Anda di halaman 1dari 10

Nama : MARIA GETRIANA ENSI

Nim : 23102460697
Kelas : IPS A
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

REVIEW JURNAL PTK

No. Peneliti Judul Penelitian Metode Model PTK Jumlah Hasil Penelitian
Siklus
1. Maulana Penerapan Model Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian dapat
Arafat Pembelajaran Kelas (PTK), model disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pada
Lubis, Problem Based Statistik Deskriptif berdasarkan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 07 Medan
Nashran Learning Untuk Kuantitatif kurt Lewin Perjuangan Tahun Pelajaran 2018/2019 sebelum
Meningkatkan Hasil
Azizan menggunakan model pembelajaran problem based
Belajar Matematika
(2018) learning masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari
di SMP
Muhammadiyah 07 persentase ketuntasan klasikal yang hanya sebesar
Medan Perjuangan 15,15% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 52,27.
Tahun Pelajaran Setelah menggunakan model pembelajaran problem
2018/2019 based learning pada siklus I terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa. Hal ini terlihat dari
Persentase ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas
masing-masing adalah sebesar 60,60% dan 75,00.
Kemudian terjadi peningkatan pada siklus II dengan
perolehan nilai ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata
kelas sebesar 90,90% dan 87.57. Selain itu, model
pembelajaran problem based sangat tepat untuk
pembelajaran Matematika, karena model ini
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dan
kreatif dalam pembelajaran serta membangun
pengetahuan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan pada persoalan pembelajaran di dalam
kelas, juga model ini mampu mengkonstruksikan
materi dengan kehidupan nyata. Hal ini juga tentunya
berpengaruh pada hasil belajar siswa yang meliputi
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Eka Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar
Eismawati Belajar Kelas (PTK) model matematika materi bangun datar pada siswa dapat
(2019) Matematika berdasarkan dilihat dari sebelum dilakukan tindakan yaitu pada pra
Melalui Model kurt Lewin siklus hanya 11 siswa atau 44% yang tuntas, pada
Pembelajaran siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 64% yang
Problem Based tuntas belajar matematika dan pada siklus II
Learning siswa meningkat
kelas 4 SD lagi menjadi 22 siswa yang tuntas belajar matematika
atau 88%.
3. Ghaisani Penerapan Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Terjadinya suatu keberhasilan dalam mempraktikkan
Intan Problem-Based Kelas (PTK) model suatu model pembelajaran kooperatif tipe Problem-
Martikasari Learning Untuk berdasarkan Based Leaning (PBL) dapat dibuktikan
Fajrin Meningkatkan Kemmis & keberhasilannya lewat fakta bahwa setelah diadakan
(2020) Hasil Belajar Taggart KBM dengan model pembelajaran tersebut kegiatan
Murid Pada belajar murid dan hasil prestasi murid semakin
Pelajaran bertambah dari tahapan pembelajaran yang ke I
Ekonomi Kelas X kepada tahapan yang ke II. Meskipun sebenarnya
IIS dalam proses pembelajaran ini belum sempurna,
dikarenakan terdapat beberapa kendala seperti guru
belum cukup dalam memberi bimbingan kepada murid
saat kegiatan berdikusi kelompok. Guru kurang cukup
memperhatikan waktu yang telah ditetapkan dalam
silabus yang sudah ditentukan.
Menurut hasil dari penyebaran angket respon kepada
seluruh murid kelas X IIS 2, para murid menyatakan
bahwa penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe
Problem-Based-Learning (PBL) ini layak untuk
diterapkan pada proses pembajaran di kelas. Akan
tetapi guru wajib memperbaiki ataupun mendisiplikan
pengaturan alokasi waktu agar dapat sesuai dengan
alokasi waktu yang di buat dalam silabus. guru jyga
harus bisa mengatur murid agar lebih bisa kondusif
dalam pembelajaran.
4. Khoerul Penerapan Model Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Penerapan model problem based learning dapat
Amin Based Learning Kelas (PTK) model meningkatkan pembelajaran IPS, dibuktikan dengan
(2021) untuk berdasarkan meningkatnya proses dan hasil belajarnya. Presentase
Meningkatkan Kurt Lewin ketuntasan hasil belajar IPS pratindakan yaitu 70%
Pembelajaran IPS dan 74%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I
tentang kegiatan . ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 79.5 %,
Ekonomi pada meningkat kembali di siklus II menjadi 87%.
Peningkatan juga terjadi pada proses pembelajaran,
Siswa Kelas 4
keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus I mencapai 71.53%,dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 85.5%
5. Siti Aniqoh Penerapan Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
Shofwani, Problem Based Kelas (PTK) model disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning
Siti Learning untuk berdasarkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
Rochmah Meningkatkan kurt lewin mahasiswa pada mata kuliah managemen operasional.
(2021) Minat dan Hasil Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian
Belajar menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
Managemen managemen operasional di masa pandemi covid-19
Operasional di bahwa penggunaan metode PBL Problem Based
Masa Pandemi Learning dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
Covid-19 mahasiswa. Pada pembelajaran pra siklus terdapat
41% (9 mahasiswa) memperoleh skor minat belajar
≥30 (standar minimal) dan 54% (12 mahasiswa)
memperoleh hasil tes diatas 75,00 (KKM). Pada siklus
I mengalami peningkatan, 77% (17 mahasiswa)
memperoleh skor minat belajar ≥ 30 dan sebesar 73%
(16 mahasiswa) mencapai ketuntasan hasil belajar.
Pada siklus 2 kembali mengalami peningkatan, 86%
(19 mahasiswa) mencapai ketuntasan skor minat
belajar dan sebanyak 90% (20 mahasiswa) mencapai
ketuntasan hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa metode Problem Based Learning dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah managemen operasional
6. Diana Pengaruh Model Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada siklus I
Falentina Pembelajaran Kelas (PTK) model dengan tidak menggunakan model berbasis masalah
Simamora, Berbasis Masalah berdasarkan diperoleh hasil belajar 12 siswa mencapai KKM yaitu
Hisar Pada Masa Kemmis & 60 sampai 75% dan 8 siswa tidak mencapai KKM
Marulitua Pandemi Terhadap Taggart yaitu <60%. . Pada siklus II dengan menggunakan
Manurung Pembelajaran model berbasis masalah, 18 siswa mencapai KKM
(2021) Tematik Hasil yaitu 60 sampai 85%, dan 2 siswa tidak mencapai
Belajar Siswa di KKM yaitu <60%. Meskipun masih ada yang tidak
Sekolah Dasar mencapai KKM, terjadi peningkatan dari tidak
menggunakan model PBL menjadi menggunakan
model PBL.
7. Nurlinda Penerapan Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Berdasarkan hasil analisis data dan
(2019) Problem Based Kelas (PTK) model pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
Learning Dapat berdasarkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik mengalami
Meningkatkan kurt lewin peningkatan. Dari data hasil observasi peningkatan
Hasil Belajar aktivitas peserta didik pada siklus I memperoleh skor
Peserta Didik Pada rata-rata 10,90 atau dalam presentase sebesar 54,52%
Pelajaran Ekonomi kategori baik dan mengalami peningakatan pada siklus
II dengan rata rata skor 16,10 atau dalam
persentase sebesar 80,48% termasuk dalam kriteria
sangat baik, peningkatan sebesar 25,95%. Seiring
dengan peningkatan aktivitas peserta didik diperoleh
juga peningkatan hasil belajar yaitu siklus I rata-rata
hasil belajar peserta didik diperoleh setelah dilakukan
penelitian yaitu sebesar 70,16, dengan
persentase ketuntasan klasikal yang didapat pada
siklus I adalah sebesar 71,43%. Pada siklus II rata-rata
hasil belajar peserta didik yang diperoleh adalah
90.48, persentase klasikal hasil belajar peserta didik
sebesar 90.48% atau mengalami peningkatan sebesar
19.05% dari siklus I. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan Penerapan Model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik.
8. Said, Azhar Penerapan Model Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Hasil dari pra tindakan atau sebelum diterapkan model
(2020) Problem Based Kelas (PTK) model Problem Based Learning (PBL) tersebut yang ditinjau
Learning (PBL) berdasarkan dari tiap aspek yaitu 27,10%, siklus I mencapai
Untuk John Eliot 70,17%, dan siklus II mencapai 82,52%. Adapun
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang ditinjau dari
Kemampuan tiap individu yaitu pra siklus sebesar 16,13%, siklus I
Berpikir Kritis mencapai 70%, dan siklus II mencapai 85,48%.
Dan Hasil Belajar Penerapan model Problem Based Learning (PBL)
Siswa Kelas XI dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
IPS3 Pada Materi terbukti pada kegiatan pra siklus nilai rata-rata peserta
Ekonomi Di SMA didik sebesar 78,41 dengan persentase ketuntasan
Negeri 3 Kota sebesar 71,88%, siklus I nilai rata-rata peserta didik
Bima Tahun meningkat menjadi 82,67 dengan persentase
Pelajaran ketuntasan sebesar 84,38% dan siklus II nilai rata-rata
2019/2020 peserta didik meningkat menjadi 85,54 dengan
persentase ketuntasan sebesar 93,75%.
9. Adawiyah Penggunaan Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
(2019) Model Kelas (PTK) model bahwa melalui penggunaan model pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan problem base learning dapat meningkatkan
Problem Base kurt lewin pemahaman siswa pada materi Akuntansi sebagai
Learning Untuk sistem Informasi bagi siswa kelas XII IPS 1 SMA
Meningkatkan Negeri 3 Banda Aceh. Hasil peningkatan dapat
Pemahaman Siswa diuraikan sebagai berikut :
Kelas XII IPS 1 1. Hasil belajar pada siklus I dengan persentase
Mata Pelajaran ketuntasan sebesar 69% nilai ratarata kelas sebesar 75
Ekonomi Materi dan meningkat pada hasil tes siklus II sebesar 93,1%
Akuntansi dengan nilai rata-rata kelas 84,7. Pada kedua siklus ini
Sebagai Sistem terjadi perubahan aktifitas dan perolehan nilai yang
Informasi Pada signifikan bila dibandingkan dengan pra siklus dengan
SMA Negeri 3 ketuntasan belajar yang hanya mencapai 41,4% dan
Banda Aceh nilai rata-rata adalah 65,3.
2. Adapun hasil pengamatan pada proses belajar
mengajar menunjukkan aktivitas siswa lebih
meningkat selama proses pembelajaran berlangsung,
baik pada siklus I maupun pada siklus II, di
bandingkan dengan suasana belajar siswa yang pasif
dan kaku sebelum dilakukannya tindakan kelas.
Perolehan persentase aktivitas siswa
pada siklus I adalah 38,18% dan pada siklus II adalah
61,25%. Aktivitas guru juga meningkat pada siklus I
dan siklus II dalam hal pelaksanaan PBM dengan
perolehan persentase skor adalah 43,75% dengan
kategori cukup menjadi 81,25% pada siklus II dengan
kategori baik.
10. Handayani Peningkatan Penelitian Tindakan Menggunakan 2 Siklus Hasil belajar IPS Terpadu peserta didik mengalami
(2023) Aktivitas dan Hasil Kelas (PTK) model peningkatan setelah diterapkannya metode Tutor
Belajar IPS Materi berdasarkan Sebaya. Hal ini terlihat dari prosentase ketuntasan
Pokok Kerja Sama kurt Lewin belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar
Antar Negara 66,67% dan pada siklus II sebesar 93,33%. Disamping
Dengan Metode itu, Metode Tutor Sebaya juga mampu meningkatkan
Tutor Sebaya Pada aktivitas belajar IPS Terpadu peserta didik. Pada
Siswa Kelas IX siklua I prosentase keaktifan peserta
didik secara klasikal sebesar 58,33% sedangkan rata-
rata siklus II sebesar 86,11%.
Hasil Analisis Jurnal

