Anda di halaman 1dari 25

DEPARTEMEN

ILMU PENYAKIT SARAF

LAPORAN KASUS POLI

CANAL STENOSIS
LUMBAL ec SPONDILOSIS
LUMBAL
Disusun Oleh :
Sahrul Zulham Zein Nuhuyanan G4A021107

PEMBIMBING :
dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp. S

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL


SOEDIRMAN SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Nama : Tn. E

Identitas Pasien Umur


Alamat
: 63 tahun
: Sindawangi
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
No CM : 022397xxx
Tanggal Pemeriksa : 12 Juni 2023
Anamnesis
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSMS dengaan keluhan nyeri pada
Keluhan Utama
kaki kanan. Keluhan dirasakan sejak 4 bulan lalu, keluhan
Nyeri Pada Kaki Kanan
dirasakan terutama saat beraktivitas sehingga membuat pasien
kadang sulit untuk berjalan. Kelluhan nyeri dirasakan terus
Keluhan Tambahan menerus da sedikit berkurang jika pasien meminum obat anti
• Kadang kesemutan pada kaki kanan
nyeri. Pasien juga mengeluhkan nyeri di pinggang yang menjalar
• Pinggang bagian belakang nyeri
menjalar hingga ke paha hingga ke paha, kaki kanan terasa lemas dan kadang kesemutan.
Pasien juga mengeluhkan ankle kaki kanan dan tumit terasa sakit
karena pasien memiliki penyakit asam urat BAB dan BAK lancar,
pasien mengaku memiliki riwayat jatuh dari motor.
RPD
Keluhan serupa (-) Keadaan Sosial-Ekonomi
Trauma (+) Jatuh dari motor Pasien merupakan seorang pensiunan guru dan
Penyakit saraf lain (+) Stroke ringan sekarang sehari-hari pasien hanya beraktivitas
tahun 2017 dirumah. Pasien tidak merokok dan tidak
Hipertensi (+) mengkonsumsi alcohol, untuk pembiayaan
Asam Urat (+) kesehataan pasien menggunakan BPJS
Riwayat operasi (-)
Riwayat Gizi
Makan makan teratur 3x sehari dengan lauk pauk
RPK yang bervariasi, pasien cenderung suka makan
Keluhan serupa (-) makanan yang asin dan gorengan.
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Stroke (-)
Riwayat DM (-)
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang STATUS GENERALIS

Kesadaran (Kuantitatif) : Compos Mentis, E4V5M6 Kepala/Mata : Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), RC (+/+)
Tanda Vital 3mm/3mm
TD : 183/101 mmHg Leher : Pembesaran KGB (-)
HR : 60x/mnt Thorax : Simetris, retraksi (-)
RR: 20x/mnt Pulmo : SD Ves (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
Suhu :36.7 (-/-)
Status Gizi & Antropometri
Cor : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
BB: 83 kg
Abdomen : Cembung, BU (+)
TB: 177 cm
Ekstremitas : CRT <2s (+/+//+/+), akral hangat (+/+//+/+),
IMT : 26.5 overweight
edema (-/-//-/-)
Status Neurologis
Kualitatif : Tingkah laku normoaktif
Orientasi : OTWS baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat kejadian : Baik
Kemampuan bicara : Baik
Cara berjalan : Tampak pincang/menyeret 1 kaki
Gerakan abnormal : Tremor (-/-//-/-)
STATUS NEUROLOGIS

Pemeriksaan Meningeal
MOTORIK SUPERIOR INFERIOR Hasil
Sign
Gerak Bebas/Bebas Terbatas/Bebas
Kaku kuduk (-)
Kekuatan 555/555 333/555
Brudzinki I (-)
Motorik
Tonus NT/NT NT/NT Brudzinki II (-)

Trofi EU/EU EU/EU Kernig (-)

RF +2/+2 +2/+2 Pemeriksaan Rangsang


Hasil
Radikular
RP -/- -/-
Laseque (-)
Klonus -/- -/-
Patrick (+/-)
Kontrapatrick (-)
STATUS NEUROLOGIS

Sensorik Superior Inferior Pemeriksaan Nervus Kranial


N.I : Tidak dilakukan
Nyeri +/+ +/+ N.II : Tidak dilakukan
N.III : Pupil 3mm/3mm, RC +/+, gerak bola mata bebas
N.IV : Gerak bola mata bebas
Taktil +/+ +/+ N.V : Menggigit (+), membuka mulut (+), sensibilitas
wajah (+)
Termis tdl/tdl tdl/tdl N.VI : Gerak bola mata bebas ke
N.VII : Mengankat alis +, mengerutkan dahi +, bersiul +
Posisi N N N.VIII : dalam batas normal
N.IX : tidak dilakukan
N.X : dalam batas normal
N.XI : Memalingkan kepala +, mengangkakt bahu +/+
• Fungsi Vegetatif : BAB, BAK Lancar N.XII : dalam batas normal, lidah pelo (-)
• Koordinasi, Langkah & Keseimbangan : kelemahan
anggota gerak bawah
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Klinis Topis Etiologi Sekunder
• Hipertensi
• Canal Stenosis
• Gout arthritis
• Monoparese inferior • Medspin setinggi L1- Lumbal ec
• Ankle pain dextra L5 Spondilosis Lumbal
• Ischialgia
Planning
Medikamentosa Non medikamentosa Edukasi

• Po Natrium diklofenak 50mg


• Penggunaan lumbar corset-type • Edukasi mengenai penyakit,
• Po metilprednisolon 4mg faktor risiko, penyebab,
brace dalam jangka pendek
• Po Spironolakton 25mg • Konsul Sp.BS Spine terkait stenosis penanganan, dan prognosis
kanal lumbal ec spondylosis • Edukasi mengenai pilihan
• Po Colchicine 0.5mg
tatalaksana konservatif atau
pembedahan, termasuk merujuk
pasien ke spesialis Sp.BS
• Modifikasi aktivitas termasuk
mengurangi mengangkat beban,
membengkokan badan,
memelintir badan
• Modifikasi gaya hidup sehat,
makanan bergizi, untuk
penurunan berat badan
Prognosis

Ad vitam bonam
Ad sanationam Dubia ad bonam
Ad fungsionam Dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka

——
Vertebrae
Vertebra terdiri dari corpus vertebra dan arkus vertebra. Corpus
vertebra adalah bagian ventral yang memberi kekuatan pada columna
vertebralis dan menanggung berat tubuh. Corpus vertebra , terutama
dari vertebra thoracica IV ke caudal, berangsur bertambah besar supaya
dapat memikul beban yang makin berat. Arkus vertebra adalah bagian
dorsal vertebra yang terdiri dari pediculus arcus vertebra dan lamina
arkus vertebra yang akan membatasi foramen vertebrale. Foramen
vertebrale berurutan pada columna vertebrale yang utuh, membentuk
canalis vertebralis yang berisi medulla spinalis, meningens, jaringan
lemak, akar saraf dan pembuluh darah
Definisi
Spondilosis lumbalis adalah perubahan pada sendi tulang belakang
dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang
diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak atau adanya
pertumbuhan berlebih dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di
aspek anterior, lateral dan kadang – kadang posterior dari tepi superior
dan inferior vertebra sentralis (korpus)

Stenosis kanal lumbal merupakan suatu kondisi


penyempitan kanalis spinalis atau foramen intervertebralis
pada daerah lumbar disertai dengan penekanan akar saraf
yang keluar dari foramen tersebut
Epidemiologi
Di dunia, spondilosis
Stenosis kanal lumbal
lumbalis mulai
salah satu masalah yang
berkembang pada usia 20
sering ditemukan,
tahun. Hal ini meningkat
penyakit degeneratif
bersama dengan usia.
tulang belakang pada
Sekitar 84% pria dan 74%
usia lanjut.
wanita mempunyai osteofit
Prevalensinya 5 dari
pada tulang belakang,
1000 orang usia >50
yang sering terjadi pada
tahun. Penyakit
level T9-10 dan L3. Kira-
terbanyak pada bedah
kira 30% pria dan 28%
tulang belakang usia >60
wanita berusia 45-64 tahun
tahun, insidensi pria
mengalami osteofit
lebih tinggi. Umum
lumbalis.
mengenai lumbar ke-3
ke-4 dan ke-5
Klasifikasi
Kalsifikasi stenosis kanal lumbal (Etiologi dan Anatomi) :

Etiologi (Stenosis Primer, Stenosis Sekunder)


• Stenosis primer dibagi menjadi defek kongenital dan perkembangan.
• Stenosis sekunder menurut sifat dibagi menjadi (1) Degeneratif,
spondilolistesis; (2) Iatrogenik, post-laminektomi, post-artrodesis,
post-disektomi; (3) Akibat kumpulan penyakit, akromegali, paget
diseases, ankylosing spondylitis; (4) Post-fraktur; (5) Penyakit tulang
sisitemik; (7) Tumor primer maupun sekunder

Anatomi (Sentral, Lateral, Foraminal, dan Ekstraforaminal)


• Central stenosis u/ pada tingkat diskus, hasil pertumbuhan berlebih
sendi facet, penebalan dan hipertrofi ligamentum falvum.
• Lateral stenosis u/ mengenai daerah resesus lateralis dan foramen
intervertebralis.
• Foraminal stenosis u/ terjadi di tingkat diskus, biasanya dimulai dari
bagian inferior foramen, dimana jenis ini menjadi penting secara klinis
karena pada level ini akar saraf keluar dan bisa ditekan oleh material
diskus atau tulang yang mengalami hipertrofi
• Ekstraforaminal stenosis u/ karena akar saraf pada L5 terjebak oleh
osteofit, diskus, prosesus transversus, atau articulatio sacroilliacal
Patoanatomi
Struktur anatomi yang u/ menyebabkan penyempitan kanal adalah
Struktur tulang meliputi : osteofit sendi facet (merupakan penyebab
tersering), penebalan lamina, osteofit pada corpus vertebra, subluksasi
maupun dislokasi sendi facet (spondilolistesis), hipertrofi atau defek
spondilolisis, anomali sendi facet kongenital.

Struktur jaringan lunak meliputi: hipertrofi ligamentum flavum


(penyebab tersering), penonjolan annulus atau fragmen nukleus
pulposus, penebalan kapsul sendi facet dan sinovitis, dan ganglion yang
bersal dari sendi facet
Manifestasi Klinis
01 02 03 04
• Perubahan anatomi
• Keluhan nyeri yang • Pasien mengeluh nyeri degenerative seperti • Adanya klaudikasio
terpusat pada bagian punggung (95%), nyeri pada pertumbuhan progresif neurogenik (NC)
ekstremitas bawah (71%) osteofit, hipertrofi prosesus
tulang belakang (rasa terbakar, kesemutan, artikular inferior, herniasi
meningkat dengan geli di posterior atau diskus, penonjolan
pergerakan, adanya posterolateral tungkai), ligamentum flavum, atau
kekakuan dan kelemahan (33%) yang spondylolisthesis
keterbatasan gerakan. menjalar ke ekstremitas menyebabkan stenosis
bawah tulang belakang.
Prosedur Diagnostik

