Pembimbing:
dr. Herpan Syafii Harahap, M. Biomed, Sp.S
Identitas Pasien
Nama : Ny FH
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Suku : Sasak
Alamat : Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota
Mataram
093433
Nomor RM :
Tanggal masuk 18 Agustus 2020
Tanggal keluar -
Tanggal periksa : 25 Agustus 2020
Anamnesis
Keluhan Utama Lemas tubuh sebelah kanan
Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke IGD RSUD Provinsi NTB dengan keluhan lemas pada tubuh sebelah
kanan secara tiba-tiba pada saat pasien sedang istirahat, yang menyebabkan pasien tidak
bias berjalan sehingga harus menggunakan kursi roda. Keluhan tersebut disertai dengan
nyeri kepala hilang timbul, demam, dan penglihatan kabur. Selain itu, pasien mengeluhkan
sering merasa mual terutama setelah makan, nyeri ulu hati, batuk berdahak, dan sesak
nafas sejak ± 2 minggu yang lalu. Setelah di rawat di RS selama 2 hari pasien mengeluh
sulit untuk mengungkapkan keinginanya, seperti contohnya berbicara untuk meminta makan.
Satu minggu yang lalu pasien pernah jatuh dari kamar mandi namun, tidak ada keluhan yang
muncul setelah jatuh dari kamar mandi.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien memiliki riwayat tumor tiroid ±6 bulan yll, dan riwayat biopsi ±4 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak terdapat keluhan serupa yang dialami oleh anggota keluarga lainnya. Riwayat penyakit
lain seperti Diabetes Militus, Asma, Penyakit Jantung disangkal.
Pasien sebelumnya kontrol ke poli onkologi namun hanya beberapa kali mengkonsumsi
Riwayat Pengobatan
obat yang diberikan oleh dokter dan hanya mengkonsumsi obat herbal.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum Sedang
PowerPoint
Kesadaran (GCS) E4V5M6
Presentation
96x/menit
22x/menit
36,9°C
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Kepala
• Bentuk dan ukuran normocephali
• Penonjolan/jejas (-)
• Anemis (-/-)
(-/-)
• Ikterus
(-)
• Sianosis
Leher • Inspeksi
Terdapat benjolan di leher sisi kanan dan sisi kiri, warna benjolan sama dengan warna
kulit, terdapat scar pada leher sisi kiri (post biopsi)
• Palpasi
Teraba benjolan di leher sisi kanan dan kiri, multiple, keras, berbatas tidak tegas, immobile,
dengan ukuran terbesar ± 2 cm x 1 cm.
• Auskultasi
Bruit (-)
Thorax (Paru) • Inspeksi
-Bentuk dan ukuran dada normal simetris, barrel chest (-).
-Pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi
-Vokal fremitus melemah pada lapang paru sinistra
Status Lokalis
Thorax (Paru)
1. GCS : E4V5M6
2. Fungsi Luhur
Reaksi emosi: Normal Tanda Rangsang Meningeal :
Intelegensia : Terganggu
Kaku kuduk : (-)
Fungsi bahasa: Normal
Fungsi psikomotor: Tde Kernig sign : (-/-)
Fungsi psikosensorik: Agnosia jari
Brudzinski I/Neck sign : (-)
Brudzinski II/Contralateral leg sign : (-/-)
Brudzinski II/Reciprocal contralateral leg sign : (-/-)
Brudzinski III/Cheek sign : (-)
Brudzinski IV/Symphysis sign : (-)
Status Neurologis
Nervus kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)
Subjektif
Tde Tde
Objektif (dg bahan)
Tde Tde
N II (Optikus)
Tajam penglihatan >2/60 >2/60
Lapangan pandang Menyempit Normal
Funduskopi Tde Tde
N III (Okulomotorius),IV (Trochlearis), dan VI(Abducens)
Celah kelopak mata
Ptosis - -
Exophthalmus - -
Posisi bola mata Ditengah/Orthotropia
Pupil 3mm/3mm, isokor
Bentuk Bulat
Refleks cahaya langsung + +
Kekuatan 5 5 5 5
• Tumor otak dapat dibedakan menjadi tumor primer dan tumor sekunder (metastasis).
• Mayoritas tumor otak pada orang dewasa adalah tumor sekunder atau metastasis.
• Pada umumnya tumor primernya berasal dari kanker paru (50%), payudara (15-25%),
melanoma (5-20%), kanker tiroid ( 0,15%-1,3%), kolorektal dan ginjal.
• Pasien dapat didiagnosis tumor otak, berdasarkan gambaran klinis yang ditemukan yaitu
cephalgia adanya traksi dan pergeseran struktur peka-nyeri dalam rongga intracranial
• lapang pandang OD menyempit hal ini dapat disebabkan adanya suatu gangguan pada lobus
oksipital yang merupakan pusat penerima dan menganalisa penglihatan, serta mengenali
penglihatan dan warna
Pembahasan
• Grafanestesia lokasi tumor terdapat pada korteks sensorik lobus parietalis, dimana lobus parietalis
merupakan pusat pemrosesan sensori somato-sensori yang meliputi nyeri, suhu, taktil, dan penilaian objek
dalam orientasi ruang
• Pasien mengalami sindrom gerstmann gangguan neurologis yang terdiri dari agnosia jari, disorientasi
kanan-kiri, agrafia, dan akalkulia. Menurut Josef Gerstman tidak semua pasien yang diobservasi dengan
sindrom gerstmann memperlihatkan keempat tanda tersebut, sebagian pasien juga menunjukkan manifestasi
klinis lain, hal ini tergantung dari ukuran lesi. Sindrom gerstmann dapat terjadi akibat stroke atau trauma
kepala yang mengakibatkan kerusakan pada lobus parietal, trutama lesi tunggal di area girus angularis dan
supramarginalis dekat perbatasan lobus temporal dan parietal. Sehngga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
gejala yang ditemukan pada pasien tersebut lokasi tumor berada pada lobus oksipital dan parietal sinistra.
Pembahasan
• Pasien tersebut memiliki riwayat kanker tiroid yang memungkinkan sebagai lokasi primer yang menyebabkan
metastasis ke otak dan menyebabkan tumor otak metastasis. Untuk mengkonfirmasi diagnsosis tersebut
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa ct scan kepala dengan kontras dan ditemukan sugestif gambaran
metastasis cerebri.
• Pasien diberikan terapi kortikosteroid yaitu dexamethasone dengan tujuan untuk mengurangi efek edema s
akibat metastasis otak. Terkait dengan efek samping kortikosteroid yaitu perdarahan saluran cerna maka
diberikan ranitidine sebagai profilaksis gastrointestinal. Furamin digunakan sebagai neuroprotektor.
TERIMA KASIH