CANAL STENOSIS
LUMBAL ec SPONDILOSIS
LUMBAL
Disusun Oleh :
Sahrul Zulham Zein Nuhuyanan G4A021107
PEMBIMBING :
dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp. S
Kesadaran (Kuantitatif) : Compos Mentis, E4V5M6 Kepala/Mata : Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), RC (+/+)
Tanda Vital 3mm/3mm
TD : 183/101 mmHg Leher : Pembesaran KGB (-)
HR : 60x/mnt Thorax : Simetris, retraksi (-)
RR: 20x/mnt Pulmo : SD Ves (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
Suhu :36.7 (-/-)
Status Gizi & Antropometri
Cor : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
BB: 83 kg
Abdomen : Cembung, BU (+)
TB: 177 cm
Ekstremitas : CRT <2s (+/+//+/+), akral hangat (+/+//+/+),
IMT : 26.5 overweight
edema (-/-//-/-)
Status Neurologis
Kualitatif : Tingkah laku normoaktif
Orientasi : OTWS baik
Jalan pikiran : Baik
Daya ingat kejadian : Baik
Kemampuan bicara : Baik
Cara berjalan : Tampak pincang/menyeret 1 kaki
Gerakan abnormal : Tremor (-/-//-/-)
STATUS NEUROLOGIS
Pemeriksaan Meningeal
MOTORIK SUPERIOR INFERIOR Hasil
Sign
Gerak Bebas/Bebas Terbatas/Bebas
Kaku kuduk (-)
Kekuatan 555/555 333/555
Brudzinki I (-)
Motorik
Tonus NT/NT NT/NT Brudzinki II (-)
Ad vitam bonam
Ad sanationam Dubia ad bonam
Ad fungsionam Dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
——
Vertebrae
Vertebra terdiri dari corpus vertebra dan arkus vertebra. Corpus
vertebra adalah bagian ventral yang memberi kekuatan pada columna
vertebralis dan menanggung berat tubuh. Corpus vertebra , terutama
dari vertebra thoracica IV ke caudal, berangsur bertambah besar supaya
dapat memikul beban yang makin berat. Arkus vertebra adalah bagian
dorsal vertebra yang terdiri dari pediculus arcus vertebra dan lamina
arkus vertebra yang akan membatasi foramen vertebrale. Foramen
vertebrale berurutan pada columna vertebrale yang utuh, membentuk
canalis vertebralis yang berisi medulla spinalis, meningens, jaringan
lemak, akar saraf dan pembuluh darah
Definisi
Spondilosis lumbalis adalah perubahan pada sendi tulang belakang
dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang
diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak atau adanya
pertumbuhan berlebih dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di
aspek anterior, lateral dan kadang – kadang posterior dari tepi superior
dan inferior vertebra sentralis (korpus)
Pemeriksaan Radiologik
Foto X-ray polos
Pemeriksaan foto polos lumbosakral dengan arah anteroposterior, lateral dan
oblique berguna untuk menunjukkan spondilosis (osteofit), spondilolisthesis,
sementara stenosis kanalis sentralis tidak dapat ditentukan dengan metode
ini.
CT Scan vertebra
CT adalah metode terbaik untuk mengevaluasi osseus (tulang). Dengan
potongan setebal 3 mm, ukuran dan bentuk kanalis spinalis, resessus lateralis,
sendi faset, lamina dan morfologi diskus intervertebralis, lemak epidural dan
ligamentum flavum juga terlihat.
MRI Spine
MRI lebih canggih daripada CT dalam visualisasi struktur non osseus dan
saat ini merupakan metode terbaik untuk memvisualisasi isi kanalis spinalis.
Tatalaksana
• Medikamentosa
Terapi Pembedahan
Simtomatik: mengurangi/ menghilangkan PROGNOSIS
nyeri. Obat-obat yang digunakan meliputi • Prosedur standar adalah laminektomi
NSAID, analgesik non opioid dan analgesik dekompresi. Tindakan operasi bertujuan Umumnya prognosis baik pada pasien
opioid. Pemilihan analgesik tersebut dapat untuk dekompresi akar saraf dengan tanpa defisit neurologis, non
didasarkan pada intensitas nyeri. Nyeri berbagai teknik. Standar laminektomi multilevel segmen, dan deformitas.
ringan digunakan NSAID atau analgesik non dekompresi adalah membuang lamina
opioid seperti parasetamol, aspirin, dan ligamentum flavum dari tepi lateral
KOMPLIKASI
ibuprofen. Nyeri sedang diberikan analgesik satu resesus lateralis sampai melibatkan
opioid ringan seperti kodein, dihidrokodein, level transversal spina. Semua resesus
Komplikasi umumnya terjadi pada kasus
dekstropropoksifen, pentazosin. Kombinasi lateralis yang membuat akar saraf
dengan intervensi pembedahan.
antara NSAID dengan analgesik opioid terperangkap harus didekompresi.
Komplikasi dibagi menjadi empat grup,
ringan dapat juga diberikan. Nyeri berat infeksi, vaskuler, kardiorespirasi, dan
diberikan opioid seperti morfin, diamorfin, • Tekhnik alternatif lain adalah multiple
kematian. Kematian berkorelasi dengan
petidin, buprenorfin . laminotomi dikerjakan pada level sendi
usia dan penyakit komorbid. Peningkatan
• Muscle relaksan misalnya baklofen, facet dengan memotong lebih sedikit
resiko komplikasi yang berkaitan dengan
diazepam, eperison, tizanidine, dan lain-lain pada seperempat sampai setengah facet
fusi meliputi infeksi luka, DVT (deep
• Menghilangkan kecemasan (antiansietas) dilanjutkan dengan membuang porsi
vein thrombosis) atau emboli paru,
lateral ligementum flavum.
kerusakan saraf. Komplikasi pada graft,
dan kegagalan pada instrumen.
Komplikasi laminektomi bisa terjadi
fraktur pada facet lumbar, spondilolistesis
postoperatif
Daftar Pustaka
Ciol MA, Deyo RA, Howell E, Kreif S. An assessment of surgery for spinal stenosis: time trends,
geographic variations, complications, and reoperations. J Am Geriatr Soc. 1996 Mar;44(3):285-90.
Kalichman L, Cole R, Kim DH, Li L, Suri P, Guermazi A, Hunter DJ. Spinal stenosis
prevalence and association with symptoms: the Framingham Study. Spine J. 2009
Jul;9(7):545-50. [PMC free article] [PubMed]
Binder DK, Schmidt MH, Weinstein PR. Lumbar spinal stenosis. Semin Neurol. 2002
Jun;22(2):157-66.
Jenis LG, An HS. Spine update. Lumbar foraminal stenosis. Spine (Phila Pa 1976). 2000 Fe
b 01;25(3):389-94.
Terimakasih