Anda di halaman 1dari 24

PEMBAHASAN POMR

ABORTUS INCOMPLETE

Pembimbing :

dr. Mochammad Ma’roef, Sp. OG

Oleh :
Kelompok E39

SMF ILMU KESEHATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
POMR (Problem Oriented Medical Record)
Nama : Ny. A
Tanggal Periksa : 2 Juli 2023
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 25 Tahun
Alamat : Jombang

Summary of database Clue and cue Problem list Initial Planning


diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Identitas Pasien : Ny. A, Perempuan, G1P0000 UK 8/9 G1P0000 UK 1. USG 1. MRS 1. Keluhan - Menjelaskan
Ny. A, perempuan, 25 25 tahun mgg + Abortus 8/9 mgg + 2. Infus RL 2. Vital sign kepada pasien
2. DL
tahun - Perdarahan Inkomplit Abortus 20 tpm 3. V/V fluxus mengenai
Anamnesis : pervaginam (+) Inkomplit 3. Asam penyakit yang
KU: Keluar darah dari jalan - Nyeri perut mefenamat diderita pasien
lahir bawah (+) 3x500 mg (definisi,
- Uk : 8/9 minggu tab etiologi, faktor
RPS: Pasien mengatakan - HPHT: 22-05- 4. Konsul resiko, terapi,
saat ini sedang hamil UK 2023 SpOG prognosis,
8/9 mgg keluar darah dari - HPL: 29-02- untuk pro komplikasi)
jalan lahir sejak 30/06/2023 2024 kuretase
pukul 06.00. Pasien - Menjelaskan
mengatakan nyeri perut tatalaksana
bawah. Pemeriksaan yang akan
Ginekologi diberikan
RPD: VT pasien
•HT (-) V/V fluxus (+),
•DM (-), operasi (-) fluor (+)
•Alergi obat (-), makanan Portio : Terbuka
(-) seujung jari, licin
CU : AF ~
RPK : - Membesar UK 9
mgg
R.Sos : AP D/S : Massa (-),
- Merokok (-), minum Nyeri (-)
alkohol (-) CD : Tidak ada
- Minum jamu-jamuan dan kelainan
konsumsi obat-obatan (-)

Riwayat Pengobatan : -

- HPHT: 22-05-2023
- HPL: 29-02-2024
- UK: 8-9 minggu

Riwayat Menikah:
Pasien menikah 1 kali,
selama 5 bulan

Riwayat Obstetri :
1. Hamil ini

Riwayat ANC
Bidan : 1x

Riwayat Kontrasepsi:-

Pemeriksaan Fisik :
- TB: 155 cm
- BB: 54 kg
- BMI: 22,47 kg/m2
- Keadaan umum: baik
- Kesadaran: compos
mentis
- GCS: 456
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 75 x/menit
- RR: 20x/menit
- Suhu aksila: 37o C
- SpO2 98%

Pemeriksaan
Generalisata:
Kepala : A/I/C/D = -/-/-/-,
edema kelopak mata -/-
Leher: Tidak ada
pembesaran KGB, tidak ada
deviasi trakea
Thorax:
Paru:
- Inspeksi: bentuk
normochest, pergerakan
dinding dada simetris
- Palpasi: ekspansi dinding
dada simetris, stem
fremitus simetris.
- Perkusi:sonor
- Auskultasi suara nafas
vesikuler/vesikuler
Rokhi -/- wheezing -/-
Cor:
- Inspeksi: dada kanan dan
kiri simetris, kelainan
bentuk dada (-), pulsasi
prekordial (-), iktus tidak
tampak
- Palpasi: iktus tidak kuat
angkat, thrill (-)
- Perkusi: batas kanan di
ICS IV SL dekstra, batas
kiri di ICS V MCL
sinistra, batas atas ICS III
SL sinistra, punggung
jantung ICS III PSL
sinistra
- Auskultasi:S1S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi: Striae (+),
- Auskultasi: BU (+)
normal
- Palpasi : soepel, hepar,
lien, ginjal tidak teraba,
nyeri tekan supra
symphysis (-)
- Perkusi: redup
Ekstremitas :
- Superior-Inferior : Akral
hangat, merah, kering.
- Edema
- -
- -
- Superior-Inferior : CRT
<2 dtk

