat
(Pada Halaman 32)

Sozial Demokretische Partei Osterreichs


Seharusnya: Sozial Demokretische Partei Osterreichs
(Pada Halaman 41)

Kesalahan Penulisan kata pada Skripsi ini terutama di Bab I ini tidak mengalami
banyak penulisan bahkan penuggunaan kata yang salah. Dapat dicermati dalam
pembahasan berikut ini:

Fondamen (Pada Halaman 2 BAB I)


Seharusnya: Fundamen

Deskriminasi (Pada Halaman 6)


Seharusnya: Diskriminasi
Menyinsing (Pada Halaman 15)
Seharusnya: Menyingsing

Fasif (Pada Halaman 34)


Seharusnya: Pasif

Sejarahwan (Pada Halaman 37)


Seharusnya: Sejarawan

Geopgrafis (Pada Halaman 38)


Seharusnya: Geografis

Mensoalkan (Pada Halaman 42)


Seharusnya: Menyoalkan
ANALISIS TATA TULIS LAPORAN

RUMUSAN MASALAHNYA:
1. Apa yang melatarbelakangi Soekarno mencetuskan konsep kebangsaan?
2. Mengapa paham kebangsaan itu dibentuk?
3. Apa arti kebangsaan itu menurut Soekarno?
4. Bagaimana posisi paham kebangsaan itu dalam konteks Indonesia?
5. Apakah konsep kebangsaan berisikan norma-norma etis sebagai dasar hidup Pancasila?

TUJUAN:
1. Agar setiap orang menyadari bahwa kebangsaan atau nasionalisme merupakan suatu nilai
yang harus dikenal, dipahami, dan diperjuangkan oleh setiap warga bangsa Indonesia tanpa
terkecuali.
2. Mampu memberikan suatu refleksi kritis atas segala hal yang terjadi dalam usaha
mewujudkan sila kebangsaan atau persatuan tersebut.
3. setiap orang, siapapun, sedemikian rupa memiliki harapan dan perjuangan dalam dirinya
masing-masing untuk belajar dan mengerti nilai lihur yang dimiliki bangsa indonesia.

KESIMPULAN:
1. Konsep kebangsaan adalah jiwa Pancasila dan tak lain juga menjadi jiwa bangsa Indonesia,
mempunyai sifat statis dan juga mempunyai sifat yang dinamis sehingga menimbulkan
keinginan, cita-cita luhur bangsa Indonesia yang dijiwai Pancasila, oleh bangsa Indonesia
diperjuangkan untuk menjadi suatu kenyataan.
2. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut berlangsung
berabad-abad, bertahap dan menggunakan cara yang bermacam-macam, hingga sampai pada
sebuah perjuangan nasiona,satu, terorganisir, lahir cendikiawan bangsa; yang mampu menilai
situasi bangsa ini, merumuskan langkah perjuangan dan membangkitkan semangat nasional.
3. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik tertinggi atau saat yang paling
menentukan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berabad-abad sedemikian rupa
didorong oleh Amanat Penderitaan Rakyat dan dijiwai Pancasila.
4. Konsep Kebangsaan dalam pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 merupakan kerangka awal,
semangat daripada Dasar Negara, lalu sampai pada penetapan akan Pembukaan UUD 1945
dan diterima dewasa ini.

TANGGAPAN PENULIS
Dalam rumusan masalah terdapat 5 pertanyaan yang menjadi acuan penulis untuk
menyusun Skripsi ini. Apa yang terdapat dalam rumusan masalah pada Skripsi ini tidak
menjadi fokus utama penulis dalam menjabarkan tujuan dari penulisan Skripsi ini. Penulis
menuliskan tujuannya dari sudut pandang pembaca, bukannya dari rumusan-rumusan
masalah yang telah dirumuskan untuk memberi pemahaman, perbandingan dan hasil analisis
kepada para pembaca. Namun pada pertanyaan no 5, yaitu “apakah konsep kebangsaan
berisikan norma-norma etis sebagai dasar hidup Pancasila?” dapat memberikan jawaban “ya”
atau “tidak”. Hal ini sangat jelas dari kata yang digunakan “apakah”.
Pada kesimpulan, terdapat 4 kesimpulan sedangkan dalam rumusan masalah terdapat
5 rumusan. Hal ini menjadi kesalahan penulis Skripsi di dalam pembahasannya yang hanya
menjabarkan 4 poin saja dari 5 rumusan masalahnya. Dan di bagian kesimpulan sangat sesuai
dengan pertanyaan-pertanyaan di bagian rumusan masalah. Hanya saja satu pertanyaan yang
tidak tercantum di bagian kesimpulan. Kemungkinan, karena pertanyaan no 5 yang dimulai
dengan kata tanya “apakah” dapat memberikan jawaban “ya” atau “tidak”. Oleh karena itu
dalam kesimpulan dan pembahasannya hanya tercantum 4 jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan di dalam rumusan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai