Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

MATA KULIAH KARYA ILMIAH PDGK4560


Pembimbing : Darto Paulus Simanihuruk, M.Pd
Nama : Merly Tarnando
NIM : 835038467

JUDUL ARTIKEL
Pengaruh Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD

RUMUSAN PERMASALAHAN

1. Adakah pengaruh penggunaan model problem based learning pada mata pelajaran Matematika SD?
2. Apakah penerapan model problem based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi menyelesaikan
masalah yang melibatkan uang di Kelas IV Sekolah Dasar?

RANGKUMAN JURNAL BEREPUTASI DAN BUKU TERBITAN 10 TAHUN TERAKHIR

Jurnal-jurnal Referensi

No. Judul, Penulis, Nama Rumusan Masalah Kerangka Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Universitas, Tahun
1. Penerapan Model 1. Apakah Penerapan Wena (2009:91) Penelitian ini Penerapan model
Pembelajaran Problem Model Problem mengemukakan bahwa dilaksanakan dengan pembelajaran problem based
Based Learning Untuk Based Learning model PBL merupakan menggunakan jenis learning (PBL) dapat hasil
Meningkatkan Hasil (PBL) Dapat “Strategi pembelajaran Penelitian Tindakan belajar Matematika siswa
Belajar Matematika Siswa Meningkatkan dengan menghadapkan Kelas (PTK). Tahap- pada materi menyelesaikan
Kelas IV SDN 016 Hasil Belajar peserta didik pada tahap dalam PTK masalah yang melibatkan
Langgini Kabupaten Matematika Siswa permasalahan-permasalahan merupakan satu daur uang. Meningkatnya
Kampar Pada Materi praktis sebagai pijakan atau siklus yang aktivitas guru dalam proses
Menyelesaikan dalam belajar atau dengan terdiri dari : (1) pembelajaran disebabkan
Penulis : Yenni Masalah yang kata lain peserta didik Perencanaan, (2) karena guru sudah terbiasa
Fitra Surya, Melibatkan Uang belajar melalui Pelaksanaan Tindakan, menggunakan model
Universitas di Kelas IV pembelajaran problem based
Pahlawan Tuanku
Tambusai, Journal Sekolah Dasar permasalahan- (3) Pengamatan, (4) learning (PBL). Hasil belajar
Cendekia: Jurnal Negeri 016 permasalahan” Refleksi siswa mengalami
Pendidikan Matematika Langgini? Sanjaya (2009:214) peningkatan dari siklus I ke
Volume 1, No. 1, Mei Model PBL diartikan siklus II. Hasil belajar siswa
2017. 38-53 sebagai rangkaian aktivitas sebelum tindakan yang
pembelajaran yang mencapai KKM hanya 13
menekankan kepada proses siswa dengan rata-rata
penyelesaian masalah yang klasikal sebesar 48%.
dihadapi secara ilmiah Kemudian pada siklus I
Ronis (2009:7) siswa yang mencapai KKM
Problem based learning hanya 19 siswa dengan rata-
is based on the idea that rata klasikal sebesar 70%.
individuals fashion their Siklus II siswa yang
understanding largely mencapai KKM 25
throught what the siswa dengan rata-rata
experience klasikal
sebesar 92%
2. Penerapan Model 1. Adakah pengaruh Lidnillah (2013) Penelitian ini Pembelajaran dengan model
Pembelajaran Problem penggunaan model Model pembelajaran PBL menggunakan metode problem based learning
Based Learning Untuk problem based adalah pembelajaran yang sintesis kuantitatif. (PBL) dapat meningkatkan
Meningkatkan Hasil learning pada menitik beratkan kepada Penelitian ini hasil belajar matematika
Belajar Matematika Sd mata pelajaran peserta didik sebagai menggunakan studi peserta didik. Peningkatan
Matematika SD? pembelajar serta terhadap dokumen atas hasil- hasil belajar dari yang
Penulis : Hadist Awalia permasalahan yang otentik hasil penelitian terendah 5 % sampai yang
Fauzia, Jurnal Primary atau relevan yang akan sebelumnya. tertinggi 40%, dengan rata-
Program Studi dipecahkan dengan Pengumpulan data rata 22,9%. Rata-rata hasil
Pendidikan Guru Sekolah menggunakan seluruh dalam ini dilakukan belajar peserta didik
Dasar Fakultas Keguruan pengetahuan yang dengan menelusuri sebelum penelitian tindakan
dan Ilmu Pendidikan dimilikinya atau dari pada beberapa media kelas adalah 65, 042 dan
Universitas Riau, Volume sumber-sumber lainnya elektronik seperti setelah dilakukan penelitian
7 No. 1 April 2018 ISSN: Fathurrohman, M (2015) digital library, internet, tindakan kelas dengan
2303-1514 E-ISSN: 2598- Pembelajaran berbasis maupun koleksi jurnal penerapan model problem
5949 masalah merupakan metode perpustakaan.
pembelajaran yang diawali Penelusuran jurnal based learning terjadi
dengan masalah untuk dilakukan melalui peningkatan menjadi 79,808
mengumpulkan dan Google Cendekia
mengintegrasikan
pengetahuan baru
3. Peningkatan Aktivitas 1. Apakah kurangnya Paul B. Diedrich Teknik pengumpulan peningkatan aktivitas belajar
Belajar Matematika aktivitas belajar dalam Sardiman data pada penelitian ini Matematika dapat
Melalui Pendektan siswa dalam mata (2014) menggunakan teknik diupayakan melalui
Problem Based Learning pelajaran Mengemukakan 117 non tes.Sumber data Pendekatan Problem Based
Bagi Siswa Kelas 4 SD Matematika dapat kegiatan siswa yang dibagi berasal dari sumber Learning siswa kelas 4 SDN
diatasi dengan dalam Visual activities, data primer. Sumber Petirrejo Kecamatan
Penulis : Normala menggunakan Oral activities, Listening data primer diperoleh Ngadirejo semester 2 tahun
Rahmadani N dan Indri pedekatan PBL? activities, Writing activities, dari hasil aktivitas 2017 terbukti mengingkat
Anugraheni, Universitas Drawing activities, Motor belajar siswa. Teknik dengan berdasarkan urian
Kristen Satya Wacana. activities, Mental activities, pengumpulan data data presentase aktivitas
Jurnal Pendidikan dan Emotional activities pada penelitian ini belajar dari siklus I dan
Kebudayaan, Vol 7 No 3, Rusman (2013) menggunakan teknik siklus II nampak pada
September 2017: 241-250 Pendekatan PBL merupakan non tes. Teknik yang aktivitas belajar Matematika
salah satu pendekatan digunakan untuk melalui pendekatan Problem
dalam pembelajaran yang mengetahui kesejajaran Based Learningsiswa kelas 4
membantu siswa untuk adalah teknik korelasi SDN Petirrejo Kecamatan
mengembangkan aktivitas product moment yaitu Ngadirejo dari siklus I ke
siswa dalam pembelajaran terdiri dari 5 indikator siklus II. Dari aktivitas visual
aktivitas belajar yakni, dari siklus I presentasenya
aktivitas visual, 95,8%, siklus II diperoleh
aktivitas lisan, presentase 100% meningkat
aktivitas, prsentasenya dari siklus I ke
mendengarkan, siklus II sebesar 4,2%
aktivitas menulis, dan
aktivitas mental
4. Penerapan Model 1. Apakah dengan Fakhriyah, F., (2014) Penelitian ini adalah Penerapan model
Pembelajaran Problem menerapkan model Penelitian Tindakan pembelajaran Problem Based
Based Learning Untuk pembelajaran PBL Kemampuan berpikir kritis Kelas (Classroom Learning dapat
Meningkatkan dapat setiap individu berbeda- Action Research). meningkatkan kemampuan
Kemampuan Berpikir meningkatkan beda, tergantung pada Dalam Penelitian berpikir kritis dan hasil
Kritis Dan Hasil Belajar kemampuan latihan yang sering Tindakan Kelas (PTK), belajar siswa dalam
Matematika Siswa Kelas berpikir kritis dilakukan untuk terdapat beberapa menyelesaikan soal cerita
4 SD siswa? mengembangkan berpikir siklus yang peneliti pada mata pelajaran
2. Apakah dengan kritis. lakukan terdapat 2 matematika
Penulis : Anastasia penerapan model Kristin, F., (2016) siklus yaitu siklus I
Nandhita Asriningtyas, pembelajaran PBL Kemampuan berpikir kritis dan siklus II
Firosalia Kristin dan Indri dapat yang rendah dapat
Anugraheni, Universitas meningkatkan hasil mempengaruhi hasil belajar
Kristen Satya Wacana, belajar siswa siswa. Hasil belajar berarti
JKPM volume 5 No 1 dalam hasil yang diperoleh
April 2018 e ISSN : 2549- menyelesaikan soal seseorang dari aktivitas
8401 p ISSN: 2339-2444 cerita pada mata yang dilakukan dan
pelajaran mengakibatkan terjadinya
matematika? perubahan tingkah laku
Slameto (2008)
Hasil belajar merupakan
sesuatu yang didapatkan
dari usaha yang telah
dilakukan dalam proses
kegiatan pembelajaran
yang dapat diukur
menggunakan tes guna
melihat perkembangan dan
kemajuan siswa
5. Peningkatan hasil belajar 1. Apakah model Sabah (2013) Jenis penelitian yang Model Problem Based
matematika melalui model Problem Based Pembelajaran matematika akan dilakukan adalah Learning dapat
pembelajaran problem Learning dapat terutama pada jenjang Penelitian Tindakan meningkatkan hasil belajar
based learning (PBL) meningkatkan hasil pendidikan dasar Kelas (PTK) Penelitian matematika materi bangun
siswa kelas 4 SD belajar matematika menekankan pada ini berdasarkan pada datar pada siswa kelas 4
materi bangun pembentukan logika, sikap, siklus, satu siklus SDN Ngasinan 01
Penulis : Eka Eismawati, datar pada dan ketrampilan. dilaksanankan tiga kali Kecamatan Susukan
Henny Dewi Koeswanti siswa kelas 4 Pembelajaran matematika pertemuan melalui Kabupaten Semarang
dan Elvira Hoesein Radia, SDN merupakan proses kegiatan proses pengkajian semester 2 Tahun Pelajaran
Jurnal Mercumatika : Ngasinan 01? belajar mengajar dimana berdaur yang terdiri 2018/2019. Hal ini dapat
Jurnal Penelitian siswa dapat menggunakan dari 3 tahap, yaitu: 1) dibuktikan dengan perolehan
Matematika dan kemampuan-kemampuan tahap perencanaan nilai hasil belajar
Pendidikan Matematika yang dimiliki dalam tindakan (Planning) 2) matematika siswa setelah
ISSN: 2548-1819 Vol. 3, menyelesaikan masalah. tahap pelaksanaan diberikan tindakan pada tiap
No 2, April 2019, pp. 71- Oleh karena itu, belajar tindakan (Action) dan siklus.
78 matematika dimulai dengan obervasi (observation), Keberhasilan untuk
konsep yang sederhana serta 3) tahap refleksi. meningkatkan hasil belajar
menuju konsep yang lebih Prosedur penelitian matematika materi bangun
tinggi dengan kemampuan dilakukan melalui datar pada siswa dapat
dan pola pikir yang dimiliki beberapa tahapan yaitu dilihat dari sebelum
siswa. Sebab karakteristik perencanaan, dilakukan tindakan yaitu
matematika yaitu memiliki pelaksanaan serta pada pra siklus hanya 11
objek kajian yang abstrak. refleksi pada setiap siswa atau 44% yang tuntas,
Gunantara (2014) siklusnya pada siklus I meningkat
Penerapan Model menjadi 16 siswa atau 64%
Pembelajaran Problem yang tuntas belajar
Based Learning Untuk matematika dan pada siklus
Meningkatkan Kemampuan II meningkat lagi menjadi
Pemecahan Masalah 22 siswa yang tuntas belajar
Matematika Siswa Kelas matematika atau 88%
V.

Referensi Buku

No. Judul Buku Penulis Isi Buku


1. Buku Ajar Penulis : Jusmawati, Model pembelajaran yang digunakan untuk anak SD harus disesuaikan dengan materi dan
Matematika S.Pd., M.Pd, Satriawati, tingkat pendidikan yang dihadapi. Di bawah ini adalah kecenderungan model pembelajaran
Sekolah Dasar S.Pd., M.Pd, Irman R, matematika:
Dilengkapi S.Pd., M.Pd, Prof. Dr. 1. Pakemi
Dengan Model Abdul Rahman M.Pd, Pakemi adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan islami. Model ini
Pembelajaran Prof. Dr. Nurdin menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
Creative Arsyad, M.Pd 2. CTL
Problem Penerbit : Nuta CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari
Solving Media, Yogyakarta sejumlah kegiatan seperti kontruksivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat belajar,
Cetakan : I, Mei 2021 refleksi serta penilaian. Metode ini menuntut anak juga untuk berpikir kreatif dengan
ISBN : 978-623-6040- membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan.
63-8 Konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Nurhadi, 2002).
3. Metode Collaborative Learning
Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang bekerja
sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu tujuan.
4. Metode Quantum Learning
Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah yang paling
sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.
5. Metode Realistic Mathematics
Education (RME) Lima Karakteristik Utama dari Pendekatan RME
Teknik-Teknik Bimbingan Untuk Anak
SD bisa dilakukan dengan sejumlah cara yakni :
1. Teknik Individual
Directive Counseling : konselor akan membuka jalan pemecahanan yang dihadapi oleh
anak Non-Directive Counseling : Prosedur ini yaitu pelayanan bimbingan difokuskan untuk
anakanak yang bermasalah.
Elective Counseling : Dengan menggunakan teknik ini, pelayanan sendiri tidak dipusatkan
pada pembimbing atau si klien, namun masalah yang dihadapi itulah yang perlu ditangani
2. Teori Belajar Penulis: Prof. Dr. Model-Model Pembelajaran Inovatif
dan H. Muhammad Siri Model-model pembelajaran adalah model problem solving dan reasoning, model inquiry
Pembelajaran Dangnga, M.S training, model problembased instruction, model pembelajaran perubahan konseptual, model
Inovatif Andi Abd. Muis, group investigation.
S.Pd.I., M.Pd.I
Belajar bermakna terjadi melalui refleksi, resolusi konflik kognitif, dialog, penelitian,
Penerbit: SIBUKU pengujian hipotesis, pengambilan keputusan, yang semuanya ditujukan untuk memperbaharui
Makassar tingkat pemikiran individu sehingga menjadi semakin sempurna Untuk menginternalisasi
ISBN: 978-602-0829- serta dapat menerapkan pembelajaran menurut paradigma konstruktivistik, terlebih dulu guru
13-5 diharapkan dapat merubah pikiran sesuai dengan pandangan konstruktivistik.
Cetakan Pertama, Guru konstruktivistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Oktober 2015 1. Menghargai otonomi dan inisiatif siswa.
2. Menggunakan data primer dan bahan manipulatif dengan penekanan pada
keterampilan berpikir kritis.
3. Mengutamakan kinerja siswa
4. Menyertakan respon siswa
5. Menggali pemahaman siswa
6. Menyediakan peluang kepada siswa untuk berdiskusi
7. Mendorong sikap inquiry siswa dengan pertanyaan terbuka .
8. Mengelaborasi respon awal siswa.
9. Menyertakan siswa dalam pengalaman-pengalaman
10.Menyediakan kesempatan yang cukup kepada siswa dalam memikirkan dan mengerjakan
tugas-tugas.
11.Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa
Tujuan belajar menurut paradigma
Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif konstruktivistik mendasarkan diri pada tiga fokus
belajar, yaitu: (1) proses, (2) tranfer belajar, dan (3) bagaimana belajar. Fokus yang pertama
yaitu proses, mendasarkan diri pada nilai sebagai dasar untuk mempersepsi apa yang terjadi
apabila siswa diasumsikan belajar. Nilai tersebut didasari oleh asumsi, bahwa dalam belajar,
sesungguhnya siswa berkembang secara alamiah. Oleh sebab itu, paradigma pembelajaran
hendaknya mengembalikan siswa ke fitrahnya sebagai manusia dibandingkan hanya
menganggap mereka belajar hanya dari apa yang dipresentasikan oleh guru. Implikasi nilai
tersebut melahirkan komitmen untuk beralih dari konsep pendidikan berpusat pada
kurikulum menuju pendidikan berpusat pada siswa.
Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berikut diberikan lima contoh model pembelajaran yang memiliki kecenderungan
berlandaskan paradigma konstruktivistik, yaitu: model reasoning and problem solving, model
inquiry training, model problem-based instruction, model pembelajaran perubahan konseptual,
dan model
group investigation.
3. Inovasi Model Penulis: Nurdyansyah,
Pembelajaran M.Pd dan Eni Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru
Sesuai Fariyatul Fahyuni. dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung. Model
Kurikulum M.Pd.I Penerbit: pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
2013 Nizamia Learning kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan–bahan pembelajaran,
Center Sidoarjo dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain.
Cetakan pertama, Mei Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut.
2016 1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mumpunyai misi atau tujuan pendidkan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah–langkah
pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip–prinsip reaksi; (c) sistem sosial; dan (d) sistem
pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilih.
Strategi pembelajaran yang diyakini mampu membina kompetensi siswa dalam Kurikulum
2013 diantaranya adalah pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL),
pembelajaran berbasis kooperatif, Pembelajaran Pakem, Pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis inkuiri/penyelidikan, pembelajaran VCT, dan pembelajaran berbasis E-
learning. Keenam pendekatan model pembelajaran ini dalam implementasinya harus diwadahi
oleh pemeblajaran kooperatif. Hal ini berarti pendekatan atau model apapun yang digunakan
harus dipadukan dengan pendekatan kooperatif sehingga siswa akan terbina kemampuan
kolaborasi dan komunikasi efektif selama proses pembelajaran.
Perspektif yang harus dibangun dalam konteks Kurikulum 2013 harus dilaksanakan lebih
optimal, sehingga perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 seharusnya tidak hanya terjadi
pada tataran konsep dan administrasi saja melainkan sampai implementasinya dalam proses
pembelajaran (Yunus, 2014).
4. Faktor-Faktor Ir. Yendri Wirda, M.Si Pembelajaran individual dilakukan guru dengan berbagai metode teknik, misalnya sebagai
Determinan DKK berikut.
Hasil Belajar Penerbit: Pusat 1. Sekolah melakukan analisis terhadap kemampuan siswa di awal tahun ajaran, hasil data
Siswa Penelitian Kebijakan, siswa diberikan kepada guru untuk menentukan metode belajar yang sesuai, misalnya
Badan Penelitian dan metode konvensional, challenge, project, debate, PBL, atau gaya belajar auditorial atau
Pengembangan dan kinestetik dll. Ada siswa yang menyukai latiham soal berbasis kertas, ada yang berbasis IT.
Perbukuan, 2. Guru membuat soal-soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Untuk tingkat
Kementerian kesulitan rendah dikerjakan oleh semua siswa, sedangkan tingkat kesulitan tinggi
Pendidikan dan dikerjakan oleh siswa tertentu yang sudah melampaui soal-soal tingkatan di bawahnya.
Kebudayaan 3. Beberapa guru memberikan penugasan yang berbeda sesuai minat dan bakat siswa.
Cetakan pertama, 2020 4. Guru mengecek tingkat kecepatan belajar siswa, siswa yang lebih cepat belajar bisa
belajar topik lain.
5. Guru memberikan remedial pada siswa yang capaian belajarnya masih kurang dan
memberikan pengayaan pada siswa yang capaian belajarnya sudah mencapai standar minimal.
6. Pembelajaran individual tidak hanya diberikan untuk meningkatkan kemampuan akademis
saja namun juga terhadap sikap dan tingkah laku siswa.
7. Dengan pembelajaran individual siswa termotivasi untuk lebih giat belajar
8. Salah satu pendekatan pengajaran yang dapat dilakukan untuk mendukung
program pembelajaran individual adalah pendekatan tutor sebaya.
9. Pembelajaran individual membantu guru mengakselerasi kemampuan setiap siswa dalam
menangkap pelajaran walaupun kondisi dan kemampuan siswa beragam di dalam kelas yang
rombelnya besar.
10. Pembelajaran individual berfokus pada kelemahan dan kelebihan siswa sehingga
berpengaruh pada capaian belajar siswa.
11. Suatu strategi mengatur kegiatan belajar mengajar sehingga setiap siswa
memperoleh perhatian yang lebih besar dari pada metode pembelajaran lain.
12. Pembelajaran diberikan secara individu, kelompok atau secara klasikal dengan kedalaman
dan keluasan materi pelajaran yang disusun berdasarkan kebutuhan tiap siswa.
13. Pembelajaran disesuaikan dengan minat, pilihan, kemampuan, kesulitan, dan
kebutuhan masing-masing siswa.
14. Pembelajaran individual dapat dilakukan dengan rombel 30 orang. Dengan cara
memberikan seperangkat soal kepada siswa. Dilihat mana siswa yang dapat mengerjakan
soal
dengan benar dan mana yang tidak bisa. Soal yang diberikan berisi soal-soal higher order
thinking skills (HOTS). Hasilnya memperlihatkan bahwa tidak semua siswa memiliki
kemampuan yang baik. Misalnya pada soal Matematika dari 50 anak hanya 20 anak yang bisa
mengerjakan.
5. Strategi Penulis: Dr. Wahyudin Setiap strategi pembelajaran memiliki kekhasan dan keunikan sendirisendiri. Tidak ada
Pembelajaran Nur Nasution, M.Ag. strategi pembelajaran tertentu yang lebih baik dari strategi pembelajaran yang lain. Untuk itu,
Penerbit: pendidik harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Menurut
Perdana Publishing Sanjaya ( 2006:129-131), ada empat prinsip umum yang harus diperhatikan pendidik dalam
Cetakan pertama: penggunaan strategi pembelajaran, yaitu:
Oktober 2017 1. Berorientasi pada tujuan. Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan komponen yang
ISBN 978-602-6462- utama. Segala aktivitas pendidik dan peserta didik, mestilah diupayakan untuk mencapai
90-9 tujuan yang telah ditentukan, karena keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat dilihat
dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran;
2. Aktivitas. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi, tapi juga
berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena
itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik, baik aktivitas fisik,
maupun aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental;
3. Individualitas. Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik.
Walaupun pendidik mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang
ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik. Pendidik yang berhasil adalah
apabila ia menangani 40 orang peserta didik seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan
sebaliknya dikatakan pendidik yang tidak berhasil manakala dia menangani 40 orang
peserta didik 35 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran;
4. Integritas. Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
peserta didik. Dengan demikian, mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan
kognitif saja, tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena
itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh kepribadian peserta didik
yang mencakup
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terintegrasi.
KERANGKA TULISAN ILMIAH
1. Judul
2. Abstrak
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Tabel
6. Daftar Gambar
7. Uraian Bab
8. Kesimpulan
9. Saran
10. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai