Anda di halaman 1dari 36

Stroke Infark tipe trombotik

Oleh :
Nurul Ulya Ningurm
Liyanto
2030912320069

Pembimbing:
dr. Muhammad Welly Dafif, Sp.S
DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN
FEBRUARI 2022
Pendahuluan
Stroke merupakan kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan
fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina atau
medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan/atau patologi.

Menurut perkiraan WHO, stroke menyumbang 5,7 juta kematian dan 16


juta kejadian pertama kali pada tahun 2005 dan angka ini masing-masing
dapat mencapai 7,8 juta dan 23 juta pada tahun 2030.

Faktor risiko yang menyebabkan stroke meliputi hipertensi, merokok,


diabetes, obesitas perut, pola makan yang buruk, dan aktivitas fisik. faktor
risiko lain meliputi konsumsi alkohol berlebihan, dyslipidemia, penyakit jantung
(atrial fibrilasi atau flutter, infark miokard sebelumnya, penyakit katup jantung
rematik, dan katup jantung prostetik) dan stress psikososial/depresi.
Laporan Kasus
A. Identitas
 
Nama pasien : Ny. A
Umur : 59 tahun
Alamat : Banjarmasin
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Masuk RS : 29 Januari 2022
No. RM : 1-06-24-15
Laporan Kasus
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan keluarga pasien pada tanggal 1 Februari 2022
Keluhan Utama : Pusing berputar

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD pada Sabtu 29 Januari 2022 pukul 11.00 WITA dengan keluhan pusing berputar.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu secara terus-menerus dan memberat sejak 1 hari lalu (Jum'at 28
Januari 2022) sekitar pukul 14.00 WITA. Pusing dirasakan seperti berada di atas kapal. Pusing muncul secara
perlahan dan dirasakan semakin hari semakin memberat. Saat keluhan pusing muncul pasien biasanya tidak
dapat melanjutkan aktivitas karena merasa akan jatuh dan ingin muntah, sehingga pasien akan beristirahat
selama 5-10 menit dan keluhan dirasa lebih ringan. Keluhan memberat dengan perubahan posisi atau gerakan
kepala. Keluhan juga dapat memberat jika pasien terlau fokus melihat objek yang bergerak-gerak. Pasien juga
mengeluhkan wajah sebelah kirinya keram, kebas dan lama-kelamaan menjadi kaku, sehingga pasien malas
makan. Pasien juga mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kiri. Pasien mengaku penglihatannya ganda
dan telinganya terasa budeg. Pasien menyangkal adanya keluhan lain seperti demam, nyeri telinga, mual
muntah, tersedak atau sulit menelan.
Laporan Kasus
B. Anamnesis

Sebelum datang ke IGD RS Ulin pasien berobat ke klinik 3 hari SMRS (Kamis, 26 Januari 2022) karena
keluhan pusing dan setelah diperiksa didapatkan tekanan darah 150/90 sehingga mendapatkan obat darah
tinggi berupa captopril, tetapi menurut pengakuan pasien keluhan pusing tidak berkurang.
● Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku pernah mengalami vertigo 5 tahun yang lalu, pasien langsung dibawa ke IGD dan keluhan
hilang, sehingga tidak sampai dirawat inap.
Pasein memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, pasien juga memiliki riwayat kolestrol
tinggi
Riwayat kencing manis tidak diketahui.
Riwayat penyakit lain seperti stroke dan penyakit jantung disangkal.
● Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut pengakuan pasien tidak ada anggota keluarga dengan riwayat keluhan serupa.
Ibu pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Riwayat penyakit lainnya pada keluarga seperti stroke, kencing
manis, dan penyakit jantung disangkal.
Laporan Kasus
B. Anamnesis

 
● Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Sehari-hari pasien hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak ada kegiatan berat. Pasien mengaku sering
memakan makanan berminyak dan bersantan. Pasien tinggal berdua dengan suaminya. Suami pasien dulu
merupakan perokok aktif, tetapi sudah berhenti sejak 5 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos mentis / GCS E4V5M6

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi : 83x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,8 °C

SpO2 : 97 % RA
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normosefali, massa/tumor (-), ptosis (-), pupil isokor diameter 2 mm/2 mm, reflex cahaya

langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+), reflex kornea (+/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)

Dada : Datar, simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada hematoma, suara napas vesikuler,

wheezing(-) ronkhi(-). Murmur(-) gallop(-), batas jantung (batas kiri linea midaxillaris sinistra ICS

VI, batas kanan linea parasternalis dextra ICS IV, batas atas linea parasternalis sinistra ICS II).

Abdomen : tampak datar, bising usus (+), timpani semua regio abdomen, hepar,massa, lien tidak teraba.

shifting dullness (-)

Ekstremitas : Akral hangat, atrofi ektremitas atas (-/-), atrofi ekstremitas bawah (-/-), edema ekstremitas atas

dan bawah (-/-), klonus (-/-)


Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
Kesadaran : compos mentis
Kuantitatif : GCS E4V5M6

a. Meningeal Sign : Kaku kuduk (-) Laseque sign (-/-) Kernig (-/-) Brudzinski 1 (-) Brudzinski 2 (-/-)

Brudzinski 3 (-) Brudzinski 4 (-/-)

b. Reflex fisiologis : Biceps (+2/+2), triceps (+2/+2), achilles (+2/+2), patella (+2/+2)

c. Reflex patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-),

Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Status Neurologis
● Motorik        

Kekuatan 5 4 5 5

Atrofi - - - -

Tonus otot eutoni eutoni eutoni eutoni

Gerak Bebas Bebas Bebas Bebas


Terbatas
     
 
Gerakan involunter - - -
-
     
 

● Sensorik        

Sensasi nyeri + + + +

Sensai suhu TDL TDL TDL TDL

Sensasi getar TDL TDL TDL TDL


Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
e. Susunan Saraf Otonom
● Miksi : inkontinensia (-), retensi (-), anuria (-),
● Defekasi : inkonensia alvi (-), konstipasi (-)
● Sekresi keringat : normal
● Salivasi : normal
f. Koordinasi, Langkah, Keseimbangan

Tes Romberg : tidak dilakukan

Nistagmus : tidak ada

Tes Romberg dipertajam : tidak dilakukan

Tes tandem walking : tidak dilakukan


Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
g. Anggota gerak atas

Inspeksi (simetris), Drophand, Clawhand, Kontraktur (tidak ada)

Palpasi (akral hangat, nyeri tekan -/-, krepitasi -/-, edema -/-), sensibilitas: (+)

h. Anggota gerak bawah

Inspeksi (tidak terdapat atrofi pada ekstremitas inferior dextra dan sinistra), dropfoot (-)

Palpasi (nyeri tekan +/+, edema -/-, kontaktur -/-)


Pemeriksaan Fisik
Nervus Cranialis Kanan Kiri
N. I Daya Penghidu + +
Daya Penglihatan >3/60 >3/60
N. II Medan Penglihatan Normal Normal
Pengenalan warna Normal normal
Ptosis (-) (-)
Pemeriksaan Gerakan Mata + +
Ukuran Pupil 3 mm 3 mm
N. III
nervus cranialis Bentuk Pupil Bulat Bulat
Refleks Cahaya (+) (+)
Refleks Akomodasi (+) (+)
Strabismus Divergen (-) (-)
N. IV Gerakan Mata Ke Lateral Bawah (+) (+)
Strabismus Konvergen (-) (-)
N. V Menggigit (+) (+)
Membuka Mulut (+) (+)
Sensibilitas Muka (+) (+)
Refleks Kornea (+) (-)
Trismus (+)
Gerakan Mata Ke Lateral (+) (+)
N. VI Strabismus Konvergen (-) (-)
Diplopia (+) (+)
Pemeriksaan Fisik
Kedipan Mata (+) (+)
Lipatan Nasolabial Jatuh ke kiri
Sudut Mulut Jatuh ke kiri
Mengerutkan Dahi (+) (+)
N. VII Mengerutkan Alis (+) (+)
Menutup Mata (+) (+)
Meringis (+) (+)
Menggembungkan pipi (+) (-)
Pemeriksaan Daya Kecap Lidah 2/3 Depan (+) (+)
Mendengar Suara Berbisik (+) (+)
nervus cranialis Mendengar Detik Arloji TDL TDL
N. VIII Tes Rinne TDL TDL
Tes Weber TDL TDL
Tes Schwabach TDL TDL
Arkus Faring Normal normal
Daya Kecap Lidah 1/3 Belakang (+) (+)
N. IX Refleks Muntah (+) (+)
Suara Sengau (-) (-)
Tersedak (-) (-)
Arkus Faring Normal normal
N. X Bersuara (+) (+)
Menelan (+) (+)
Memalingkan Kepala (+) (+)
N. XI Sikap Bahu Normal Normal
Mengangkat Bahu (+) (+)
Sikap Lidah Tidak ada deviasi
N. XII Tremor Lidah (-)
Pemeriksaan Penunjang
 
Pemeriksaan Hasil Satuan KIMIA
Nilai Rujukan DIABETES
HEMATOLOGI       212 <200
Hemoglobin 13.6 12 .0 – 16.0 g/dl Glukosa Darah Sewaktu mg/dl
Leukosit 8.0 4.0 – 10.5 ribu/ul
HATI DAN PANKREAS
Eritrosit 4.80 4 – 5.30 juta/ul
Hematokrit 39.8 37-47 % SGPT 19 5-34 U/L
Trombosit 455 150 – 450 rb/ul
RDW-CV 12.0 12,1-14,0 %
SGOT 20 0-55 U/L
MCV,MCH,MCHC GINJAL
75 – 96
MCV 82.9 fl Ureum 15 0-50 Mg/dl
28.0-32.0
MCH 28.3 pg Kreatinin 0.76 0.57-1.11 Mg/dl
33.0-37.0
MCHC 34.2 %
ELEKTROLIT
HITUNG JENIS
0.0-1.0 Natrium 139 136-145 Meq/L
Basofil% 0.4 %
1.0-3.0 Kalium 3.0 3.5-5.1 Meq/L
Eosinofil% 1.6 %
Neutrofil% 68.7
50.0-81.0
% Chlorida 107 98-107 Meq/L
20.0-40.0 Kesimpuan: peningkatan GDS
Limfosit% 20.4 %
2.0-8.0
Monosit% 8.9 %
<1.00
Baofil# 0.03 Ribu/ul
<3.00
Eosinofil# 0.13 Ribu/ul
2.50-7.00
Neutrofil# 5.46 Ribu/ul
1.25-4.00
Limfosit# 1.62 Ribu/ul
0.30-1.00
Monosit# 0.71 Ribu/ul
Pemeriksaan Penunjang

EKG

Interpretasi:
Irama : Sinus
HR : 91 x/mnt
Aksis : Normoaksis
Gel P : P mitral (-), P pulmonal (-)
PR : memanjang
QRS : , Q patologis (-), RVH (-), LVH (-)
ST : isoelektris
T : T tall (-), T inversi (-)

Kesimpulan : Irama sinus reguler, HR 91


x/menit, normoaksis
Pemeriksaan Penunjang

CT Scan

Interpretasi :

 Tampak lesi hipodens batas tak tegas di cerebellum


sinistra

Kesimpulan:

 Infark cerebellum sinistra


Pemeriksaan Penunjang

Rontgen Thorax

Kesan:

 Cardiomegaly CTR 57,14%

 Nekrosis aorta
Diagnosa

Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra, parese N V

Diagnosis Topis : Cerebellum sinistra

Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik

Diagnosis Banding : Stroke Iskemik tipe trombotik, Stroke Iskemik, tipe embolik,

Stroke hemoragik
Siriraj Score
Gejala dan Tanda Penilaian Indeks Skor

0: compos
     0
mentis
Kesadaran 1: somnolen x 2.5
2:
  semikoma/ko    
ma Kesimpulan :
Muntah 0: tidak x2 0
  1: ya  
Nyeri Kepala (dalam 2
Skor SSS -3 = Infark
0: tidak  
jam)
  1: ya x2 0
Tekanan darah (diastol) 90 mmHg x 0.1 9
Ateroma: 0: tidak    
o Diabetes Melitus 1: ya x (-3) 0
o Angina pektoris      
o Klaudikasio intermiten      
Konstanta   -12 -12
Total skor SSS     -3
Penatalaksanaan pasien di ruang
Seruni
Di ruang Seruni
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Flunarizin 1 x 10mg
Prognosis
● Ad vitam :dubia ad bonam

● Ad fungsionam : dubia

● Ad sanationam : dubia
Follow Up
Rabu, 2 Februari 2022
Subjective Kaku pada rahang kiri, pusing berputar
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 130/80 mmHg; HR: 83kali/menit; RR: 20 kali/menit; T:36,3oC; SpO2: 97% on 15lpm
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing (-), suara jantung
S1 S2 tunggal, murmur (-)
Status neurologis:
Objective ‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-),
Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Dulcolax 5 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6
Kamis, 3 Februari 2022
Subjective pusing berputar
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 140/90 mmHg; HR: 89kali/menit; RR: 22 kali/menit; T:36,4oC; SpO2: 97% RA
 
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing (-), suara
jantung S1 S2 tunggal, murmur (-)
 
Objective Status neurologis:
‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
Follow Up BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman
(-/-), Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : Cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Dulcolax 5 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6
Jumat, 4 Februari 2022
Subjective  
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 140/100 mmHg; HR: 85kali/menit; RR: 22 kali/menit; T:36,7oC; SpO2:
98% on 15lpm
 
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing
(-), suara jantung S1 S2 tunggal, murmur (-)
Objective  
Status neurologis:
‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
Follow Up BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim
(-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : Cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 1cc
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Flunarizine 2 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6mg
Pembahasan
KASUS TEORI

Pasien atas nama Ny. A


dengan usia 59 tahun dirawat • Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
di Seruni RSUD Ulin baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat,
Banjarmasin. Pasien juga berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian,
mengeluhkan wajah sebelah
tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan
kirinya keram, kebas dan
lama-kelamaan menjadi kaku, vaskular. Pada stroke iskemik atau nonhemoragik terjadi
sehingga pasien malas karena iskemia fokal pada serebral, hal ini terjadi akibat
makan. Pasien juga penurunan aliran darah sehingga mengganggu metabolisme
mengalami kelemahan pada neuronal dan fungsi otak.
tangan dan kaki kiri.
Pembahasan
KASUS TEORI

Sebelum datang ke
IGD RS Ulin pasien • Pasien memiliki riwayat hipertensi dimana hal ini
berobat ke klinik 3 hari merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Hipertensi
SMRS (Kamis, 26 mempercepat terjadinya aterosklerosis, yaitu dengan
Januari 2022) karena cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada
keluhan pusing dan sel endotel di tempat yang mengalami tekanan tinggi.
setelah diperiksa
Jika proses tekanan berlangsung lama, dapat
didapatkan tekanan
darah 150/90 sehingga menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh
mendapatkan obat darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
darah tinggi berupa
• Lebih tua umur seseorang lebih mungkin terjadinya
captopril, tetapi menurut
pengakuan pasien stroke resiko semakin meningkat setelah usia 55
keluhan pusing tidak tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah
berkurang. usia 65 tahun ke atas.
Pembahasan
KASUS TEORI

Siriraj score pada Menurut siriraj score, pasien yang memiliki nilai
pasien adalah -3.
siriraj stroke score -3 berarti mengalami stroke non
CT scan menunjukkan
lesi hipodens di hemoragik.
cerebellum sinistra Hasil CT scan menunjukkan lesi hipodens di
cerebellum sinistra

Berdasarkan hasil CT-scan, dapat dikatakan pasien


ini termasuk stroke iskemik.
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pemberian citicoline bertujuan untuk melindungi sel-sel otak dan
- Inj. Citicoline 2 x mencegah kerusakan sel neuron lebih lanjut, berfungsi untuk
500mg memperbaiki sel otak, meningkatkan aliran darah ke otak dengan
- Inj. Omeprazole 1 x memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesis
40mg fosfatidikolin, menghambat terbentuknya radikal bebas dengan
- Inj. Difenhidramin 3 x menaikkan sintesis asikolin suatu transmitter (kognitif).
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien memperoleh obat omeprazole yang merupakan salah satu
- Inj. Citicoline 2 x obat golongan proton-pump inhibitor (PPI) yang berfungsi sebagai
500mg gastroprotektor. Pemberian gastroprotektor wajib dilakukan pada
- Inj. Omeprazole 1 x pasien rawat inap di ruang rawat intensif neurologi. Golongan PPI
40mg dapat menekan sekresi asam lambung karena memblok tahap
- Inj. Difenhidramin 3 x akhir sekresi asam lambung. Terhambatnya pembentukan
10mg prostaglandin juga dapat menimbulkan efek samping pada
- PO. Aspilet 2 x 80mg saluran pencernaan, khususnya pada lambung. Saat
- PO. Atrovastatin 1 x prostaglandin dihambat, sekresi mukosa yang berfungsi sebagai
20mg proteksi lambung terhadap asam lambung dan enzim akan
- PO. Flunarizin 1 x menurun. Efek samping dari kejadian tersebut adalah dispepsia,
10mg perdarahan, tukak lambung atau tukak peptik, dan perdarahan
yang terus-menerus akan mengakibatkan anemia yang dapat
mengancam nyawa pasien. Oleh karena itu, perlu adanya
penanganan khusus terhadap efek samping pada lambung
tersebut
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasaien juga memperoleh obat diphenhydramine yang


- Inj. Citicoline 2 x merupakan antihistamin generasi pertama yang digunakan dalam
500mg berbagai kondisi untuk mengobati dan mencegah distonia,
- Inj. Omeprazole 1 x insomnia, pruritis, urtikaria, vertigo, dan mabuk perjalanan.
40mg Diphenhydramine terutama bekerja melalui antagonis reseptor H1
- Inj. Difenhidramin 3 x (histamin 1), meskipun memiliki mekanisme aksi lain juga.
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien juga memperoleh obat aspilets yang merupakan obat
- Inj. Citicoline 2 x yang memiliki kandungan berupa acetylsalicylic acid. Obat ini
500mg diindikasikan untuk mencegah dan menangani angina
- Inj. Omeprazole 1 x pektoris dan infark miokard (serangan jantung).
40mg Obat ini bekerja dengan cara menghambat agregasi trombosit
- Inj. Difenhidramin 3 x selama 7-10 hari, serta menghambat kerja prostaglandin.
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Atorvastatin menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh dengan
- Inj. Citicoline 2 x cara menghambat enzim yang bertugas memproduksi kolesterol
500mg di hati. Dengan demikian, jumlah kolesterol jahat dalam darah
- Inj. Omeprazole 1 x akan turun.
40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI

- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien juga mendapatkan Flunarizin, obat ini bekerja dengan cara
- Inj. Citicoline 2 x menghambat masuknya kalsium ke dalam sel dan menghambat
500mg aktivitas histamin. Cara kerja ini dinilai efektif untuk mencegah
- Inj. Omeprazole 1 x terjadinya migrain dan vertigo. Perlu diketahui bahwa obat ini tidak
40mg efektif untuk meredakan nyeri saat serangan migrain sedang terjadi.
- Inj. Difenhidramin 3 x
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Penutup

Telah dilaporkan sebuah kasus Ny. A berusia 59 tahun yang dirawat di ruang Seruni RSUD

Ulin Banjarmasin pada tanggal 28 Januari 2022 - sekarang dengan diagnosis klinis vertigo sentral,

hemiparese sinistra, parese N V, diagnosis topis lesi hipodens cerebellum sinistra, diagnosis

etiologi stroke Infark tipe trombotik.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang. Selama menjalani perawatan, pasien mendapatkan terapi berupa infus NS 0,9%,

Omeprazole, Citicoline, Difenhidramin, Aspilet, Atorvastatin, Betahistin


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai