Anda di halaman 1dari 8

Vol. 1, No.

1, April 2021

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar

Wilfrido Kurama1, Benyamins Tampang2, Rudy Sanger3


1,2,3
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Manado
wilfredokiflikurama@gmail.com1
Received: April 1st, 2021. Accepted: April 5th, 2021. Revised: April 5th, 2021.
Available online: April 5th, 2021. Published: April 2021.

Abstrak — Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TITL 1 SMK Negeri 1 Tomohon. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah jika, menerapkan model pembelajaran berbasis masalah maka dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan penelitian pada siklus I dari 20 orang siswa hanya 8 orang siswa (40%) yang mencapai
ketuntasan belajar dengan nilai ≤ 75. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 20 orang siswa
(100%) yang mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dilihat bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar elektronika dasar siswa kelas
X TITL 1 SMK Negeri 1 Tomohon.

Kata kunci: model pembelajaran, berbasis masalah, hasil belajar, elektronika dasar

Copyright © 2021 Edunitro. All rights reserved

I. PENDAHULUAN Hasil belajar pada hakikatnya merupakan


cermin dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar
Pengenalan mengenai suatu metode
semakin baik pula hasil yang dicapai. Jadi, hasil
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil
belajar merupakan suatu hasil nyata yang di dapatkan
belajar siswa dan membuat siswa secara aktif dalam
oleh siswa dalam usahanya untuk menguasai
menguasai pelajaran salah satunya, yaitu metode
kecakapan jasmani maupun rohaninya di sekolah
pembelajaran berbasis masalah yang membawa siswa
yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk raport.
kepada pemecahan masalah.
Namun dalam pelaksanaan sering dijumpai guru yang
Model pembelajaran adalah kerangka ideal
gagal membawa siswanya agar memperoleh hasil
yang menggambarkan suatu strategi yang sistematis
belajar yang baik.
dalam mengarahkan pengalaman belajar untuk
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
Negeri 1 Tomohon proses pembelajaran masih
sebagai dasar bagi para perancang dan para pengajar
menggunakan metode konvesional, pembelajaran
dalam merencanakan aktivitas belajar menngajar
didominasi oleh guru dan kurang terpusat pada siswa
Trianto, (2009). Sedangkan menurut Rusaman (2014)
sehingga siswa kurang berminat terhadap proses
dalam pembelajaran berdasarakan. Masalah yaitu
pembelajaran yang cendrung dianggap
sebuah masalah yang dikemukakan kepada siswa
membosankan, sehingga rendahnya hasil belajar
dimana harus dapat membangkitkan pemahaman
siswa.
siswa terhadap masalah, sebuah kesadaran akan
Maka peneliti tertarik melakukan penelitian
adanya kesenjangan pengetahuan, keinginan
dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran
memecahkan, masalah tersebut.
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
Elektronika Dasar Siswa Kelas X TITL 1 SMK
maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Negeri 1 Tomohon“
berdasarkan masalah adalah salah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah untuk
A. Pengertian Model Pembelajaran
diselidiki sebagai langkah awal dalam
Model pembelajaran berdasarkan masalah
mengumpulkan dan mengembangkan pengetahuan
telah dikenal sejak zaman Dewey. Menurut Dewey
baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok yang
(2009) belajar berdasarkan masalah secara umum
membutuhkan penyelesaian nyata sehingga membuat
adalah pembelajaran yang terdiri atas menyajikan
siswa berprestasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

7
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar

kepada siswa situasi masalah yang otnetik dan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
bermakna yang dapat memberikan kemudahan menyangkut aspek kognitif afektif, dan pisikomotor.
kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan
inkuiri. Menurut Dasna (2011) “PBL merupakan C. Materi Pembelajaran Elektronika Dasar
pelaksanaan pembelajaran yang berangkat dari sebua Resistor adalah salah satu komponen
kasus tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang
guna untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat dua komponen elektronik yang menghasilkan
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus
Model pembelajaran berdasarkan masalah listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm
merupakan suatu model pembelajaran yang (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif
dilandaskan pada banyaknya permasalahan yang dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu
membutuhkan penyelidikan autentik yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan
penyelidikan yang memerlukan penyelesaian nyata power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien
dari permasalahan yang nyata. Menurut Arneds temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang
(2009) menyebutkan bahwa pembelajaran dilambangkan dengan simbol Ω (Omega) merupakan
berdasarkan masalah adalah model pembelajaran satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat
dimana siswa mengerjakan permasalahan yang resistif. Karakteristik utama dari resistor
otenetik dengan maksud untuk menyusun adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Nur
(2014) mengemukakan bahwa pembelajaran
berdasarkan masalah yaitu salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang
berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang
berpotensi pada masalah dunia nyata, termasuk
didalamnya belajar. Menurut Tan (2014) Gambar 1. Resistor
pembelajaran berdasarkan masalah yaitu
pembaharuan dalam proses pembelajran karena Resistor tetap adalah resistor yang memiliki
dalam pembelajaran berdasarkan masalah nilai hambatan yang tetap. Resistor memiliki batas
kemampuan berfikir siswa betul-betul kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau watt, ½ watt dan sebagainya. Jenis-jenis Resistor
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat tetap diantaranya :
memberdayakan, mengasah, menguji dan
▪ Resistor Kawat
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
Resistor kawat merupakan jenis resistor
berkesinambungan.
pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika
Berdasarkan pendapat-pendapat, maka dapat
masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang
masalah secara umum adalah salah suatu model
cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak
pembelajaran yang menggunakan masalah untuk
dipergunakan dalam rangkaian power karena
diselidiki sebagai langkah awal dalam
memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap
mengumpulkan dan mengembangkan pengetahuan
panas yang tinggi. Jenis resistor kawat yang masih
baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok yang
banyak dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor
membutuhkan penyelesaian nyata sehingga membuat
dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan
siswa berprestasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen.
Daya yang tersedia untuk resistor jenis kawat ini
B. Hasil Belajar
adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10
Menurut Mulyasa (2008) hasil belajar ialah
watt.
prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang
menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus
dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar
dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung. Menurut
Susanto (2013) pengertian hasil belajar adalah

8
Jurnal Edunitro Vol 1 No 1 (2020)

misalnya alat ukur.Daya yang dimiliki sebesar 1/4


watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.

Gambar 5. Resistor Metal Film

Gambar 2. Resistor kawat ▪ Resistor Keramik atau Porselin


Perkembangan teknologi di bidang elektronika
▪ Resistor Batang Karbon semakiin maju seperti tidak ada pangkalnya, saat ini
Resistor jenis ini dibuat dari bahan karbon telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari
kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi bahan keramik atau porselin. Jenis resistor keramik
tanda dengan kode warna berbentuk gelang. Resistor ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca tipis, banyak
jenis ini merupakan jenis resistor generasi awal digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini
setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang karena bentuk fisiknya relatif sangat kecil serta
untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian memiliki tingkat resistansi tetelitian yang tinggi.
elektronika. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2
watt, 1 watt, dan 2 watt.

Gambar 3. Resistor Batang Karbon

▪ Resistor Film Karbon Gambar 6. Resistor Keramik atau Porselin


Jenis resistor ini dibuat dari bahan karbon dan
dilapisi dengan bahan film yang berfungsi Resistor Tidak Tetap (Variabel) Adalah
sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya
resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain:
Resistor ini banyak digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil ▪ Potensiometer
dan mudah diperoleh. Resistor ini memiliki daya Potensiometer adalah resistor yang nilai
sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt dengan resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar
toleransi 5% dan 0%. poros yang telah tersedia. Potensiometer pada
dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional.

Gambar 4. Resistor Film Karbon


Gambar 7. Potensiometer
▪ Resistor Metal Film ▪ Trimpot
Bentuk fisik hampir menyerupai resistor film Trimpot Adalah resistor yang nilai
karbon. Resistor ini tahan terhadap perubahan resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
temperatur dan memiliki tingkat ketelitian nilai yang memutar porosnya dengan menggunakan obeng.
tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot
resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan
sampai 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film trimpot tersebut.
karbon, resistor ini cenderung lebih baik karena
memiliki toleransi yang lebih kecil. Resistor Metal
Film memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang
6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon
hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor ini
sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian
yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi,

9
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar

Keberhasilan belajar siswa turut ditunjang


dengan penggunaan model-model pembelajaran yang
dilaksanakan dengan tepat. Model Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan salah satu model
Gambar 8. Trimpot
pembelajaran yang tepat yang patut digunakan dalam
pembelajaran elektronika dasar untuk meningkatkan
▪ LDR (Light Dependent Resistance) hasil belajar siwa saat ini.
LDR Yaitu resistor yang dapat berubah-ubah Sesuai kenyataan yang kita jumpai di sekolah
nilai resistansinya jika permukaannya terkena cahaya. setiap siswa pasti memiliki kemampuan yang
Kondisinya ialah jika terkena cahaya nilai berbeda-beda satu dengan yang lainya. Dengan
resistansinya kecil, sedangkan jika tidak terkena menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
cahaya (kondisi gelap) maka nilai resistansinya besar ini siswa dapat menerapkan proses belajar mengajar
. bersama orang lain. Siswa dapat menjadikan teman-
teman sebagai mitra belajar yang saling mendukung.
Misalnya, siswa yang kurang aktif dalam kelas, siswa
yang kurang memahami materi yang disajikan, siswa
yang malas mengerjakan tugas yang diberikan guru
dan lain sebagainya akan menjadi aktif dengan
Gambar 9. LDR (Light Dependent Resistance)
pembelajaran ini karena dipadukan berbagai tingkat
▪ NTC (Negative Temperature Coeffisient) kemampuan siswa dalam suatu kelompok. Penerapan
NTC Yaitu resistor yang nilai resistansinya Model Pembelajaran Berbasis Masalah siswa diajak
dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas
temperatur terhadapnya. Jika temperaturnya makin yang nantinya akan tercipta interkasi antara dengan
tinggi maka nilai resistansinya kecil dan sebaliknya siswa dan interaksi antara siswa dengan guru.
bila temperaturnya makin rendah maka nilai
resistansinya semakin besar. E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Kerangka Berpikir tersebut, maka
dapat dirumuskan Hipotesis sebagai berikut: Jika
Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis masalah,
maka dapat Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika
Dasar Siswa Kelas X TITL 1 SMK Negeri 1
Tomohon.

Gambar 10. NTC (Negative Temperature Coeffisient) II. METODE


▪ PTC (Positive Temperature Coeffisient) Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
PTC yaitu resistor yang nilai resistansinya Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian
dapat berubah-ubah sesuai dengan temperatur yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan
terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
nilai resistansinya semakin besar sedangkan bila tindakan secara kolaborasi dan partisipatif dengan
temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
pun semakin kecil. sehingga hasil belajar dapat meningkat. Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tomohon dan
dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan maret sampai
bulan agustus 2019. Subyek yang akan diteliti atau
sampel yang akan diteliti adalah siswa yang mendapat
pembelajaran Elektronika Dasar kelas X TITL 1
SMK Negeri 1 Tomohon yang berjumlah 20 orang.
Gambar 11 PTC (Positive Temperature Coeffisient) Desain penelitian yang akan dirancang dan
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
(action), pengamatan (observasi), dan refleksi
rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus
(reflection). Terdapat dua siklus dalam prosedur
listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan.
penelitian ini Siklus I dan Siklus II, dengan urutan
D. Kerangka Berpikir
teknik pengumpulan data (1) Lembar observasi
kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran

10
Jurnal Edunitro Vol 1 No 1 (2020)

menggunakan model pembelajaran berbasis I. Dari hasil pengamatan, kegiatan belajar


masalah, (2) Lembaran observasi hasil belajar siswa mengajar (KBM) berlangsung dengan baik
selama mengikuti proses pembelajaran, (3) dimana guru dan siswa berinteraksi dalam
Lembaran jawaban, ujian siswa, daftar kelompok mempelajari materi yang diajarkan. Siswa
siswa dan daftar nilai siswa.
terlibat aktif ketika guru memberikan pertanyaan
Analisis data hasil pencapaian belajar siswa
dilakukan dengan melihat daya serap dan
dan tugas yang diberikan berupa lembar kerja
ketuntasan individu. Untuk mengetahui daya serap siswa (LKS) yang dikerjakan secara kelompok,
siswa dari hasil belajar dianalisis dengan begitu juga dengan tugas yang diberikan secara
menggunakan rumus : individu terjadi peningkatan. Hal-hal yang terjadi
pada siklus I sudah bisa diatasi.
Jumlah skor yang diperoleh siswa Adapun keberhasilan yang dicapai pada
Daya serap = X 1OO%
Jumlah siswa keseluruhan pelaksanaan siklus II adalah 100% dan
(1) dinyatakan tindakan pada siklus II ini berada
pada sebutan berhasil. Keberhasilan ini dapat
Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar
apabila memperoleh nilai dari KKM yang ditetapkan dicapai karena adanya kerja sama yang baik
oleh sekolah. Ditetapkannya yaitu ≤ 75. Yang dalam melakukan perbaikan dan kekurangan-
menjadi keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, kakurangan yang terjadi pada siklus I. Karena
dilihat pada peningkatan hasil belajar. Secara umum pencapaian hasil siklus II sudah sangat baik dan
ditetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk memuaskan maka penelitian tindakan kelas pada
mata pelajaran Elektronika Dasar di SMK Negeri 1 siklus II, sudah dapat dihentikan. Dengan
Tomohon kelas X TITL 1 dengan nilai minimum 75, harapan kiranya model pembelajaran berbasis
dengan kata lain penelitian tindakan kelas ini masalah dapat terus diterapkan dalam proses
dianggap berhasil jika memenuhi indikator belajar mengajar di kelas.
keberhasilan yaitu 85% tuntas secara klasikal. Pada siklus II, siswa sudah bisa melaksanakan
proses pembelajaran dengan model pembelajaran
III. HASIL DAN PEMBAHASAN berbasis masalah. Pada siklus ke II ini, kendala-
kendala yang dialami pada siklus I sudah bisa diatasi.
Hasil penelitian diambil dari uraian yang sudah Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya hasil
dilakukan dengan menggunakan dua siklus. Hasil belajar dari siklus I sebesar 40 % menjadi 100 % pada
penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas siklus II. Hasil penelitian ini secara keseluruhan
(PTK) dengan penggunaan model pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
berbasis masalah yang dilaksanakan di SMK Negeri
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
1 Tomohon kelas X TITL 1 dengan jumlah siswa 20
orang. Ketuntasan
Penerapan model pembelajaran berbasis Tuntas Belum
No Nama Siswa L/P Nilai
masalah untuk meningkatkan hasil belajar (T) Tuntas
Elektronika Dasar siswa kelas X TITL I SMK Negeri (BT)
1 Tomohon pada siklus I masih perlu dilakukan 1. Abraham Melky L 70 BT
perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus II Ering
2. Brayen Gosal L 80 T
karena masih didapati 12 siswa yang belum berhasil 3. Calvin Kasie L 75 T
dalam mencapai nilai KKM. Selain itu, guru harus Tegar Wangkar
lebih memperhatikan dan memperbaiki beberapa 4. Christian J. L 65 BT
pelaksanaan langkah-langkah model pembelajaran Agung
5. Christian L 70 BT
berbasis masalah dalam proses belajar mengajar. Lodewyk
Siswa masih agak kaku dengan proses pembelajaran Rambing
yang diterapkan, sehingga respons siswa untuk 6. Enjelika Pandey P 70 BT
memberikan pendapat secara terbuka belum nampak, 7. Ezra Falentino L 80 T
siswa belum mampu memahami materi dengan baik. Sondak
8. Ezra Heaven J. L 65 BT
Pada siklus II, model pembelajaran berbasis Tirukuan
masalah yang diterapkan mengalami 9. Ferdinand L 55 BT
peningkatan, hasil belajar sangat memuaskan. Gabriel
Kalumata
Hal ini disebabkan peneliti telah memperbaiki 10. Frenly Joy L 80 T
kekurangan-kakurangan yang terjadi pada siklus Koyongian

11
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar

11. Januarsi O. P 90 T 19. Marchelino L 75 T


Lengkong Fabio Potu
12. Jenerio O. Aren L 70 BT 20. Marlon L 85 T
Johanis Kawengian
13. Jeremy Fladimir L 60 BT JUMLAH NILAI 1620
J. Jacom NILAI RATA-RATA 81
14. Josua Pelealu L 55 BT NILAI TERTINGGI 95
15. Julian L 85 T NILAI TERENDAH 75
Moningka TUNTAS INDIVIDUAL 100 20
16. Julio Jonatan L 60 BT % Siswa
Sindim TUNTAS KLASIKAL >85%
17. Kenli Gregorius L 80 T
Anggoman
18. Krestevano L 60 BT
Bakti N. Poluan IV. SIMPULAN
19. Marchelino L 75 T
Fabio Potu Penerapan model pembelajaran berbasis
20. Marlon L 55 BT masalah untuk meningkatkan hasil belajar elektronika
Kawengian dasar sangat memuaskan. Data hasil penelitian
JUMLAH NILAI 1400 menunjukkan peningkatan yang signifikan antara
NILAI RATA-RATA 70
siklus I dan siklus II, serta mampu memperbaiki hasil
NILAI TERTINGGI 90
NILAI TERENDAH 55 belajar siswa kelas X TITL 1 SMK Negeri 1
TUNTAS INDIVIDUAL 40 % 8 Siswa 12 Siswa Tomohon. Hal tersebut terlihat pada data hasil
TUNTAS KLASIKAL <85% evaluasi pembelajaran dan data/catatan hasil
pengamatan (Observasi).
Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Data hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I;
Ketuntasan
ketuntasan individual 40 % dari 20 orang siswa,
tuntas klasikal <85% (lebih kecil/kurang dari 85%)
No Nama Siswa L/P Nilai Tuntas Belum
(T) Tuntas dan nilai rata-rata 70. Pada siklus II terjadi
(BT) peningkatan hasil belajar baik pada hasil evaluasi
1. Abraham Melky L 75 T pembelajaran dimana tuntas individual mencapai
Ering 100% dari 20 orang siswa, tuntas klasikal juga di atas
2. Brayen Gosal L 90 T 85% dan nilai rata-rata 81.
3. Calvin Kasie L 75 T
Tegar Wangkar Model pembelajaran berbasis masalah dapat
4. Christian J. L 85 T diimplementasikan kegiatan pembelajaran
Agung elektronika dasar di SMK Negeri 1 Tomohon untuk
5. Christian L 80 T meningkatkan hasil belajar siswa.
Lodewyk
Rambing
6. Enjelika Pandey P 90 T
7. Ezra Falentino L 80 T
Sondak
8. Ezra Heaven J. L 80 T
Tirukuan
9. Ferdinand L 75 T
Gabriel
Kalumata
10. Frenly Joy L 80 T
Koyongian
11. Januarsi O. P 95 T
Lengkong
12. Jenerio O. Aren L 85 T
Johanis
13. Jeremy Fladimir L 75 T
J. Jacom
14. Josua Pelealu L 75 T
15. Julian L 85 T
Moningka
16. Julio Jonatan L 80 T
Sindim
17. Kenli Gregorius L 80 T
Anggoman
18. Krestevano L 75 T
Bakti N. Poluan

12
Jurnal Edunitro Vol 1 No 1 (2020)

REFERENSI

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktis.Rineka Cipta. Jakarta

Idelman P. (2016). Penerapan Model Pembelajaran


Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Instalasi Listrik Kelas XI
TITL SMK N 1 Tagulandang Utara
.Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Teknik. Universitas Negeri Manado

Mamahit, C. E. (2021). PENGARUH


PEMBELAJARAN JARAK JAUH
MODEL BAURAN TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN PERSEPSI
MAHASISWA [THE EFFECT OF THE
BLENDED LEARNING MODEL ON
STUDENT LEARNING OUTCOMES
AND PERCEPTIONS]. Polyglot: Jurnal
Ilmiah, 17(1), 67-83.

Mulyasa, H. (2008). Menjadi Guru Profesional


Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan
Menyenangkan. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung

Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran


INOVATIF dalam Kurikulum 2013. AR-
RUZZ MEDIA. Yogyakarta

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran


di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media
Grup. Jakarta

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif-Progresif. Kencana Preanada
Media Grup. Jakarta

Yusniar, W. (2016). Penerapan Model


Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa di SMP N 1SP
Padang.Skripsi.

13
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar

14

Anda mungkin juga menyukai