VERA ERVINA NOFITRIANTI DHF (DANGUE HAEMORAGIC FEVER)
NIM. 2350321117 Ensefalopati Dengue Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi virus dengue menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus Adanya perdarahan berkepanjangan dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan renjatan syok KOMPLIKASI pada pembuluh darah akibat gangguan hemoragik yang berujung kematian. Khuby (2020) metabolik, dimana sering terjadi edema otak dan alkalosis terjadi pada saat syok maupun tidak syok. Diperlukan obat KLASIFIKASI diuretik dalam mengurangi peningkatan tekanan intrakranial. PEMERIKSAAN PENATALAKSANAAN Derajat I Ditandai dengan demam disertai PENUNJANG Kelainan Ginjal gejala tidak khas dan ditemukan Uji DBD Derajat I dan II C Terjadi masalah pada organ vital, torniket positif pada uji perdarahan. Hematologi Minum banyak (1,5-2 liter kondisi tersebut sangat parah terkena Hitung trombosit (AT) -> menurun perhari) gagal ginjal akut akibat dari syok yang Derajat II (trombositopenia) Kompres hangat berlebihan. Dianjurkan untuk minum Derajat I ditambah terjadi gejala (Mulai menurun pada fase demam Jika klien muntah-muntah obat golongan diuresis > 1 ml/kg berat perdarahan spontan pada kulit atau badan/jam. bagian tubuh lain. (hari 2 - 3) mencapai jumlah terendah infus RL / Asering. pada hari 5 akan meningkat kembali Edema Paru Derajat III dengan cepat pada hari 6 –7 mencapai DBD Derajat III Ditemukannya kegagalan sirkulasi jumlah normal pada hari 7 – 10, Gangguan fungsi paru pada kondisi ini darah, yaitu nadi cepat dan TD derajat terombositopenia berhubungan Infus RL /Asering 20 ml atau terjadi akibat penumpukan pemberian cairan dalam rongga pleura yang menurun (120 mmHg), 80 dengan beratnya penyakit) 20 cc/kg/BB/jam berlebihan di paru-paru. Ditandai dengan mmHg), akral dingin dan kulit gejala distress pernafasan seperti lembab, serta gelisah. Hematokrit (Hmt) dan hemoglobin DBD Derajat IV tekanan darah menurun, dan bibir atau (Hb) kuku berwarna kebiruan mengalami Derajat IV - Hmt meningkat > 20% -> Infus RL / Asering tetapi diguyur atau dicor Shock Syndrome Ditandai dengan syok berat, nadi hemokonsentrasi terlebih dahulu sampai nadi teraba dan tidak dapat diraba, dan tekanan - Hb -> bila terjadi perdarahan Hb tekanan darah sudah mulai terukur ETIOLOGI darah tidak dapat diukur. menurun sehingga Hmt bisa menurun Bila ada panas atau demam berikan kompres hangat dan paracetamol MANIFESTASI Bila ada perdarahan, tes Hb, jika Hb < 10 Manifestasi klinis DBD di tandai dengan demam akut antara 2-7 hari Penyakit DHF merupakan penyakit berikan PRC (Pack Red Cell/Eritrosit) KLINIS dengan tipe demam menyerupai pelana kuda yang bersifat bifasik (terus- menular yang disebabkan oleh virus menerus), manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif, terdapat sampai Hb lebih dari 10. dangue dan disebarkan oleh nyamuk ptekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan mukosa (epistaksis) Bila terdapat infeksi sekunder atau renjatan terutama spesies nyamuk Aedes (mimisan) dan perdarahan gusi, saluran cerna (Nurarif & Kusuma, yang berulang-ulang berikan antibiotik Aegypti. Penyebab penyakit adalah 2013). Infeksi virus dengue pada pasien DBD biasanya pada saat demam Bila terjadi kesadaran menurun dengan virus dangue kelompok Arbovirus B akut ditandai dengan gejala malaise, sakit tenggorokan, batuk, nyeri retro kejang-kejang berikan dexamethasone yaitu arthropod-bornevirus yaitu virus orbital, sakit kepala, sakit otot, perut tidak nyaman, dan nyeri sendi (Yip, Sanjay, & Koh, 2012). yang disebabkan oleh artropoda. PATHWAY DHF
Viremia
Suhu tubuh - Anoreksia RESIKO DEFISIT Depresi Sumsum Permeabilitas Kapiler
meningkat, HIPERTERMIA - Muntah NUTRISI Tulang Meningkat dehidrasi, tubuh kurang nyaman ⬇️ ⬇️ Tujuan: Tujuan: Suhu Tubuh membaik (Suhu Normal : Berat badan dan nafsu makan membaik Manifestasi Asidosis Respiratorok 36,5-37,5°C) (BB Normal Anak Usia Sekolah : 16- Perdarahan Kapiler Intervensi: (Manajemen Hipertermia) 26 kg) ⬇️ GANGGUAN Observasi Intervensi: (Manajemen Nutrisi) ⬇️ Gangguan Perfusi POLA TIDUR Observasi Kehilangan Plasma Identifikasi penyebab hipertermia Ventilasi Monitor suhu tubuhdan komplikasi Identifikasi status nutrisi Tujuan: Identifikasi alergi Terapeutik Kualitas dan kuantitas tidur membaik. (Jam Identifikasi makanan yang disukai HIPOVOLEMIA Tidur Normal Anak Usia Sekolah :11-13 Sediakan lingkungan dingin Monitor asupan makanan dan berat RISIKO Jam/Hari) Basahi dan kipasi permukaan tubuh badan PERDARAHAN Intervensi: (Dukungan Tidur) Berikan cairan oral Monitor hasil pemeriksaan lab Tujuan: Observasi Beri Oksigen, jika perlu Intake Cairan Meningkat Tujuan: Terapeutik Intervensi: (Manajemen Hipovolemia) Identifikasi pola tidur Kolaborasi Hb, Ht dan Tekanan Darah Lakukan oral hygiene sebelum Observasi (Normal Hb : 11, 5 g/dL, Ht: 36-40%, TD: Identifikasi factor pengganggu tidur Pemberian cairan dan elektrolit makan Periksa tanda gejala hypovolemia (nadi 90-112/57-71 Terapeutik intravena, jika perlu Berikan makanan tinggi serat, utk Intervensi: (Edukasi Proses Penyakit) lemah dan meningkat) Modifikasi lingkungan (pencahyaan, tempat cegah konstipasi Monitor intake output cairan Observasi Sajikan makanan secara menarik tidur, bising) Terapeutik Identifikasi kesiapan menerima informasi Lakukan prosedur untuk meningkatkan dan suhu yang sesuai kenyamanan (mis. pijat) Beri kebutuhan cairan Terapeutik Kolaborasi Beri cairan oral Sediakan materi dan media penkes Edukasi Kolaborasi pemberian medikasi Kolaborasi Jadwalkan penkes sesuai kontrak waktu Jelaskan pentingnya tidur selama sakit sebelum makan (mis. Pereda nyeri, Berikan kesempatan bertanya antiemetic) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur Kolaborasi pemberian cairan IV (NaCL, RL) Edukasi Kolaborasi pemberian cairan hipotonis Jelaskan penyebab, factor resiko, proses (NaCL 0,4%, Glukosa 2,5%) muncul penyakit, kemungkinan Pemberian produk darah, jika perlu komplikasi Ajarkan cara meredakan gejala