Stroke Infark
Disusun Oleh:
Nurul Fitria - 202210401011029
Pembimbing:
dr. Panggulu Prakarso, Sp. N
Identitas
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki laki
Usia : 64 tahun
Alamat : KEDUNGSARI 5/04TAROKAN KEDIRI
Tanggal MRS : 02 Juni 2023
Anamnesis
Keluhan utama
Tungkai kanan terasa semakin lemah
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Sebelumnya pasien sudah mengalami stroke 2 kali, pada tahun 2010 dan 2020. Pada tahun 2010
pasien mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan tanpa merot dan pelo. Masih bisa
berjalan menggunakan tongkat.
• Pada tahun 2020 kelemahan anggota gerak sebelah kanan (+), masih bisa berjalan menggunakan
tongkat dengan wajah merot ke kiri dan bicara mulai pelo. Kemudian gejala merot dan pelo mulai
membaik.
• DM disangkal, HT (+) 13 tahun yang lalu, Riw Penyakit Ginjal disangkal, Riw Penyakit Jantung
disangkal
Riwayat Obat
Amlodipin 10 mg, obat lainnya lupa
Riwayat Alergi
Alergi obat & makanan disangkal
PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan Fisik
KU : lemah
GCS : 456
TTV
TD : 189/113 mmHg
HR : 91x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 36,6 C
SpO2 : 98%
Status Generalis
Kepala : a/i/c/d -/-/-/-, edema orbita (+/+)
Leher : KGB dbN
Thorax : Bentuk normal, simetris, retraksi (-)
rh -/-, wh -/-, ves/ves +/+
S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : dbN
Ekstremitas : hangat, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Fisik
Minggu, 21/8/22 di IGD
Pemeriksaan Hasil
Juni 2023)
Pemeriksaan Hasil
Glukosa Darah
Kesan :
● Multiple subacute ischemic cerebral infarction di di
corona radiata kanan kiri dan basal ganglia kiri
● Chronis ischemic cerebral infarction di corona radiata
kiri
● Brain atrophy
X-Ray Thoraks (02 Juni 2023)
Kesan :
● Aortosklerosis
● irama sinus
● HR 96x/Menit
● OMI inferior
DIAGNOSIS
TERAPI
1. infus nacl 14tpm
2. inj citicholin 2x500mg
3. inj ranitidin 2x1 amp
4. inj diphemhidramin 3x1 amp
5. Clopidogrel 1x75 mg
6. Atorvastatin 1x20 mg
7. Megabal 3x1 tab
PEMBAHASAN
Definisi Stroke
Menurut WHO
Epidemiologi
Insiden stroke di seluruh dunia sebesar 15 juta orang setiap tahunnya, sepertiganya meninggal dan sepertiganya
mengalami kecacatan permanen
Cina
Cina merupakan negara dengan tingkat
kematian cukup tinggi akibat stroke
Amerika
Prevalensi stroke di Amerika Serikat
adalah sekitar 7 juta (3,0%),
Indonesia
prevalensi stroke di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7 per 1000
penduduk
Faktor Risiko
Non Modifiable Modifiable
1. Usia 1. Hipertensi
2. Jenis kelamin 2. Penyakit jantung
3. Etnis 3. Diabetes mellitus
4. Riwayat keluarga 4. Hiperkolesterolemia
5. Merokok
6. TIA
7. Obesitas
8. Inaktivitas fisik
9. Sindroma metabolik
Karakteristik
Vaskularisasi Otak
ANATOMI
Vaskularisasi
SIRKULASI ANTERIOR
SIRKULASI POSTERIOR
Stroke Iskemik
1. Ischemic core
• Aliran darah dibawah 20% dari
normal CBF
• Kematian jaringan otak (infarction)
2. Ischemic border zone (penumbra)
• Incomplete ischemia
• 20-40% dari normal CBF
• Kerusakan sel berpotensi reversible
• Kemampuan sel otak untuk bertahan
lama
Patofisiologi Stroke Iskemik
Stroke iskemik
Stroke emboli
Stroke trombotik
GEJALA
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
Breath Bowel
Oksigenasi pasien Nutrisi eternal
Brain Bladder
- GCS Fungsi ginjal, SE, urin
- Kejang
- Tanda TIK
- Suhu tubuh
TERAPI UMUM
B1 – Breathing
Selalu perhatikan frekuensi nafas dan berikan oksigenasi. Adanya kecurigaan jalan nafas (akibat
cairan) dan risiko aspirasi dapat dicegah dengan memiringkan pasien.
B2 – Blood
B3 – Brain
● Tangani gejala TIK yang meningkat.
● Pemberian neuroprotektan dapat diberikan pada pasien stroke.
● Khusus ICH dan IVH: pertimbangkan operasi
B4 – Bowel
● Infus cairan NS sesuai kebutuhan tubuh 25-30cc/kg
● Kebutuhan kalori: 25-30 kkal/kgbb
● Puasa 24 jam pertama
● Disfagia: Nasogastric tube
● Konstipasi: enema (BAB belum 4 hari)
● Atasi pendarahan GI
B5 – Bladder
Pantau frekuensi saluran kemih. Apabila pasien tidak BAK > 6 jam, pasang kateter
TERAPI UMUM
Pengendalian kejang
● Berikan diazepam 5-20 mg bolus lambat intravena, kecepatan ≤ 5 mg/menit, dan/ atau
diikuti dengan
● Phenytoin loading 15-20 mg/kgBB bolus intravena diencerkan dalam NaCl 0,9%,
kecepatan ≤ 50mg/menit
● Berikan obat anti epilepsi rumatan:
○ Phenytoin 200-400 mg per hari setiap 8-12 jam per oral hingga 3-5 tahun bebas
kejang, pemberian phenytoin disertai dengan asam folat 400 mcg setiap 12 jam per
oral untuk mencegah efek samping jangka lama
○ Carbamazepine 400-600 mg per hari setiap 8-12 jam per oral hingga 3-5 tahun
bebas kejang, bila bangkitan berupa bangkitan parsial
TERAPI UMUM
Pengendalian hipertensi
Gastroprotektor
Ranitidine 50 mg intravena setiap 12 jam atau Pantoprazole 40 mg intravena setiap 24 jam, bila
ada perdarahan lambung
TERAPI
Penatalaksanaan umum
1. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
2. Stabilisasi hemodinamik
3. Pengendalian Simptomatis
Penatalaksanaan spesifik
● Trombolisis intravena: Alteplase dosis 0,6 (0,6-0,9) mg/kgBB, onset <4,5 jam (flowchart)
● Asetosal dosis 160-320 mg per oral diberikan 24 jam setelah pemberian alteplase, dilanjutkan
75-100 mg per oral setiap 24 jam
● Atau Asetosal diberikan sebagai dosis awal 320 mg per oral dalam 24-48 jam setelah awitan
stroke dilanjutkan 75-100 mg setiap 24 jam per oral bila tanpa pemberian alteplase selama
minimal 2 tahun
TERAPI
Neuroprotektor
Citicolin 500 mg setiap 12 jam intravena selama 3 hari dan dapat dilanjutkan dengan oral 1.000 mg
setiap 12 jam per oral selama 3 minggu
TERAPI
Penatalaksanaan umum
1. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
2. Stabilisasi hemodinamik
3. Pengendalian Simptomatis
Penatalaksanaan spesifik
● Trombolisis intravena: Alteplase dosis 0,6 (0,6-0,9) mg/kgBB, onset <4,5 jam (flowchart)
● Asetosal dosis 160-320 mg per oral diberikan 24 jam setelah pemberian alteplase, dilanjutkan
75-100 mg per oral setiap 24 jam )
● Antikoagulan dengan heparin atau LMWH (enoxaparin), bila risiko tinggi untuk terjadi emboli
berulang
TERAPI
Neuroprotektor
Citicolin 500 mg setiap 12 jam intravena selama 3 hari dan dapat dilanjutkan dengan oral 1.000 mg
setiap 12 jam per oral selama 3 minggu
Kesimpulan
Stroke iskemik dapat terjadi karena oklusi oleh trombus/emboli pada pasien yang memiliki
faktor resiko (usia,, hipertensi, DM). Oklusi dapat terjadi pada large vessel atau small vessel.
Letak oklusi pada pembuluh darah dapat memunculkan gejala klinis sesuai dengan fungsi
area otak yang divaskularisasi. Stroke memiliki tingkat mortalitas yang tinggi, sehingga
proses diagnosis yang tepat, penanganan awal yang tepat dan sesuai, kemudian tatalaksana
definitif di waktu yang tepat, serta proses rehabilitasi dengan cara yang baik dapat
meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup pasien setelah pengobatan stroke.
Terimakasih