Pemeriksaan Ginekologi
VT
V/V fluxus (+), fluor (+)
Portio : Terbuka seujung
jari, licin
CU : AF ~ Membesar UK 9
mgg
AP D/S : Massa (-), Nyeri
(-)
CD : Tidak ada kelainan
PEMBAHASAN

Definisi
Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di
bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang. Sedangkan
Llewollyn & Jones (2002) mendefenisikan abortus adalah keluarnya janin
sebelum mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu
dan beratnya kurang dari 500 gram.3 WHO merekomendasikan viabilitas apabila
masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih dan berat janin 500 gram atau
lebih.1
Klasifikasi
Klasifikasi menurut terjadinya abortus adalah sebagai berikut :1,2
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis
maupun mekanis.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis
atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu,
misalnya : penyakit jantung, hipertensi esential, dan karsinoma
serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari
dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
b. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang
yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum.
Klasifikasi Menurut gambaran klinis abortus dapat dibedakan kepada:
1. Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion)
dimana terjadi perdarahan pervaginam, Abortus iminens didiagnosa bila
seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu mengeluarkan darah
sedikit pada vagina. Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat
berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah seperti saat menstruasi. ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.5
Gambar 1. Abortus Imminen

2. Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang


mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri. Abortus
insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan
banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena
kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari
pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba. Kadang-kadang
perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan
pada keadaan ini merupakan kontraindikasi.5

Gambar 2. Abortus Insipien

3. Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil


konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu.
Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang
dianggap sebagai benda asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus
akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga
ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus insipiens. 5

Gambar 3. Abortus Inkomplit

4. Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah


keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan
segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya
dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka
rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan
segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada
perdarahan juga, abortus inkompletus atau endometritis pasca abortus
harus dipikirkan5

Gambar 4. Abortus Komplit


5.Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil
konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu
atau lebih.5

Gambar 5. Missed Abortion

6.Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus


tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan dari
ovum atau spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan, hasilnya
adalah patologis. Selain itu, disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum dan
kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan
progesterone sesudah korpus luteum atrofis juga merupakan etiologi dari
abortus habitualis.5
7. Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai
infeksi genital.5
8. Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat
dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah
atau peritonium.5

Etiologi1,2,3,4

Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya


disebabkan oleh faktor ovofetal, pada minggu-minggu berikutnya (11 – 12minggu),
abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor maternal.
a. Faktor ovofetal :
Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan
bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
terjadi malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20% kasus,
terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi dengan
adekuat.
b. Faktor maternal :
Sebanyak 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit sistemik
maternal (systemic lupus erythematosis) dan infeksi sistemik maternal tertentu
lainnya. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan
uterus kongenital, mioma uteri submukosa, inkompetensia servik). Terdapat
dugaan bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula dengan kejadian abortus
meskipun sulit untuk dibuktikan atau dilakukan penilaian lanjutan.

Penyebab abortus dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu:

- Faktor janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada
50%-60% kasus keguguran.

- Faktor ibu:
a) Kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan tiroid, kencing manis.
b) Faktor kekebalan (imunologi), misalnya pada penyakit lupus, Anti phospholipid
syndrome.
c) Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
toksoplasma, herpes, klamidia.
d) Kelemahan otot leher rahim
e) Kelainan bentuk rahim.
- Faktor Ayah:
Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.
 Patofisiologi

Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atauseluruh


bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua.Kegagalan fungsi
plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua tersebutmenyebabkan
terjadinya kontraksi uterus dan mengawali adanya prosesabortus.7,8

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :Embrio rusak atau cacat yang
masih terbungkus dengan sebagian desidua danvilli chorialis cenderung
dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian darihasil konsepsi masih tertahan
dalam cavum uteri atau di canalis servikalis.Perdarahan pervaginam terjadi saat
proses pengeluaran hasil konsepsi.6,7,8

Pada kehamilan 8-14 minggu :Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali
dengan pecahnya selaput ketuban terlebih dahulu dan diikuti dengan pengeluaran
janin yang cacat, namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini
sering menimbulkanperdarahan pervaginam banyak.8
Pada kehmilan minggu ke 14-22 :Janin biasanya sudah dikeluarkan dan
diikuti dengan keluarnya plasentabeberapa saat kemudian. Kadang-kadang
plasenta masih tertinggal dalamuterus sehingga menimbulkan gangguan kontraksi
uterus dan terjadi perdarahan pervaginam banyak. Perdarahan pervaginam
umumnya lebih sedikit namun rasa sakit lebih menonjol. 7,8
Gambaran Klinis

1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam

3. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang

akibat kontraksi uterus

4. Pemeriksaan ginekologi
 Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak ada jaringan
konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva
 Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium
 Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, kavum douglas, tidak menonjol dan tidak nyeri5-6

Diagnosis

a. Anamnesis
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut bagian
bawah terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke punggung,bokong
dan perineum, perdarahan pervaginam dan demam yang tidak tinggi. 11 Gejala ini
terutamanya khas pada abortus dengan hasil konsepsi yang masih tertingal di dalam
rahim. Selain itu, ditanyakan adanya amenore pada masa reproduksi kurang 20
minggu dari HPHT.10 Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan hasil
konsepsi. Bentuk jaringan yang keluar juga ditanya apakah berupa jaringan yang
lengkap seperti janin atau tidak atau seperti anggur. Rasa sakit atau keram bawah
perut biasanya di daerah atas simpisis.10

Riwayat penyakit sekarang seperti IDDM yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi
yang tidak terkontrol, trauma, merokok, mengambil alkohol dan riwayat infeksi
traktus genitalis harus diperhatikan.10 Riwayat kepergian ke tempat endemik malaria
dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik dan seks bebas dapat menambah
curiga abortus akibat infeksi.11

b. Pemeriksaan Fisik

Bercak darah diperhatikan banyak, sedang atau sedikit.4 Palpasi abdomen dapat
memberikan idea keberadaan hasil konsepsi dalam abdomen dengan pemeriksaan
bimanual. Yang dinilai adalah uterus membesar sesuai usia gestasi, dan
konsistensinya.4 Pada pemeriksaan pelvis, dengan menggunakan spekulum
keadaan serviks dapat dinilai samaada terbuka atau tertutup , ditemukan atau tidak
sisa hasil konsepsi di dalam uterus yang dapat menonjol keluar, atau didapatkan
di liang vagina.4

Pemeriksaan fisik pada kehamilan muda dapat dilihat dari table di bawah ini: 4

Gejala dan
Perdarahan Serviks Uterus Diagnosis
tanda
Bercak sedikit Tertutup Sesuai Kram perut Abortus
hingga sedang dengan usia bawah, uterus immines
gestasi lunak
Tertutup/terbuka Lebih Sedikit/tanpa Abortus
kecil dari nyeri perut komplit
usia bawah, riwayat
gestasi ekspulsi hasil
konsepsi
Sedang hingga Terbuka Sesuai Kram atau nyeri Abortus
masif dengan usia perut bawah, insipien
kehamilan belum terjadi
ekspulsi hasil
konsepsi
Kram atau nyeri Abortus
perut bawah, incomplit
ekspulsi
sebahagian
hasil konsepsi
Terbuka Lunak Mual/muntah, Abortus mola
dan lebih kram perut
besar dari bawah,
usia sindroma mirip
gestasi PEB, tidak ada
janin, keluar
jaringan seperti
anggur

c. Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus


habitualis dan missed abortion:5-6
1. Tes kehamilan : positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.

Diagnosis Banding

1. Kehamilan Ektopik Terganggu : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.


2. Mola Hidatidosa : uterus biasanya lebih besar daripada lamanya anmenore dan
muntah lebih sering.
3. Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma servisi uteri, polipus uteri,
dan sebagainya.
Penatalaksanaan
 Tatalaksana Umum
 Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
 Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan darah sistolik
<90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk
dengan cepat.
 Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan tanda komplikasi,
berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
 Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
 Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca keguguran.
 Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.6,7,9,10

 Metode Bedah dan medis


Terdapat berbagai metode bedah dan medis untuk mengobati abortus spontan
serta terminasi yang dilakukan pada keadaan lain, dan hal ini diringkas sebagai

2,6,7,9,10
berikut:

- Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus


 Kuretase
 Aspirasi vakum (kuretase isap)
 Dilatasi dan evakuasi (D&E)
 Dilatasi dan Curretase (D&C)
- Aspirasi haid
- Laparatomi
 Histerotomi
 Histerektomi
Teknik medis
- Oksitosin intravena
- Cairan hiperosmotik intraamnion
 Salin 20%
 Urea 30%
- Prostaglandin E2, F2α, dan analognya
 Injeksi intraamnion
 Injeksi ekstraovular
 Insersi vagina
 Injeksi parenteral
 Ingesti oral
- Antiprogesteron─RU 486 (mifepriston) dan epostan
- Berbagai kombinasi dari di atas.
 Tatalaksana sesuai jenis abortus
a. Abortus imminens
- Pertahankan kehamilan
- Tidak perlu pengobatan khusus
- Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual
- Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4
minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
- Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai adanya
kemungkinan adanya penyebab lain.
- Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik
(salbutamol atau indometasin) karena obat ini tidak dapat mencegah abortus.
- Bila reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus
dikosongkan (kuret)6,7,9,10
b. Abortus Insipiens
- Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak
nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai
kontrasepsi pascakeguguran.
- Jika usia kehamilan < 16 minggu: lakukan evaluasi isi uterus. Jika evakuasi
lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak
nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai
kontrasepsi pascakeguguran.
- Jika usia kehamilan < 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus dengan
aspirasi vakum manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
 Berikan Ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila
perlu) atau Misoprostol 400 mg per oral dan bila masih diperlukan dapat
diulang setelah 4 jam jika perlu.
 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

- Jika usia kehamilan > 16 minggu:


 Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan spontan kemudian
dilakukan evakuasi uterus dengan AVM.
 Bila perlu, berikan Induksi oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL
mulai 8 tetes sampai 40 tetes/ menit, sesuai kondisi kontraksi uterus
sampai terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
- Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin
setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.6,7,9,10

c. Abortus inkomplit

- Lakukan konseling.
- Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang mencuat dari serviks.
- Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang
dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak
tersedi. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2
mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
- Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
- Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin
setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.6,7,9,10
d. Abortus komplit
- Tidak diperlukan evakuasi lagi.
- Lakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional dan
menawarkan kontrasepsi pasca keguguran.
- Observasi keadaan ibu.
- Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/ hari
selama 2 minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah.
- Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.6,7,9,10
e. Abortus Habitualis
- Pada serviks inkompeten terapinya operatif Shirodkar atau Mc Donald
(cervical cerclage).
- Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih
besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada
sesudahnya.6,7,9,10
f. Abortus Infeksious

- Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
- Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan
uji kepekaan obat)
 Berikan suntikan penisilin 1.000.000 satuan tiap 6 jam
 Berikan suntikan streptomisin 500mg setiap 12 jam
 Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
- Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan dilatasi dan
kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi6,7,9,10
g. Abortus Septik
- Penatalaksanaan sama dengan abortus infeksious, hanya dosis dan jenis
antibiotika ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil
pembiakan dan uji kepekaan kuman. Perlu di observasi apakah ada tanda
perforasi atau akut abdomen.6,7,9,10
Komplikasi
a. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,
diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca
tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
b. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus
provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya
perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain. Pasien biasanya
datang dengan syok hemoragik.
c. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila
setelah seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat
kemungkinan adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik
harus dilakukan dengan teliti.
d. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam
uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga
gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama
sistem vena di endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah
kecil biasanya tidak menyebabkan kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100
ml dilaporkan sudah dapat memastikan dengan segera.
e. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat
terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan
cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal
seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-obatan
seperti kina atau logam berat. Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan
histologik dan toksikolgik sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
f. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci,
streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T.
paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina
ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli,
Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus
infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri
tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan
peritonium.
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi
paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci
anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium
perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae,
Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial
berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
Prognosis
 Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.
 Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
 Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin
pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
spontan yang tidak jelas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono Prawiroharhdjo. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Ilmu
Kandungan, edisi 2014
2. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2012.
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, GilstrapIII LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Williams Obstetrics. 23 ed. (diterjemahkan oleh Andry Hartanto, Y Joko
Suyono, Brahm U. Pendit). Jakarta: EGC; 2012.
4. Pranata S, Sadewo FS. Kejadian Keguguran, Kehamilan Tidak Direncanakan
dan Pengguguran Di Indonesia [Artikel Serial Online]. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Date
Review: February 11, 2012
5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010.
6. Manuaba IBG, Chandranita IA, Fajar IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC; 2011.
7. Manuaba IBG. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.
Jakarta: EGC; 2010.
8. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2010.
9. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF, editor. Ilmu Kesehatan
Reproduksi: Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2010.
10. Kepmenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kepmenkes RI; 2013.
11. Gaufberg F, Abortion Treatened. 2014. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/795359-overview
12. Gaufberg F, Abortion Septic. 2014. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/795439-overview

Anda mungkin juga menyukai