Oleh :
DEWI OKTAVIANA
NPM. 230101097P
TAHUN 2023
2
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
(Adhiputra, 2017).
2. Etiologi
a. Osteoartritis Primer
primer dengan faktor genetik, karena sampai 60% dari semua kasus
b. Osteoartritis Sekunder
3. Pathway
Usia, Jenis Kelamin, Genetik, Suku bangsa, Kegemukan,
Cedera 4 pekerjaan dan olahraga, Kelainan
sendi,
Kerusakan fokal tulang
. rawan,pembentukan tulang baru pada
pertumbuhan, Kepadatan
sendi yang progresiftulang
Osteoartritis
Tulang rawan
Pembengkak Deformitas
Pergeseran sendi ↑tekanan intraartikuler
atau adanya cairan akibat kongesti vaskuler an sendi
Gangguan
yang viskosa Kelemahan Nyeri Perubahan
Citra
dan mudah Fibrosis Akut/Kronis bentuk
Tubuhtubuh
Perubahan mekanisme sendi dlm
lelah menyangga beban tubuh pada tulang
kapsul,osteosit,iregula
ri tas permukaan
Kekakuan
pada sendi
Perubahan status kesehatan
besar atau
↓kemampu
Hambatan an
Mobilitas
Kelemah Ansietas Kurangnya informasi
an Resiko Jatuh
Bagan 2.1 Pathway Osteoathritis (Dyasmita, 2016)
Intoleransi Defisit
Akativitas Pengetahu
5
4. Patofisiologi
rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh yang lain
disertai perubahan yang tidak sesuai dengan kolagen dan kondrosit akan
molekuler dan matriks rawan sendi yang diikuti oleh kelainan fungsi
menjadi tebal dan padat. Proses ini disebut eburnasi yang nantinya
5. Faktor resiko
a. Usia
b. Aktivitas
c. Obesitas
semakin besar khususnya pada sendi lutut karena sendi bekerja lebih
d. Jenis kelamin
akan terjadi penurunan estrogen oleh karena itu wanita memiliki lebih
besar terkenaosteoarthritis
8
6. Manifestasi klinis
a. Nyeri sendi
c. Kekakuan sendi
d. Krepitasi
e. Deformitas sendi
yang progresif.
umumnya tua.
7. Pemeriksaan penunjang
8. Komplikasi
permukaan sendi yang terjadi berupa debris pada kavum sinovial atau
10
Pada sendi lutut, efusi sinovial dapat menyebabkan timbulnya kista Baker
9. Penatalaksanaan
a. Edukasi
derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak
serta fungsi. Selain itu juga diberikan pemahaman bahwa hal tersebut
sendi lutut dan lebih banyak beristirahat. Pasien juga disarankan untuk
membaik atau ternyata ada efek samping akibat obat yang diberikan.
b. Terapi fisik
tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang
sakit. Pada pasien OA dianjurkan untuk berolah raga tapi olah raga
intraartikular bila ada efusi sendi dan bahkan bisa dapat menyebabkan
seminggu. Hal ini bisa dilakukan dengan olahraga naik sepeda atau
meluruskan lututnya.
12
c. Diet
intake energi diberikan 1200-1300 kal per hari, dan paling rendah 800
kal per hari. Formula yang dapat digunakan untuk kebutuhan energi
anjurkan adalah dalam sehari pasien bisa memasak 1 gelas beras (550
kal), 4 potong tempe sedang (150 kal), 1 buah telur (100 kal), 2
potong ayam sedang (300 kal) dan 1 ikat sayuran kangkung (75 kal).
13
d. Terapi Farmakologis
nyeri yang ringan maka asetaminophen tidak lebih dari 4 gram per hari
merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang sampai berat, atau ada
1. Pengkajian
a. Identitas klien
pada usia lanjut, dan hampir tak pernah pada anak-anak. Osteoathritis
jarang dijumpai pada usia dibawah 30 tahun dan sering pada umur
lingkungan.
b. Riwayat Kesehatan
sering kesemutan pada tangan dan kaki serta hiolangnya sensasi pada
jari kaki dan tangan. Pada fase kronis dapat terjadi kekakuan (terutama
tangga (Purwanto,2016).
d. Pemeriksaan Fisik
data adnya keluhan nyeri sendi yang merupaka keluhan utama yang
menunjukkan lokasi sendi, cata adanya awitan nyeri, terutama bila ada
parut, dan lesi pada kedua tangan. Nodul yang teraba keras tidak terasa
degeneratif.
dan jari. Perikas kontur pergelangan tangan, tangan dan jari. Biasanya
siku. Topang tangan klien dan biarkan siku menekuk dan sedikit fleksi.
osteoathritis.
dan rasa nyeri saat disentuh. Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah
skapula dan rasakan otot yang ada disekitarnya. Inspeksi kontur bahu
internal.
palpasi pada tendon achilles, catat jika ditemukan nodul dan nyeri
tekan.
Normalnya kaki dan tumit bisa bergerak tanpa rasa nyeri. Kaji
kekuatan otot kaki. Kaji lutut klien. Inspeksi adanya perubahan bentuk
Perikas/kaji kaki dengan cara stabilkan tumit dan putar kaki depan
ibu jari dan jari telunjuk. Lakukan pengkajian pada punggun dan
pinggul klien dengan posisi berdiri. Minta klien untuk berjalan dan
2). Pengertian.
masalah.
masalahyang dialami.
baik.
a. Sifat masalah.
b. Kriteria kedua
dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat dengan skor
nol.
c. Kriteria ketiga
tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas,
tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1.
d. Kriteria terakhir
Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu
Bobot 51 merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa
keperawatan keluarga.
3. Intervensi Keperawatan
dengan sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu
biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga
respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon
penyebab,
periode, dann
pemicu nyeri
1.7 Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Edukasi
Manajemen Nyeri
(I.12391)
Observasi :
1.8 Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik
1.9 Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
1.10 Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
Edukasi :
1.11 Jelaskan
penyebab,
periode, dan
strategi
meredakan
nyeri
1.12 Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
1.13 Anjurkan
teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri
2. Gangguan Tujuan Umum : Mobilitas Fisik Dukungan
mobilitas fisik Setelah (L.05042). Mobilisasi (I.10573)
(D.0054) dilakukan Ekspektasi: Observasi :
27
n fasilitas
pelayanan Manajemen
kesehatan Keselamatan
Lingkungan
(I.14513)
Observasi :
4.6 Identifikasi
kebutuhan
keselamatan
4.7 Monitor
perubahan status
keselamatan
lingkungan
Terapeutik:
4.8 Hilangkan
bahaya
keselamatan
lingkungan
4.9 Gunakan
perangkat
pelindung
Edukasi :
4.10 Ajarkan
individu,
keluarga dan
kelompok
resiko tinggi
bahaya
lingkungan.
4. Implementasi Keperawatan
terlebih dahulu membuat kontrak agar keluarga lebih siap baik fisik
alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga dalam
melakukan tindakan.
keluarga keliru
lingkungan sekitar.
tujuanupaya keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
dapat difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
DAFTAR PUSTAKA