Oleh :
Nurul Ulya Ningurm
Liyanto
2030912320069
Pembimbing:
dr. Muhammad Welly Dafif, Sp.S
DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
ULM/RSUD ULIN BANJARMASIN
FEBRUARI 2022
Pendahuluan
Stroke merupakan kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan
fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina atau
medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan/atau patologi.
Sebelum datang ke IGD RS Ulin pasien berobat ke klinik 3 hari SMRS (Kamis, 26 Januari 2022) karena
keluhan pusing dan setelah diperiksa didapatkan tekanan darah 150/90 sehingga mendapatkan obat darah
tinggi berupa captopril, tetapi menurut pengakuan pasien keluhan pusing tidak berkurang.
● Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengaku pernah mengalami vertigo 5 tahun yang lalu, pasien langsung dibawa ke IGD dan keluhan
hilang, sehingga tidak sampai dirawat inap.
Pasein memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, pasien juga memiliki riwayat kolestrol
tinggi
Riwayat kencing manis tidak diketahui.
Riwayat penyakit lain seperti stroke dan penyakit jantung disangkal.
● Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut pengakuan pasien tidak ada anggota keluarga dengan riwayat keluhan serupa.
Ibu pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Riwayat penyakit lainnya pada keluarga seperti stroke, kencing
manis, dan penyakit jantung disangkal.
Laporan Kasus
B. Anamnesis
● Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Sehari-hari pasien hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak ada kegiatan berat. Pasien mengaku sering
memakan makanan berminyak dan bersantan. Pasien tinggal berdua dengan suaminya. Suami pasien dulu
merupakan perokok aktif, tetapi sudah berhenti sejak 5 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Nadi : 83x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8 °C
SpO2 : 97 % RA
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normosefali, massa/tumor (-), ptosis (-), pupil isokor diameter 2 mm/2 mm, reflex cahaya
langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+), reflex kornea (+/-)
Dada : Datar, simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada hematoma, suara napas vesikuler,
wheezing(-) ronkhi(-). Murmur(-) gallop(-), batas jantung (batas kiri linea midaxillaris sinistra ICS
VI, batas kanan linea parasternalis dextra ICS IV, batas atas linea parasternalis sinistra ICS II).
Abdomen : tampak datar, bising usus (+), timpani semua regio abdomen, hepar,massa, lien tidak teraba.
Ekstremitas : Akral hangat, atrofi ektremitas atas (-/-), atrofi ekstremitas bawah (-/-), edema ekstremitas atas
a. Meningeal Sign : Kaku kuduk (-) Laseque sign (-/-) Kernig (-/-) Brudzinski 1 (-) Brudzinski 2 (-/-)
b. Reflex fisiologis : Biceps (+2/+2), triceps (+2/+2), achilles (+2/+2), patella (+2/+2)
c. Reflex patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-),
Kekuatan 5 4 5 5
Atrofi - - - -
● Sensorik
Sensasi nyeri + + + +
Palpasi (akral hangat, nyeri tekan -/-, krepitasi -/-, edema -/-), sensibilitas: (+)
Inspeksi (tidak terdapat atrofi pada ekstremitas inferior dextra dan sinistra), dropfoot (-)
EKG
Interpretasi:
Irama : Sinus
HR : 91 x/mnt
Aksis : Normoaksis
Gel P : P mitral (-), P pulmonal (-)
PR : memanjang
QRS : , Q patologis (-), RVH (-), LVH (-)
ST : isoelektris
T : T tall (-), T inversi (-)
CT Scan
Interpretasi :
Kesimpulan:
Rontgen Thorax
Kesan:
Nekrosis aorta
Diagnosa
Diagnosis Banding : Stroke Iskemik tipe trombotik, Stroke Iskemik, tipe embolik,
Stroke hemoragik
Siriraj Score
Gejala dan Tanda Penilaian Indeks Skor
0: compos
0
mentis
Kesadaran 1: somnolen x 2.5
2:
semikoma/ko
ma Kesimpulan :
Muntah 0: tidak x2 0
1: ya
Nyeri Kepala (dalam 2
Skor SSS -3 = Infark
0: tidak
jam)
1: ya x2 0
Tekanan darah (diastol) 90 mmHg x 0.1 9
Ateroma: 0: tidak
o Diabetes Melitus 1: ya x (-3) 0
o Angina pektoris
o Klaudikasio intermiten
Konstanta -12 -12
Total skor SSS -3
Penatalaksanaan pasien di ruang
Seruni
Di ruang Seruni
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Flunarizin 1 x 10mg
Prognosis
● Ad vitam :dubia ad bonam
● Ad fungsionam : dubia
● Ad sanationam : dubia
Follow Up
Rabu, 2 Februari 2022
Subjective Kaku pada rahang kiri, pusing berputar
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 130/80 mmHg; HR: 83kali/menit; RR: 20 kali/menit; T:36,3oC; SpO2: 97% on 15lpm
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing (-), suara jantung
S1 S2 tunggal, murmur (-)
Status neurologis:
Objective ‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman (-/-),
Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Dulcolax 5 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6
Kamis, 3 Februari 2022
Subjective pusing berputar
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 140/90 mmHg; HR: 89kali/menit; RR: 22 kali/menit; T:36,4oC; SpO2: 97% RA
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing (-), suara
jantung S1 S2 tunggal, murmur (-)
Objective Status neurologis:
‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
Follow Up BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim (-/-), Hoffman
(-/-), Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : Cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 10mg
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Dulcolax 5 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6
Jumat, 4 Februari 2022
Subjective
Kesadaran: Kompos Mentis E4V5M6
TD: 140/100 mmHg; HR: 85kali/menit; RR: 22 kali/menit; T:36,7oC; SpO2:
98% on 15lpm
Pemeriksaan fisik:
Thorax: gerakan napas simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-) wheezing
(-), suara jantung S1 S2 tunggal, murmur (-)
Objective
Status neurologis:
‐ Rangsang meningeal (-)
‐ Nervus cranialis: refleks kornea kiri (-)
‐ Refleks fisiologis:
Follow Up BPR +2/+2, TPR +2/+2, KPR +2/+2, APR +2/+2
Motorik superior 5/4, motorik inferior 5/5,
Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Gonda (-/-), Oppenheim
(-/-), Hoffman (-/-), Tromner (-/-), Gordon (-/-), Schaeffer (-/-)
Diagnosis Klinis : Vertigo sentral, hemiparese sinistra
Assesment Diagnosis Topis : Cerebellum sinistra
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark tipe trombotik
- IVFD NS 0,9% 20 tpm
- Inj. Citicoline 2 x 500mg
- Inj. Omeprazole 1 x 40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x 1cc
Planning
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x 20mg
- PO. Flunarizine 2 x 10mg
- PO. Betahestin 2 x 6mg
Pembahasan
KASUS TEORI
Sebelum datang ke
IGD RS Ulin pasien • Pasien memiliki riwayat hipertensi dimana hal ini
berobat ke klinik 3 hari merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Hipertensi
SMRS (Kamis, 26 mempercepat terjadinya aterosklerosis, yaitu dengan
Januari 2022) karena cara menyebabkan perlukaan secara mekanis pada
keluhan pusing dan sel endotel di tempat yang mengalami tekanan tinggi.
setelah diperiksa
Jika proses tekanan berlangsung lama, dapat
didapatkan tekanan
darah 150/90 sehingga menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh
mendapatkan obat darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
darah tinggi berupa
• Lebih tua umur seseorang lebih mungkin terjadinya
captopril, tetapi menurut
pengakuan pasien stroke resiko semakin meningkat setelah usia 55
keluhan pusing tidak tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah
berkurang. usia 65 tahun ke atas.
Pembahasan
KASUS TEORI
Siriraj score pada Menurut siriraj score, pasien yang memiliki nilai
pasien adalah -3.
siriraj stroke score -3 berarti mengalami stroke non
CT scan menunjukkan
lesi hipodens di hemoragik.
cerebellum sinistra Hasil CT scan menunjukkan lesi hipodens di
cerebellum sinistra
- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pemberian citicoline bertujuan untuk melindungi sel-sel otak dan
- Inj. Citicoline 2 x mencegah kerusakan sel neuron lebih lanjut, berfungsi untuk
500mg memperbaiki sel otak, meningkatkan aliran darah ke otak dengan
- Inj. Omeprazole 1 x memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesis
40mg fosfatidikolin, menghambat terbentuknya radikal bebas dengan
- Inj. Difenhidramin 3 x menaikkan sintesis asikolin suatu transmitter (kognitif).
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI
- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien memperoleh obat omeprazole yang merupakan salah satu
- Inj. Citicoline 2 x obat golongan proton-pump inhibitor (PPI) yang berfungsi sebagai
500mg gastroprotektor. Pemberian gastroprotektor wajib dilakukan pada
- Inj. Omeprazole 1 x pasien rawat inap di ruang rawat intensif neurologi. Golongan PPI
40mg dapat menekan sekresi asam lambung karena memblok tahap
- Inj. Difenhidramin 3 x akhir sekresi asam lambung. Terhambatnya pembentukan
10mg prostaglandin juga dapat menimbulkan efek samping pada
- PO. Aspilet 2 x 80mg saluran pencernaan, khususnya pada lambung. Saat
- PO. Atrovastatin 1 x prostaglandin dihambat, sekresi mukosa yang berfungsi sebagai
20mg proteksi lambung terhadap asam lambung dan enzim akan
- PO. Flunarizin 1 x menurun. Efek samping dari kejadian tersebut adalah dispepsia,
10mg perdarahan, tukak lambung atau tukak peptik, dan perdarahan
yang terus-menerus akan mengakibatkan anemia yang dapat
mengancam nyawa pasien. Oleh karena itu, perlu adanya
penanganan khusus terhadap efek samping pada lambung
tersebut
Pembahasan
KASUS TEORI
- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien juga memperoleh obat aspilets yang merupakan obat
- Inj. Citicoline 2 x yang memiliki kandungan berupa acetylsalicylic acid. Obat ini
500mg diindikasikan untuk mencegah dan menangani angina
- Inj. Omeprazole 1 x pektoris dan infark miokard (serangan jantung).
40mg Obat ini bekerja dengan cara menghambat agregasi trombosit
- Inj. Difenhidramin 3 x selama 7-10 hari, serta menghambat kerja prostaglandin.
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI
- IVFD NS 0,9% 20 tpm Atorvastatin menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh dengan
- Inj. Citicoline 2 x cara menghambat enzim yang bertugas memproduksi kolesterol
500mg di hati. Dengan demikian, jumlah kolesterol jahat dalam darah
- Inj. Omeprazole 1 x akan turun.
40mg
- Inj. Difenhidramin 3 x
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Pembahasan
KASUS TEORI
- IVFD NS 0,9% 20 tpm Pasien juga mendapatkan Flunarizin, obat ini bekerja dengan cara
- Inj. Citicoline 2 x menghambat masuknya kalsium ke dalam sel dan menghambat
500mg aktivitas histamin. Cara kerja ini dinilai efektif untuk mencegah
- Inj. Omeprazole 1 x terjadinya migrain dan vertigo. Perlu diketahui bahwa obat ini tidak
40mg efektif untuk meredakan nyeri saat serangan migrain sedang terjadi.
- Inj. Difenhidramin 3 x
10mg
- PO. Aspilet 2 x 80mg
- PO. Atrovastatin 1 x
20mg
- PO. Flunarizin 1 x
10mg
Penutup
Telah dilaporkan sebuah kasus Ny. A berusia 59 tahun yang dirawat di ruang Seruni RSUD
Ulin Banjarmasin pada tanggal 28 Januari 2022 - sekarang dengan diagnosis klinis vertigo sentral,
hemiparese sinistra, parese N V, diagnosis topis lesi hipodens cerebellum sinistra, diagnosis
penunjang. Selama menjalani perawatan, pasien mendapatkan terapi berupa infus NS 0,9%,