Berdasarkan hasil analisis dari 10 jurnal ditemukan bahwa terdapat 7 artikel jurnal
yang menggunakan model PTK berdasarkan Kurt Lewin, 2 artikel jurnal yang
menggunakan model berdasarkan Kemmis & Taggart, dan 1 artikel jurnal yang
menggunakan model berdasarkan John Eliot. Model Kurt Lewin sering digunakan
dalam penelitian karena dianggap sebagai pendekatan yang lebih sistematis dan
berfokus pada pemahaman dan manajemen perubahan. Model Kurt Lewin merupakan
model dasar yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan,
menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai
satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak
sebagai berikut.

Siklus ini menciptakan pendekatan berkelanjutan untuk perubahan. Dengan


melibatkan pengguna secara terus-menerus dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, proses perubahan menjadi lebih dinamis dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan yang berkembang. Siklus ini dapat diulang berulang kali, menciptakan
pembelajaran berkelanjutan. Setelah siklus satu selesai, hasilnya dapat menjadi dasar
untuk perubahan lebih lanjut atau perbaikan. Dengan fokus pada perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi, siklus ini memberikan fleksibilitas untuk
menyesuaikan rencana dan tindakan saat diperlukan. Ini memungkinkan adaptasi
terhadap perubahan situasional atau perubahan kebutuhan. Pendekatan empat
komponen ini terutama digunakan dalam konteks Penelitian Tindakan Kolaboratif
dan memiliki keunggulan tertentu dalam situasi di mana partisipasi aktif,
pembelajaran berkelanjutan, dan adaptabilitas menjadi nilai-nilai kunci.

Hasil analisis berikutnya adalah pada penggunaan jumlah siklus pada artikel jurnal.
Dari 10 artikel jurnal yang telah dianalisis, ditemukan bahwa 10 artikel tersebut
menggunakan 2 siklus. Beberapa alasan menggunakan dua siklus melibatkan
pertimbangan praktis, seperti keterbatasan waktu atau sumber daya. Dua siklus
memberikan kerangka kerja yang cukup untuk menciptakan perubahan, mengevaluasi
dampaknya, dan melakukan penyesuaian. Dalam banyak kasus, dua siklus dapat
memberikan pemahaman yang memadai tentang apakah tindakan yang diambil
efektif atau perlu disesuaikan. Siklus kedua biasanya berfokus pada evaluasi hasil
tindakan yang diambil pada siklus pertama. Dalam tahap ini, peneliti menganalisis
data, memeriksa dampak perubahan pada pembelajaran siswa, dan mengevaluasi
keefektifan tindakan. Jika diperlukan, peneliti dapat memodifikasi atau mengadaptasi
strategi atau tindakan untuk meningkatkan hasil. Namun, perlu diingat bahwa jumlah
siklus tidak bersifat tetap, dan PTK dapat melibatkan lebih dari dua siklus jika
diperlukan oleh tujuan penelitian atau kondisi kelas yang kompleks. Jumlah siklus
yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup penelitian, serta
memberikan cukup fleksibilitas untuk menyesuaikan tindakan berdasarkan temuan
yang ditemukan selama proses penelitian.

Anda mungkin juga menyukai