Pemeriksaan Radiologik
Foto X-ray polos
Pemeriksaan foto polos lumbosakral dengan arah anteroposterior, lateral dan
oblique berguna untuk menunjukkan spondilosis (osteofit), spondilolisthesis,
sementara stenosis kanalis sentralis tidak dapat ditentukan dengan metode
ini.
CT Scan vertebra
CT adalah metode terbaik untuk mengevaluasi osseus (tulang). Dengan
potongan setebal 3 mm, ukuran dan bentuk kanalis spinalis, resessus lateralis,
sendi faset, lamina dan morfologi diskus intervertebralis, lemak epidural dan
ligamentum flavum juga terlihat.
MRI Spine
MRI lebih canggih daripada CT dalam visualisasi struktur non osseus dan
saat ini merupakan metode terbaik untuk memvisualisasi isi kanalis spinalis.
Tatalaksana
• Medikamentosa
Terapi Pembedahan
Simtomatik: mengurangi/ menghilangkan PROGNOSIS
nyeri. Obat-obat yang digunakan meliputi • Prosedur standar adalah laminektomi
NSAID, analgesik non opioid dan analgesik dekompresi. Tindakan operasi bertujuan Umumnya prognosis baik pada pasien
opioid. Pemilihan analgesik tersebut dapat untuk dekompresi akar saraf dengan tanpa defisit neurologis, non
didasarkan pada intensitas nyeri. Nyeri berbagai teknik. Standar laminektomi multilevel segmen, dan deformitas.
ringan digunakan NSAID atau analgesik non dekompresi adalah membuang lamina
opioid seperti parasetamol, aspirin, dan ligamentum flavum dari tepi lateral
KOMPLIKASI
ibuprofen. Nyeri sedang diberikan analgesik satu resesus lateralis sampai melibatkan
opioid ringan seperti kodein, dihidrokodein, level transversal spina. Semua resesus
Komplikasi umumnya terjadi pada kasus
dekstropropoksifen, pentazosin. Kombinasi lateralis yang membuat akar saraf
dengan intervensi pembedahan.
antara NSAID dengan analgesik opioid terperangkap harus didekompresi.
Komplikasi dibagi menjadi empat grup,
ringan dapat juga diberikan. Nyeri berat infeksi, vaskuler, kardiorespirasi, dan
diberikan opioid seperti morfin, diamorfin, • Tekhnik alternatif lain adalah multiple
kematian. Kematian berkorelasi dengan
petidin, buprenorfin . laminotomi dikerjakan pada level sendi
usia dan penyakit komorbid. Peningkatan
• Muscle relaksan misalnya baklofen, facet dengan memotong lebih sedikit
resiko komplikasi yang berkaitan dengan
diazepam, eperison, tizanidine, dan lain-lain pada seperempat sampai setengah facet
fusi meliputi infeksi luka, DVT (deep
• Menghilangkan kecemasan (antiansietas) dilanjutkan dengan membuang porsi
vein thrombosis) atau emboli paru,
lateral ligementum flavum.
kerusakan saraf. Komplikasi pada graft,
dan kegagalan pada instrumen.
Komplikasi laminektomi bisa terjadi
fraktur pada facet lumbar, spondilolistesis
postoperatif
Daftar Pustaka

Ciol MA, Deyo RA, Howell E, Kreif S. An assessment of surgery for spinal stenosis: time trends,
geographic variations, complications, and reoperations. J Am Geriatr Soc. 1996 Mar;44(3):285-90.

Kalichman L, Cole R, Kim DH, Li L, Suri P, Guermazi A, Hunter DJ. Spinal stenosis
prevalence and association with symptoms: the Framingham Study. Spine J. 2009
Jul;9(7):545-50. [PMC free article] [PubMed]

Zaina F, Tomkins-Lane C, Carragee E, Negrini S. Surgical Versus Nonsurgical Treatment


for Lumbar Spinal Stenosis. Spine (Phila Pa 1976). 2016 Jul 15;41(14):E857-E868.

Binder DK, Schmidt MH, Weinstein PR. Lumbar spinal stenosis. Semin Neurol. 2002
Jun;22(2):157-66. 

Jenis LG, An HS. Spine update. Lumbar foraminal stenosis. Spine (Phila Pa 1976). 2000 Fe
b 01;25(3):389-94.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai